공유

Bab 449

작가: Emilia Sebastian
“Ucapanmu benar-benar nggak masuk akal!” Abista menatap Ranjana dengan tidak percaya.

“Apanya yang memperlakukanmu layaknya orang normal? Siapa di antara kami yang nggak memperlakukanmu layaknya orang normal?”

“Lagian, kalau Syakia memang merasa risih padamu, mana mungkin dia menjagamu selama itu? Meski dia nggak berjasa, dia juga sudah banyak berkorban! Tapi, semua itu tetap nggak bisa menukar sedikit pun perasaan darimu?”

“Sudah kubilang, aku nggak membencinya. Tapi, cuma sebatas itu. Itu juga karena aku menghargai usahanya merawatku selama ini,” ujar Ranjana dengan acuh tak acuh. Nadanya terdengar bagaikan sedang memberi belas kasihan.

Abista tidak dapat mendengarnya lagi. “Kamu benar-benar ... benar-benar nggak tertolong lagi!”

Berhubung sangat marah, Abista langsung mengibaskan lengan pakaiannya dan langsung pergi.

“Kak, obatmu ...,” seru Ranjana.

Sayangnya, Abista sudah berjalan keluar dengan cepat dan meninggalkan area tempat tinggal Ranjana tanpa menoleh lagi.

Ranjana memegang
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 450

    “Emm, selain para petani, pekerjakan juga beberapa pengawal di setiap tempat. Setelahnya, kalau masih ada yang berani datang untuk menghancurkan ladang obat seperti sebelumnya, nggak peduli siapa pun itu, langsung tangkap mereka dan kirim mereka ke pengadilan.”“Baik. Nona tenang saja. Aku sudah pilih kelompok orang pertama. Mereka semua akan segera ditugaskan.”Efisiensi kerja Yanto sangat baik.Setelah mendengar semua laporan dari Yanto, Syakia berpura-pura masuk ke dapurnya, lalu menjinjing keluar sebuah ember.“Ember ini berisi cairan obat yang kuracik. Setelah diencerkan, siramlah ke semua ladang obat. Obat ini bisa meningkatkan peluang hidup dan khasiat obat herbal.”Setengah dari isi ember kayu itu adalah air spiritual dari sungai dalam ruang giok. Demi menyembunyikan jejaknya, Syakia sengaja meracik cairan obat yang dapat menjaga kesegaran tanaman. Setelah mencampurkannya dengan air spiritual, warnanya pun berubah menjadi hijau tua dan sama sekali tidak terlihat mencurigakan.“

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 449

    “Ucapanmu benar-benar nggak masuk akal!” Abista menatap Ranjana dengan tidak percaya. “Apanya yang memperlakukanmu layaknya orang normal? Siapa di antara kami yang nggak memperlakukanmu layaknya orang normal?”“Lagian, kalau Syakia memang merasa risih padamu, mana mungkin dia menjagamu selama itu? Meski dia nggak berjasa, dia juga sudah banyak berkorban! Tapi, semua itu tetap nggak bisa menukar sedikit pun perasaan darimu?”“Sudah kubilang, aku nggak membencinya. Tapi, cuma sebatas itu. Itu juga karena aku menghargai usahanya merawatku selama ini,” ujar Ranjana dengan acuh tak acuh. Nadanya terdengar bagaikan sedang memberi belas kasihan.Abista tidak dapat mendengarnya lagi. “Kamu benar-benar ... benar-benar nggak tertolong lagi!”Berhubung sangat marah, Abista langsung mengibaskan lengan pakaiannya dan langsung pergi.“Kak, obatmu ...,” seru Ranjana.Sayangnya, Abista sudah berjalan keluar dengan cepat dan meninggalkan area tempat tinggal Ranjana tanpa menoleh lagi.Ranjana memegang

