Share

Tiga

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2022-06-21 10:07:38

Saat Angel melangkahkan kaki di depan pintu kamar ketiga, sebuah tangan kekar membekap mulutnya dan menyeret tubuh ramping masuk ke dalam kamar pintu tersebut.

Angel melawan tubuh kekar tersebut, namun ia tak sanggup. Tubuh ramping yang selalu dirawat dan dijaga pola makannya di lempar ke atas kasur. Matanya menatap tajam Angel. Ia mengunci tubuh Angel dengan tangannya.

"Siapa kamu? Jawab!" hardik lelaki itu.

Angel melihat sorot mata yang penuh kemarahan."Lepas, kamu mau apa?"

"Aku tahu kamu bukan Tiara, siapa kamu? Mengapa wajahmu mirip sekali Tiara?" Ia berbicara tepat di wajah Angel. Otot lengannya terlihat menonjol dan tato bergambar naga di lengan kanannya.

"Aku Tiara." Angel menutup matanya ketika lelaki itu menghirup tubuhnya.

"Bukan, kamu bukan Tiara. Aroma tubuhmu berbeda. Tiara memiliki tubuh beraroma vanila sedangkan kamu bunga lily."

Angel menatap wajah lelaki itu, ia meronta untuk segera dilepaskan namun pemuda itu tak mau.

"Katakan siapa kamu? Aku akan melepaskanmu." Pemuda itu melonggarkan cekalannya di kedua lengan Angel.

Angel menangis meneteskan air mata,"Sakit ... Lepaskan tanganku!" Angel terisak ia berpura-pura terluka. Pemuda itu bangkit dari atas tubuh Angel.

"Aku Tiara, memakai parfum bunga lily. Percayalah aku Tiara." Angel mengusap air mata palsunya.

"Aku tak mengenalimu." Pemuda itu berdiri agak jauh dari Angel.

"Bagaimana bisa, engkau mengenaliku. Tubuh seseorang bisa berganti parfum."

"Aku Tiara, percayalah!"

"Aku tak mungkin salah, aroma tubuh dan kulitmu terlihat berbeda." Pemuda itu mendelik. Sejak pertama berpapasan di meja makan, ia mengendus bagaikan anjing pelacak."Jangan berdusta! Aku mengenal Tiara , sejak kecil kami selalu bermain bersama. Tiara lebih dekat denganku."

Angel menelan air liurnya, ia merasa tertangkap basah. Ia bingung menyebut nama pemuda urakan itu. Matanya menelusuri kamar pemuda itu. Berbagai poster penyanyi rock dan sebuah bingkai foto.'Tiara dan pemuda itu.' Menarik napas panjang dan menghembuskan.

"Black, aku Tiara temanmu. Maaf kalau membuatmu tak mengenalku. Aku mengalami kecelakaan dan trauma. Benturan keras membuatku melupakan beberapa hal," ucap Angel. Ia melihat nama di bawah bingkai foto dengan nama Black dan Tiara. Angel bersikap sedatar mungkin.

Black menatap Angel, pancaran matanya berubah sedih."Jadi, selama ini kamu mengalami kecelakaa. Kenapa kau tak memberitahu kami?" Black mendekat menyentuh pundak Angel.

"Black, maaf aku tak sadarkan diri hampir sebulan tak ada kartu identitas yang ditemukan. Entah apa yang terjadi kepadaku. Maaf aku telah berubah. Bantu aku mengenali orang-orang yang aku lupa. Kejadian-kejadian masa lalu." Angel menutup wajahnya. Ia terisak, air mata membasahi pipinya. Badannya bergetar hebat.

"Maafkan aku, telah meninggalkanmu di rumah terkutuk ini. Aku pergi ke Paris untuk menenangkan diri. Aku sudah menasihatimu, jangan kamu menikah dengan Antoni. Ia gila dan haus wanita, tapi cintamu begitu besar kepadanya. Kau yang keras kepala akhirnya menikah dengannya. Maafkan aku Tiara, tak bisa menemanimu selama ini," Black merengkuh tubuh Angel dan membalas pelukannya tersebut.

"Kembalilah ke kamar, sebelum Antoni mencarimu. Ia akan sangat marah, jika melihatmu tak di kamar."

Black melihat keadaan di luar kamar dan memberi kode untuk segera keluar dari kamarnya.

"Black, bantu aku mengingat semuanya," lirihnya. Black menganggukkan kepala pelan.

'Ternyata kamu menderita, maafkan aku Tiara telah meninggalkanmu di rumah terkutuk ini.' Black berdiri di belakang pintu. Wajahnya terlihat sedih.

Dula sebelum pergi ke Paris, Ia berjanji akan mengeluarkan Tiara dari neraka ini, tapi Tiara tak mau pergi dari rumah ini. Cintanya pada Antoni sangat besar dan tak bisa dilupakan. Antoni adalah cinta pertama Tiara.

