Share

Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah
Author: Daliah

Bab 1

Author: Daliah
Di pertengahan musim kemarau tahun 2003.

Stanley Connor yang baru berusia 19 tahun dikirim ke Lapas Picma dalam kondisi tangan dan kakinya diborgol.

Seminggu yang lalu, Stanley menghadiri reuni dengan teman sekelasnya. Dengan dorongan teman-temannya, dia mengungkapkan perasaannya pada gadis tercantik di sekolah yang sudah diam-diam dia sukai selama tiga tahun. Namun, dia ditolak mentah-mentah oleh gadis itu.

Malam itu, Stanley yang suasana hatinya buruk pun minum-minum hingga mabuk.

Saat dia tersadar, dia malah melihat Irene, gadis tercantik di sekolahnya, tergeletak di sampingnya dalam keadaan tidak berbusana. Gadis itu sudah meninggal.

Sebelum meninggal, Irene jelas-jelas mengalami kekerasan.

Kemudian, ada saksi yang menuduh bahwa Stanley menarik paksa Irene ke hotel.

Karena kesaksian beberapa orang itu, Stanley ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara dalam waktu kurang dari seminggu.

Meskipun Stanley bersikeras mengatakan bahwa dia tidak bersalah, tidak ada yang memedulikannya.

Di depan gerbang penjara, orang tuanya Stanley memegang papan karton bertuliskan kata "ketidakadilan" yang ditulis dengan darah sambil berlutut di lantai dan menuntut keadilan.

Di sisi lainnya, belasan anggota keluarganya Irene mengenakan pakaian putih sambil menangis keras.

Melihat kedatangan mobil tahanan, kedua belah pihak langsung menerjang ke arah mobil itu. Namun, konflik malah terjadi di depan mobil tersebut.

Dengan keuntungan banyaknya jumlah orang mereka, anggota keluarganya Irene menahan orang tuanya Stanley di lantai dan menghajar mereka.

Untung saja, pengawal di depan gerbang langsung datang dan melerai keributan ini.

Joseph Connor, ayahnya Stanley, mengalami luka di kepalanya, darah pun mengalir di wajahnya. Namun, tanpa memedulikan kondisinya, dia berteriak ke arah mobil tahanan yang masuk ke gerbang penjara, "Putraku, jangan takut, ya!"

"Ayah tahu kamu nggak bersalah!"

"Kalaupun Ayah harus kehilangan nyawa Ayah, Ayah tetap akan memberimu keadilan!"

Stanley yang menyaksikan adegan ini pun berlinang air mata.

Setelah masuk ke penjara dan menyelesaikan prosedur masuk, Stanley dikirim ke ruangannya.

Ada tujuh orang di dalam ruangan, semuanya pria bertubuh besar dengan wajah ganas.

Melihat Stanley yang bertubuh kurus, para pria itu tersenyum dengan sinis dan jahat.

Setelah si pengawal pergi, beberapa pria itu langsung mengerumuni Stanley.

Pria yang berada di paling depan memiliki bekas luka di wajahnya. Dia mengamati Stanley dari atas ke bawah dan bertanya dengan sinis, "Nak, kenapa kamu masuk ke sini?"

Stanley menjawab dengan suara rendah, "Aku ... aku difitnah ...."

Sebelum Stanley bisa menyelesaikan ucapannya, pria dengan bekas luka yang bernama Simon itu langsung meninju perut Stanley.

Sejak kecil, Stanley tidak pernah dipukul seperti ini. Pukulan ini membuatnya merasa seakan-akan organ dalam tubuhnya akan meledak. Dia pun terjatuh di lantai dan muntah-muntah.

Simon menginjak kepala Stanley dan berkata dengan penuh amarah, "Sialan! Pasti ada yang sudah kamu lakukan, makanya kamu bisa masuk ke sini!"

"Kalau aku tanya, jawab dengan jujur!"

"Kalau kamu nggak tahu aturan, kamu akan dihajar!"

Sambil terisak tangis, Stanley berkata, "Aku benar-benar difitnah ...."

Simon langsung naik darah. "Kamu masih saja keras kepala, ya! Hajar dia!"

Dengan satu lambaian tangan, beberapa pria langsung maju, menahan Stanley di lantai dan menghajarnya.

