“Jangan sentuh aku! aku akan pergi dari sini! Jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotormu!” sentak Belian kepada lelaki yang akan menarik tangannya.Lalu dengan terpaksa Belina dan Jarvis pergi dari ruang pesta tersebut. Aleya menghela napas lega, karena sala satu orang yang membuatnya tidak nyaman telah pergi.“Terima kasih, Tuan. Karena Tuan, wanita itu telah pergi,” ujar Aleya mengucapkan terima kasih kepada Abraham.Abraham menoleh ke Aleya, lalu dengan ramah ia berkata, “Aku yang seharusnya meminta maaf kepadamu. Kamu tamu undanganku, sudah seharusnya kamu merasa nyaman di sini. Maaf atas tidak nyamannya.”Aleya terkejut dengan sikap ramah Abraham, padahal dia orang yang baru dalam dunia bisnis, tapi sikapnya sungguh menghormatinya.“Pamanku akan membela tamunya, apalagi kamu merupakan tamu undangan khusus,” ujar Omar yang sudah berdiri di samping Aleya.“Undangan khusus?” Aleya bingung dengan undangan khusus.“Kami mendengar berita tentang kamu yang melesat dengan bisnismu ya
“Aku terpaksa membeli alat berat ke Jarvis karena kamu mengiming-imingiku dengan segala kemudahan perawatan dan klaim asuransi jika ada kerusakan. Tapi kenyataannya tidak ada, aku bahkan kamu usir karena mengajukan komplain.”Wahyu melampiaskan kekesalannya kepada Belina, tapi bukannya menyadari kesalahannya, wanita licik itu malah menghardik Wahyu.“Kamu memang pengusaha licik, kamu sengaja menjatuhkanku di depan umum? Kamu membela wanita jalang ini? Jangan-jangan kamu ada affair dengan Aleya.”Dengan rasa tidak tahu malu Belina menuduh Wahyu dan Aleya memiliki hubungan terlarang.“Astaga, Belina. Ternyata bukan hanya Jarvis yang tidak becus memimpin perusahaan, tapi karena sikap aroganmu yang membuat keluarga Leopard semakin di pandang rendah oleh orang lain. Kalau bukan karena Yavid, maka kamu dan Jarvis akan hancur.”Wahyu meninggalkan Belina dan Aleya, sementara itu beberapa orang yang mendengar dan menyaksikan pertengkaran keduanya memihak kepada Wahyu. Selama ini Belina menggun
“Siapa kamu? Kenapa kamu ada di sampingku?”Omar melotot terkejut ketika wanita yang duduk di sampingnya bukan Aleya.“Maaf, tadi Nyonya menerima telepon dan malah duduk di sana setelah selesai menerima telepon,” jawab Rita memberikan alasan kepada Omar agar lelaki berusia dua puluh dua tahun itu tidak mencurigai Aleya yang hanya ingin mencari informasi mengenai keluarga Omar dan Leopard.Omar terpaksa melewati acara inti tanpa bisa berbincang lagi dengan Aleya. Acara tersebut akhirnya selesai. Para tamu undangan menikmati hidangan yang telah di siapkan di atas meja. Para pelayan menyajikan secara bergantian menu makanan yang mewah.Di sudut ruangan disediakan mini bar untuk orang-orang yang ingin mengobrol lebih dekat dengan rekan yang lainnya. Termasuk Aleya yang sengaja duduk di mini bar di temani oleh Rita, sedangkan Kristy sedang berbincang dengan seorang pengusaha bernama Jhonson. Tujuan Kristy adalah ingin mengenalkan perusahaannya kepada pengusaha yang mempunyai lahan olahan p
“Dia tidak akan berhenti hingga menjatuhkan aku.”Aleya menatap Belina sambil menggerutu dalam hatinya. Sedangkan Omar terus melihat ke arah Belina memastikan jika wanita licik itu telah menjauh dari Aleya.“Kamu jangan dengarkan ucapan dia. Aku tidak suka dengannya karena tayangan beberapa bulan lalu yang menjelekkan kamu sebagai mantan menantunya. Karena menayangkan masalah pribadi ke publik hanya akan menjadi kegaduhan yang bisa menjelekkan nama keluarganya.” Omar sepertinya berada di pihak Aleya.Aleya tersenyum setelah mendengar ucapan Omar yang telah jujur tidak menyukai Belina.“Sepertinya aku tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mencari orang yang memihakku. Meskipun Belina sudah terang-terangan menjelekkan namaku ke publik, sepertinya aku masih punya kesempatan menjatuhkannya karena ucapannya sendiri. Sekarang terbukti ucapan tajamnya mulai menusuk dirinya sendiri,” ujar Aleya dalam hatinya.“Aleya ...” panggil Omar lagi.“Oh, maaf. Tadi aku sempat melamun karena uca
“Aleya, kamu di mana sekarang? Acara hampir mulai.”Kristy telah menunggu selama setengah jam di loby hotel Parlton. Salah satu hotel mewah yang dijadikan tempat perayaan ulang tahun pernikahan Abraham dan Monica yang ke dua puluh tahun. Mereka adalah pemilik Perusahaan Watcher. Salah satu produknya adalah jam tangan Bolex yang sudah mendunia.“Katanya sebentar lagi sampai, tapi detik ini juga belum tampak batang hidungnya,” Kristy mulai kesal.Pandangan matanya kembali tertuju ke pintu masuk Hall tempat acara berlangsung. Para pengusaha yang memiliki perusahaan besar terlihat sudah memasuki Hall tersebut. Dengan cemas Kristy melihat jam tangan, sebentar lagi acara akan segera dimulai.“Jangan cemas, aku sudah di sini,” ujar Aleya yang sudah berdiri di belakang Kristy.Mendengar suara Aleya di belakangnya, Kristy segera menoleh dan ingin melampiaskan kekesalannya karena sudah menunggunya terlalu lama.“Kamu itu ya, katanya ...” Kristy belum sempat melampiaskan kekesalannya ke Aleya, t
“Aleya, aku akan membuatmu menderita.”Purnama melampiaskan emosinya kepada anak kandungnya tersebut yang telah mempermainkannya.“Bukankah sejak dulu Anda sudah membuat aku menderita?”Pertanyaan Aleya malah semakin membuat Purnama murka, ia melemparkan koper yang dipegangnya dan membuat koper tersebut terbuka akibat hantaman keras ke lantai parkir.Sampah kertas yang ada di dalam koper tersebut sekarang berhamburan keluar dari dalam koper tertiup angin. Aleya tersenyum lebar melihat ayahnya melampiaskan amarahnya tanpa bisa menyentuhnya. Namun, beberapa detik kemudian senyuman itu diiringi oleh air mata yang mengalir deras di pipinya.“Aaaaarrrggh!” teriak Purnama sebelum mengakhiri panggilan teleponnya.Rita yang menyaksikan senyuman dan kesedihan majikannya tersebut hanya bisa menghela napas panjang. Rasa sakit hati dan kesedihan serta kegembiraan karena tidak lagi tergantung kepada ayah kandungnya bercampur menjadi satu.Rasa sesak menyerang dada Aleya, walau Purnama jahat kepada