Share

Bab 2 - Prolog (II)

"Ugh, apa yang terjadi? Kepalaku terasa sakit sekali." gumam Ryan yang baru sadarkan diri. 

Saat Ryan melihat sekelilingnya, ia sedikit terkejut. Karena ia sekarang berada di sebuah ruangan berdinding kayu dengan luas sekitar 3x3 meter.

Di dalam ruangan redup itu, terdapat seorang pria tua berambut dan berjanggut panjang putih. Pakaian yang dia gunakan terlihat seperti di film-film china jaman kerajaan.

"Kamu sudah sadar rupanya." ucap pria tua itu.

Melihat sosok asing itu, Ryan bertanya, "Siapa kamu? Aku sekarang ada di mana?"

Berdasarkan ingatan terakhir Ryan, ia sedang tidur di kamar. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya telah diculik dan dibuang ke sungai.

Pria tua itu lalu menatap ke arah Ryan dan berkata, "Namaku Xiao Yan. Aku menemukanmu hanyut di sungai, jadi aku membawamu ke rumahku."

"Hanyut di sungai?" Ketika Ryan mengucapkannya, tiba-tiba ingatan samar saat Ryan akan dibuang ke sungai muncul. 

"Jadi begitu, aku sepertinya diculik saat tidur dan tubuhku dibuang ke sungai …" gumam Ryan dengan suara rendah.

Ryan pun mengingat dengan jelas apa yang diucapkan salah satu orang yang menculiknya.

"Tuan Muda ... kira-kira siapa Tuan Muda yang dimaksud mereka? Mengapa dia ingin membunuhku?"

Mengingat ini, amarah Ryan menjadi menggebu-gebu. "Padahal hidupku sudah cukup sengsara, tapi kenapa masih ada orang yang ingin membunuhku?!"

Melihat situasi Ryan, Xiao Yan memilih diam dan menunggu kondisi Ryan tenang. Setelah beberapa saat, Ryan pun akhirnya tenang.

"Apakah ini perbuatan orang yang membuat rem mobilku blong saat itu?" gumam Ryan.

Mendengar ucapan Ryan, Xiao Yan sadar bahwa Ryan bukan manusia asli dunia ini. "Mendengar kata mobil, apakah ketika masih di Bumi, kamu mati karena kecelakaan mobil?"

"Masih di Bumi? Apa maksudmu?" Ryan cukup bingung dengan ucapan Xiao Yan.

"Di sini bukanlah Bumi, tapi dunia Heaven Sword. Kamu telah bertransmigrasi ke dunia ini."

Awalnya, Ryan tidak percaya dengan semua ini. Namun setelah Xiao Yan mengeluarkan api hijau kebiruan berbentuk bunga lotus dari telapak tangannya, Ryan akhirnya percaya bahwa dunia ini bukan lagi Bumi.

Alasan mengapa Xiao Yan tahu tentang Bumi, itu karena dirinya sendiri adalah seorang reinkarnator. Di kehidupan sebelumnya, ia hanya seorang warga negara China biasa.

"Jika kamu ingin bertahan hidup di sini, kamu harus belajar Kultivasi. Apalagi, sekarang kamu merasuki tubuh seorang pria muda berusia 14 tahun. Masih belum terlambat untuk melakukan Kultivasi di umur semuda ini." 

Perkataan Xiao Yan ini menyadarkan Ryan bahwa ia memiliki tubuh yang berbeda. Ia tidak lagi cacat seperti di kehidupan sebelumnya.

Ryan lalu bangun dari tempat tidurnya dan berlutut di depan Xiao Yan. "Kakek Xiao Yan, tolong ajari aku Kultivasi." 

"Baiklah, aku akan mengajarimu Kultivasi. Tapi teknik Kultivasi apa yang ingin kamu pelajari?"

"Aku ingin mempelajari Kultivasi yang berhubungan dengan pengobatan!" 

