"Ugh, apa yang terjadi? Kepalaku terasa sakit sekali." gumam Ryan yang baru sadarkan diri.
Saat Ryan melihat sekelilingnya, ia sedikit terkejut. Karena ia sekarang berada di sebuah ruangan berdinding kayu dengan luas sekitar 3x3 meter.Di dalam ruangan redup itu, terdapat seorang pria tua berambut dan berjanggut panjang putih. Pakaian yang dia gunakan terlihat seperti di film-film china jaman kerajaan."Kamu sudah sadar rupanya." ucap pria tua itu.Melihat sosok asing itu, Ryan bertanya, "Siapa kamu? Aku sekarang ada di mana?"Berdasarkan ingatan terakhir Ryan, ia sedang tidur di kamar. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya telah diculik dan dibuang ke sungai.Pria tua itu lalu menatap ke arah Ryan dan berkata, "Namaku Xiao Yan. Aku menemukanmu hanyut di sungai, jadi aku membawamu ke rumahku.""Hanyut di sungai?" Ketika Ryan mengucapkannya, tiba-tiba ingatan samar saat Ryan akan dibuang ke sungai muncul. "Jadi begitu, aku sepertinya diculik saat tidur dan tubuhku dibuang ke sungai …" gumam Ryan dengan suara rendah.Ryan pun mengingat dengan jelas apa yang diucapkan salah satu orang yang menculiknya."Tuan Muda ... kira-kira siapa Tuan Muda yang dimaksud mereka? Mengapa dia ingin membunuhku?"Mengingat ini, amarah Ryan menjadi menggebu-gebu. "Padahal hidupku sudah cukup sengsara, tapi kenapa masih ada orang yang ingin membunuhku?!"Melihat situasi Ryan, Xiao Yan memilih diam dan menunggu kondisi Ryan tenang. Setelah beberapa saat, Ryan pun akhirnya tenang."Apakah ini perbuatan orang yang membuat rem mobilku blong saat itu?" gumam Ryan.Mendengar ucapan Ryan, Xiao Yan sadar bahwa Ryan bukan manusia asli dunia ini. "Mendengar kata mobil, apakah ketika masih di Bumi, kamu mati karena kecelakaan mobil?""Masih di Bumi? Apa maksudmu?" Ryan cukup bingung dengan ucapan Xiao Yan."Di sini bukanlah Bumi, tapi dunia Heaven Sword. Kamu telah bertransmigrasi ke dunia ini."Awalnya, Ryan tidak percaya dengan semua ini. Namun setelah Xiao Yan mengeluarkan api hijau kebiruan berbentuk bunga lotus dari telapak tangannya, Ryan akhirnya percaya bahwa dunia ini bukan lagi Bumi.Alasan mengapa Xiao Yan tahu tentang Bumi, itu karena dirinya sendiri adalah seorang reinkarnator. Di kehidupan sebelumnya, ia hanya seorang warga negara China biasa."Jika kamu ingin bertahan hidup di sini, kamu harus belajar Kultivasi. Apalagi, sekarang kamu merasuki tubuh seorang pria muda berusia 14 tahun. Masih belum terlambat untuk melakukan Kultivasi di umur semuda ini." Perkataan Xiao Yan ini menyadarkan Ryan bahwa ia memiliki tubuh yang berbeda. Ia tidak lagi cacat seperti di kehidupan sebelumnya.Ryan lalu bangun dari tempat tidurnya dan berlutut di depan Xiao Yan. "Kakek Xiao Yan, tolong ajari aku Kultivasi." "Baiklah, aku akan mengajarimu Kultivasi. Tapi teknik Kultivasi apa yang ingin kamu pelajari?""Aku ingin mempelajari Kultivasi yang berhubungan dengan pengobatan!" Xiao Yan terdiam sejenak memikirkan Teknik Kultivasi apa yang cocok dengan permintaan Ryan.Setelah beberapa saat, Xiao Yan mendadak menempelkan jari telunjuknya ke dahi Ryan. Seketika itu, cahaya biru menyilaukan bersinar di ujung jari Xiao Yan.Dalam sekejap, seluruh informasi mengenai Teknik Kultivasi dan juga Alkimia merasuk dalam otak Ryan.Setelah semua informasi tersebut masuk, Ryan berbisik, "Mantra Api Surgawi …""Benar, itulah nama Teknik