Share

Pembalasan Tuan Muda Terkuat
Pembalasan Tuan Muda Terkuat
Author: Rianoir

Bab 1 - Tragedi

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2024-08-29 16:46:43

Suara pekikan kecil terdengar diikuti oleh suara dentingan piring yang jatuh, membuat suasana pesta menjadi hening.

Ryan Pendragon menoleh ke arah sumber suara dan melihat seorang gadis kecil, mungkin berusia sekitar 10 tahun, berdiri kaku dengan wajah pucat. 

Di depannya, seorang pria tinggi besar dengan mata tajam berdiri menjulang, jasnya yang mahal kini bernoda makanan yang tumpah.

"Ma-maafkan saya, Tuan," gadis kecil itu terbata-bata, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

Pria itu menatap gadis kecil tersebut dengan tatapan dingin yang menusuk. Tangannya terkepal erat, dan Ryan bisa melihat urat-urat di lehernya menegang karena menahan amarah.

Melihat situasi yang semakin tegang, Ayah Ryan–William Pendragon bergegas menghampiri mereka. Ia berlutut di samping gadis kecil itu, mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya.

"Tidak apa-apa, Nak. Itu hanya kecelakaan," ujar William lembut sambil mencoba membersihkan noda di sepatu gadis itu. Kemudian ia berdiri dan menghadap pria yang terlihat marah itu. "Master Lucas, saya William Pendragon. Mohon maaf atas insiden ini. Biarkan saya membantu membersihkan jas Anda."

Namun, kebaikan William rupanya tidak diapresiasi. Master Lucas menatap William dengan pandangan merendahkan.

"Apa yang kau lakukan?!" bentaknya pada William. "Kau pikir sapu tanganmu yang murahan itu bisa membersihkan jas mahalku?!"

William tersentak, "Maaf, saya hanya bermaksud membantu. Mungkin kita bisa—"

PLAK!

Suara tamparan itu menggema di seluruh ruangan. William terhuyung, pipinya memerah akibat pukulan pria itu.

Ryan membeku. Matanya melebar menyaksikan adegan di depannya. Ia ingin berlari, ingin menyelamatkan ayahnya, tapi kakinya seolah terpaku di lantai.

"Kau pikir kau siapa?!" teriak pria itu lagi. "Berani-beraninya kau menyentuhku dengan sapu tangan kotormu!"

William mencoba menjelaskan, "Tuan, saya hanya bermaksud membantu. Ini hanya kecelakaan kecil dan—"

"DIAM!" Pria itu semakin murka. Tangannya bergerak cepat, mencengkeram kerah William. "Kau tidak tahu siapa aku? Aku bisa menghancurkanmu dan seluruh keluargamu dalam sekejap!"

Ruangan itu mendadak sunyi. Tak ada yang berani bersuara, apalagi bergerak untuk membantu William. 

Ryan akhirnya berhasil menggerakkan kakinya. Ia berlari mendekati kerumunan, berusaha menembus para tamu yang menonton kejadian itu dengan wajah pucat.

"Ayah!" teriaknya.

Namun sebelum Ryan bisa mencapai ayahnya, sesuatu yang mengerikan terjadi.

Master Lucas, dengan gerakan yang sangat cepat, menebas leher William Pendragon dengan tangan kosongnya. Seketika itu, kepala William menggelinding, diikuti robohnya tubuh William ke lantai.

"TIDAK!" Ryan berteriak histeris. Air mata mengalir deras di pipinya saat ia melihat ayahnya roboh ke lantai, darah mengalir deras dari lehernya.

Orang-orang mulai berteriak panik. Beberapa wanita pingsan menyaksikan kejadian berdarah itu. 

Namun tak seorang pun berani mendekati William yang telah tewas, ataupun menghentikan pria yang baru saja membunuhnya.

Ryan berlutut di samping tubuh ayahnya, tangannya gemetar memeluk potongan kepala William. "Ayah ... Ayah!"

Ryan meraung, matanya liar mencari-cari bantuan. Ia melihat wajah-wajah familiar di antara kerumunan. 

Orang-orang yang dulu selalu memuji keluarga Pendragon, teman-teman lama ayahnya, bahkan pamannya sendiri.

