Share

BAB - 15

Author: shart96
last update Last Updated: 2025-10-06 13:11:09

William dan Bian pun masuk ke dalam ruangan tersebut, ruangan yang sering terlihat di film-film. Dimana sebuah ruangan yang biasa digunakan para bos-bos mafia dan para anggotanya untuk tempat dimana biasa mereka berkumpul.

“Jadi ini salah satu tempat biasa mereka berkumpul, aku kira mereka tidak akan membuat basecamp di kantor. Berani juga ternyata Tedi Yan,”gumam William dalam hati sekilas melirik ke sekitar.

William tidak menyangka seorang Tedi Yan berani membuat ruangan “khusus” untuk mereka berkumpul di kantor yang mana siapa saja bisa masuk, meski bisa saja dijaga ketat, tidak ada yang tahu ada seseorang yang iseng ingin melihat seluruh isi gedung.

Apalagi terkadang beberapa “oknum” pencari berita suka berbuat nekat demi mendapatkan sebuah berita yang sangat eksklusif.

Semua yang ada disana kompak langsung menatap kearah William dan Bian saat keduanya baru saja tiba, kini mereka menjadi pusat perhatian semuanya menatap penuh penasaran dan siaga.

"Tina obati mereka berdua!" perint
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 21

    Mata William membulat saat membaca pesannya, bahkan dia membacanya beberapa kali untuk memastikan bahwa dia tidak salah membaca.“Tedi Yan bukan orang yang membuat kamu masuk penjara.”“Kalau bukan Tedi Yan pelakunya, lalu siapa orang yang membantu anak itu yang membuatku masuk penjara.”gumam William memegang erat ponselnya.Karena jam kerja sudah selesai, William izin keluar kepada kepala pelayan bahwa ada dia akan mengambil pakaian lainnya dan membeli makanan. Sebenarnya itu hanya alasan semata, niatnya dia akan menemui Mia untuk mengetahui apa maksud dari pesan yang dikirim kepadanya.Kini William sudah sampai ditempat Mia, lebih tepatnya berada di lab nya.“Jadi benar Tedi Yan bukan orang yang membuat aku masuk penjara? lalu apa dia ada hubungannya dengan ayah kamu di penjara?’Mia memberikan beberapa berkas kepada William.”Benar dia bukan orangnya, saat aku check dia hanya sebagai investor terbesar di perusahaanmu.”“Kalau masalah ayahku memang benar Tedi Yan yang melaporkannya, k

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 20

    “Huft…sangat melelahkan sekali, ayo kita lanjutkan perjalanan, sepertinya kita yang datang terlambat nanti disana.” ajak Bian yang melihat para musuh sudah terkapar kehabisan tenaga tidak ada lagi perlawanan dari mereka.“Ayo, itu sudah pasti dan kita harus menceritakan kronologinya kepada kepala pengawal.” William masuk ke dalam mobil, dan di ikuti Bian.Mereka melanjutkan perjalanan menuju perusahaan Tedi Yan, saat sampai di sana sang kepala pengawal sudah ada di sana menanti kedatangan mereka bersama dengan para pengawal yang sudah tiba lebih dahulu.“Apa yang terjadi, kenapa kalian telat sampai kesini?” tanya kepala pengawal saat William dan Bian yang kini sudah tiba di hadapannya.“Maaf kami terlambat karena ada beberapa orang yang menghadang perjalanan kami, jadi terpaksa kami harus melawan serangan mereka yang ingin mengambil mobil kami dan isinya, namun beruntung kami berhasil melumpuhkan mereka dan kembali dengan aman.” sahut William.“Kenapa tidak meminta bantuan dan menghub

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 19

    Sudah dari satu jam yang lalu mereka telah tiba dan menunggu kapal kargo yang akan berlabuh di dermaga, namun masih belum terlihat kapal yang membawa barang milik Tedy Yan bersandar di pelabuhan.“Ini sudah tengah malam, tapi kenapa kapalnya belum juga sampai di pelabuhan?” tanya salah satu pengawal yang sedang mengawasi.“Aku juga tidak tahu, mungkin ada keterlambatan karena cuaca buruk. Kita tidak tahu cuaca laut seperti apa sekarang,” sahut yang lainnya.“Sebenarnya barang seperti apa yang dipesan Pak Tedi sampai mengerahkan semua pengawalnya ke sini?' bisik Bian yang saat ini sedang berada disamping William."Mungkin barang lelang dan barang mewah dan tentu mahal sejenisnya , jadi harus dikawal ketat. kalau tidak mana mungkin kita ada disini sekarang," sahut William sekenanya.Selang beberapa menit kemudian terlihat sebuah kapal kargo mulai mendekat ke pelabuhan, setelah di konfirmasi ternyata kapal tersebut yang membawa barang pesanan Tedi Yan.Semua mulai lebih mendekat ke arah

