Kaisar menemui Airin di apartemen, begitu sampai di sana dia langsung disambut muka masam wanita selingkuhannya itu.
"Aku pikir kamu sudah lupa denganku!" sindir Airin yang kesal, bahkan langsung berpaling ketika melihat Kaisar masuk.
Kaisar menatap Airin yang begitu kesal, tapi dia mencoba bersikap tenang dan merayu wanita itu agar tak terus merajuk.
"Bukan begitu, aku juga tidak bisa apa-apa kalau ada Agni, kamu ngertiin aku, ya!" bujuk Kaisar. Ia langsung melingkarkan kedua lengan di perut Airin, menyandarkan kepalanya manja untuk merayu.
"Kalau kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena ada Agni. Ya sudah, kenapa nggak ceraikan saja dia, dengan begitu kamu bebas dan kita bisa bersama!" ujar Airin yang diliputi rasa kesal.
Kaisar terkesiap dengan ucapan Airin, tapi ia mencoba tetap tenang menghadapi wanita itu.
"Bukan seperti itu, aku benar-benar masih membutuhkan Agni. Kamu tahu dengan jelas kalau aku butuj memanfaatkan dia, saham terbesar K Sports dimiliki oleh Bara, kakak laki-lakinya. Aku membutuhkan Agni untuk mendapatkan saham itu," ulas Kaisar menjelaskan.
Airin mendesau pelan, hingga kemudian bergerak dan memutar badan agar bisa menatap wajah Kaisar.
"Benar hanya karena itu?" tanya Airin memastikan.
Kaisar menganggukkan kepala, jemarinya menyematkan helaian rambut Airin ke belakang telinga sebelum mengusap sisi wajah Airin penuh kelembutan.
"Kalau begitu, setelah semua kamu dapatkan, apa kamu akan menceraikannya?" tanya Airin lagi.
Kaisar tidak menjawab pertanyaan Airin, dan hanya terus membelai wajah wanita itu.
"Jika ya, aku akan menjelaskan kepada papa jika kita sudah sama-sama bercerai, aku akan membujuk papa agar bisa menerimamu," ujar Airin kemudian.
Kaisar sendiri sebenarnya tidak mau jika berurusan dengan ayah Airin, pasalnya Wijaya dan Kamal memiliki masalah di masa lalu yang masih penuh misteri. Tidak tahu sebenarnya siapa yang memulai perseteruan itu, hingga dua perusahaan itu terus bersaing selama bertahun-tahun lamanya.
Awal perseteruan Wijaya dan Kamal dulu dikarenakan sebuah lahan hutan. Perusahaan Wijaya pernah terkena kasus izin pembebasannya, dan Wijaya pun rugi puluhan miliar karena hal itu. Namun, tiba-tiba lahan itu jatuh ke tangan Kamal, membuat Wijaya naik pitam. Sesaat setelah kejadian itu, di pabrik Kamal terjadi kecelakaan kerja, Wijaya memanfaatkan hal itu untuk memprovokasi para pemegang saham dan pengusaha untuk tidak bekerjasama atau menanamkan modal di perusahaan Kamal.
Kaisar kembali memeluk Airin, bagaimanapun juga dia harus bisa membujuk wanita itu meski dengan sebuah kebohongan.
"Sabar, ya. Setelah semua aku dapatkan, kita pasti akan bersama," ucap Kaisar.
Airin mengangguk dalam pelukannya, selama ini dia selalu saja bisa luluh dengan kata manis yang diucapkan pria itu.
"Bagaimana kalau kita ke klub, melepas lelah dan tentunya mengganti waktu kebersamaan kita yang tertunda kemarin," rayu Kaisar agar Airin senang.
"Boleh, tapi janji malam ini kamu tidak akan meninggalkan aku begitu saja," ucap Airin mengiakan ajakan Kaisar.
_
_
_
Mereka pun pergi ke sebuah klub malam, Kaisar memesan ruang VVIP untuk mereka, berbagai minuman kesukaan Airin juga dipesannya, ia berharap selingkuhannya itu bisa melepas rasa kesalnya.
Tanpa disangka, Bara—kakak Agni berada di klub yang sama dengan Kaisar. Ia baru saja bertemu teman dan hendak pulang saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Bara berjalan menuju parkiran, hingga tatapannya tertuju pada mobil yang sangat dia dikenal.
"Bukannya ini mobil Agni, apa dia pergi ke klub?"
Bara terlihat berpikir dan langsung merasa cemas, pasalnya dia tahu dengan jelas Agni tidak suka mendatangi tempat seperti itu. Dan untuk memastikannya, Putra satu-satunya Abimana itu mencoba menghubungi sang adik.
