Share

BAB 14

Author: shart96
last update Last Updated: 2025-09-23 18:45:14

William melepas jas yang dikenakannya, lalu dengan gerakan cepat menggulung kedua lengan kemeja yang menutupi tangannya sampai ke siku.

"Untuk mendapatkan informasi penting aku harus melakukan hal yang seperti ini, tapi mau bagaimana lagi. Namun aku harap semua ini akan setimpal dengan hasil akhir yang dilakukan nanti,"ucap William dalam hati sedikit mengeluh.

William tidak menyangka bahwa akan melawan semua peserta yang lolos tahap selanjutnya dengan nya sekaligus, dia pikir akan melawannya satu lawan satu. saat baru saja wasit selesai memberi aba-aba, dirinya sudah mendapatkan bogem mentah dari salah satu peserta.

"Sial belum siap sepenuhnya sudah mendapat bogem mentah." William menyentuh sudut bibirnya yang terasa perih dan sedikit berbau anyir.

"Baiklah apa boleh buat, aku harus melakukannya tanpa bisa mengasihani mereka semua."

William mulai memasang pertahanan dan membalas pukulan-pukulan yang dilayangkan oleh para peserta yang mulai menyerangnya, meski cukup kewalahan namun akh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 19

    Sudah dari satu jam yang lalu mereka telah tiba dan menunggu kapal kargo yang akan berlabuh di dermaga, namun masih belum terlihat kapal yang membawa barang milik Tedy Yan bersandar di pelabuhan.“Ini sudah tengah malam, tapi kenapa kapalnya belum juga sampai di pelabuhan?” tanya salah satu pengawal yang sedang mengawasi.“Aku juga tidak tahu, mungkin ada keterlambatan karena cuaca buruk. Kita tidak tahu cuaca laut seperti apa sekarang,” sahut yang lainnya.“Sebenarnya barang seperti apa yang dipesan Pak Tedi sampai mengerahkan semua pengawalnya ke sini?' bisik Bian yang saat ini sedang berada disamping William."Mungkin barang lelang dan barang mewah dan tentu mahal sejenisnya , jadi harus dikawal ketat. kalau tidak mana mungkin kita ada disini sekarang," sahut William sekenanya.Selang beberapa menit kemudian terlihat sebuah kapal kargo mulai mendekat ke pelabuhan, setelah di konfirmasi ternyata kapal tersebut yang membawa barang pesanan Tedi Yan.Semua mulai lebih mendekat ke arah

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 18

    “Heh dimana sekarang? jam segini keluyuran, baru nyampe dirumah tapi tidak terdeteksi tanda-tanda kehidupan.”-Hendery.“Liam sampai kesini jam berapa? kita disuruh kumpul jam setengah sebelas.”-Bian.William membalas satu per satu pesan yang masuk dari keduanya.”Aku harus pergi sekarang Bian memberitahuku kalau kami harus berkumpul segera sekarang, tetap hati-hati disini, jika terjadi sesuatu segera hubungi aku.”William melihat area sekitar kamar hotel memeriksa sekilas takut ada yang masih mengikuti tanpa dia dan Mia sadari.“Baiklah, hati-hati juga di jalan.”William bergegas keluar dari hotel lalu mulai melanjutkan perjalanannya menuju gedung perusahaan Tedi Yan, sebelum pergi dia sudah membalas kedua pesan dari Bian dan Hendery. Kepada Bian dia akan datang dan sampai sekitar tiga puluh menit, sedangkan kepada Hendery dia sedang ada urusan dan akan menjelaskan detailnya nanti saat bertemu.Beruntung jarak antara hotel dan gedung perusahaan Tedi Yan tidak terlalu jauh, jadi hanya me

