Share

Bab 6 : Alasan Di Balik Semua

Kaisar menemui Airin di apartemen, begitu sampai di sana dia langsung disambut muka masam wanita selingkuhannya itu. 

"Aku pikir kamu sudah lupa denganku!" sindir Airin yang kesal, bahkan langsung berpaling ketika melihat Kaisar masuk.

Kaisar menatap Airin yang begitu kesal, tapi dia mencoba bersikap tenang dan merayu wanita itu agar tak terus merajuk.

"Bukan begitu, aku juga tidak bisa apa-apa kalau ada Agni, kamu ngertiin aku, ya!" bujuk Kaisar. Ia langsung melingkarkan kedua lengan di perut Airin, menyandarkan kepalanya manja untuk merayu.

"Kalau kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena ada Agni. Ya sudah, kenapa nggak ceraikan saja dia, dengan begitu kamu bebas dan kita bisa bersama!" ujar Airin yang diliputi rasa kesal.

Kaisar terkesiap dengan ucapan Airin, tapi ia mencoba tetap tenang menghadapi wanita itu.

"Bukan seperti itu, aku benar-benar masih membutuhkan Agni. Kamu tahu dengan jelas kalau aku butuj memanfaatkan dia, saham terbesar K Sports dimiliki oleh Bara, kakak laki-lakinya. Aku membutuhkan Agni untuk mendapatkan saham itu," ulas Kaisar menjelaskan.

Airin mendesau pelan, hingga kemudian bergerak dan memutar badan agar bisa menatap wajah Kaisar.

"Benar hanya karena itu?" tanya Airin memastikan.

Kaisar menganggukkan kepala, jemarinya menyematkan helaian rambut Airin ke belakang telinga sebelum mengusap sisi wajah Airin penuh kelembutan.

"Kalau begitu, setelah semua kamu dapatkan, apa kamu akan menceraikannya?" tanya Airin lagi.

Kaisar tidak menjawab pertanyaan Airin, dan hanya terus membelai wajah wanita itu.

"Jika ya, aku akan menjelaskan kepada papa jika kita sudah sama-sama bercerai, aku akan membujuk papa agar bisa menerimamu," ujar Airin kemudian.

Kaisar sendiri sebenarnya tidak mau jika berurusan dengan ayah Airin, pasalnya Wijaya dan Kamal memiliki masalah di masa lalu yang masih penuh misteri. Tidak tahu sebenarnya siapa yang memulai perseteruan itu, hingga dua perusahaan itu terus bersaing selama bertahun-tahun lamanya.

Awal perseteruan Wijaya dan Kamal dulu dikarenakan sebuah lahan hutan. Perusahaan Wijaya pernah terkena kasus izin pembebasannya, dan Wijaya pun rugi puluhan miliar karena hal itu. Namun, tiba-tiba lahan itu jatuh ke tangan Kamal, membuat Wijaya naik pitam. Sesaat setelah kejadian itu, di pabrik Kamal terjadi kecelakaan kerja, Wijaya memanfaatkan hal itu untuk memprovokasi para pemegang saham dan pengusaha untuk tidak bekerjasama atau menanamkan modal di perusahaan Kamal.

Kaisar kembali memeluk Airin, bagaimanapun juga dia harus bisa membujuk wanita itu meski dengan sebuah kebohongan.

"Sabar, ya. Setelah semua aku dapatkan, kita pasti akan bersama," ucap Kaisar.

Airin mengangguk dalam pelukannya, selama ini dia selalu saja bisa luluh dengan kata manis yang diucapkan pria itu. 

"Bagaimana kalau kita ke klub, melepas lelah dan tentunya mengganti waktu kebersamaan kita yang tertunda kemarin," rayu Kaisar agar Airin senang.

"Boleh, tapi janji malam ini kamu tidak akan meninggalkan aku begitu saja," ucap Airin mengiakan ajakan Kaisar.

_

_

_

Mereka pun pergi  ke sebuah klub malam, Kaisar memesan ruang VVIP untuk mereka, berbagai minuman kesukaan Airin juga dipesannya, ia berharap selingkuhannya itu bisa melepas rasa kesalnya. 

Tanpa disangka, Bara—kakak Agni berada di klub yang sama dengan Kaisar. Ia baru saja bertemu teman dan hendak pulang saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Bara berjalan menuju parkiran, hingga tatapannya tertuju pada mobil yang sangat dia dikenal.

"Bukannya ini mobil Agni, apa dia pergi ke klub?"