Tapi tak seorang pun bergerak. Mereka hanya berdiri diam, wajah mereka campuran antara ketakutan dan ... penghinaan? Seakan akhir seperti ini sudah sepantasnya diterima oleh keluarga Ryan!

Amarah membakar dada Ryan. Dengan gerakan cepat, ia meraih pisau makan dari meja terdekat dan menyerbu ke arah pembunuh ayahnya.

"KUBUNUH KAU!" teriaknya, mengayunkan pisau itu sekuat tenaga.

Namun pria itu terlalu kuat. Dengan satu tangan, ia menangkap pergelangan tangan Ryan, menghentikan serangannya dengan mudah.

Ryan menatap mata pria itu. Dingin, tanpa emosi. Seolah membunuh seseorang di depan umum adalah hal biasa baginya.

"Keluarga Pendragon dari Golden River, ya?" Pria itu berkata, suaranya sedingin es. "Kau pikir kau siapa? Bahkan jika kau adalah keluarga yang berada di posisi paling atas, aku tetap bisa membunuhmu dengan menjentikkan jariku!"

Ia melempar Ryan ke lantai dengan kasar. "Dan kau, dasar sampah tak berarti, kudengar kau terkenal di daerah ini karena tidak berguna. Haha, dan kau ingin membunuhku? Bahkan jika aku memberimu seratus tahun, kau tetap tidak berguna!"

Ryan tergeletak di lantai, tubuhnya gemetar karena shock dan amarah. Ia ingin bangkit, ingin membalas, tapi tubuhnya seolah kehilangan seluruh kekuatannya.

Tiba-tiba, seseorang menarik lengannya dengan kuat. Ryan menoleh, melihat ibunya, Eleanor, dengan wajah pucat dan berlinang air mata.

"Ibu?" bisiknya bingung.

Tanpa berkata apa-apa, Eleanor mendorong Ryan sekuat tenaga ke arah jendela besar yang mengarah ke Sungai Emas di belakang Paviliun Riverside.

PRANG!

Kaca jendela itu pecah, dan Ryan merasakan tubuhnya melayang di udara sebelum akhirnya tercebur ke dalam air sungai yang dingin.

Sebelum kesadarannya menghilang, Ryan melihat ibunya berlari ke arah pria pembunuh itu, wajahnya penuh tekad ... dan keputusasaan.

Air sungai yang deras menarik tubuh Ryan, menghanyutkannya entah kemana. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Mengapa semua ini terjadi? Mengapa tidak ada yang membantu? Mengapa ibunya mendorongnya?

Dan yang paling penting ... apa yang akan terjadi padanya sekarang?

Entah sudah berapa lama Ryan hanyut, ia tidak dapat menghitungnya. Ketika kesadarannya mulai berangsur menghilang, Ryan merasakan sebuah tangan kuat menariknya ke permukaan. Samar-samar, ia melihat wajah seorang pria tua sebelum semuanya menjadi gelap.

*Lima tahun kemudian*

Angin dingin berhembus kencang di puncak Gunung Langit Biru. Di sebuah gua yang tersembunyi, seorang pemuda berdiri tegak, matanya terpejam dengan konsentrasi mendalam.

"Fokus, Ryan!" Suara serak seorang pria tua terdengar. "Rasakan aliran energi di sekitarmu. Biarkan Teknik Matahari Surgawi mengalir dalam meridianmu!"

Ryan Pendragon membuka matanya. Cahaya keemasan berpendar dari tubuhnya, menerangi seluruh gua. 

Dengan satu gerakan tangan, batu-batu besar di sekitarnya terangkat ke udara, melayang seolah tak memiliki bobot.

Pria tua itu tersenyum puas. "Bagus. Kau sudah siap."

Ryan menurunkan batu-batu itu kembali ke tempatnya. Ia berbalik, menatap pria yang telah menjadi gurunya selama lima tahun terakhir.

"Guru," katanya dengan suara dalam. "Apakah ini saatnya?"

Sang guru mengangguk pelan. "Ya, muridku. Kau telah menguasai Teknik Matahari Surgawi dan rahasia alkimia tingkat tinggi. Kini saatnya kau kembali dan menghadapi takdirmu."

Ryan mengepalkan tangannya. Bayangan masa lalu berkelebat di benaknya. Ayahnya yang terbunuh, ibunya yang mengorbankan diri, dan pria itu ... pria yang telah menghancurkan segalanya.