yang aku berikan padamu. Ini adalah Teknik Kultivasi modifikasi dari Teknik Mantra Api yang aku gunakan.""Bedanya, dalam Teknik Mantra Api, untuk bisa naik ke tingkat berikutnya, aku harus mengkonsumsi berbagai macam Api. Sedangkan Mantra Api Surgawi, penggunanya hanya perlu mengkonsumsi satu jenis Api saja sekali seumur hidup." Xiao Yan kemudian memberi penjelasan mengenai tingkat Kultivasi yang ada di dunia ini. Dimulai dari Qi Condensation, Fondation Establishment, Core Formation, Nascent Soul, Deva, Demigod, dan yang terakhir Celestial.Masing-masing dari tingkat Kultivasi itu, memiliki tiga level, yaitu level awal, tengah, dan puncak.Mendapat penjelasan tersebut, Ryan mengangguk paham tentang sistem dunia ini."Tapi, untuk bisa menggunakan Teknik Kultivasi Mantra Api Surgawi, aku harus memiliki Api dulu. Sedangkan aku masih belum menemukannya.""Tenang saja, aku akan memberikanmu salah satu koleksi api yang aku miliki." Dari telapak tangan Xiao Yan, muncul sebuah biji api hijau kecil."Ini adalah benih Api Lotus Hijau. Kamu bisa menggunakan api ini untuk Kultivasimu." Tanpa menunggu persetujuan Ryan, Xiao Yan langsung memasukkan benih Api Lotus Hijau itu ke dalam dada Ryan.Seketika itu, Ryan langsung berteriak kesakitan. "ARGH!""Cepat gunakan Teknik Kultivasi yang telah aku berikan tadi! Jika tidak, kamu akan menjadi abu!" teriak Xiao Yan.Ryan kemudian langsung menjalankan Teknik Kultivasi Mantra Api Surgawi untuk mengendalikan benih Api Lotus Hijau yang ada di dalam dadanya.Perlahan, rasa sakit yang Ryan rasakan mulai berangsur-angsur menghilang.Tanpa ia sadari, Kultivasi Ryan mendadak meningkat cepat dari Qi Condensation Awal, langsung meroket ke Foundation Establishment Tengah. Api hijau kebiruan tampak menyelimuti tubuhnya dengan indah.Xiao Yan cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Jenius … dia benar-benar jenius!"Namun, karena kejeniusan Ryan, langit iri dengan keberadaannya. Langit cerah di luar seketika itu berubah menjadi gemuruh. Petir pun menyambar-nyambar, seakan menentang keberadaan Ryan.'Menarik sekali! Bahkan langit pun iri dengan kejeniusannya!' batin Xiao Yan. Ia kemudian keluar dari rumah kayunya, dan dengan satu lambaian tangan, awan gelap yang menyelimuti dunia itu langsung menghilang.Setelah berhasil mengusir awan hitam tersebut, Xiao Yan kembali masuk dan mengawasi perkembangan Ryan.'Tubuh yang Ryan rasuki terlalu jenius. Mungkin karena inilah, pemilik asli tubuh Ryan mati dan dibuang ke sungai. Lalu jiwa Ryan tidak sengaja masuk ke dalam tubuh itu.' Beberapa jam kemudian, Kultivasi Ryan mulai stabil dan berhenti pada tingkat Core Formation Awal. Api yang menyelimuti tubuh Ryan pun mulai padam. Saat Ryan membuka matanya, ia kembali berlutut di depan Xiao Yan. "Murid memberi hormat kepada Guru!"Melihat aksi Ryan, tangan Xiao Yan mengusap-usap kepalanya sambil tersenyum puas.