Share

4. Rahasia Masa Lalu

last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-14 10:43:46

"Jadi ..., wanita itu ...."

Andira terkejut karena mengetahui wanita yang merupakan selingkuhannya masih ada kaitan dengan masa lalu dengan orang tuanya. Tangannya mengepal di bawah meja. Ada emosi dan luka yang menyeruak dari dalam dada.

"Ibu mengenalnya?" tanya Cindy curiga dengan ekspresi wajah Andira. 

Andira tersenyum kaku. "Ti-tidak. Hanya ..., saya sendiri paham dengan orang tuanya." 

"Apa Anda dengan orang tuanya dekat?"

"Tidak. Hanya sedikit tahu saja. Tapi tidak sampai kenal apalagi dekat," jawab Andira.

Andira menghela napasnya. Satu fakta ia temukan lagi tentang wanita itu. Ternyata kekasih gelap suaminya, masih memiliki hubungan masa lalu dengan keluarganya.

Andira ingin menangis saat ini juga. Wanita itu teringat akan penderitaan yang ia alami saat masa kecil dulu. Mengapa wanita itu datang ke hidupnya? Apakah ia akan kembali membuat dia sengsara seperti dulu?

Demi apapun, Andira akan berusaha sekuat tenaga mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Ia tak ingin melepaskan dan merelakan seperti dulu membuat ia menderita berkepanjangan.

Bahkan luka itu masih belum juga sembuh. Luka itu belum kering sepenuhnya. Luka memang bisa disembuhkan tetapi bekasnya tetap masih ada. Tapi kini, luka itu kembali menganga dan membuat nyeri di ulu hati. 

"Ada yang lain, Bu? Mungkin Ibu mencurigai sesuatu?" Cindy mencoba mengkonfirmasi bila ada hal yang perlu ia lakukan lagi. 

"Tolong kamu pasang alat penyadap di hotel tersebut, ya?" pinta Andira.

Cindy mengangguk menyanggupi permintaan Andira. "Baik. Saya akan mengirim orang untuk melaksanakannya."

Andira tersenyum. "Terima kasih atas bantuan kamu."

Cindy menggeleng pelan. "Dulu, Ibu menolong saya di saat saya dan keluarga dalam kesusahan. Apapun kesulitan yang Ibu rasakan, pasti akan saya bantu semampu dan sebisa saya."

"Terima kasih. Kamu boleh pergi sekarang." 

"Baik, Ibu. Saya permisi dulu." Cindy bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan kerja Andira. 

Bahu Andira terasa lemas setelah kepergian asistennya. Mata yang tadinya berapi-api, kini terlihat sayu. Semangat di wajahnya seperti hilang begitu saja. Air mata yang sejak tadi ia tahan, seketika luruh membasahi pipi putihnya.

Andira mendongakkan wajahnya dan mencubit pangkal hidungnya. Dengan cepat, ia segera menghapus air matanya. Andira tak boleh bersikap selemah ini. Jika ia menjadi lemah, akan menjadi kasihan diri dan anak-anaknya.

"Aku tidak boleh lemah. Aku harus kuat." Andira mencoba mensugesti dirinya.

Siang hari setelah melakukan pertemuan dengan asistennya, ponsel Andira mendapatkan pesan notifikasi yang cukup banyak. Andira tersenyum samar. Ia tahu notifikasi itu adalah sesuatu pesan yang dikirim oleh asistennya.

Andira bangkit dari duduknya dan membuka pintu lemari. Ia mengambil tiga buku yang bersusun dirak kayu, lalu kemudian menekan sebuah tombol yang ada di dinding. Setelah tombol ditekan, terdapat sebuah mesin yang terdiri dari beberapa angka. Andira memasukkan kata sandi pada mesin itu 

Setelah selesai melakukannya, Andira kemudian menggeser rak buku yang ada di belakang meja kerjanya. Ia kemudian menggeser kembali rak buku itu, sehingga dari depan tidak tampak bahwa pada ruangan tersembunyi di balik sana. Di dalam sana terdapat sebuah alat-alat canggih yang berfungsi sebagai penyadap suara dan rekaman. 

Andira membuka komputer dan memasukkan kode-kode yang rumit. Seketika, tatapan mata Andira berubah menjadi tajam. Aura mengerikan muncul dari wajah wanita itu.

