Share

Bab 3 : Dua Tersangka

Baron dan Dorothy berjalan tergesa-gesa menuju kamar Matteo setelah mendapat kabar mengejutkan dari pelayan tadi. Sepertinya kabar tentang kematian Matteo sudah menyebar ke seluruh isi rumah, karena para pelayan yang ada di rumah ini sudah berkerumun di depan ruangan yang di dalamnya ada Matteo. 

Tapi satu pun dari mereka tidak ada yang berani masuk. Baron lantas melesat masuk, diikuti oleh Dorothy, mereka langsung disuguhi pemandangan yang menyedihkan. 

Bahwa Matteo benar-benar sudah terbujur kaku dengan warna kulitnya yang sudah pucat membiru, tubuhnya layaknya seonggok bangkai, tergeletak di atas lantai tak berdaya. Saat Baron mendekat ke arahnya, berjongkok untuk menyentuh tubuh ayahnya, rasa dingin yang dirasakan membuatnya bergidik merinding. 

Pandangan Baron menyapu ke samping, tak jauh dari tubuh Matteo yang terkapar ada pecahan gelas yang berserakan. Mengambil salah satu dari pecahan tersebut, Baron jadi teringat bahwa gelas yang pecah itu adalah gelas yang dibawa Arjun tadi malam. 

“Maaf, Tuan. Saat saya masuk ke dalam ruangan ini tadi pagi, Juragan sudah dalam kondisi seperti itu. Dan dilihat dari kondisinya, Juragan sudah lama tiada. Bisa jadi malam tadi Juragan mengalami serangan jantung mendadak,” ungkap Arjun yang tiba-tiba saja sudah ada dalam ruangan, memberi informasi. 

Baron bangkit dari posisi jongkoknya, menoleh pada Arjun dengan memasang tatapan penuh curiga. “Kamu yakin penyebabnya adalah serangan jantung?”

Arjun mengambil napas pelan, wajah pucatnya menandakan bahwa dirinya masih belum percaya dengan apa yang tengah terjadi saat ini. “Itu hanya opini saya, Tuan. Mengingat bahwa memang Juragan memiliki riwayat penyakit jantung. Tapi lebih jelasnya kita bisa memanggil tabib untuk tahu apa penyebab kematian Juragan.”

Mata tajam Baron menyipit. Kaki panjangnya melangkah perlahan menuju Arjun. “Kenapa aku mengira bahwa kamulah yang membunuh Ayahku?” 

Tuduhan itu membuat siapapun yang mendengar langsung memasang wajah terkejut, termasuk Dorothy yang sejak tadi hanya diam menyimak. Semua orang tahu bahwa Arjun adalah orang kepercayaan Matteo yang sudah mengabdi selama belasan tahun, rasanya tidak mungkin jika Arjun tega melakukan hal itu. 

“Tuan?” Arjun syok bukan main, ia merasa hina saat dilayangkan tuduhan seperti itu. “Kenapa Tuan bisa menuduh saya?”

Baron mengusap wajahnya, menahan jengkel. “Bukankah tadi malam kamu orang terakhir yang bertemu dengan Ayahku? Dan gelas pecah yang berserakan di lantai adalah gelas yang diantar olehmu. Apa yang kamu masukan ke dalam minuman Ayahku?”

Bisikan demi bisikan di luar ruangan mulai terdengar, mereka mulai menggosip dan termakan oleh tuduhan Baron. Dorothy yang tidak berpihak ke siapa-siapa sebelum tahu bagaimana kebenaran aslinya, rasanya ingin menengahi obrolan mereka. 

“Sumpah demi apapun, Tuan. Saya berani bersumpah bahwa saya tidak mungkin melakukan hal kejam seperti itu. Saya hanya mengantar minuman yang diberi oleh pelayan di dapur,” jelas Arjun melakukan pembelaan untuk dirinya sendiri. 

Dorothy berderap ke sisi Baron, menyentuh lembut pundak suaminya untuk menenangkan. “Seperti apa yang dikatakan Arjun, lebih baik kita memanggil tabib untuk tahu apa penyebab kematian Ayah. Jadi berhentilah menuduh suatu hal yang belum pasti.”