~***~Dalam 10 tahun, Xiao Yan dan Ryan berkeliling dunia Heaven Sword. Dalam perjalanannya, Ryan pun mendapat julukan Kaisar Pengobatan.Hal ini disebabkan Ryan telah mengobati banyak orang. Bahkan dengan memanipulasi Api Lotus Hijau yang ia miliki, Ryan dapat menyembuhkan orang yang berada di ambang kematian.Bisa dibilang, tidak ada yang tidak bisa disembuhkan oleh Ryan. Selain bidang pengobatan, dalam bidang Alkimia Ryan juga sangat terkenal.Pada tahun ke-20 sejak Ryan bertransmigrasi, Ryan berpisah dengan Gurunya.Xiao Yan berkata bahwa dia ingin pulang ke benua Dou Qi untuk mengunjungi istri dan anaknya. Benua Dou Qi sendiri berada di dunia yang berbeda dengan Heaven Sword."Jika kamu telah mencapai tingkat Celestial, kamu pasti bisa pergi ke berbagai dunia. Jadi, jangan lupa kunjungi Guru kalau kamu berhasil mencapainya." Itulah pesan Xiao Yan sebelum meninggalkan Ryan.880 tahun berlalu begitu cepat. Kini Ryan berada di tingkat Demigod Akhir. Total 1000 tahun berlalu sejak kedatangannya ke Heaven World.Perkembangan Kultivasi Ryan melambat sejak menginjakkan kakinya di tingkat Deva. Ia bahkan butuh 800 tahun untuk bisa mencapai tingkat Demigod Akhir."Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk naik ke tingkat Celestial."Dengan hati yang mantap, Ryan menjalani Tribulasi Kenaikan Tingkat.Ryan lalu duduk bersila di puncak sebuah gunung. Ia menanti Tribulasi yang datang padanya.Beberapa detik kemudian, awan hitam pekat mulai menyelimuti puncak gunung tersebut."Sudah dimulai rupanya." senyum Ryan.Seketika itu juga, Petir Surgawi maha dahsyat turun menyambar tubuh Ryan.JEDERDengan menggunakan Perisai Lotus, Ryan berhasil menghalau Petir Surgawi Pertama. Dalam Tribulasi ini, total ada tiga Petir Surgawi yang akan turun. Setiap petir menguji hal yang berbeda.Petir pertama menguji fisik, Petir kedua menguji mental, dan Petir ketiga menguji jiwa.Dengan mudahnya, Ryan melewati Petir Surgawi Kedua. Namun, saat Petir ketiga tiba, Jiwa Ryan tidak kuat menghadapi Petir tersebut.Alhasil, tubuh Ryan hancur terkena sambaran Petir Surgawi. Ia gagal mencapai tingkat Celestial.~***~Tit Tit Tit TitSuara alat pengukur detak jantung terdengar memenuhi sebuah kamar rumah sakit.Di dalam kamar tersebut, terbaring seorang pria bertubuh kurus yang hampir tinggal kulit dan tulangnya saja.Tiba-tiba saja, mata pria kurus tersebut terbuka."Ini?!""Apa yang terjadi?""Bukankah aku seharusnya sudah mati? Apakah aku bertransmigrasi lagi?"Ryan yang terkejut dengan kejadian ini, mencoba melihat keadaan sekitar. Ia melihat ada infus, alat pengukur detak jantung, dan juga alat bantu pernafasan. Ryan akhirnya sadar bahwa dirinya berada di kamar Rumah Sakit.Saat Ryan akan melepas alat bantu pernafasan yang ada di wajahnya, Ryan tidak dapat merasakan tangan kanannya."Ini?! Jangan-jangan …"Untuk membuktikan kecurigaannya, Ryan mencoba menggerakkan kaki kanannya. Ternyata ia juga tidak dapat merasakan kaki kanannya."Aku kembali ke tubuh lamaku!"Ryan lalu mencoba mengecek keadaan tubuhnya. Ia menemukan bahwa tubuhnya tidak memiliki energi Qi sama sekali.Tapi saat Ryan mengecek jiwanya, Ryan menemukan bahwa jiwanya terasa lebih kuat dari sebelumnya. "Jadi begitu …""Alasan aku gagal dalam Tribulasi ketiga adalah karena jiwaku tidak sempurna. Sebagian kecil jiwaku masih berada dalam tubuh ini."Saat mengucapkannya, mata Ryan melebar seakan mendapat pencerahan. "Bukankah itu artinya, sekarang jiwaku telah sempurna dan aku b