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 448

    Ranjana menjawab dengan acuh tak acuh, “Aku cuma nggak taruh perasaan apa pun padanya. Memangnya ada peraturan di keluarga ini yang mengharuskan bahwa sesama saudara harus punya perasaan yang mendalam?”Tentu saja tidak ada peraturan seperti itu. Namun, sikap Ranjana terhadap Syakia dulu tidak begini. Abista yang merasa ada kesalahpahaman di antara mereka pun hendak mengorek masalahnya.Abista lanjut bertanya, “Apa ada yang dilakukan Syakia? Atau ada rumor apa yang kamu dengar?”Ranjana yang merasa agak kesal menghentikan gerakan tangannya lagi.“Baiklah, berhubung Kakak bersikeras mau tahu, aku akan memberitahumu. Tapi, aku cuma akan mengatakannya sekali. Kelak, jangan pernah ungkit hal ini lagi di depanku.”“Oke, katakanlah,” jawab Abista sambil mengangguk.Ranjana berujar dengan tenang, “Dulu, sikapku terhadap Syakia memang nggak begini. Gimanapun, waktu itu, aku sering sakit dan dia yang selalu menjagaku. Secara logika, hubungan di antara kami seharusnya lumayan bagus. Sayangnya, a

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 447

    Ranjana mendongak dan meliriknya sejenak sebelum menjawab, “Iya, Ayu memberikannya padaku 2 hari lalu.”Kemudian, Ranjana menyadari sesuatu dan bertanya sambil menatap Abista, “Ayu juga memberikannya pada Kakak?”Abista mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Setelah menyadari sikap dingin Abista terhadap Ayu, Ranjana pun bertanya, “Kak, Ayu memang sudah melakukan kesalahan. Tapi, dia sudah menyadari kesalahannya.”Abista memandang pot bunga itu sambil menjawab dengan acuh tak acuh, “Mungkin saja.”“Bukan mungkin, tapi benar.”Ranjana menghentikan gerakannya dan lanjut berkata, “Kak, Ayu pada dasarnya sangat polos. Apalagi, dia juga tumbuh besar di luar. Wajar saja dia berbuat salah. Bukankah yang penting dia menyesal dan mengoreksi diri? Buat apa Kakak permasalahkan hal itu dengannya?”“Polos?” Setelah mendengar ucapan itu, Abista menoleh dan bertemu pandang dengan Ranjana. “Ranjana, kamu benar-benar merasa Ayu polos?” tanya Abista sambil menatap mata Ranjana lekat-lekat.Ranja

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 446

    Setelah melihat pemikiran Ayu akhirnya terbuka juga, Damar baru mengangguk pelan. “Emm. Lakukanlah sesuai perintahku. Untuk sementara, jangan cari masalah dengan Syakia lagi. Ketika waktunya sudah tepat, apa kamu masih perlu takut nggak bisa balaskan dendammu?”“Emm! Ayah, terima kasih atas bimbinganmu!”“Ranjana, bantulah adikmu dengan baik. Kuserahkan hal ini pada kalian. Ini kesempatan terakhir kalian. Kalau kalian membuat masalah lagi, jangan salahkan aku bertindak kejam.”“Baik, Ayah!”...Setelah meninggalkan tempat tinggal Ayu, Ranjana berjalan kembali ke tempat tinggalnya sambil berpikir. Tepat pada saat ini ....“Duk!”“Hk!”“Sakit sekali!”Ranjana menabrak seseorang, lalu tubuhnya yang lemah langsung jatuh ke belakang. Untungnya, jatuhnya ini tidak serius. Begitu mendongak, dia melihat orang yang ditabraknya ternyata adalah Abista.“Kak Abista? Kamu nggak apa-apa, ‘kan? Tadi, aku lagi mikirin sesuatu, jadinya nggak perhatikan jalan.”Ranjana bangkit dari lantai, lalu mengulur

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 445

    “Mana mungkin!” Ranjana masih tidak percaya.Damar langsung berkata dengan kesal, “Kalau nggak percaya, pergi sendiri ke Paviliun Awana. Sekarang, ladang-ladang obat itu sudah ditanam lagi dengan berbagai macam obat herbal.”Ekspresi Ranjana langsung menjadi sangat suram. Dia awalnya mengira dirinya sudah berhasil membalikkan sedikit situasinya dalam perihal ladang obat. Tak disangka, dia masih tetap kalah. Apa Syakia juga memiliki kitab racun Raja Racun Tabib Hantu?Ekspresi Ayu juga sama jeleknya dan mengumpat dalam hati, ‘Kenapa si penyakitan ini tetap begitu nggak berguna?’Sebelumnya, demi membuat Ayu gembira, Kahar sudah menceritakan apa yang dikatakan Ranjana padanya kepada Ayu. Namun, apa gunanya Ranjana begitu percaya diri dan mengatakan bahwa selain Raja Racun Tabib Hantu sendiri yang menawarkan racun itu, tidak akan ada orang yang bisa menyelamatkan ladang obat Syakia? Bukankah Syakia berhasil menyelesaikan masalah ini dengan mudah? Apa mungkin benar-benar ada Raja Racun Ta

