Setelah tahu Kama menerobos ke Kuil Bulani dan melukai Syakia, suasana hati Ayu sangat bagus dalam beberapa hari terakhir. Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa Kaisar akan menjatuhkan hukuman pukulan sebanyak 80 kali kepada Kama, juga mengurung Kama di penjara sampai Keluarga Angkola berhasil mendapat pengampunan dari Syakia.Setelah mengetahui kabar ini, Ayu sontak merasa marah. “Atas dasar apa?”Apa Kaisar sudah gila? Kenapa dia rela menyinggung Adipati Pelindung Kerajaan demi seorang biksuni? Ayu merasa hal ini benar-benar tidak masuk akal. Atas dasar apa Syakia mendapat perlindungan Kaisar?Sekarang, Syakia sudah bukan lagi putri Adipati Pelindung Kerajaan, melainkan seorang biksuni biasa. Apa yang dimilikinya hingga bisa menarik perhatian seorang penguasa?Ayu sama sekali tidak mengerti keadaan di istana dan mengira hanya Kaisar seorang yang membela Syakia. Dia tidak tahu bahwa Syakia juga mendapat dukungan dari seseorang yang dapat memengaruhi setengah menteri kerajaan.Setelah
“Apa yang dilakukannya di sana?”Pada saat ini, Abista masih belum menyadari keseriusan masalahnya.Ayu berpura-pura merasa ragu sejenak, lalu berlagak seperti ingin membantu Syakia menutupi masalahnya. Dia menjawab dengan berlinang air mata, “Dia lagi ketemu sama ... seorang pria di sana.”“Brak!” Damar tiba-tiba menggebrak meja.Abista membelalak dengan tidak percaya. “Ayu, kamu tahu apa yang lagi kamu katakan?”Syakia bertemu dengan seorang pria? Mana mungkin! Syakia tidak mungkin memiliki nyali seperti itu!Ayu pun menangis sambil menjawab, “Aku tahu Ayah dan Kakak sulit untuk percaya. Aku juga nggak berharap ini adalah kenyataan. Tapi, aku memang melihatnya sendiri.”“Setelah ketahuan Kak Syakia, aku awalnya mau nasihati dia untuk nggak berbuat begitu. Tapi, dia malah menekanku ke sungai dan mengancamku untuk nggak boleh kasih tahu siapa pun. Kalau nggak ... dia akan menenggelamkan aku.”Seusai mendengar ucapan Ayu, Damar dan Abista tidak dapat berkata-kata untuk sesaat. Ekspresi
“Apa? Dia sudah pergi?”Damar dan Abista lagi-lagi tidak dapat bertemu dengan Syakia. Mereka mengira telah mengetahui jelas apa yang terjadi dan segera pergi ke istana untuk mencari Syakia. Tak disangka, Syakia telah kembali ke Kuil Bulani.Seorang kasim menjawab sambil tersenyum, “Benar, Putri Suci mengkhawatirkan upacara doa yang akan segera berlangsung. Begitu sadar, dia langsung minta pulang ke Kuil Bulani untuk mempersiapkan semuanya.”Damar terlihat agak marah. Dia awalnya ingin menanyakan semuanya dengan jelas. Namun, Syakia malah langsung kembali ke Kuil Bulani. Dia bahkan dilarang masuk ke sana, mana mungkin dia bisa bertemu Syakia? Damar merasa curiga apa ini semua rencana Adika? Namun, Damar tidak tahu bahwa ini bukanlah rencana Adika. Syakia sendiri yang menebak bahwa Damar pasti akan datang mencarinya secara pribadi. Jadi, begitu penglihatannya pulih, dia segera kembali ke Kuil Bulani bersama Shanti.Syakia melakukan hal ini juga bukan karena takut pada Damar, melainkan h