Stanley dihajar hingga babak belur, lalu akhirnya diseret ke hadapan Simon.

Simon menginjak kepala Stanley lagi dan bertanya, "Sekarang, biar aku tanya lagi, kenapa kamu masuk ke sini?"

Stanley memang bersifat keras kepala, dia pun menggertakkan giginya sambil menjawab, "Aku difitnah ...."

Simon benar-benar marah. "Sialan! Kamu masih mau dipukul, ya?!"

"Gantung dia, hajar lagi!"

Beberapa pria lainnya mengikat tangan Stanley dengan seprai dan menggantungnya di samping ranjang, lalu memukulnya secara bergiliran selama lebih dari satu jam.

Stanley juga berkepala batu. Dia tetap bersikeras bahwa dia difitnah, hingga dia jatuh pingsan.

Beberapa pria itu tidak berani membunuhnya, jadi mereka hanya bisa melepaskannya.

Namun, setelah itu, para pria itu sama sekali tidak memperlakukannya secara manusiawi. Setiap mereka merasa tidak senang, mereka akan menampar Stanley atau menahan Stanley di lantai dan menghajarnya.

Stanley mencoba untuk melaporkan kejadian ini ke penjaga penjara, sehingga seorang anak buahnya Simon dihukum.

Akan tetapi, Stanley malah digantung dan dihajar sepanjang malam oleh Simon dan yang lainnya, hingga dia hampir kehilangan nyawanya.

Sejak saat itu, Stanley menjadi jauh lebih patuh dan selalu menghindari Simon dan yang lainnya.

Satu-satunya harapan Stanley adalah agar orang tuanya bisa membantunya untuk mendapatkan keadilan, supaya dia bisa meninggalkan neraka ini.

Tanpa disadari, tiga bulan berlalu.

Akhir-akhir ini, Stanley sedang dalam suasana hati yang sangat mudah tersinggung.

Alasannya adalah karena orang tuanya sudah tidak mengunjunginya selama lebih dari sebulan.

Ada waktu kunjungan setiap bulan, yang merupakan satu-satunya kesempatan bagi orang tuanya untuk bertemu dengannya. Kunjungan tersebut adalah waktu yang sangat dia dan orang tuanya nantikan dan tidak pernah mereka lewatkan.

Namun, bulan ini, orang tuanya tidak datang mengunjunginya, sehingga dia merasa gelisah.

Dia tahu bahwa orang tuanya tidak akan menyerah. Jangan-jangan ada yang terjadi pada orang tuanya?

Malam itu, Stanley memberanikan dirinya dan memohon bantuan Jason Denver, seorang penjaga penjara yang lebih baik hati, untuk mencari tahu tentang orang tuanya.

Keesokan harinya, saat Stanley sedang makan siang, Jason berjalan menghampirinya dengan ekspresi muram.

"Stanley, aku baru mendapatkan kabar, kamu ... kamu harus tegar, ya," kata Jason.

Tangan Stanley seketika gemetaran. Dia seakan-akan menyadari sesuatu dan langsung berlinang air mata.

Jason menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara rendah, "Setengah bulan yang lalu, saat orang tuamu naik sepeda motor ke kota untuk membantumu aju banding, mereka mengalami kecelakaan mobil dan meninggal dunia."

Air mata langsung mengalir dari mata Stanley, hal yang paling dia khawatirkan sudah terjadi.

Dia berpikir, 'Ternyata memang ada yang terjadi pada Ayah dan Ibu!'

Melihat Stanley seperti ini, Jason membuang napas sambil menepuk-nepuk bahu Stanley dan berkata, "Stanley, aku turut berduka cita, ya."

Stanley duduk di tempat dalam kondisi linglung, dia seperti kehilangan seluruh kesadarannya. Hanya ada sosok dan suara orang tuanya dalam benaknya.

Tidak lama setelah Jason pergi, Simon dan yang lainnya duduk di sebelah Stanley.

Simon mengambil setengah nasinya Stanley, lalu menuangkan sisa makanan di piringnya sendiri ke piringnya Stanley.

"Nak, hari ini menunya daging. Ini tulang untukmu, jangan sungkan-sungkan, ya!"

Seusai berbicara, Simon dan beberapa pria lainnya tertawa terbahak-bahak.

Stanley tidak mengucapkan apa pun, dia masih tenggelam dalam kesedihan. Tatapannya tertuju kosong ke depan.