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 444

    Selain itu, Syakia juga membeli beberapa ladang.Setelah membacanya, Ranjana menatap Damar dengan bingung. “Ayah, buat apa Syakia beli begitu banyak benih dan bibit obat herbal? Bukankah dia sudah menanami seluruh lahan di Paviliun Awana dengan obat herbal? Kenapa dia masih lanjut menanam?”Damar mencibir, “Kalian masih belum mengerti? Otak kalian memang nggak seencer otak Syakia. Pantas saja kalian selalu kalah darinya.”Kemudian, Damar lanjut menjelaskan dengan acuh tak acuh, “Dengan status dan reputasi Syakia sekarang, posisinya sebagai putri suci mungkin bisa dipertahankan dan berkembang pesat dengan mengandalkan sedikit keberuntungan dan kebetulan.”“Namun, itu nggak akan bisa bertahan lama. Bagaimanapun, dia bukan benar-benar punya kemampuan luar biasa. Jadi, dia harus cari cara untuk pertahankan reputasinya sebagai putri suci.”“Dinilai dari beberapa tindakannya sebelumnya, Syakia jelas memilih jalur pengobatan dan ingin dikenal sebagai putri suci yang menyelamatkan dunia dengan

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 443

    Dalam sekejap, Ranjana langsung berkeringat dingin. Namun, dia juga merasa lega. Setidaknya, Ayu tidak kenapa-napa.Ranjana menoleh ke arah Damar, lalu memaksakan seulas senyum dan berkata, “Ayah, maaf. Tadi, aku mencium bau darah dan langsung panik, makanya aku salah bicara.”“Kamu bukan salah bicara, melainkan mengucapkan kata dari hati,” dengus Damar.Jangan kira Damar tidak tahu bahwa di antara keempat putranya, putranya yang sakit-sakitan ini adalah orang yang paling tidak berperasaan. Ranjana tidak menaruh banyak perasaan pada saudara-saudaranya, bahkan ayahnya sendiri. Hanya saja, setelah Damar membawa pulang putri bungsunya itu, Ranjana malah sangat perhatian padanya.Namun, Damar juga tidak peduli. Baginya, putranya yang lemah itu sama sekali tidak berguna. Di matanya, hanya ada satu orang yang layak menjadi penerusnya. Dia sudah cukup puas apabila ketiga putranya yang lain bisa menjaga sikap mereka.Damar berjalan melewati Ranjana, lalu duduk di kursi. Kemudian, dia menyuruh

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 442

    Berhubung masalah ini sudah melibatkan Ayu, Damar yang awalnya tidak berencana untuk peduli akhirnya membawa sejumlah uang ke kantor pemerintahan gubernur. Siapa sangka, setelah tiba di sana dan hasil perhitungannya keluar, total harga barang curian Wandi mencapai lebih dari 10 ribu tael.“Apa saja sebenarnya barang yang dicuri bajingan itu? Kenapa hasil perhitungannya begitu banyak?”Sigra melirik Damar dengan ekspresi campur aduk. Tatapan itu langsung membuat hati Damar diliputi firasat buruk.Sesuai dugaan, Sigra menjawab, “Orang ini namanya Wandi Wijaya. Sebelumnya, putri bungsumu mengaturnya untuk jadi pengelola Menara Phoenix. Belakangan ini, pemilik Menara Phoenix sudah berubah. Pemilik baru menemukan bahwa orang ini punya karakter buruk, juga bertangan panjang. Makanya, dia langsung dipecat.”“Siapa sangka, Wandi memanfaatkan ketidakhadiran pemiliknya dan bersikeras tinggal di Menara Phoenix dengan mengandalkan statusnya sebagai kerabat jauh keluarga kalian. Dia bahkan mencuri

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status