"Akhirnya," ucap Ryan, matanya berkilat penuh tekad, "dendam ini bisa kubalaskan."

Sang guru meletakkan tangannya di bahu Ryan. "Ingat apa yang telah kuajarkan padamu, Ryan. Kekuatan sejati bukan hanya tentang membalas dendam. Tapi tentang keadilan dan melindungi yang lemah."

Ryan mengangguk. Ia telah berubah. Bukan lagi pemuda lemah yang hanya bisa menangis saat melihat ayahnya dibunuh. Kini ia adalah seorang kultivator, sekaligus alkemis yang kuat, menguasai teknik yang bahkan tidak pernah dibayangkan oleh kebanyakan orang.

Saat fajar menyingsing, Ryan Pendragon melangkah keluar dari gua, meninggalkan kehidupannya selama lima tahun terakhir. Matanya menatap jauh ke cakrawala, ke arah kota Golden River yang tersembunyi di balik awan.

"Golden River," bisiknya. "Aku sudah kembali."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Ferdynandus Bo
barusan komentar langsung kembali keawal
goodnovel comment avatar
Andre Suprapto
menarik untuk di lsnjutkan
goodnovel comment avatar
1622_B_ Rafly Alfianto
alur ceritanya menarik dan mudah dipahami
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1410 - Tidak Bisa Masuk

    Senior Nautilus buru-buru menarik tangannya dan mundur tiga langkah sebelum akhirnya berhenti. Ekspresinya sangat muram saat dia berkata, "Sepertinya seseorang telah menghapus ingatanmu. Seseorang yang dapat menghapus ingatanmu jelas bukan seorang kultivator biasa.""Lagipula, kekuatan yang tersisa di pikiranmu agak aneh. Sepertinya... Sepertinya itu bukan milik manusia... Namun, aku hanya bisa menganalisis apa yang sebenarnya terjadi setelah bertemu dengan orang yang melakukannya."Suara Senior Nautilus menggema di area pertempuran yang porak poranda. Sisa-sisa pertarungan hebat terlihat di mana-mana—tanah yang retak, beberapa pohon tumbang, dan yang lebih mengerikan lagi, beberapa mayat berserakan di sekitar mereka.Jonathan Campbell menyusuri ingatan terakhirnya, berusaha menyambungkan potongan-potongan yang masih tersisa. "Terakhir yang saya ingat, saya sedang menghadapi anak muda itu. Kemudian... kemudian ada sesuatu... cahaya merah... dan kemudian... kosong."Senior Nautilus m

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1409 - Hilang Ingatan

    Ryan bisa melihat keseriusan masalah ini. Dia mengangkat Sphinx dan menuju ke Alchemy Tower.Namun, dia segera menemukan bahwa pintu Alchemy Tower disegel. Selain itu, kedua penjaga gerbang tidak terlihat.Apakah terjadi sesuatu di sini?Pada saat yang sama, beberapa pria tua yang tampak bijak mendarat di luar Alchemy Tower.Mereka mengenakan jubah Tao dengan gambar Alchemy Tower di bagian belakang, dan memancarkan aura halus dan misterius.Mereka telah menjaga tempat ini selama bertahun-tahun. Misi mereka adalah melindungi tempat ini.Bagaimanapun, Alchemy Tower adalah benda kuno yang didambakan oleh banyak kekuatan. Jika tidak ada yang menjaganya, pasti sudah dijarah oleh orang-orang serakah sejak lama.Baru saja mereka merasakan fluktuasi unik di sini.Fluktuasinya sangat hebat, menandakan adanya kekuatan yang tidak seharusnya ada di sini.Ketika mereka tiba di sini dan melihat mayat-mayat, ekspresi Penjaga menara berubah drastis."Jika aku ingat dengan benar, orang ini seharusnya

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1408 - Bayangan Leluhur Campbell

