Ivan sangat terkejut, memikirkan bahwa orang yang tadi Ia hina adalah Tuan dari orang yang paling tinggi posisinya di Starlight corp bagi Ivan, yakni Donny."Apa Dia Tuan RK?" gumam Ivan sambil berjalan mendekati Selena. Karena, jika memang benar Dia adalah RK, Selena dan Perusahaan Papanya akan hancur berkeping-keping, pikirnya.RK yang menyadari bahwa Ivan mendengar sapaan Donny, langsung berkelit. Sambil memberikan isyarat pada Donny bahwa Ivan sedang berada disitu."Maaf, anda siapa yah?" RK bersandiwara, agar Ivan tidak curiga bahwa dirinya adalah atasan Donny. Alih-alih memamerkan siapa dirinya, Ia lebih memilih tetap tidak dikenali, agar leluasa melakukan segala sesuatu. Ia sangat ingin membalaskan sikap sombong dan semena-mena Ivan dan Selena.Lebih dari itu, di lubuk hati yang terdalam, Ia ingin membalas Ivan untuk Aira. Wanita yang kini sedang terbaring lemah tak berdaya didalam sana.Apalagi saat ini, dia telah mengetahui fakta baru, bahwa selain kehilangan Kayla, Aira jug
Selena sangat terpukul mendengar permintaan ayahnya ini. "Kok, Papa ngomongngya kayak gitu?" ucap Selena tak percaya."Lagian, apa yang kamu harapkan dari si Ivan itu, hahh?" Ketus ayahnya."Aku cinta Pah, sama Ivan," lirih Selena. "Lagian Pah, ini cucu pertama Papa kan? Emang Papa gak ingin punya cucu?" ujar Selena penuh harap ayahnya mengurungkan niatnya."Kamu dengan Boss Starlight itu juga nanti bakal punya anak lagi, apa yang kamu khawatirin, yang penting sekarang kamu terima lamarannya," pungkas pria paruh baya itu, sambil tersenyum bahagia."Tapi, Pah ...," lirih Selena dengan perasaan kecewa. Ia tidak menyangka, begitu mudahnya ayahnya menyuruh melakukan hal sekeji itu, hanya untuk harta kekayaan Starlight Corpt yang rasanya tidak akan pernah habis, bahkan sampai tujuh turunan."Gini ajah, kalau kamu keberatan, kamu bicarakan dulu dengan si Ivan! Karena Boss Starlight itu ngasih kamu tiga hari untuk ngambil keputusan. Kalau kamu bersedia, Papa bisa kok, rekomendasiin dokter ya
Aira tidak terkejut mendengar suara itu, Ia tahu, setelah Ivan menemukannya, akan ada masalah baru yang menghampiri hidupnya. Dan benar saja, belum genap sehari dia berada di rumah sakit itu, hal yang dia takutkan telah menemukannya dengan begitu mudah.Terlihat dua wanita jalan terburu-buru kearah mereka. Bu'Retno yang melihat hal itu menjadi bingung, ada apa ini? sebenarnya apa yang terjadi?"Aira ... Aira! Kamu tuh yah, dimana-mana nyusain mulu. Kamu nyadar nggak sih, kalau kamu itu pembawa sial?!" ejek Tantri adik perempuan Ivan, sambil bersedekap dada dan menatap sinis ke arah mantan kakak iparnya ini."Apa maksudmu? Kamu sengaja yahh pura-pura sakit dan datang ke rumah sakit ini, karena tahu Selena periksa kandungannya disini, hmm?" ketus Dewi Ibunya Ivan.Kedua wanita itu mulai melancarkan serangan mereka, makian dan hinaan tak henti-hentinya keluar dari mulut mereka. Anak panti, seorang ibu yang tidak bertanggung jawab dan istri yang tidak becus ngurusin suami, oleh karena itu
Sosok itu berbalik dan tersenyum lebar ke arah mereka, "Bu Dewi, Nak Tantri, selamat datang di peternakan kami," ucap sosok yang dipanggil dengan nama Pak'Andi oleh ibunya Ivan ini.Tantri dan ibunya sedikit tercengang dan tidak percaya, sebab cara mereka dibawa ke tempat ini sedikit aneh dan tidak sopan, menurut mereka. Apalagi hal ini dilakukan oleh pria yang akan segera menjadi mertua dari kakak dan anak mereka, yakni Ivan.Ya, pria paruh baya itu adalah Pak'Andi pemilik PT. Bintang Laut, alias Papanya Selena. Namun, apa yang menjadi pertanyaan di benak Tantri dan Dewi ibunya adalah, mengapa mereka harus bertemu di tempat ini?Pak Andi bukanlah orang yang mudah untuk ditemui, Ia merupakan pria sibuk dan selalu mengutamakan pekerjaannya di atas segala galanya. Jikalau ada hal yang sekiranya penting, istrinya lah yang akan menggantikannya.Namun saat ini, setelah mereka berdua, berusaha menengok kiri dan kanan, dan ke segala arah, mereka tetap tidak menemukan orang yang dicari."Umm