Sambil menunggu informasi muncul dari layar komputer, Andira kemudian berselancar di layar ponselnya. Tak lama kemudian, Beberapa foto Arsa dan Jenna, terpampang dengan jelas di layar monitor. Andira menekan tombol lain, menampilkan sebuah video. Orang suruhan yang telah di atur oleh asistennya, menangkap sosok Arsa yang masuk ke dalam hotel.

Bagian paling banyak menangkap suara Arsa yang bercengkrama dengan Jenna. Di layar monitor terdapat gambaran gelombang suara yang bergerak naik turun menunjukkan bahwa mereka hendak berbicara.

Andira mengambil headphone dan memasangnya melingkari kepala. Ia ingin mendengar apa saja yang mereka berdua obrolkan. Jika itu suatu rahasia, ia akan mengetahui dan menyimpannya. 

"Rasanya aku begitu nyaman dengan kamu," ucap Arsa dari kejauhan. 

"Kalau kamu sudah tidak lagi nyaman, apakah hubungan Kita ini hanya berakhir hanya dalam hitungan begitu saja?" Jenna bertanya kepada Arsa. 

Terdengar suara helaan napas dari Arsa. "Memangnya apa yang kamu inginkan?"

"Aku mencintai kamu. Tapi aku tidak mau terus dijadikan simpanan olehmu," jawab Jenna.

"Lalu kalau kamu tidak mau jadi simpanan, kamu mau mengakhiri hubungan kita?" 

Andira menaikkan sebelah alisnya. Ia penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Jenna. Apakah Jenna akan mengiyakan?

"Tidak. Aku ingin kamu menikahi aku," jawab Jenna membuat Andira seketika menutup mulut dengan tangannya. 

"Apa kamu gila? Aku sudah punya istri dan dua anak." Nada bicara Arsa meninggi setelah mendengar ucapan Jenna.

Terdengar suara tawa dari Jenna. "Kamu sudah tahu punya istri dan punya dua anak. Tapi kamu masih mau pacaran sama aku."

"Itu karena kamu yang lebih dulu menggodaku," balas Arsa dengan sengit.

Setelah itu, terjadilah perdebatan antara keduanya. Andira tersenyum miring mendengarkan perdebatan mereka. Ternyata seseru ini mendengar pertengkaran mereka. 

Detik berikutnya, terdengar bahwa Arsa tak mau menikahi Jenna. Ia lebih memikirkan bagaimana keutuhan keluarganya. Ia juga mengatakan bahwa hubungannya dengan Jenna hanya untuk sekedar bersenang-senang. Jenna murka dan tidak terima dengan jawaban Arsa.

"Apa peduli dengan keadaanmu? Aku mencintaimu. Dan aku ingin kamu menikahiku secara siri."

Arsa tertawa. "Sudah gila kamu?" 

"Apa kamu pikir selama ini aku menerima kamu karena mencintai kamu? Tidak. Kamu hanya sebagai tempat penghibur." Arsa mengucapkan hal menyakitkan. 

"Tega kamu!" desis Jenna.

"Jangan berharap aku akan menikahi kamu. Hal konyol itu, tidak akan pernah terjadi. Nikmati saja hubungan kita yang seperti ini," ucap Arsa dengan tidak berperasaan.

"Aku akan menemui istrimu, dan mengatakan tentang hubungan kita, ancam Jenna memperingati Arsa. 

"Silahkan saja! Aku ingin lihat. Apakah kamu berani? Kamu tahu bukan siapa istri ku. Seorang mafia kelas kakap saja dilibasnya. Apalagi seonggok sampah seperti mu."

Jenna mengancam akan melapor pada Andira mengenai hubungan gelap keduanya. Tetapi sepertinya Arsa hanya menganggap itu sebagai gertakan. Arsa mencoba membuat nyali Jenna ciut dengan mengungkapkan kehebatan sang istri. Tak lagi terdengar suara Jenna mengumpat atau menjawab sepatah katapun.

Andira mengetuk-ngetuk kan jarinya pada permukaan meja. Ia baru saja mendengar suaminya mengunggulkan dirinya pada wanita simpanannya. Jika pria itu mengetahui istrinya berbahaya, apakah tak terpikirkan oleh Arsa bahwa suatu saat Andira bisa menjerumuskan nya?