"Apa kamu sedang di Garald klub?" tanya Bara begitu panggilannya dijawab oleh Agni.
"Tidak Bang, untuk apa aku ke sana? aku sedang berada di rumah Anisa," jawab Agni dari seberang panggilan. "Memangnya kenapa?" tanyanya kemudian, suaranya terdengar kebingungan karena pertanyaan sang kakak.
"Aku melihat mobil kamu di klub. Aku pikir kamu ada di sini," jawab Bara dengan tatapan yang masih tertuju pada mobil sang adik.
"Oh ... Kai yang memakai mobilku, tadi dia bilang ada urusan bisnis, mungkin saja dia bertemu rekan bisnisnya di klub," ujar Agni menjelaskan.
"Ya sudah, memang bukan gayamu pergi ke tempat seperti ini. Kalau begitu aku tutup teleponnya." Pamit Bara yang kemudian mengakhiri panggilan.
Bara pun mencoba mengabaikan dan memilih pergi dari tempat itu. Dia juga tidak berniat masuk ke dalam untuk menemui adik iparnya.
-
-
-
Kaisar dan Airin pun pulang saat tengah malam. Pria itu mengantar Airin sampai apartemen untuk mengambil mobil sebelum keduanya pulang sendiri-sendiri.
Airin yang baru saja pulang nampak berjalan riang karena merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Kaisar, hingga senyumnya hilang ketika melihat Dewa yang belum tidur dan ternyata masih menunggunya.
Airin tak acuh, dan langsung melepas sepatu dan meletakkan tasnya di sofa, dia hendak pergi berganti baju saat Dewa menyodorkan sebuah amplop coklat padanya.
"Apa ini?" tanyanya bingung.
"Baca saja!" Dewa memberikan paksa amplop itu ke tangan istrinya.
Airin menerima amplop yang diberikan Dewa, lantas membuka dan melihat apa isi dia dalamnya, sebuah surat cerai.
"Apa kamu gila?" Airin terlihat kesal saat membaca tulisan di kertas yang diberikan Dewa.
"Aku cukup waras untuk mengakhiri semua ini," ketus Dewa dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
"Aku akan menghancurkan pulau Lepa, lihat saja!" ancam Airin karena tahu betul kalau Dewa mati-matian mempertahankan pulau itu.
"Kamu tidak akan bisa menghancurkannya, jika dua tahun ini kamu memanfaatkan diriku sebagai suami, aku pun sama. Aku juga memanfaatkan dirimu agar aku bisa menyelamatkan pulau itu dari orang-orang seperti kalian."
Airin kaget mendengar ucapan Dewa, bagaimana bisa pria itu terlihat tak takut dengan ancamannya seperti dulu.
"Aku tidak akan membuatmu bahagia dengan gadis bernama Aluna itu," ancam Airin kemudian.
Ancaman wanita itu barusan membuat Dewa terkesiap, dari mana Airin tahu tentang Nuna.
"Apa maksudmu?" tanya Dewa yang tetap berusaha tenang.
"Kamu pikir aku tidak mencari tahu, apa alasan sampai pria sepertimu mau menikah dan membuat kesepakatan denganku? Saat kamu bilang Lepa bukan hanya sekedar pulau untukmu, aku menyelidikinya. Aku tahu pulau itu menyimpan kenanganmu dengan gadis itu. Kamu mencintainya, iya 'kan?”
Entah kenapa di mata Dewa, Airin terlihat begitu emosional. Ia memilih membungkam mulut wanita itu dengan sebuah pernyataan yang tanpa dia duga ternyata menyakiti hati Airin.
"Iya, aku mencintainya."
Airin terdiam, bingung mendengar ucapan Dewa barusan yang sangat gamblang.
Aluna adalah gadis manis yang sejak dulu dekat dengan Dewa, rumah tante gadis itu bersebelahan dengan rumah orangtua Dewa, karena itulah mereka akrab sebab sering bertemu dan pergi bersama. Namun, sayangnya kedua orangtua Dewa tidak setuju kalau Dewa dekat dan menjalin hubungan dengan gadis yang akrab dipanggil Nuna itu, dikarenakan papanya adalah seorang mantan narapidana.