Tidak ingin membuat orang-orang curiga, Ryan pun segera mengubah wajah dan tubuhnya ke bentuk semula dengan Teknik Seribu Wajah.Hal ini terpaksa Ryan lakukan agar tidak mengundang kecurigaan orang-orang dan juga dokter. Karena sangat tidak mungkin, tubuh yang awalnya kurus kering, tiba-tiba menjadi kekar berotot seperti seorang atlet olimpiade hanya dalam semalam.Ryan lalu mulai memejamkan mata dan berfokus mengendalikan energi Qi yang ada dalam tubuhnya. Dengan tingkat kultivasi Qi Condensation Tengah, Ryan memanipulasi Qi untuk menyelimuti seluruh organ dan tulangnya.Secara ajaib, tubuh Ryan yang berotot itu kembali menyusut seperti sebelumnya, menyisakan tulang dan kulitnya saja, seperti orang yang tak terurus."Sempurna!" ucapnya Ryan. Ia kemudian segera kembali berbaring di ranjang rumah sakit sebelum perawat atau pun dokter yang memeriksanya datang.Benar saja, tidak lama kemudian, suara langkah kaki seseorang terdengar mendekat. Walau langkah kaki ini masih berjarak 10 meter
"A-anakku? Bukankah dulu saat aku pergi Dian belum hamil Pa-Ma?” Ryan mengulangi pertanyaannya. Bukan karena ia tidak mempercayai istrinya itu, hanya saja dia masih merasa syok dengan apa yang ada di hadapannya sekarang.“Ya, apa yang kamu dengar itu benar Nak. Dia adalah anakmu dan Dian,” jawab Nova, Ibu Ryan. "Jadi, dulu setelah kamu menghilang, Dian baru mengetahui jika dirinya sedang berbadan dua. Saat itu tiba-tiba saja dirinya drop. Begitu diperiksa, dokter mengatakan kalau dirinya sedang mengandung delapan minggu," tambahnya dengan mata menerawang jauh ke depan."Pantas saja dia sangat mirip dengan Dian. Tapi, dia sama sekali tidak mirip denganku. Apakah dia benar-benar anakku?" gumam Ryan sambil mengirimkan energi Qi secara diam-diam ke dalam tubuh gadis kecil yang kini sedang bermain boneka sendirian di balik sofa. Hal ini ia lakukan untuk memeriksa hubungan darah di antara keduanya. Saat Energi Qi seukuran sehelai rambut masuk ke dalam aliran darah gadis kecil itu, Ryan mer
Mendengar pertanyaan Ryan, Nova hanya bisa terdiam sambil mengusap-usap rambut hitam Alena, seakan ingin menyembunyikan sesuatu. "Ma, tolong katakan dengan jujur, sejak kapan Alena seperti ini?" tanya Ryan dengan nada meninggi. Sebelum Nova menjawab, Imam menjawabnya terlebih dahulu. "Alena sudah batuk berdarah sejak dia datang kemari bersama ibunya. Saat itu, kami sudah mencoba menanyakannya pada Dian. Akan tetapi Dian sama sekali tidak mau memberitahu kami." Ryan menatap bocah manis itu. Tampak di wajahnya, tercetak ekspresi kesakitan yang teramat sangat. Walau begitu, Alena berusaha tidak mengeluh dan menahannya. Melihat darah dagingnya seperti itu, hati Ryan terasa seperti dipotong-potong. "Apakah ini penyakit bawaan?" "Bapak kurang tahu Nak. Beberapa kali kami membawa Alena berobat, tapi tidak ada satupun yang tahu penyakit apa yang dideritanya. Dokter hanya memberi kami resep obat untuk meringankan rasa sakit dan menghentikan pendarahan. Tapi semua itu hanya bersifat sement
Karena Tingkat Kultivasi Ryan hanya berada di Qi Condensation Tengah, maka energi yang dimiliki Ryan tidaklah banyak. Demi berusaha membakar habis racun di tubuh Alena saja, Ryan telah menghabiskan 80% Qi dalam tubuhnya. Hal ini membuat nafas Ryan terengah-engah. Walau begitu, Ryan tetap terus menyuntikkan energi Qi miliknya tanpa henti.Setelah beberapa saat berpikir dan mengatur napasnya, Ryan memutuskan untuk sementara waktu menyegel racun di dalam tubuh Alena.Dengan cepat, Api Lotus Hijau di tubuh Alena menyelimuti semua racun yang ada dalam tubuhnya, dan langsung mengumpulkannya menjadi satu, membentuk sebuah permata hitam legam di dalam jantung Alena.Semua proses ini, mulai dari awal hingga proses penyegelan, telah memakan waktu kurang lebih 50 menit. Dengan kata lain, Ryan telah memeluk Alena selama hampir satu jam. Tentu saja hal ini membuat kedua orang tua Ryan sedikit bingung. Namun, mereka mengira bahwa lamanya Ryan memeluk Alena karena keduanya sedang saling melepas rin