Begitu mendengar suara Tujuh, Syakia sontak terkejut. Tujuh berperawakan tinggi dan langsing. Ditambah dengan seluruh tubuhnya tertutup sehingga tidak menunjukkan ciri-ciri khas apa pun, Syakia sama sekali tidak dapat membedakan apakah dia itu pria atau wanita.Namun, begitu mendengar suara Tujuh, Syakia langsung tahu bahwa Tujuh adalah seorang wanita.“Pangeran, ada apa ini sebenarnya?”Syakia dulunya juga merupakan putri keluarga bangsawan. Dia tentu saja tahu bahwa beberapa keluarga bangsawan, termasuk keluarga kerajaan memiliki beberapa pengawal rahasia. Damar juga memiliki pengawal rahasia. Ketika masih kecil, Syakia pernah bertemu dengan orang seperti ini. Tujuh memberikan kesan yang sama seperti pengawal rahasia di sisi ayahnya.“Ini pengawal rahasia yang diberikan Yang Mulia Kaisar. Mereka itu pengawal rahasia khusus keluarga kerajaan. Tapi, kamu itu satu-satunya Putri Suci kerajaan, juga akan segera mendoakan kerjaan ini. Setelah aku berdiskusi dengan Yang Mulia Kaisar, Yang
“Ini hadiah untuk Pangeran, yang satunya lagi untuk Yang Mulia Kaisar. Pangeran tolong bantu aku berikan kepada Yang Mulia Kaisar, ya.”Adika menerima 2 kotak kayu itu, tetapi tidak langsung membukanya di depan Syakia. Dia hanya mengangguk dan menjawab, “Baik.”Setelah Adika pergi, Syakia lanjut menulis sutra. Namun, tidak lama setelahnya, ada lagi orang yang datang mencarinya. Orang itu adalah Shanti.“Sahana.” Melihat Syakia yang sedang menulis sutra dengan serius di dalam kamar, ekspresi Shanti yang biasanya sangat serius pun melembut sedikit.“Guru?” Syakia meletakkan kembali kuasnya.“Aku dengar, Pangeran Adika memberimu seorang pengawal rahasia?”“Iya. Aku sudah menerimanya. Namanya Hala. Apa Guru mau menemuinya?”Adika tentu saja sudah meminta persetujuan Shanti sebelum mengirim seseorang datang ke Kuil Bulani. Jadi, Syakia tidak merasa terkejut ketika Shanti menanyakan tentang hal ini.“Nggak usah. Yang penting kamu sudah bertemu dengannya.” Shanti melambaikan tangannya sambil
Perubahan mendadak ini membuat Syakia tercengang. Dia bertanya dengan kurang percaya, “Guru, ka ... kamu itu Raja Racun? Kamu juga yang disebut Raja Racun Tabib Hantu?”Shanti menjawab dengan alis sedikit terangkat, “Seorang biksuni nggak akan membual.”Di Dinasti Minggana, terdapat 2 tabib ajaib yang sangat terkenal. Menurut rumor, yang satu dapat membangkitkan orang mati dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dia tidak lain adalah tabib suci bernama Deska. Orang yang satu lagi adalah Raja Racun Tabib Hantu yang menguasai ilmu pengobatan dan racun. Bahkan Syakia yang hidup terisolasi juga pernah mendengar tentang reputasi kedua tabib itu. Di antara kedua orang itu, yang paling misterius adalah Raja Racun Tabib Hantu. Menurut rumor, tidak ada orang yang mengetahui identitas aslinya sampai sekarang.Namun, Syakia sudah mengetahuinya sekarang. Siapa sangka Raja Racun Tabib Hantu yang begitu misterius sebenarnya adalah seorang kepala biksuni di sebuah kuil kecil yang terlihat biasa-bi
Orang-orang itu memiliki pemikiran yang sama. Pantas saja Kaisar memilih Syakia sebagai Putri Suci. Sebelumnya, mereka tidak menyadari hal ini. Setelah mengamati Syakia dengan saksama hari ini, mereka merasa Syakia benar-benar memiliki wajah yang memang terlahir untuk menjadi Putri Suci.Selama Syakia lanjut menjalankan tugasnya dengan baik dan mendoakan kerajaan ini, para rakyat bisa menerimanya menjadi Putri Suci. Sementara itu, Syakia masih belum tahu bahwa dirinya telah berhasil meyakinkan semua orang yang hadir dengan mengandalkan wajahnya sehingga posisinya sebagai Putri Suci sudah kokoh.“Paman, coba lihat. Putri Suci yang kupilih lumayan, ‘kan?”Kaisar tentu saja tidak melewatkan ekspresi takjub para menteri dan rakyat. Dia juga merasa makin puas pada Syakia. Bagaimanapun juga, dia hanya memberi Syakia sebuah kesempatan. Bisa atau tidak Syakia memanfaatkan kesempatan ini tergantung pada Syakia sendiri. Kenyataan sudah membuktikan bahwa Syakia tidak mengecewakannya.“Selera Yang