Bara terlihat berpikir dan langsung merasa cemas, pasalnya dia tahu dengan jelas Agni tidak suka mendatangi tempat seperti itu. Dan untuk memastikannya, Putra satu-satunya Abimana itu mencoba menghubungi sang adik. 

"Apa kamu sedang di Garald klub?" tanya Bara begitu panggilannya dijawab oleh Agni.

"Tidak Bang, untuk apa aku ke sana? aku sedang berada di rumah Anisa," jawab Agni dari seberang panggilan. "Memangnya kenapa?" tanyanya kemudian, suaranya terdengar kebingungan karena pertanyaan sang kakak. 

"Aku melihat mobil kamu di klub. Aku pikir kamu ada di sini," jawab Bara dengan tatapan yang masih tertuju pada mobil sang adik.

"Oh ... Kai yang memakai mobilku, tadi dia bilang ada urusan bisnis, mungkin saja dia bertemu rekan bisnisnya di klub," ujar Agni menjelaskan. 

"Ya sudah, memang bukan gayamu pergi ke tempat seperti ini. Kalau begitu aku tutup teleponnya." Pamit Bara yang kemudian mengakhiri panggilan.

Bara pun mencoba mengabaikan dan memilih pergi dari tempat itu. Dia juga tidak berniat masuk ke dalam untuk menemui adik iparnya. 

-

-

-

Kaisar dan Airin pun pulang saat tengah malam. Pria itu mengantar Airin sampai apartemen untuk mengambil mobil sebelum keduanya pulang sendiri-sendiri.

Airin yang baru saja pulang nampak berjalan riang karena merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Kaisar, hingga senyumnya hilang ketika melihat Dewa yang belum tidur dan ternyata masih menunggunya.

Airin tak acuh, dan langsung melepas sepatu dan meletakkan tasnya di sofa, dia hendak pergi berganti baju saat Dewa menyodorkan sebuah amplop coklat padanya.

"Apa ini?" tanyanya bingung.

"Baca saja!" Dewa memberikan paksa amplop itu ke tangan istrinya. 

Airin menerima amplop yang diberikan Dewa, lantas membuka dan melihat apa isi dia dalamnya, sebuah surat cerai. 

"Apa kamu gila?" Airin terlihat kesal saat membaca tulisan di kertas yang diberikan Dewa.

"Aku cukup waras untuk mengakhiri semua ini," ketus Dewa dengan kedua tangan terlipat di depan dada. 

"Aku akan menghancurkan pulau Lepa, lihat saja!" ancam Airin karena tahu betul kalau Dewa mati-matian mempertahankan pulau itu.

"Kamu tidak akan bisa menghancurkannya, jika dua tahun ini kamu memanfaatkan diriku sebagai suami, aku pun sama. Aku juga memanfaatkan dirimu agar aku bisa menyelamatkan pulau itu dari orang-orang seperti kalian."

Airin kaget mendengar ucapan Dewa, bagaimana bisa pria itu terlihat tak takut dengan ancamannya seperti dulu. 

"Aku tidak akan membuatmu bahagia dengan gadis bernama Aluna itu," ancam Airin kemudian.

Ancaman wanita itu barusan membuat Dewa terkesiap, dari mana Airin tahu tentang Nuna.

"Apa maksudmu?" tanya Dewa yang tetap berusaha tenang.

"Kamu pikir aku tidak mencari tahu, apa alasan sampai pria sepertimu mau menikah dan membuat kesepakatan denganku? Saat kamu bilang Lepa bukan hanya sekedar pulau untukmu, aku menyelidikinya. Aku tahu pulau itu menyimpan kenanganmu dengan gadis itu. Kamu mencintainya, iya 'kan?”

Entah kenapa di mata Dewa, Airin terlihat begitu emosional. Ia memilih membungkam mulut wanita itu dengan sebuah pernyataan yang tanpa dia duga ternyata menyakiti hati Airin.

"Iya, aku mencintainya."

Airin terdiam, bingung mendengar ucapan Dewa barusan yang sangat gamblang. 

Aluna adalah gadis manis yang sejak dulu dekat dengan Dewa, rumah tante gadis itu bersebelahan dengan rumah orangtua Dewa, karena itulah mereka akrab sebab sering bertemu dan pergi bersama. Namun, sayangnya kedua orangtua Dewa tidak setuju kalau Dewa dekat dan menjalin hubungan dengan gadis yang akrab dipanggil Nuna itu, dikarenakan papanya adalah seorang mantan narapidana.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status