Simon mengira bahwa Stanley sedang memelototi dirinya. Dia pun menunjuk Stanley sambil berseru dengan penuh amarah, "Sialan! Kamu lagi lihat siapa?!"

"Kenapa? Kamu nggak senang aku makan makananmu?"

"Baiklah, biar aku kembalikan sedikit untukmu!"

Seusai berbicara, Simon langsung meludah di piringnya Stanley, lalu menunjuk piring itu sambil berkata, "Sialan! Makanlah hingga bersih!"

"Kalau sisa sedikit saja, kamu akan kugantung semalaman malam ini!"

Stanley tetap tidak mengucapkan apa pun, tetapi tatapannya berangsur-angsur menjadi makin sadar, atau lebih tepatnya makin ganas!

Saat dia tersadar kembali, entah karena amarah atau kesedihan, tubuhnya mulai bergetar dengan pelan.

Dia mencengkeram sendok di tangan kanannya dan menatap beberapa pria di hadapannya. Darah di seluruh tubuhnya mengalir ke kepalanya.

Dia dipenjara dengan tidak adil, sedangkan orang tuanya meninggal karena hal ini, membuatnya merasa sangat putus asa dan kehilangan harapan untuk tetap hidup.

Pada saat ini, tidak ada lagi kekuatan dalam dirinya. Dia hanya memiliki keinginan untuk meninggal.

Namun, meskipun dia akan meninggal, dia tetap harus melampiaskan amarah dalam hatinya!

Melihat Stanley tidak juga membersihkan piringnya, Simon makin marah. "Dasar bajingan! Kamu nggak dengar ucapanku, ya?"

"Kusuruh kamu untuk makan! Kamu nggak dengar, ya?!"

Sambil mengucapkan kata-kata ini, Simon mengambil piring itu dan hendak menempelkan piring itu ke wajah Stanley.

Pada saat ini, Stanley juga beraksi.

Dia tiba-tiba mengambil sebuah garpu dan meraung dengan penuh amarah sambil menusukkan garpu itu ke mata Simon!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 50

    Mendengar teriakan Harry, beberapa bawahannya juga mulai berteriak kesakitan.Penglihatan mereka juga dikaburkan kapur tohor itu, sedangkan kapur tohor yang mengenai air akan menjadi panas dan bersifat sangat korosif.Jika mereka mengucek mata mereka, hal ini akan mempercepat proses korosi, sehingga akibatnya akan menjadi makin parah.Oleh karena itu, untuk sesaat, ruangan ini penuh akan suara teriakan. Semua bawahan yang dibawa Harry pun jatuh dalam kekacauan.Sedangkan Stanley dan yang lainnya sudah melakukan persiapan.Saat Jakob menarik kain terpal itu, semua orang langsung memakai kacamata.Meskipun kacamata ini tidak bisa menghalangi semua kapur tohor, sebagian bisa terhalangi.Selain itu, mereka juga memejamkan mata mereka pada waktunya, sehingga kapur tohor itu sama sekali tidak masuk ke mata mereka.Mereka juga memiliki persiapan lainnya.Stanley sudah terlebih dahulu mempersiapkan dua bungkus minyak.Saat kapur tohor dijatuhkan, mereka langsung membuka sebungkus minyak untuk

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 49

    Siapa di antara mereka yang belum pernah dipenjara?Javier bergegas maju dan bertanya, "Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Bagaimana kalau kita suruh mereka keluar, bawa mereka ke tempat lain, lalu hajar mereka habis-habisan?!"Harry melambaikan tangannya sambil berkata, "Nggak.""Mereka hanya empat orang, sedangkan kita ramai sekali. Kalau kita pergi memanggil mereka keluar, mereka pasti akan ketakutan setengah mati.""Mereka sangat cekatan. Kalau mereka melarikan diri, kita mungkin saja nggak bisa menahan mereka.""Jangan bertindak gegabah. Kita diam-diam ke sana, kepung mereka di dalam rumah, baru tangkap mereka!"Javier langsung tersenyum sambil berkata, "Kak, kamu memang paling bijak!"Dengan ekspresi bangga, Harry melambaikan tangannya dan berseru, "Ambil senjata kalian, maju!"Sekelompok pemuda pun mengeluarkan senjata mereka dan diam-diam berjalan memasuki gang itu ke rumahnya Stanley.Langit sudah gelap, sedangkan lampu jalan di luar gang tua ini sudah lama rusak.Te