Hingga kejadian itu terjadi, Black langsung memesan tiket pesawat ke Indonesia. Mendapat berita kalau Tiara pergi tanpa kabar. Orang yang paling mengkhawatirkannya adalah Black.

Angel bernapas lega, ia sudah menyiapkan drama jika seseorang tahu kalau ia bukan Tiara. Bekerja sama dengan Dokter Ardian.

Suara pintu diketuk, Angel mengenali suara tersebut."Gawat Antoni!" Ia menarik napas dalam. Menetralkan keadaannya, tubuh dan mentalnya harus kuat.

"Tiara, kamu sudah tidur? Aku mau menemanimu." Mata Angel terbelalak. Apa yang harus ia lakukan jika Antoni meminta sesuatu darinya.

'Astaga, jangan sampai ia meminta itu.'

Antoni memasuki kamar Tiara, ia merangkul bahu Angel dengan mesra. Mengajak duduk di pinggir ranjang.

"Ceritakan padaku apa yang terjadi padamu? Selama kamu pergi aku tak bisa tidur." Antoni menatapnya penuh cinta.

'Apakah benar Antoni haus wanita? Ia terlihat baik dan binar matanya memancarkan kasih sayang yang tulus,' ucap Angel menatap netra lelaki di depannya.

Angel menceritakan selama ia pergi. Ia memberi tahu Antoni tentang prihal kepergiannya selama beberapa bulan.

"Kamu pergi hampir dua bulan, Tiara. Aku tersiksa dan merasa bersalah. Aku mohon, jangan pergi lagi! Apapun yang terjadi tetaplah di sampingku. Aku akan membantumu mengingat setengah memori yang hilang."

"Sudah malam sebaiknya kita istirahat, besok aku ajak kamu jalan-jalan ke pantai. Kamu suka pantai, kan." Antoni naik ke atas ranjang, ia menepuk kasur di sampingnya agar Angel berbaring.

Angel menatap kasur tersebut, walaupun ia tinggal di Inggris. Tak pernah tidur bersama lelaki manapun. Dirinya masih gadis dan suci.

Tubuhnya berubah dingin, semakin dekat dan berbaring di atas ranjang berukuran king. Antoni melebarkan lengannya, Angel mengerti maksud dari Antoni.'Tiara maafkan aku,' lirihnya dalam hati.

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Saudara Kembar    Ending

    Bab 88"Angel," sapa Tiara dengan suara tegas. Angelica menatap manik kembarannya. Ia bangkit dari duduk yang disediakan oleh petugas polisi untuk para pengunjung. Bagaimana bisa Tiara mengenalnya. "Angel? Aku Angelica." Wanita berparas manis tersenyum tipis. Bibirnya bergetar. Tak mungkin Tiara mengenalinya. Wajahnya saja tak seperti dulu lagi. "Kamu Tara, saudara kembarku. Aku yakin kamu Tara." "Siapa Tara. Siapa Angel?" Angelica berusaha untuk tenang. Ia tak boleh gegabah hingga Tiara curiga mimik wajahnya pasrah. "Tara kembaranku." "Loh, bukankah ia sudah kamu bunuh?" Tiara terdiam, ia ingat kejadian itu tapi penjelasan dari polisi membuat dirinya yakin kalau Angelica adalah Tara. "Ia tidak mati. Saudaraku masih hidup. Aku yakin itu kamu. Kamu adalah Tara." Suara Tiara meninggi, ia mengungkapkan apa yang dilihat dengan matanya sendiri. Walau wajahnya berbeda, ciri-ciri Angelica sama dengan Angel atau Tara. Ketika mereka berada di laut, Tiara merasa tak asing dan dekat d

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Tujuh

    Bab 87Luka Tiara sudah tak terlalu parah. Ia dapat berjalan seperti biasa. Para petugas berjaga di pintu masuk ruang inap Tiara. Mereka tetap mengawasi wanita itu. "Hai, bagaimana keadaanmu?" tanya Angelica menyapa Tiara. Ia membawa boneka beruang berwarna coklat. Tiara dan Lola mendapatkan izin khusus untuk keluar masuk ruangan Tiara. "Baik. Lebih baik." Tiara menyungingkan senyum. Ia menatap boneka di tangan wanita yang mengenakan dress coklat di atas lutut. Rambut panjangnya digerai indah hingga wajahnya semakin memesona. "Boneka ini?" tanya Tiara mengingat momen semasa kecil. Ia suka dengan boneka beruang. Entah ke mana boneka itu. Boneka pemberian almarhum ibunya. "Untukmu. Hanya ada warna ini tak ada yang lain." Tiara mencium aroma boneka berbau rosberry. Aroma yang ia sukai. "Dari mana kamu tahu aku menyukai boneka beruang dengan aroma rosberry?" "Hanya menebak saja. Tipe wanita sepertimu pasti suka boneka." Tiara hanya tersenyum simpul. Ia merasa ada teman dalam deka