“Gadis yang diam-diam mendekat kemari?” Syakia tertegun sejenak, lalu bertanya, “Apa ada orang lain yang ikut bersamanya?”“Nggak, cuma dia sendiri.”Syakia mengangguk. “Oke. Kamu sembunyi saja dulu. Jangan sampai ketahuan orang lain.”“Baik.” Hala segera menghilang.Syakia lanjut mengemas pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan keluar seolah-olah tidak mengetahui apa pun. Tepat ketika dia hendak melangkah keluar dari pintu, ada sebuah tangan yang tiba-tiba muncul di hadapannya dan hendak menamparnya.Untungnya, Syakia sudah mempersiapkan diri. Dia segera menghindar, lalu balik menampar wajah orang itu.Ayu yang rencananya gagal berseru marah sambil menutupi wajahnya, “Syakia, kamu berani memukulku!”“Apa yang perlu ditakutkan? Lagian, memangnya apa yang bisa kamu lakukan?” Syakia mengejek, “Sepertinya kamu sudah pikun. Apa aku perlu mengingatkanmu lagi? Aku bukan cuma pernah menamparmu.”“Kamu!” Ayu sontak merasa marah karena malu dan hendak menampar Syakia lagi.Namun, Syakia bereaksi
Setelah mendengar tidak perlu membuat surat perjanjian, Eira merasa agak sedih. Jika dia bisa membuat surat perjanjian menjual diri kepada Syakia, dia akan benar-benar menjadi orang milik Syakia. Kelak, ke mana pun Syakia pergi, dia juga boleh mengikutinya secara terang-terangan.Sayangnya, Syakia tidak membuat surat perjanjian. Eira mau tak mau menekan perasaan kecewanya. Namun, meskipun tidak ada surat perjanjian menjual diri, dia juga akan bekerja dengan baik. Suatu hari nanti, dia pasti bisa menjadi orang milik Syakia.Setelah berpikir begitu, Eira pun menyemangati diri, lalu mulai mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakannya di kamar Syakia. Dia adalah satu-satunya dayang Syakia. Dia yang harus bertanggung jawab atas semua pekerjaan di sekitar Syakia.Seusai beres-beres, Syakia pun turun dengan diekori seseorang.Pada saat ini, Adika sedang duduk di aula penginapan. Di meja di hadapannya, terdapat setumpuk laporan keuangan, sedangkan di depan pintu aula, berlutut sekelompok
Setelah kembali ke penginapan, Adika langsung mendorong Syakia masuk ke kamar. “Cepat tidur sekarang juga. Kamu baru saja sembuh. Mau sakit lagi?”“Iya, iya. Aku tidur sekarang juga.”Saat ini, Syakia tidak berani membantah ucapan Adika. Apalagi, masalah malam ini memang sudah menghabiskan banyak waktu. Baru saja kembali ke kamar, dia sudah mulai mengantuk.“Jadi, dua orang itu ....”“Kamu nggak usah peduli. Aku yang akan tangani semuanya.”Adika merapikan rambut Syakia, lalu segera menarik kembali tangannya. “Sudah, cepat tidur. Besok, kita istirahat sehari lagi di Kalika. Lusa, kita baru berangkat kembali ke ibu kota.”Rencana awal mereka adalah beristirahat dengan baik malam ini, lalu melanjutkan perjalanan besok. Namun, masalah malam ini sudah berlanjut hingga begitu larut. Syakia tentu saja tidak akan mendapatkan istirahat yang cukup. Jadi, Adika langsung memutuskan untuk mengundur perjalanan mereka sehari. Sementara itu, Syakia yang dapat beristirahat lebih lama tentu saja tidak