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 48

    Leo benar-benar memanggil dua temannya.Salah satunya bernama Jakob Wester. Orangnya kurus dan kecil, dengan bagian mulutnya meruncing ke depan.Pria lainnya bernama Teddy Orlando, dia adalah sepupunya Leo, dengan perawakan tinggi dan kuat.Hanya saja, Teddy kurang pintar. Selain itu, dia memiliki nafsu makan yang sangat kuat.Pada siang hari, Linda memasak banyak makanan. Teddy melahap makanannya dengan sangat cepat, tetapi dia masih saja tidak kenyang.Linda pun memasakkan dua bungkus mi lagi untuknya, baru setelah itulah dia merasa puas.Leo memperkenalkan dua temannya pada Stanley, lalu berkata, "Stanley, mereka berdua adalah temanku yang sangat setia, kamu bisa memercayai mereka."Stanley menganggukkan kepalanya, dia juga sangat memercayai Leo.Dia pun menceritakan perihal Harry akan datang untuk balas dendam nanti malam.Mendengar hal ini, Teddy hanya duduk diam dengan ekspresi kosong, seakan-akan dia tidak mendengar apa pun.Sedangkan Jakob menggaruk kepalanya sambil bertanya pa

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 47

    Leo berkata dengan cemas, "Sialan! Kondisinya berbeda.""Kamu melawan Jovan mati-matian, tapi apakah kamu akan melawan Harry seperti itu juga?""Kamu sudah susah payah mendapatkan kembali nama baikmu, jangan sampai menyebabkan korban jiwa lagi!"Stanley tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Leo. "Tenang saja, aku punya rencanaku sendiri," katanya."Ayo jalan, kita siap-siap dulu di rumah. Selain itu, coba ceritakan siapa Harry sebenarnya."Leo menatap Stanley dengan tatapan kebingungan karena Stanley terlalu tenang.Namun, dia tetap mengejar Stanley dengan tertatih-tatih dan mulai menceritakan tentang Harry pada Stanley.Harry adalah seorang preman di Kota Picma.Seperti Felix, Harry juga bekerja sebagai seorang pengawas.Namun, Harry mengawasi beberapa pusat permainan.Mendengar penjelasan ini, Stanley bertanya dengan heran, "Pusat permainan?""Bukankah kamu bilang Harry lebih hebat daripada Felix?""Kenapa dia hanya mengawasi beberapa pusat permainan?"Leo menjawab, "Kamu nggak tahu, y

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 46

    Pertarungan ini dimulai dan berakhir dengan cepat.Meskipun ada tiga orang di pihak Javier, Javier langsung ditendang Stanley di selangkangannya, sehingga dia tidak bisa bergerak.Salah satu dari dua pemuda yang tersisa dilukai matanya oleh Stanley dan dipukul hingga babak belur oleh Leo dengan kruknya.Saat Stanley menahan pemuda terakhir di lantai, dia masih meronta dan ingin melawan.Namun, Stanley sudah mempelajari banyak hal dari buku "Delapan Jalur Energi Khusus" selama ini.Meskipun pemuda ini meninju Stanley dua kali, perlawanan itu hanya membuat Stanley merasa sedikit kesakitan.Namun, beda halnya dengan serangan Stanley. Setiap serangannya mengenai titik fatal.Dia memang memukul dengan tinjunya, tetapi sudah cukup untuk membuat pemuda ini kehilangan kemampuan untuk melawan.Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari lima menit, Javier dan dua pemuda lainnya sudah dikalahkan dan berjongkok di samping dinding sambil menundukkan kepala mereka.Awalnya, Leo yang tangan dan kakinya