    "Aku tidak akan mati di sini! Tidak akan!" teriak Jonathan Campbell dengan wajah dipenuhi keputusasaan.Dia menarik senjatanya, mengumpulkan sisa kekuatan di dantiannya, dan menyerang keluar!Tang!Pedangnya hancur, dan kakinya mulai tenggelam ke tanah dari dampak.Kekuatan macam apa ini?"Aaaaaagh!" teriaknya kesakitan.Krak! Krak!Dia bahkan bisa mendengar tulang-tulang di tubuhnya patah, dan dia meludahkan seteguk darah!"Kamu ini sebenarnya makhluk apa?"Dia mengucapkan beberapa patah kata dengan susah payah. Kemudian, dia teringat sesuatu dan mengeluarkan liontin giok dari pinggangnya, dan dia memuntahkan seteguk darah lagi, kali ini pada liontin giok itu.Liontin giok itu berkedip-kedip, dan sesosok bayangan tua tiba-tiba mengembun!Ini adalah leluhur Keluarga Campbell, dan juga kartu truf terbesar Jonathan Campbell!"Leluhur Campbell!" Jonathan berseru penuh harapan. "Tolong selamatkan aku!"Sosok bayangan itu menatap Sphinx dan mendengus, "Dasar makhluk bodoh, beraninya kau m

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1407 - Dominasi

    Jonathan Campbell tentu saja melihat pemandangan ini, dan tubuhnya langsung menegang. Serangan habis-habisannya telah dihentikan oleh tatapan sederhana!Apa?!"Bahkan busur legendariku tidak bisa melukainya," bisiknya ngeri. "Makhluk macam apa ini sebenarnya?"Dia menatap kedua jenderal itu dan berteriak, "Mundur cepat! Cepat!"Namun, sudah terlambat.Si Sphinx mengangkat kepalanya, menekuk keempat kakinya, dan seluruh tubuhnya terangkat ke udara!Cahaya merah di sekitar tubuhnya menjadi semakin menakutkan."Jaring harus tetap kita pasang," kata salah satu jenderal, panik saat melihat Sphinx melompat. "Tuan Besar akan membunuh kita jika gagal!"Ketika jaring raksasa itu jatuh, cakar-cakar tajam keluar dari cakarnya dan merobek jaring raksasa itu!Bahkan formasi di dalam jaring pun hancur total. Mereka bukan tandingan Sphinx!Jaring yang konon tidak pernah gagal menangkap monster apa pun kini hanyalah potongan benang tak berguna, melayang jatuh di sekitar Sphinx."Ini... tidak mungkin,

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1406 - Ingin Menangkap Sphinx (II)

    "Tuan, kita semua terluka. Mengapa kita tidak menunggu ahli yang tersisa dari Keluarga Campbell?" salah satu dari mereka berkata dengan susah payah.Jonathan Campbell menamparnya. "Omong kosong apa yang kau katakan? Kondisi bajingan itu tampaknya tidak stabil, jadi ini adalah kesempatan terbaik. Jika kita menunda, situasinya mungkin berubah!"Apa lagi yang bisa dikatakan kedua jenderal itu? Semua kultivator dari Keluarga Campbell telah meminum pil khusus. Selama mereka tidak mematuhi perintah Tuan Besar, mereka akan mati!"Kami akan melaksanakan perintah Anda, Tuan," jawab mereka dengan enggan.Keduanya masing-masing meraih satu sisi jaring dan menuju ke arah Sphinx dan Ryan. Energi spiritual Jonathan Campbell tersapu keluar saat ia meletakkan Panah di Busur Pemotong Awan dan menarik tali busur spiritual merah."Kali ini aku akan mengalahkanmu," desis Jonathan Campbell, matanya terfokus pada Sphinx yang terus berubah. "Kau akan menjadi milikku!"Setelah seluruh energi spiritual dala

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1405 - Ingin Menangkap Sphinx

    Jonathan Campbell telah melihat banyak hal di dunia ini, dan dia telah mengubah banyak sekali binatang spiritual dan iblis di Gunung Langit Biru menjadi tunggangannya.Setiap tahun, ia bahkan pergi bersama keluarga-keluarga besar di Kota Dalecia untuk berburu binatang buas. Oleh karena itu, dalam hal pengetahuan di bidang ini, ia sangat ahli.Namun, saat ini pikirannya kosong. Makhluk aneh apa ini?Lebih jauh lagi, ia dapat berbicara!Ketakutan akan hal yang tidak diketahui merayapi hatinya."Tidak mungkin," pikir Jonathan Campbell sambil berjuang untuk berdiri tegak. "Siapa pun di Kota Dalecia ini pasti tahu tentang binatang seperti ini. Bagaimana mungkin aku tidak pernah mendengarnya?"Kucing keemasan itu masih terus membesar, tubuhnya berselimut cahaya merah yang semakin terang. Sphinx kecil yang biasanya cukup muat di telapak tangan Ryan kini sebesar harimau dewasa, dan terus berkembang.Matanya masih terfokus pada Jonathan Campbell, seolah memindai setiap gerakannya.Satu-satun