"Kamu memuji diriku dihadapan wanita simpanan mu," gumam Andira, "kenapa aku tidak mendengar bagaimana kamu menjelekkan aku didepannya?"

Biasanya jika seorang pria berselingkuh karena dirinya bosan pada pasangan, ia akan mengatakan hal negatif pasangannya pada sang selingkuhan. Tapi hal itu tak dilakukan oleh Arsa. Lalu apa alasannya berselingkuh selain ingin bersenang-senang seperti yang pria itu ucapkan?

Gelombang suara yang ada di layar monitor, bergerak naik kembali. Terdengar suara Jenna disana. Wanita itu sepertinya ingin memperpanjang masalah.

"Jangan kamu pikir bahwa aku tidak berani menemui istrimu, Arsa," desis Jenna. 

Andira meletakkan satu tangannya di dagu dan tersenyum tipis. "Mari kita lihat pertengkaran selanjutnya! Apakah kalian akan berperang setelah ini?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri Yang Terluka    64. Terbang Ke Korea

    "Kamu yakin akan berangkat sendirian?" tanya Demian pada wanita disampingnya."Tentu saja aku sudah menantikan hari ini untuk bertemu dengan anak-anakku. Aku sudah sangat merindukan mereka," jawabnya.Hari ini adalah jadwal Andira akan berangkat ke Korea Selatan, untuk menemui kedua anaknya. Ia juga sudah memberikan kabar kepada Zeya dan Darrel akan kedatangannya. Mereka bahkan saling berjanji akan bertemu di suatu tempat. Tentunya secara sembunyi-sembunyi. Sebentar lagi Andira akan melakukan boarding pass dan ditemani oleh Demian beserta Cindy. Demian mengantarkan wanita itu sampai ke bandara dan untuk melepas keberangkatannya. Andira sebenarnya menolak. Tetapi Demian yang memaksa ingin ikut mengantarkan. Andira berangkat ke Korea, ingin bertemu dengan kedua anaknya. Rasa rindu yang dipendam oleh wanita itu, tidak bisa dibendung lagi. Ia tidak sabar untuk datang memeluk mereka. Zeya juga sangat antusias dan sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Andira. Tentu saja Andira merasa ba

  • Pembalasan Istri Yang Terluka    63. Transaksi Barang Mahal

    "Mana pesanan saya yang kamu janjikan?" tanya Arsa kepada seorang pria berjaket jeans abu."Ini, Bos." Pria berjaket jeans abu itu menyerahkan koper besar kepada Arsa.Arsa membuka koper itu. Didalamnya berisi cairan kristal bening yang berharga setara dengan emas. Ia memeriksa bungkusan plastik sebesar batu bata itu. Setiap satu wadah plastik berbobot 1 kg. Arsa tersenyum-senang mendapatkan barang tersebut. Karena sesuai dengan apa yang ia inginkan. "Bagaimana, Bos?" Arsa mengacungkan jempol memuji. "Memuaskan. Kamu memang hebat."Arsa kemudian menyerahkan koper besar yang ia bawa kepada pria itu. "Ini uangnya." Pria itu tersenyum menyeringai ketika membuka koper berisi uang lembaran berwarna merah dari Arsa. Ia tersenyum senang. Sudah beberapa kali ia bertransaksi dengan Arsa. Dan Arsa adalah salah satu pelanggannya yang begitu menyenangkan. Ia tidak pernah kecewa dengan Arsa. Begitu pula sebaliknya Arsa juga tidak pernah kecewa padanya. "Terima kasih, Pak Arsa. Senang sekal

  • Pembalasan Istri Yang Terluka    62. Buta Permanen

    "Apa dia tidak bisa melihat selamanya?" tanya Jenna dengan sendu sambil menatap wajah bayinya."Kata dokter dia buta permanen. Dia tidak mungkin bisa melihat selama seumur hidupnya," jawab Sherina dengan lesu Jenna sudah sadar, dan kini sedang menggendong putra pertamanya dengan raut wajah sedih. Ia mengusap pipi mungil bayi itu dengan lembut. Sebagai seorang ibu yang baru saja dikaruniai seorang putra, tentu rasa hatinya seperti disayat karena melihat anaknya mengalami kekurangan saat lahir. Seharusnya pertama kali lahir, ia bisa melihat dunia walaupun sedikit buram. Tapi selamanya bayi itu tak akan pernah bisa melihat dunia. Bahkan wajah kedua orang tuanya pun, ia tidak akan pernah melihat. "Apa aku salah makan saat masih mengandungnya hingga dia menjadi seperti ini?" Jenna berpikir apa salahnya saat mengandung. "Mana Mama tahu? Kamu sendiri bagaimana cara menjaga kandungan mu?"Sherina tidak pernah memantau putrinya yang sedang hamil semenjak Jenna sudah dinikahi oleh Arsa sec