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 18

    “Heh dimana sekarang? jam segini keluyuran, baru nyampe dirumah tapi tidak terdeteksi tanda-tanda kehidupan.”-Hendery.“Liam sampai kesini jam berapa? kita disuruh kumpul jam setengah sebelas.”-Bian.William membalas satu per satu pesan yang masuk dari keduanya.”Aku harus pergi sekarang Bian memberitahuku kalau kami harus berkumpul segera sekarang, tetap hati-hati disini, jika terjadi sesuatu segera hubungi aku.”William melihat area sekitar kamar hotel memeriksa sekilas takut ada yang masih mengikuti tanpa dia dan Mia sadari.“Baiklah, hati-hati juga di jalan.”William bergegas keluar dari hotel lalu mulai melanjutkan perjalanannya menuju gedung perusahaan Tedi Yan, sebelum pergi dia sudah membalas kedua pesan dari Bian dan Hendery. Kepada Bian dia akan datang dan sampai sekitar tiga puluh menit, sedangkan kepada Hendery dia sedang ada urusan dan akan menjelaskan detailnya nanti saat bertemu.Beruntung jarak antara hotel dan gedung perusahaan Tedi Yan tidak terlalu jauh, jadi hanya me

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 17

    “Mau bagaimana lagi kita harus masuk ke ruang kerja Ayahku sekarang, tidak mungkin kita menunggu mereka sampai selesai bekerja. waktu kita tidak banyak lagi pula aku lihat yang lembur orang-orang yang sudah aku kenal juga,” sahut Mia melihat masih ada beberapa karyawan yang masih bekerja.Karena tidak ada lagi jalan akses menuju ruang kerja sang Ayah, dengan terpaksa mau tidak mau Mia dan William harus melewati para karyawan yang posisi mereka bekerja di dekat ruang kerja sang Ayah.“Ikuti saja aku dari belakang, dan jangan membuat gerakan yang mencurigakan!” perintah Mia berbisik.Setelah keduanya sepakat, Mia berjalan tegak penuh percaya diri menuju ruang kerja Ayahnya disusul William yang berada di belakangnya, terlihat seperti seorang pengawal.Orang yang berada disana yang mengenal Mia langsung menyapanya dengan ramah, Mia pun menyapa mereka kembali dengan ramah agar tidak ada yang curiga.“Mbak Mia tumben jam segini datang ke kantor?” sapa salah satu karyawan senior di perusahaa

  • Pembalasan Sang Presdir Dingin   BAB - 16

    Rian dengan santai menenangkan Tedi Yan agar tidak terlalu khawatir karena William bekerja di perusahaannya, dia yakin saat ini kondisi masih mampu dia kendalikan. justru dengan William bekerja di perusahaan Tedi Yan dia bisa leluasa memantaunya dengan menempatkan beberapa orang suruhannya disana.“Baiklah aku pegang janjimu, aku sudah memperingatkanmu dari awal. Kalau terjadi sesuatu dengan perusahaanku kau yang aku cari lebih dahulu,” dengan nada tegas dan pandangan tajam Tedi Yan saat berbicara kepada Rian.“Tentu kau bisa pegang itu, selama kerja sama kita lancar. Maka semuanya akan lancar terkendali,”Setelah berdiskusi Rian meninggalkan gedung perusahaan Tedi Yan, sedangkan William kini sudah tiba di rumah Mia.“Bagaimana tadi, apa cukup menyenangkan?” tanya Mia kini meletakkan segelas jus jeruk dihadapan William.“Iya cukup menarik, meski sangat kewalahan. aku tidak menyangka bahwa ditunjuk langsung oleh Tedi Yan untuk menjadi pengawalnya,” William menerima jus tersebut lalu me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status