Merasa bahwa istrinya membela Arjun, Baron langsung menatap tajam Dorothy sembari menyingkirkan lengan istrinya tersebut dari bahu. “Kamu jangan ikut campur!” ketusnya penuh penekanan. 

Dorothy tersentak. Tidak pernah dirinya melihat ekspresi menakutkan itu dari wajah Baron sebelumnya, bahkan jika perlu marah biasanya Baron hanya bersikap dingin dan mendiamkannya saja selama beberapa waktu. 

Jika melihat situasi sekarang, Dorothy mencoba untuk memahami apa yang dirasakan Baron. Pasti suaminya itu tidak bisa mengontrol emosi selepas menerima kabar tentang kematian ayahnya. 

“Panggilkan tabib terkenal sekarang juga! Dan jangan biarkan siapapun masuk ke dalam ruangan Ayahku, aku tidak ingin ada barang bukti yang bisa saja dihilangkan dari sini!” teriak Baron sembari berjalan keluar, disusul oleh Dorothy dan Arjun. 

Kurang dari setengah jam, tabib yang diminta Baron sudah sampai. Tabib yang perkiraan usianya sudah menginjak kepala empat itu sedang memeriksa keadaan Matteo, mencari tahu sebab kematian pria itu melalui kemampuan khususnya. 

Irsan—tabib terkenal yang sudah menjamah dari desa ke desa lain dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit serta bisa menangani berbagai ilmu hitam yang masih kental di zaman ini. Irsan sudah lama mengembara ke beberapa tempat, mencari bahan-bahan langka yang dibutuhkan untuk membuat ramuan. 

“Dilihat dari minuman terakhir yang diminumnya, bisa dipastikan penyebab kematiannya adalah karena racun. Ini racun yang amat mematikan, karena tidak perlu menunggu waktu lama untuk melihat reaksinya. Meskipun racun ini disamarkan, sebagai seorang yang bisa meracik racun tentu saja saya tahu jenis racun ini, Tuan,” papar tabib itu sambil menatap Baron yang duduk dihadapannya. 

Jasad Matteo sudah dibaringkan ke atas kasur, berencana akan dibersihkan terlebih dahulu sebelum nantinya akan dikebumikan. Dalam kamar tersebut yang diizinkan masuk hanya Arjun dan Dorothy saja, dan mereka berdua sejak tadi menyimak tidak masuk ke dalam obrolan. 

Setelah tahu apa penyebab kematian Matteo, Baron semakin gencar meyakinkan dirinya bahwa dalang dibalik pembunuhan ini adalah Arjun. Pria yang sebaya dengannya itu menjadi terduga yang paling meyakinkan. 

“Tuan, saya mohon tolong percaya. Saya—”

“Bagaimana mungkin aku bisa percaya?” Baron berdiri. “Minuman dalam gelas yang belum tersentuh mengandung racun. Malam tadi kamu membawa dua gelas dan itu sudah jelas untukku. Bagaimana jadinya jika aku ikut meminumnya juga? Apa kamu memang sengaja ingin membuat aku dan Ayahku mati secara bersamaan?”

Arjun langsung geleng-geleng kepala, ekspresinya semakin panik. “Tidak, Tuan. Jika memang saya punya niat begitu, bukankah saya harus menghilangkan barang bukti? Saya tidak mungkin se ceroboh ini. Kenapa tidak panggil pelayan yang membuat minuman itu? Bisa saja memang dia pelakunya.”

Baron langsung menyahut, pandangannya dengan cepat berpindah pada Dorothy. “Cepat panggilkan pelayan yang dia maksud!”

“Madam Gayatri, dia biasa dipanggil itu,” timpal Arjun memberitahu. 

Dorothy mengangguk. Langsung bergegas keluar kamar, mencari keberadaan wanita itu. Tak perlu waktu lama, yang dicari pun sudah berhasil Dorothy bawa masuk ke dalam ruangan. 

“Tuan Baron, saya benar-benar tidak tahu.” Wanita yang rambutnya penuh dengan uban tersebut seketika langsung bersimpuh, derai air mata memenuhi pipi. “Saya berani melakukan apapun untuk membuktikan bahwa saya tidak bersalah.”