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Enam

    Bab 86"Angelica!" panggil Lola melambaikan tangan. Gadis itu senang ketika teman barunya selamat. Angelica meletakkan tangan kanannya di bahu Tiara. Langkah Tiara terseok-seok. "Tolong bantu dia!" ujar Angelica kepada Lola."Ayo Non Tiara kita ke sana!" Tiara memilih diam, ia mengikuti langkah Lola ke sebuah tempat lebih aman. Lola melihat luka bakar Tiara. Ia segera berlari ke mobil dan mengambil kotak P3K. Lola menyobek celana panjang orange Tiara agar bisa melihat luka lebih jelas. "Astaga, lukanya terlihat parah. Kejam sekali pria itu." Tangan Lola mengunting celana panjang Tiara hingga ke paha. Tiara meringis ketika Lola menyentuh luka bakarnya. "Rumah sakit jauh, kita harus mengobatinya lebih dulu." Angelica berdiri dekat Lola, memperhatikan luka Tiara. Ia meringis melihat kulit Tiara melepuh seperti balon. "Aku kasih salep saja. Ini ada salepnya." Tiara tak berkata sepatah katapun. Ia hanya menatap kedua perempuan yang ada dihadapannya. "Ayo Nona kita ke mobil." L

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Lima

    Bab 85 Tubuh Angelica terjun ke dalam laut. Tangan dan kaki bergerak cepat mencari keberadaan sebuah mobil yang mulai tenggelam.Angelica menoleh ke sekitar, melihat bayangan hitam di kedalaman laut. Ia terus berenang menuju ke arah benda yang biasa di gunakan untuk menuju ke tempat lain dalam waktu singkat. "Tiara, bertahanlah!" ucapnya dalam hati. Tangan dan kaki berusaha mengapai mobil itu. Hingga ia berhasil mendekatinya. Angelica melihat isi mobil tak ada Tiara di dalamnya hanya ada bangku kosong tak berpenghuni.Ia melihat ke arah bagasi. Bisa jadi Tiara berada di dalamnya. Tangannya menyentuh pintu yang terbuka sedikit dan masuk ke dalam . Jari menyentuh tombol pembuka bagasi hingga seseorang keluar dari tempat itu. Tiara berusaha untuk berenang ke atas permukaan ketika mendapat cela. Angelica mengikuti tubuh adiknya hingga mereka berhasil muncul ke permukaan. Uhuk! Uhuk! Tiara menatap wanita yang berada dekat dengannya. Ia terkejut Angelica berusaha menolong. Padahal,

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Empat

    Bab 84 Angelica masih berusaha mencari keberadaan adiknya. Ia harus menemukan wanita itu sebelum Seno membunuh. "Ke mana lagi kita Nona?" tanya supir yang mengemudi di depan mereka. Sejak tadi hanya berkeliling saja tanpa tujuan jelas. "Jalan saja terus. Ikuti jalan ini hingga ke atas." Hanya ada satu jalan saja. "Baik, Nona." Pohon-pohon menjulang tinggi, jalan becek akibat hujan semalam. Tak ada rumah yang tinggal di daerah itu. Angelica dan Lola masih menatap jalan sekitar. Di kejauhan, Lola melihat sebuah mobil di antara pepohonan. Walau tak jelas benda itu berjalan menuju arah atas. "Lihat itu!" Tunjuk jari Lola. "Pak, kejar dia!" Jalan tanah dan bebatuan membuat kendaraan sulit untuk melaju. Kecepatan tak bisa ditambah lagi. Situasi dan keadaan tak mendukung. "Apa tak bisa cepat?" omel Angelica tak sabaran karena mobil Seno sudah tak terlihat. "Tidak bisa Nona. Jalannya hancur." Angelica hanya pasrah. Ia berpikir ke mana Seno membawa adiknya itu. "Seno pasti membawan

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Tiga

    Bab 83 Setelah Angelica bekerja sama dengan polisi mencari mobil milik Seno. Mereka semua mencari keberadaan mobil itu dengan bantuan para polisi daerah lain terutama polisi lalu lintas. Angelica dan Lola mengikuti para polisi di belakangnya. "Kayaknya kita lewat jalan biasa saja jangan jalan tol. Aku yakin Seno tak lewat situ." "Tapi, para petugas bilang Seno menuju ujung kota." Lola menimpali ucapan Angelica. "Gak semua CCTV terpasang di jalan. Kita jalan lewat biasa saja, Pak," ucap Angelica kepada supir. "Kenapa kamu gak bawa anak buah?" "Gak mungkin aku bawa mereka sedangkan aku masih tahap penyamaran. Mereka gak akan kenal wajahku." "Itulah manusia kalau terfokus dengan dendam," sindir Lola. "Memangnya kamu tak dendam dengan adikku?" "Aku biasa saja. Karena aku tahu dendam itu akan membuat petaka." Angelica merasa tersindir. Sejak pertama penyamaran hingga sekarang hatinya penuh dengan dendam. "Bagaimana kamu bisa memaafkan mereka?""Biarkan saja karma yang akan memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status