Saat sampai di rumah, Kaisar begitu terkejut ketika melihat Agni yang ternyata belum tidur."Kamu belum tidur?" tanyanya untuk menutupi keterkejutannya."Belum," jawab Agni seraya mendekat ke arah Kaisar berdiri. "Bagaimana tadi pertemuannya?" Agni sengaja berdiri lebih dekat dengan Kaisar, bahkan langsung menyentuh dada suami dan mendekatkan wajah ke arah kemeja Kaisar, hendak mencium apakah ada bau parfum lain di tubuh suaminya. "Baik, berjalan lancar," jawab Kaisar yang langsung memundurkan tubuh, takut kalau Agni curiga dan mencium sesuatu dari kemejanya. "Memangnya kenapa?" tanya Kaisar yang memilih sedikit menjauh dari Agni, dia segera melepas kemeja dan menggantinya agar sang istri tak curiga."Bang Bara tadi telepon. Katanya dia melihat mobilku yang kamu bawa berada di klub," jawab Agni apa adanya."Benarkah? Aku tidak bertemu dengannya," ucap Kaisar berbasa-basi, hanya untuk menutupi kegugupan karena Agni tahu kalau dirinya pergi ke klub.Kaisar memasukkan kemejanya ke ker
Karena tidak berhasil membuat Dewa tidur dengannya, akhirnya Airin meminta bertemu Kaisar untuk memberitahu kebenaran tentang kehamilannya.Kaisar terlihat begitu bahagia ketika mendengar cerita Airin, bahkan mengusap perut selingkuhannya itu dan menciuminya. Namun, Kaisar heran karena Airin seolah tidak bahagia mengandung anaknya."Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Kaisar yang melihat betapa muramnya Airin.Dalam Airin memandangi wajah Kaisar, awalnya dia tidak menyangka bahwa respon Kaisar akan sampai seperti itu, saat dia memberitahu perihal kehamilannya."Karena aku tahu, meskipun aku hamil kamu tidak akan pernah menceraikan Agni." Airin sedih karena pasti akan sulit baginya menjalani kehidupan setelah ini. Ucapan Airin benar-benar mengena di hati putra sulung Kamal itu, Kaisar bahkan terdiam dan tidak bisa langsung menjawab. Dia memilih menggenggam tangan selingkuhannya itu, Kaisar pun kaget karena Airin menepisnya kasar."Kamu bisa menyembunyikan fakta dengan mengatakan bahwa
Setelah malam perdebatannya dengan Kaisar. Airin masih berusaha menghubungi pria itu tapi tidak ada tanggapan, bahkan nomor Kaisar sering tidak aktif. Airin pun terlihat lesu dan frustasi, apalagi Dewa sudah membeberkan masalah perselingkuhan dirinya dengan Kaisar ke kedua orangtuanya. Di saat seperti ini, Airin sangat membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah."Apa dia sengaja menghindar dariku?"Kaisar dulu tidak pernah mengabaikan pesan maupun panggilan darinya. Namun, tampaknya sekarang Kaisar memang berniat meninggalkannya. "Tidak akan aku biarkan kamu mengabaikan diriku!" Matanya menunjukkan rasa kesal yang amat sangat. Airin yang dulu dibutakan cinta, kini merasa bingung karena kehamilannya, dia tidak bisa berdiam diri ketika ayah dari janin yang dikandungnya bersikap tak acuh padanya. Hari itu dia nekat pergi ke perusahaan Kaisar, dan hendak bertemu pria itu bagaimanapun caranya.Airin melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung K Sport. Saat di lobi dia melihat Kaisar, Kamal,
Sudah beberapa hari Airin tidak memberi kabar ataupun menghubungi semenjak menggila di lobi perusahaan K Sport hari itu. Tiba-tiba saja Kaisar merasa rindu dengan wanita selingkuhannya itu, hingga akhirnya dia mencoba menghubungi Airin meski sedikit ragu."Halo." Kaisar langsung menyapa ketika panggilan itu dijawab."Ada apa?" tanya Airin dengan suara nada datar dan lemas."Bagaimana kabarmu?" tanya Kaisar."Kamu sedang berada dimana sekarang?""Buruk, aku sedang di rumah sakit, baru saja akan pulang setelah dirawat beberapa hari ini," jawab Airin apa adanya.Kaisar cukup terkejut dengan jawaban Airin, hingga kemudian dia meminta bertemu di apartemen setelah Airin keluar dari rumah sakit dan wanita itu mengiakannya***Siang itu Airin pergi ke apartemen Kaisar, tak biasanya saat sampai di sana pria itu sudah menunggunya. Wajah Airin begitu pucat dan lesu, tak tampak seperti biasanya."Ada apa? Kenapa sampai masuk rumah sakit?" tanya Kaisar mencoba memberi perhatian.Airin langsung dudu