"Kalian lanjutkan saja makannya, biar Mama yang ke depan membukakan pintu," usul Ibu Ryan seraya bangkit dari duduknya menuju pintu depan.Ryan, bapaknya, dan Alena kembali menikmati makanan sederhana yang dimasak penuh cinta oleh malaikat tak bersayap mereka. Namun, lagi-lagi suapan mereka harus kembali terjeda saat mendengar rengekan keras Ibu Ryan. "Tolong jangan pukul saya Pak … tolong beri kami waktu …"Suara ini membuat Alena sedikit ketakutan. Bahkan wajah santai Imam berubah drastis, seakan-akan ia tahu identitas orang yang bertamu ke rumahnya itu. Saat Imam akan berdiri menyusul Nova, Ryan langsung menghentikannya. “Pa, biar Ryan yang pergi ke depan. Papa makan saja di sini bersama Alena.”"Tapi Nak …"Tanpa menunggu persetujuan Imam, Ryan langsung bangkit dari duduknya, dan segera berjalan ke teras depan. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, sehingga membuat Ibunya sampai seperti itu.Ternyata dugaan Ryan benar. Saat Ryan tiba di teras depan, ia melihat sang Ibu sudah te
"Hehehe, jangan pernah mempermain kami, keparat! Dengan libasan golokku, akan aku pastikan kepala dan badanmu itu terpisah."Mendengar ini, Ryan berkata dengan nada tinggi. "Jangan banyak bicara, ayo maju kalian bertiga!""Dasar sombong!""Ayo maju!""Mati kau!"Ketiga pria berbadan kekar tersebut berteriak dan maju secara bersamaan. Mereka dengan cepat melayangkan golok tajam tanpa ada keraguan di dalamnya.Melihat datangnya ketiga bilah golok yang datang dari tiga arah yang berbeda secara bersamaan, Ryan tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. Ekspresi tenang di wajahnya menjadi lapisan tipis yang menyembunyikan kekuatan dalam dirinya.Saat ketiga golok tersebut berada pada jarak tertentu, Ryan lalu bergerak mengelak dengan lincah, meliuk dan menari di antara serangan-serangan itu. Setiap gerakan tubuhnya penuh dengan keanggunan dan keahlian yang memikat. Dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, ia merespons setiap serangan dengan tepat waktu.Golok-golok itu berputar dan be
"Mama tenang saja, masalah ini biar nanti Ryan yang menyelesaikannya. Sekarang Mama, Papa, dan Alena lanjutkan sarapan kalian saja. Tadi belum sempat makan kan?" Ryan mengalihkan topik pembicaraan."Ennn ... biar nanti siang saja mama teruskan, sekarang nafsu makan mama benar-benar sudah hilang.”"Papa juga sudah kenyang. Kalau Alena bagaimana?""Ennn …" Alena menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia masih sedikit ketakutan dengan keributan yang terjadi di luar."Brengsek! Tahu begini, setidaknya aku akan memecahkan bola kejantanan mereka terlebih dahulu sebelum membiarkan kelimanya pergi, sebagai bayaran telah merusak suasana sarapan keluargaku." bisik Ryan"Kamu bilang apa Nak?" tanya Nova yang sekilas sepertinya mendengar bisikan kecil Ryan tadi."Ryan cuma menghela nafas saja kok Ma." Ryan tersenyum sembari berharap ibunya tidak mendengar perkataannya.Karena acara sarapan bersama telah kacay, Ryan dan kedua orang tuanya memilih untuk bercengkrama di sana mengisi waktu kosong, karena ke