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 45

    Kemudian, Stanley melewati waktu setengah bulan tanpa kejadian khusus apa pun.Selama ini, Leo selalu datang ke rumahnya Stanley. Dia mengembalikan uang 600 juta dan emas batangan sebelumnya pada Stanley.Adapun Linda juga sudah menganggap rumahnya Stanley sebagai tempat tinggalnya.Pada pagi hari, dia datang dan memasak untuk dua pria itu.Pada malam hari, dia pergi bekerja dan pulang kerja pagi-pagi sekali, lalu tidur di rumahnya Stanley.Ketiga orang ini tinggal bersama, layaknya keluarga.Dalam waktu setengah bulan terakhir, selain pergi memberi penghormatan untuk orang tuanya, Stanley menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliaran di jalanan.Dia terutama mengamati situasi bisnis di Kota Picma untuk memilih industri untuk digeluti.Dalam waktu setengah bulan, orangnya Kent juga tidak pernah datang mencari Stanley.Kent pernah mengatakan bahwa dia menginginkan agar Stanley bekerja untuknya.Sedangkan sekarang, Kent seperti sudah melupakannya.Namun, Stanley juga tidak berinisiatif u

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 44

    Pada malam hari, Leo pulang dengan bertumpu pada kruknya.Stanley duduk sendirian di ruangan yang kosong dengan berbagai pikiran dalam benaknya.Setelah duduk diam untuk sangat lama, dia berjalan masuk ke ruang dalam dan mengeluarkan sebuah tas.Ini adalah tas yang dibawa David saat melarikan diri dari penjara.Ada sedikit uang dan beberapa barang di dalamnya.Meskipun Stanley tidak mengetahui identitas David, pria licik seperti itu jelas bukan orang biasa.Oleh karena itu, barang yang dia bawa dalam situasi seperti itu pasti sangat penting.Sebelumnya, Stanley tidak punya waktu untuk mengurus benda-benda ini. Sekarang, segalanya sudah terselesaikan, jadi Stanley juga ingin melihat barang apa saja yang dibawa David dengan mempertaruhkan nyawanya.Di dalam tas tersebut, terdapat beberapa lapisan plastik yang terbungkus dengan rapat.Saat Stanley membuka kantong plastik itu, dia melihat beberapa lapis kertas kraft yang terbungkus lagi di dalamnya. Bisa dilihat betapa pentingnya barang in

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 43

    Stanley tersenyum. Hidupnya sudah lama berubah.Pada saat ini, Linda berjalan keluar setelah bersih-bersih.Dia mengambil kotak rokok dari tangan Leo dan menyalakan sebatang rokok sambil bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan?"Leo tersenyum sambil berkata, "Sudah lihat, belum? Wanita ini bahkan lebih jantan darimu!""Apa salahnya merokok?"Stanley tersenyum sambil menatap Linda dan berkata, "Oh ya, seingatku, kamu sepertinya punya seorang adik laki-laki, deh.""Apa yang dia lakukan sekarang?"Linda terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya sehingga rambutnya menutupi separuh wajahnya.Dia mengisap rokok itu dalam-dalam dan tertawa, lalu menjawab, "Kondisi kesehatannya kurang baik, jadi dia sedang dalam pemulihan."Stanley tahu bahwa Linda sepertinya menyembunyikan sesuatu.Dia juga tidak banyak tanya dan hanya bersandar di kursi dalam diam.Setelah merokok, Linda berdiri dan berkata, "Sudahlah, aku harus pergi kerja.""Makan malam masing-masing, ya!"Seusai berbicara, dia menga

  • Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah   Bab 42

    Pada siang harinya, Stanley pergi membeli sayur, sedangkan Linda masuk ke dapur dan mempersiapkan banyak makanan.Melihat meja yang penuh akan makanan, Leo yang duduk di meja makan berseru dengan kagum, "Wah, nggak kusangka, Kak Linda pandai masak, ya!"Stanley juga menatap Linda dengan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang terlihat seperti gadis manja ini ternyata memiliki keterampilan memasak sebagus ini.Makanan yang memenuhi meja itu harum dan lezat, tidak kalah dari masakan ibunya Stanley.Linda tersenyum dengan bangga dan berkata, "Huh, sejak umur delapan tahun, aku sudah bisa memasak.""Pada saat itu, akulah yang memasak untuk keluargaku!"Stanley pun bertanya dengan terkejut, "Delapan tahun?""Orang tuamu benar-benar rela membiarkanmu melakukan pekerjaan rumah, ya!"Mendengar ucapan ini, Linda tampak agak tidak nyaman, matanya juga memerah.Stanley tiba-tiba teringat akan sesuatu.Dulu, saat mereka masih bersekolah, orang tuanya Linda sepertinya tidak pernah pergi ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status