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1404 - Melindungi Tuannya

    "Itu cukup berhasil," gumam Ryan sambil mengatur napasnya yang terengah-engah. "Tapi aku benar-benar kosong sekarang."Tepat saat Ryan hampir roboh, seekor kucing kecil dengan bulu oranye keemasan tiba-tiba muncul dari saku jubahnya. Mata heterokrimatik kucing itu berkilauan aneh, seolah berisi kebijaksanaan dari abad yang lalu."Sphinx?" tanya Ryan lemah saat mengenali kucing itu.Tidak lama kemudian, Jonathan Campbell akhirnya tiba dengan Rick Campbell yang terluka. Ketika dia melihat pemandangan di depannya, ekspresi Jonathan Campbell terkejut dan ngeri.Empat jenderal Keluarga Campbell dikalahkan?Bagaimana ini mungkin?Mereka adalah kultivator ranah Origin Dao! Terlebih lagi, bajingan kecil itu terluka, jadi kekuatannya seharusnya terbatas. Bagaimana mungkin dia bisa menyerang dengan kekuatan seperti itu?"Apa yang terjadi? Mungkinkah seorang kultivator yang hebat telah turun?"Kedua pria dengan lengan terputus itu tentu saja menyadari kondisi Ryan. Mereka menggelengkan kepa

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1403 - Serangan Penuh Pertaruhan

    Api menyembur dari tubuh Ryan dan merasuki jarum perak itu. Api Abadi yang dipelihara Ryan dalam Kuburan Pedang berkobar, melilit jarum perak dengan sempurna. Entah bagaimana, alih-alih melelehkan jarum perak itu, api tersebut justru memperkuatnya, menyelimuti permukaannya dengan lapisan cahaya keemasan yang menyilaukan. Pada saat yang sama, petir ilahi yang tak berujung berkumpul di sekitar jarum perak, menyebabkan suara mendesis samar memenuhi udara. "Ada yang salah," gumam jenderal dengan bekas luka saat merasakan perubahan energi di sekitar Ryan. "Kekuatan apa ini?" Tentu saja, keempat jenderal Keluarga Campbell menyadari ada sesuatu yang salah. Mereka menatap Ryan lagi, dan ekspresi mereka berubah drastis! "Jarum perak itu berbahaya! Cepat, hentikan dia!" "Kita tidak boleh membiarkan dia mengaktifkannya!" "Bunuh dia sekarang juga!" teriak jenderal tertua. Keempat jenderal Keluarga Campbell melangkah maju dan melesat maju dengan kekuatan badai. Tubuh mereka memancarkan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1402 - Pertaruhan

    Ryan terengah-engah. Dia meminum pil dan mencoba berkomunikasi dengan Kuburan Pedang. "Guru, aku butuh bantuan," bisik Ryan dalam pikirannya. "Aku tidak bisa menghadapi mereka sendiri." Namun, dia tidak menyangka Lin Qingxun hanya berkata, "Murid, ada beberapa hal yang harus kamu tanggung sendiri." "Lagipula, begitu Monica dan aku menyerang, kami akan menghilang. Apakah kamu benar-benar bersedia melakukan ini?" Ryan menggelengkan kepalanya dan berhenti berkomunikasi. Matanya penuh dengan tekad! "Baiklah, aku harus mengandalkan diriku sendiri," pikirnya sambil mencengkeram pedangnya lebih erat. Dia menatap keempat jenderal dengan tatapan membara. Dia benar-benar tidak percaya bahwa dia tidak punya cara untuk menghadapi keempat orang ini! Hari ini, bahkan jika dia harus mempertaruhkan nyawanya, dia harus melukai keempat orang ini dengan serius! "Semut, apakah kamu sekarang mengerti perbedaan di antara kita?" Keempat jenderal Keluarga Campbell tertawa. "Dengarkan aku, bocah,"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status