  • Pembalasan Istri Yang Terluka    61. Pernikahan Yang Dinodai

    "Apakah kamu, mau membantu saya memberikan suntikan dana kepada perusahaan saya?" tanya Firman dengan penuh harap kepada Arsa.Firman menatap menantunya dengan penuh rasa cemas dan khawatir. Ia tak yakin jika seandainya pria itu yang telah menjadi suami putrinya, akan mau membantunya. Tetapi ia bingung akan meminta bantuan dari siapa. Ada masalah dalam koneksinya teman-temannya. Mereka tidak menjawab dan sebagian tak ingin membantunya. Entah karena perbuatan siapa. Padahal selama ini, jika Firman mengalami masalah sedikit saja mereka pasti tanpa diminta akan turun tangan membantu. "Berapa dana yang Anda butuhkan?" Arsa penasaran dengan jumlah yang dibutuhkan. "40 miliar," jawab Firman.Arsa menganggukkan kepalanya. Pria itu kemudian meneguk kembali kopi yang tinggal setengah hingga tandas. Ayah Zeya dan Darrel itu berpikir keras mengenai dana sebesar yang disebutkan oleh Firman. Itu bukan dana kecil."Nanti akan saya berikan suntikan dananya," Kata Arsa.Firman terlihat berbinar se

  • Pembalasan Istri Yang Terluka    60. Suara Pengobat Rindu

    Andira menempelkan ponselnya di telinga dengan jantung yang berdegup kencang. Ia berharap bahwa panggilannya dapat diangkat oleh seseorang di seberang sana. Nomor telepon yang ia hubungi, adalah hasil pencarian Cindy yang diberikan kepadanya. Dan ketika ia mendapatkan nomor telepon tersebut, ia tak ingin membuang waktu untuk segera menghubunginya.Cukup lama Andira mengharapkan sambungan telepon bisa diangkat. Hingga detik berikutnya, Andira dapat merasakan teleponnya diangkat di sana. Deru nafas seseorang dapat Andira rasakan."Akhirnya diangkat," gumam Andira menyerupai bisikan.Andira tak ingin bersuara. Ia ingin memastikan suara seseorang disana bisa keluar terlebih dahulu. Dan ia ingin tahu apakah yang ia telepon benar-benar itu orangnya. Karena jika orang lain, Andira lebih memilih untuk menutupnya."Halo... ini siapa?" Terdengar suara seorang gadis kecil disana. Andira melebarkan matanya ketika mendengar suara yang ia rindukan. Itu adalah suara putrinya. Seperti yang ia hara

  • Pembalasan Istri Yang Terluka    59.

    "Jadi ibu dijatuhi tamak oleh suami ibu?" tanya Cindy pada Andira yang duduk dihadapannya dengan raut wajah sedih. Andira mengangguk lesu. "Benar, Cindy." Setelah pergi dari rumah Ibu mertuanya, Andira pergi ke kantor firma hukum miliknya dan menemui Cindy. Ia menumpahkan semua keluh kesahnya yang membuat dirinya begitu sedih terkait rumah tangganya. Tak memiliki siapapun yang menjadi keluarga, Andira membutuhkan sandaran saat ini. Cindy sudah bekerja dengan Andira sejak ia masih belum lulus kuliah. Iiya juga tahu betul bagaimana kehidupan rumah tangga Andira bersama suaminya. Kini mengetahui kondisi rumah tangga sang bos, membuat ia benar-benar sedih sekaligus marah. "Dan ... penyebabnya karena perempuan itu bukan?" tebak Cindy . "Iya. Entah apa yang menjadi keteguhan hati mereka untuk menyingkirkan aku dari keluarga Danantya," jawab Andira dengan perasaan bingung. Cindy menghela napas. "Menurut saya, mungkin bisa jadi kalau pelakor itu menghasut suami dan ibu mertua Anda."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status