“Hehe. Wanita secantik ini baru layak untukku.” Bayu merapikan rambutnya, seolah-olah dirinya sangat tampan. Kemudian, Bayu berkata pada Syakia dengan tampang sombong. “Cantik, kamu menyempatkan diri untuk datang menolong wanita jalang ini di tengah malam, kalian pasti teman, ‘kan? Berhubung begitu, aku akan kasih kamu sebuah kesempatan. Selama kamu gantikan dia untuk melayaniku, aku akan melepaskannya. Gimana?”Syakia tidak menyahut atau bahkan melirik Bayu. Dia hanya mengulurkan tangan untuk memapah Laras supaya Hala dapat bertindak dengan leluasa.Melihat dirinya diabaikan, Bayu sontak merasa marah karena malu. “Kalian berani nggak menghormatiku? Bagus! Bagus! Kalau begitu, jangan salahkan aku bertindak kejam pada wanita!”“Dasar bajingan-bajingan bodoh! Kenapa kalian masih berlutut! Memangnya kalian mau kepala kalian kupenggal?” seru Bayu dengan marah. Kemudian, dia menendang seorang pengawal yang paling dekat dengannya dan memaki, “Kalau kalian nggak tangkap wanita cantik ini unt
Seiring dengan seruan orang itu, orang lainnya juga segera tersadar. Dalam sejenak, semua orang pun berlutut di hadapan Syakia. Di seluruh jalan, menggema suara semua orang yang menyapa, “Hormat, Putri Suci.”Syakia pun tertegun.“Gadis ini sudah terluka parah. Aku nggak tega melihat keadaannya dan hendak membawanya kembali ke penginapan supaya bisa mengobatinya. Kalau majikan kalian mau tangkap dia, suruh saja dia ke penginapan untuk bertemu denganku.”“Baik!”Sekelompok pengawal itu sangat bersemangat. Mereka tidak berani banyak bertanya dan segera mengiakan permintaan Syakia. Jangankan mencegah, ketika Syakia berbalik, para pengawal buru-buru membuka jalan untuknya.Melihat reaksi mereka, Syakia pun menyuruh Hala untuk memapah Laras dan hendak langsung pergi. Tepat pada saat ini, Bayu juga telah tiba.“Berhenti! Dasar pecundang! Buat apa kalian berlutut! Cepat tangkap orangnya!”Bayu menggerakkan tubuhnya yang gemuk dan berlari mendekat dengan terengah-engah. Dia juga langsung memak
Laras tahu bahwa Syakia sedang marah. Mungkin saja karena ucapannya tadi, mungkin juga karena Syakia teringat masa lalu. Laras pun tidak lagi berbicara. Dia menatap Syakia mengoleskan obat dan membungkus lukanya dalam diam.“Di mana dayangmu itu? Kenapa dia nggak kelihatan?” tanya Syakia setelah mengobati Laras, seolah-olah baru mengingat hal ini.Laras terdiam sejenak, lalu menjawab dengan jujur, “Dia sudah mati.”“Mati?” Syakia merasa sangat terkejut.“Di hari aku dibawa ke kediaman Keluarga Pianda, Bayu hendak langsung melecehkanku. Aku nggak menurut dan dia pun memukulku. Dayangku dipukul sampai mati demi melindungiku.”Saat berbicara, ekspresi Laras terlihat sangat tenang. Dia seolah-olah sama sekali tidak peduli pada kematian dayang itu.Syakia melirik Laras dan tidak berbicara lagi.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dari luar. Langkah kaki itu terdengar makin dekat dengan gang ini dan para pengawal itu juga berjalan masuk.Syakia sontak terkejut dan menoleh untuk me
“Cepat tangkap mereka! Meski harus cari ke seluruh Kalika, mereka harus tertangkap!”Dalam semalam, seluruh Kalika dilanda kekacauan. Semua orang mengatakan bahwa selirnya Bayu Pianda, putra keluarga terkaya di Kalika itu telah melarikan diri padahal baru tiba beberapa hari. Jadi, semua orang dapat melihat pengawal Keluarga Pianda yang tidak berhenti mencari orang pada tengah malam.Meskipun sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk berlari secepatnya, mereka tetap tidak dapat berlari cepat. Melihat ada makin banyak orang yang mengejar dari belakang, Syakia pun menarik Laras dan berbelok ke sebuah gang kecil untuk bersembunyi.“Gimana? Sudah kelihatan orangnya?”“Di depan nggak ada, di belakang juga nggak ada.”“Geledah semua tempat! Tuan Bayu sudah kasih perintah orangnya harus tertangkap. Kalau mereka berani melawan, langsung pukul saja sampai mati!”“Baik!”Pengawal-pengawal itu segera menyebar untuk mulai menggeledah.Syakia yang bersembunyi di sudut melirik ke luar. Untuk sementara,