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 17

    “Mau bagaimana lagi kita harus masuk ke ruang kerja Ayahku sekarang, tidak mungkin kita menunggu mereka sampai selesai bekerja. waktu kita tidak banyak lagi pula aku lihat yang lembur orang-orang yang sudah aku kenal juga,” sahut Mia melihat masih ada beberapa karyawan yang masih bekerja.Karena tidak ada lagi jalan akses menuju ruang kerja sang Ayah, dengan terpaksa mau tidak mau Mia dan William harus melewati para karyawan yang posisi mereka bekerja di dekat ruang kerja sang Ayah.“Ikuti saja aku dari belakang, dan jangan membuat gerakan yang mencurigakan!” perintah Mia berbisik.Setelah keduanya sepakat, Mia berjalan tegak penuh percaya diri menuju ruang kerja Ayahnya disusul William yang berada di belakangnya, terlihat seperti seorang pengawal.Orang yang berada disana yang mengenal Mia langsung menyapanya dengan ramah, Mia pun menyapa mereka kembali dengan ramah agar tidak ada yang curiga.“Mbak Mia tumben jam segini datang ke kantor?” sapa salah satu karyawan senior di perusahaa

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 16

    Rian dengan santai menenangkan Tedi Yan agar tidak terlalu khawatir karena William bekerja di perusahaannya, dia yakin saat ini kondisi masih mampu dia kendalikan. justru dengan William bekerja di perusahaan Tedi Yan dia bisa leluasa memantaunya dengan menempatkan beberapa orang suruhannya disana.“Baiklah aku pegang janjimu, aku sudah memperingatkanmu dari awal. Kalau terjadi sesuatu dengan perusahaanku kau yang aku cari lebih dahulu,” dengan nada tegas dan pandangan tajam Tedi Yan saat berbicara kepada Rian.“Tentu kau bisa pegang itu, selama kerja sama kita lancar. Maka semuanya akan lancar terkendali,”Setelah berdiskusi Rian meninggalkan gedung perusahaan Tedi Yan, sedangkan William kini sudah tiba di rumah Mia.“Bagaimana tadi, apa cukup menyenangkan?” tanya Mia kini meletakkan segelas jus jeruk dihadapan William.“Iya cukup menarik, meski sangat kewalahan. aku tidak menyangka bahwa ditunjuk langsung oleh Tedi Yan untuk menjadi pengawalnya,” William menerima jus tersebut lalu me

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 15

    William dan Bian pun masuk ke dalam ruangan tersebut, ruangan yang sering terlihat di film-film. Dimana sebuah ruangan yang biasa digunakan para bos-bos mafia dan para anggotanya untuk tempat dimana biasa mereka berkumpul.“Jadi ini salah satu tempat biasa mereka berkumpul, aku kira mereka tidak akan membuat basecamp di kantor. Berani juga ternyata Tedi Yan,”gumam William dalam hati sekilas melirik ke sekitar.William tidak menyangka seorang Tedi Yan berani membuat ruangan “khusus” untuk mereka berkumpul di kantor yang mana siapa saja bisa masuk, meski bisa saja dijaga ketat, tidak ada yang tahu ada seseorang yang iseng ingin melihat seluruh isi gedung.Apalagi terkadang beberapa “oknum” pencari berita suka berbuat nekat demi mendapatkan sebuah berita yang sangat eksklusif.Semua yang ada disana kompak langsung menatap kearah William dan Bian saat keduanya baru saja tiba, kini mereka menjadi pusat perhatian semuanya menatap penuh penasaran dan siaga."Tina obati mereka berdua!" perint

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB 14

    William melepas jas yang dikenakannya, lalu dengan gerakan cepat menggulung kedua lengan kemeja yang menutupi tangannya sampai ke siku."Untuk mendapatkan informasi penting aku harus melakukan hal yang seperti ini, tapi mau bagaimana lagi. Namun aku harap semua ini akan setimpal dengan hasil akhir yang dilakukan nanti,"ucap William dalam hati sedikit mengeluh.William tidak menyangka bahwa akan melawan semua peserta yang lolos tahap selanjutnya dengan nya sekaligus, dia pikir akan melawannya satu lawan satu. saat baru saja wasit selesai memberi aba-aba, dirinya sudah mendapatkan bogem mentah dari salah satu peserta."Sial belum siap sepenuhnya sudah mendapat bogem mentah." William menyentuh sudut bibirnya yang terasa perih dan sedikit berbau anyir."Baiklah apa boleh buat, aku harus melakukannya tanpa bisa mengasihani mereka semua."William mulai memasang pertahanan dan membalas pukulan-pukulan yang dilayangkan oleh para peserta yang mulai menyerangnya, meski cukup kewalahan namun akh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status