Sosok itu tersenyum bahagia karena telah mendapatkan apa yang diinginkannya, "Tch, tugasku sudah selesai, sebaiknya cepat-cepat pergi, sebelum ada yang bangun, bisa berabe," gumamanya sambil terkekeh geli membayangkan apa yang dia katakan.Ia segera bangkit dan meninggalkan tempat itu melalui jendela samping yang terpeleh dengan lemari besar. Sehingga, kedua sejoli yang sedang mengerang nikmat, mengejar puncak kenikmatan duniawi di atas ranjang penginapan itu tidak menyadari bahwa ada orang lain di kamar itu.Setelah berada diluar ruangan, Ia segera berjalan menuju parkiran. Sambil berjalan, pria itu merogoh saku celana panjang Chinos semata kaki berwarna beige yang Ia kenakan lalu mengeluarkan benda pipih berukuran 7 inci. Ia segera melakukan panggilan pada seseorang.Berselang beberapa detik, "Halo, Boss! plan A Oke!" ujarnya. Entah apa yang mereka bicarakan selanjutnya, pria itu tersenyum dan segera memutuskan panggilan mereka. Ia kemudian menunggangi kuda besinya dan berlalu pergi
Kaki Dewi tak mampu menopang tubuhnya, Ia terduduk lemas di atas ranjang, "Tantri!" lirih wanita paruh baya itu.*Flashback, 4 Jam Sebelumnya*"Tuan, sepertinya apa yang Tuan takutkan sudah terjadi!" bunyi pesan singkat yang masuk ke handphone milik RK, beserta sebuah Video berdurasi 1 menit."Siapa mereka Bu?" RK membalas pesan setelah menonton video yang dikirimkan oleh Bu'Retno."Mereka adalah Ibu dan Adik perempuan Ivan! mungkin Ivan yang menyuruh mereka datang kesini,"balas Bu'Retno.Ya, Bu'Retno adalah pengirim pesan beserta video singkat itu. Ia melakukan apa yang diperintahkan oleh RK sebelum kembali pulang ke rumah bersama Brian putranya.Setelah melihat tingkah Ivan yang bersikeras untuk bertemu dengan Aira, RK yakin, pria itu tidak akan tinggal diam, atau tidak melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, setelah berada di parkiran rumah sakit, Ia segera menelpon Bu'Retno agar jika terjadi sesuatu pada Aira, Bu'Retno harus segera melapor padanya. Berdasarkan hal itu, Bu'Retno segera
RK tersenyum, merasa aneh dengan dirinya sendiri. "Kenapa aku begitu terobsesi untuk membalaskan dendam wanita itu? Sejak kapan aku peduli sama wanita?" gumam RK dengan senyum yang dipaksakan.Senyuman aneh itu menandakan, betapa dia baru menyadari hal itu, setelah segala sesuatu yang Ia rencanakan telah berakhir dengan baik dan sesuai keinginannya.Namun, apa arti semua itu baginya? Senyuman yang perlahan berubah menjadi kekehan dan kini terdengar suara tawa, tak henti-hentinya. Ia bahkan tidak dapat menghentikan tawanya."Tch, Aku bahkan, menyembunyikan hal ini dari Donny! Mengapa?" Gejolak aneh dan perasaan yang tidak biasa terus beradu didalam hati dan pikirannya."Yahh, aku tahu! Ini semua aku lakukan demi putraku, demi Brian. Brian begitu mencintai gadis itu, sejak awal pertemuan mereka." RK menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya kasar lewat mulut. Sembari mendongak menatap langit malam dari balkon kamarnya. "Sebagai seorang ayah, tidak ada salahnya, aku memenuhi keinginan
Aira terus menatap sosok itu dengan tatapan tak percaya. Ada begitu banyak hal yang seketika memenuhi pikirannya. 'Apa ... apa yang Dia lakukan disini? Apa aku sudah melakukan kesalahan? Owh ... Apa karena Bu'Retno gak pulang yahh, jadi dia datang untuk marahin aku! Tuhan ... Aku mintanya malaikat, kok yang datang, pria dingin jahat ini?' batin Aira yang ketakutan seperti sedang melihat hantu.Ya, sosok itu adalah RK. RK sendiri tidak mengerti, mengapa dia bisa berada disana. Berkendara malam hari, rencananya hanya ingin berjalan jalan sebentar, langkah kakinya malah membawanya ke tempat itu.Namun, saat sudah membuka pintu kamar tempat Aira di rawat, Ia ingin mengurungkan niatnya dan segera kembali. Tapi saat melihat Aira yang duduk tertunduk, sambil memeluk lutut di atas tempat tidur, membuat RK membatalkan niatnya untuk pergi, dan melanjutkan langkahnya untuk masuk dan menemui Aira.Dan disinilah mereka, RK dengan perasaan tak menentu, karena sebenarnya dia tidak berniat untuk dat