Xiao Yan terdiam sejenak memikirkan Teknik Kultivasi apa yang cocok dengan permintaan Ryan.

Setelah beberapa saat, Xiao Yan mendadak menempelkan jari telunjuknya ke dahi Ryan. Seketika itu, cahaya biru menyilaukan bersinar di ujung jari Xiao Yan.

Dalam sekejap, seluruh informasi mengenai Teknik Kultivasi dan juga Alkimia merasuk dalam otak Ryan.

Setelah semua informasi tersebut masuk, Ryan berbisik, "Mantra Api Surgawi …"

"Benar, itulah nama Teknik yang aku berikan padamu. Ini adalah Teknik Kultivasi modifikasi dari Teknik Mantra Api yang aku gunakan."

"Bedanya, dalam Teknik Mantra Api, untuk bisa naik ke tingkat berikutnya, aku harus mengkonsumsi berbagai macam Api. Sedangkan Mantra Api Surgawi, penggunanya hanya perlu mengkonsumsi satu jenis Api saja sekali seumur hidup." 

Xiao Yan kemudian memberi penjelasan mengenai tingkat Kultivasi yang ada di dunia ini. 

Dimulai dari Qi Condensation, Fondation Establishment, Core Formation, Nascent Soul, Deva, Demigod, dan yang terakhir Celestial.

Masing-masing dari tingkat Kultivasi itu, memiliki tiga level, yaitu level awal, tengah, dan puncak.

Mendapat penjelasan tersebut, Ryan mengangguk paham tentang sistem dunia ini.

"Tapi, untuk bisa menggunakan Teknik Kultivasi Mantra Api Surgawi, aku harus memiliki Api dulu. Sedangkan aku masih belum menemukannya."

"Tenang saja, aku akan memberikanmu salah satu koleksi api yang aku miliki." Dari telapak tangan Xiao Yan, muncul sebuah biji api hijau kecil.

"Ini adalah benih Api Lotus Hijau. Kamu bisa menggunakan api ini untuk Kultivasimu." 

Tanpa menunggu persetujuan Ryan, Xiao Yan langsung memasukkan benih Api Lotus Hijau itu ke dalam dada Ryan.

Seketika itu, Ryan langsung berteriak kesakitan. "ARGH!"

"Cepat gunakan Teknik Kultivasi yang telah aku berikan tadi! Jika tidak, kamu akan menjadi abu!" teriak Xiao Yan.

Ryan kemudian langsung menjalankan Teknik Kultivasi Mantra Api Surgawi untuk mengendalikan benih Api Lotus Hijau yang ada di dalam dadanya.

Perlahan, rasa sakit yang Ryan rasakan mulai berangsur-angsur menghilang.

Tanpa ia sadari, Kultivasi Ryan mendadak meningkat cepat dari Qi Condensation Awal, langsung meroket ke Foundation Establishment Tengah. Api hijau kebiruan tampak menyelimuti tubuhnya dengan indah.

Xiao Yan cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Jenius … dia benar-benar jenius!"

Namun, karena kejeniusan Ryan, langit iri dengan keberadaannya. 

Langit cerah di luar seketika itu berubah menjadi gemuruh. Petir pun menyambar-nyambar, seakan menentang keberadaan Ryan.

'Menarik sekali! Bahkan langit pun iri dengan kejeniusannya!' batin Xiao Yan. Ia kemudian keluar dari rumah kayunya, dan dengan satu lambaian tangan, awan gelap yang menyelimuti dunia itu langsung menghilang.

Setelah berhasil mengusir awan hitam tersebut, Xiao Yan kembali masuk dan mengawasi perkembangan Ryan.

'Tubuh yang Ryan rasuki terlalu jenius. Mungkin karena inilah, pemilik asli tubuh Ryan mati dan dibuang ke sungai. Lalu jiwa Ryan tidak sengaja masuk ke dalam tubuh itu.' 