Abimana akhirnya menepati janji memberikan salah satu sahamnya, dan pria itu memberikan saham K Sports kepada sang putri. Tak lama setelah penyerahan saham itu, Agni lantas langsung memberikannya pada Kaisar."Terima kasih, sayang." Kaisar begitu bahagia, bahkan sampai memeluk erat istrinya. Agni ikut senang melihat Kaisar yang begitu bahagia. Bagi Kaisar, saham itu sangat berarti baginya, meskipun saham yang diberikan Agni hanya 5 persen, tapi itu sudah cukup menjadikan Kaisar pemilik saham terbesar di K Sport untuk sekarang. "Oh ya, aku ada urusan bisnis ke Singapore. Ada sebuah brand fashion yang ingin berkolaborasi dengan K Sport. Tidak apa-apa 'kan kalau aku meninggalkanmu?" tanya Kaisar pada Agni. "Sebenarnya aku ingin mengajakmu, tapi dokter mengatakan kalau kandunganmu lemah dan aku tidak mau membahayakan calon bayi kita," ujar Kaisar kemudian. Tangannya tampak mengusap lembut perut Agni. "Lagi pula hanya dua hari."Agni terlihat mengerucutkan bibir, tapi setelahnya wanita i
Agni bergegas menutup laptop Kaisar, dia memilih pulang sebelum suaminya itu sampai rumah dan curiga kenapa dia keluar malam-malam.Segala pikiran buruk memenuhi kepala Agni. Memori otaknya memutar kembali segala tingkah aneh suaminya yang seharusnya dia curigai. Mulai dari seringnya Kaisar lembur hingga kemeja yang langsung dimasukkan pria itu ke keranjang cucian setelah pulang malam. Dia masih mencoba berpikiran positif. Pria sehangat dan begitu perhatian seperti suaminya tidak mungkin berselingkuh.Sesampainya di rumah, Agni kelabakan mendengar suara mobil Kaisar persis setelah dia memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Ia bergegas masuk kembali ke kamar dan berganti baju, setelahnya langsung berbaring di atas ranjang, menarik selimut, dan berpura-pura tidur agar Kaisar tak curiga.Masih bersikap hangat, Kaisar mendekat dan membetulkan letak selimut yang membalut tubuh Agni. Memberikan kecupan di kening istrinya itu sebelum masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.__Pagi it
“Jangan bertindak bo-doh!” pria itu menatap lekat wajah Agni sebelum wanita itu memberontak dan meminta dilepaskan. “Bertindak bodoh apa?” tanya Agni sambil merapikan kardigannya yang terlihat kusut.“An-da tadi,” ucap Pria itu terbata.“Hah … “ Agni memalingkan mukanya dan mengembuskan napasnya kasar. “ Apa kamu pikir aku akan bunuh diri dengan terjun dari atas jembatan?” ia tiba-tiba saja murka, hilang sudah sosok Agni yang lemah lembut. Selama kuliah dia memang terkenal sebagai sosok yang pemberani dan ceplas-ceplos. Namun, setelah menikah Agni merubah sikapnya untuk menjaga nama baik suaminya.“Aku sedang memikirkan, jika aku mendorong orang ke sana apa dia akan tenggelam dan langsung mati,” ucap Agni berapi-api.Pria itu pun terkejut, dia sampai berjalan mundur ke belakang karena Agni melangkah ke arahnya dengan garang. “Maaf aku keceplosan, tapi jangan beri tahu siapa-siapa kalau aku berniat membunuh orang.” Agni menggigit bibir bawahnya dan memalingkan muka, dia tiba-tiba sa
Agni menatap deretan bajunya yang tergantung di lemari. Mencoba membandingkan penampilannya dengan penampilan wanita yang semalam dipeluk oleh Kaisar keluar dari apartemen.Mungkinkah selama ini dia terlalu mengabaikan penampilannya? bagaimanapun dia memang mengubah gayanya dan itu semata-mata untuk membuat suaminya terlihat lebih berwibawa.Agni mengehela napas, dia keluar dari kamar ganti dan duduk di depan meja riasnya. Matanya menatap ponselnya dan kembali melihat foto plat mobil perempuan yang bersama Kaisar semalam. Wanita itu mematung dan masih menatap datar layar ponselnya. Hingga pikirannya tertuju pada sang kakak Bara. Agni mengirimkan pesan dan meminta abangnya itu untuk meminta anak buahnya mencari tahu siapa pemilik mobil dengan plat nomor itu."Berapa tahun kamu sudah menipuku seperti ini?" Agni tersenyum getir sambil menatap wajahnya dari pantulan cermin."Apa kurangnya aku dibanding pelacur itu?" Agni tiba-tiba saja berteriak dan berdiri. Linangan air mata kembali men