“Apa benar kamu yang membuatkan minuman untuk Ayahku malam tadi?” tanya Baron sambil memandanginya dengan tatapan bengis. 

“Benar, Tuan. Seperti biasa, setiap malam Juragan meminta dibuatkan teh herbal. Dan teh yang saya berikan pun tidak berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Saya tidak mencampurkan apapun ke dalam teh tersebut,” terang wanita itu, tubuhnya sudah bersujud sambil terus sesenggukan, menyeka air mata di pipi. 

“Kalian berdua sama saja! Yang terlibat dengan kejadian semalam adalah kalian berdua, entah siapa yang salah, atau mungkin kalian berdua bersekongkol! Demi menghormati Ayahku yang sudah tiada, kalian harus dihukum. Nyawa dibayar nyawa, tidak ada ampun bagi pengkhianat seperti kalian!” tegas Baron yang bertindak impulsif. 

Dorothy langsung menyerobot, tidak setuju dengan tindakan suaminya. “Tunggu dulu. Kenapa kamu begitu mudah mengambil keputusan dalam hal seperti ini? Kita tidak pernah tahu siapa pelaku sebenarnya. Bisa di antara mereka berdua atau mungkin orang lain. Kasus ini tidak bisa diakhiri dengan cara menuduh seperti itu, Baron. Mereka baru tersangka, belum ada bukti kuat untuk menjadikan mereka sebagai pelaku.”

“Tidak ada yang memintamu untuk berkomentar, Dorothy. Aku yang berhak memutuskan. Aku yang bisa menilai. Sudah jelas bahwa Ayahku keracunan dan racun itu ada di dalam minumannya, lalu mereka berdua terlibat di dalamnya. Mana mungkin aku tidak curiga?” sanggah Baron, sorot matanya membuat Dorothy memilih untuk mematung di tempat. 

Beberapa pria yang ditugaskan untuk menjadi penjaga di rumah ini langsung berbondong masuk, jumlah mereka sekitar empat orang. Sesuai perintah, mereka menyeret paksa Arjun dan Madam Gayatri untuk dibawa keluar, hendak melakukan penghukuman. 

Tapi belum sempat itu terjadi, sebelum mereka berhasil dibawa keluar, beberapa pelayan lain masuk lebih dulu. Salah seorang di antara ketiga pelayan yang masuk langsung berbicara. 

“Tuan, maafkan kami. Tapi ini penting. Sesuai apa yang Tuan Baron minta sebelumnya, kami sudah menggeledah dan memeriksa seluruh tempat dan ruangan di ruangan, terutama memeriksa kamar Arjun dan Madam Gayatri. Dan di kamar Arjun, kami menemukan ini.” Pelayan itu menunjukkan sesuatu di tangannya, sebuah botol kecil yang tampak tak asing bagi Dorothy. 

“Benda apa ini?” Baron yang bertanya, mengambil alih benda tersebut. 

“Saya tidak tahu, Tuan. Karena mencurigakan, alhasil saya membawanya ke sini,” terang pelayan itu. 

Sang tabib yang ikut penasaran dengan benda tersebut langsung meminta izin untuk melihatnya secara detail. Setelah ditelaah dari bentuk, warna dan aroma, meski yang terlihat cairan dalam botol itu seperti air biasa, tapi tabib itu tetap bisa mengenalinya. 

“Ini racun yang sama dengan racun yang sudah tersebar dalam tubuh Juragan Matteo. Terbuat dari tumbuhan mematikan yang langka dan tidak bisa hidup di sembarang tempat, tepatnya di wilayah utara yang dipastikan jarang terjamah oleh manusia, bahkan saya sendiri pun belum pernah membuat racun mematikan seperti ini,” ungkap tabib itu menjelaskan. 

Di saat Baron mulai meluap-luap dan semakin yakin bahwa pelaku pembunuhan berencana ini adalah Arjun, pandangan Dorothy tidak lepas dari botol berisi racun yang masih ada dalam genggaman tabib itu. Pikirannya jadi terlempar pada kejadian malam lalu, dimana Baron melakukan transaksi barang dengan orang asing. 

Dan barang itu adalah botol berisi racun tersebut. 

Dorothy bergumam dengan penuh kecurigaan, “Jangan-jangan ... Apa mungkin?”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status