Beberapa jam kemudian, Kultivasi Ryan mulai stabil dan berhenti pada tingkat Core Formation Awal. Api yang menyelimuti tubuh Ryan pun mulai padam. 

Saat Ryan membuka matanya, ia kembali berlutut di depan Xiao Yan. "Murid memberi hormat kepada Guru!"

Melihat aksi Ryan, tangan Xiao Yan mengusap-usap kepalanya sambil tersenyum puas.

~***~

Dalam 10 tahun, Xiao Yan dan Ryan berkeliling dunia Heaven Sword. Dalam perjalanannya, Ryan pun mendapat julukan Kaisar Pengobatan.

Hal ini disebabkan Ryan telah mengobati banyak orang. Bahkan dengan memanipulasi Api Lotus Hijau yang ia miliki, Ryan dapat menyembuhkan orang yang berada di ambang kematian.

Bisa dibilang, tidak ada yang tidak bisa disembuhkan oleh Ryan. Selain bidang pengobatan, dalam bidang Alkimia Ryan juga sangat terkenal.

Pada tahun ke-20 sejak Ryan bertransmigrasi, Ryan berpisah dengan Gurunya.

Xiao Yan berkata bahwa dia ingin pulang ke benua Dou Qi untuk mengunjungi istri dan anaknya. Benua Dou Qi sendiri berada di dunia yang berbeda dengan Heaven Sword.

"Jika kamu telah mencapai tingkat Celestial, kamu pasti bisa pergi ke berbagai dunia. Jadi, jangan lupa kunjungi Guru kalau kamu berhasil mencapainya." 

Itulah pesan Xiao Yan sebelum meninggalkan Ryan.

880 tahun berlalu begitu cepat. Kini Ryan berada di tingkat Demigod Akhir. Total 1000 tahun berlalu sejak kedatangannya ke Heaven World.

Perkembangan Kultivasi Ryan melambat sejak menginjakkan kakinya di tingkat Deva. Ia bahkan butuh 800 tahun untuk bisa mencapai tingkat Demigod Akhir.

"Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk naik ke tingkat Celestial."

Dengan hati yang mantap, Ryan menjalani Tribulasi Kenaikan Tingkat.

Ryan lalu duduk bersila di puncak sebuah gunung. Ia menanti Tribulasi yang datang padanya.

Beberapa detik kemudian, awan hitam pekat mulai menyelimuti puncak gunung tersebut.

"Sudah dimulai rupanya." senyum Ryan.

Seketika itu juga, Petir Surgawi maha dahsyat turun menyambar tubuh Ryan.

JEDER

Dengan menggunakan Perisai Lotus, Ryan berhasil menghalau Petir Surgawi Pertama. 

Dalam Tribulasi ini, total ada tiga Petir Surgawi yang akan turun. Setiap petir menguji hal yang berbeda.

Petir pertama menguji fisik, Petir kedua menguji mental, dan Petir ketiga menguji jiwa.

Dengan mudahnya, Ryan melewati Petir Surgawi Kedua. Namun, saat Petir ketiga tiba, Jiwa Ryan tidak kuat menghadapi Petir tersebut.

Alhasil, tubuh Ryan hancur terkena sambaran Petir Surgawi. Ia gagal mencapai tingkat Celestial.

~***~

Tit Tit Tit Tit

Suara alat pengukur detak jantung terdengar memenuhi sebuah kamar rumah sakit.

Di dalam kamar tersebut, terbaring seorang pria bertubuh kurus yang hampir tinggal kulit dan tulangnya saja.

Tiba-tiba saja, mata pria kurus tersebut terbuka.

"Ini?!"

"Apa yang terjadi?"

"Bukankah aku seharusnya sudah mati? Apakah aku bertransmigrasi lagi?" 

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Rianoir
terima kasih kak...
goodnovel comment avatar
Rianoir
idenya emang dari sana.........
goodnovel comment avatar
Deva Arif Priandana
ohh sangat bagus kalau begitu... saya sangat menyukai cerita ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status