Melihat sekelompok orang itu tidak akan lanjut memukul Laras, Syakia baru mengalihkan perhatiannya dan berbisik pada Hala, “Ayo jalan. Sudah saatnya kita pulang.”Syakia adalah seorang biksuni, juga telah mempelajari ilmu pengobatan dari Shanti. Dia datang ke tempat ini hanya tidak ingin melihat Laras dipukul sampai mati. Berhubung orangnya tidak akan mati, masalah ini sudah sama sekali tidak berhubungan dengannya.Ketika Syakia hendak berbalik untuk pergi, tiba-tiba terdengar suara lagi dari arah sekelompok orang itu.“Aku bisa ampuni nyawamu, tapi kamu ....”Bayu menyentuh wajah Laras, lalu lanjut berkata sambil tersenyum mesum, “Berhubung kamu nggak bersedia turuti kemauanku, aku akan hadiahkan kamu kepada beberapa pelayanku ini. Apalagi, mereka sudah habiskan banyak tenaga untuk menangkapmu kembali malam ini. Jadi, kamu layani saja mereka dengan baik.”“Hahaha! Terima kasih atas hadiahnya, Tuan!”Wajah Laras seketika memucat. “Coba saja kalau kamu berani! Aku ini putri menteri sekr
“Plak!”Di dalam halaman rumah yang gelap, beberapa pelayan mengangkat obor dan mengepung Laras yang baru ditangkap kembali karena melarikan diri sebelumnya. Mereka membiarkan majikan mereka memukul Laras sesuka hatinya.“Dasar wanita jalang! Kamu sudah jadi selirku, tapi masih berani berani bersikap layaknya wanita bangsawan di hadapanku? Kamu kira kamu itu siapa? Kamu itu cuma putri selir yang rendahan! Beraninya kamu melawanku! Kamu tahu berapa harga ayahmu menjualmu?”Pria bertubuh gemuk itu mencolek dahi Laras dengan jarinya yang gemuk. Dia lanjut berujar dengan tampang seolah dirinya sangat rugi, “Putri selir sepertimu dijual dengan harga 10.000 tael! Kalau bukan karena reputasi ayahmu, kamu kira kamu bernilai 10.000 tael? Cih! Pelacur papan atas di rumah bordil jauh lebih cantik dari kamu!”Laras menopang bagian atas tubuhnya sambil menahan rasa sakit. Dia menatap pria gemuk di hadapannya dan ada kilatan sinis yang melintasi matanya. Namun, setelahnya, dia segera menunjukkan tam
Eira menggeleng. “Bukan, Bupati Nugraha memang sudah mengaturkan segala sesuatu untukku dengan baik, juga memberiku kompensasi. Tapi, mereka selalu melihatku dengan tatapan penuh iba. Bupati Nugraha juga sama.”Eira sudah tahu mengenai kejadian kakaknya. Setelah menerima pukulan yang datang bertubi-tubi, perasaannya sekarang sangat sensitif. Dia dapat merasakan dengan jelas apa yang tersembunyi dalam tatapan orang-orang itu.Ada yang mengasihaninya, ada yang menghinanya, dan ada yang membencinya. Eira mengetahui semuanya. Dia membenci tatapan-tatapan seperti itu. Jadi, dia pun melarikan diri.Hanya saja, Eira tidak memiliki tujuan. Satu-satunya orang yang teringatnya hanyalah Putri Suci yang menyelamatkannya hari itu. Ketika mendengar namanya, tatapan Putri Suci tidak dipenuhi rasa kasihan, hinaan, ataupun kebencian, melainkan empati. Putri Suci berempati padanya.Begitu teringat hal ini, Eira yang tidak memiliki tujuan pun tidak bisa mengendalikan diri dan berusaha menyusul Syakia. Se