Apakah Galena mengenal keluarga Grey? Ada hubungan apa di antara keduanya? Ikuti terus kisah mereka, ya!
Bab 14 Hari ini Alice yang sedang berada di kantor kedatangan Olivia. Wajahnya berseri-seri senyum menawan yang jarang itu kini terukir seakan dia sedang jatuh cinta. "Sepertinya ada kabar gembira," kata Alice dengan tatapan selidik dan senyum lebar. "Alice, akhirnya dia kembali!" seru Olivia dengan memekik gembira. Kedua tangannya seakan sedang memeluk seseorang. Alice menggelengkan kepala menghilangkan pikiran buruk tentang temannya yang seperti sudah gila melihat kelakuannya. Wanita ini tidak tahu maksud dari sang sahabat. Entah siapa yang sudah datang kembali itu. "Siapa?" tanya Alice penasaran dengan orang yang sudah membuat sahabatnya menjadi gembira setengah mati seperti ini. "Masuklah!" titah Olivia sambil melihat ke arah pintu. Papan kayu jati yang berukir itu pun terbuka dan menampilkan sosok yang dikenal oleh Ariana. Mata Alice terbelalak saat melihat orang yang selama ini dia cari. "A–andrew?" Alice tidak menyangka kalau sopir sekaligus bodyguard-nya itu kini berd
Bab 15 Alice mengundang semua anggota keluarga Alejandro untuk makan malam bersama di restoran milik dia. Wanita ini diam-diam melirik ke arah Enzo yang sejak tadi menatap dirinya. 'Kayaknya, ini adalah waktu yang tepat,' batin Alice. Sesekali Alice melirik nakal ke arah Enzo ketika sedang berbincang dengan Alejandro. Perbuatan wanita ini membuat jantung Enzo berdebar dan ada rasa yang menggelitik hatinya. Laki-laki ini merasakan sesuatu yang dulu pernah ada dan hilang dalam dirinya. Hanya dengan kerlingan mata genit milik wanita yang duduk di depannya perasaan itu muncul kembali. "Ada apa, Sayang?" tanya Caroline kepada suaminya yang terlihat tertegun. Enzo tersentak dalam lamunannya karena mendengar ucapan sang Istri. Laki-laki itu hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan lagi makan yang sempat terhenti tadi. Seperti biasa, Alice dan Alejandro sesekali saling menyuapi untuk merasakan makanan yang sedang mereka makan. Hilda sangat senang karena calon menantunya itu terlihat sa
Bab 16 Alice membuka matanya dengan perlahan karena merasa silau. Netra wanita itu menyipit dengan sebelah tangan menutupi wajahnya agar tidak terkena sinar mentari. Setelah membalikan badan, betapa terkejutnya dia saat melihat ada Alejandro tidur di sampingnya. Alice baru sadar kalau saat ini dirinya sedang berada di kamar apartemen milik sang calon suami. Wanita itu tidak begitu ingat apa yang sudah terjadi semalam kepada dirinya. "Apa semalam sudah terjadi sesuatu kepada aku, ya?" tanya Alice dengan lirih. Wanita ini menatap wajah Alejandro, disentuh alis, hidung, bibir, dan membelai pipi yang agak tirus. Alice baru sadar kalau tidak ada satu pun bagian dalam diri Alejandro yang sama dengan Enzo. Baik itu secara fisik maupun sifat dan tingkah lakunya. 'Kenapa Alejandro tidak mirip dengan saudara-suadaranya? Dari siapa dia mewarisi semua ini.' Tangan Alice turun menuju ke leher dan dada calon suaminya ini. Ada rasa nyaman saat dia menyandarkan kepala di dada Alejandro. Dulu
Bab 17 Setelah kejadian di restoran itu, Alejandro menjadi penasaran dengan masa lalu Alice. Meski mereka sepasang kekasih dan akan menikah sebentar lagi, tetapi dia tidak tahu banyak kisah kehidupan wanita itu sebelum bertemu dengannya. Sebenarnya Alejandro tidak mempermasalahkan tentang masa lalu calon istrinya. Hanya saja ada sesuatu yang merasa janggal akan interaksi antara Alice dengan George saat mereka berjumpa tempo hari. Semua orang tahu kalau laki-laki itu sangat sulit untuk ditemui. Bukan sembarang orang yang bisa bertemu dengannya. Sosok itu lebih suka bekerja dibalik layar. "George Ivory, dia adalah seorang pengusaha handal semenjak masih muda. Namun, tidak banyak yang orang tahu akan dia menjalani kehidupannya sehari-hari," ucap Alejandro membaca sebuah artikel lewat berita online. "Semua orang tahu kalau dia itu pengusaha sukses yang bisnisnya sudah menggurita sampai ke luar negeri. Hanya saja George tidak menikah lagi semenjak kematian istri tercinta dan semakin ter
Bab 18 Siang itu Alice merasa perlu membicarakan sesuatu kepada Alejandro. Wanita ini tidak mau ada kesalahpahaman atau pertengkaran yang menurutnya tidak meski terjadi di antara mereka. "Aku telepon Ale saja. Semoga dia sedang senggang." Belum juga Alice menghubungi kekasihnya, Alejandro terlebih dahulu menelepon dia. Senyum lebar pun langsung tercipta di wajah itu. "Halo, Ale. Ada apa? Kamu sudah makan, belum?" tanya Alice. "Sudah. Aku baru saja selesai makan dengan—" suara Alejandro di seberang sana tiba-tiba tidak terdengar setelah terlebih dahulu ada suara yang tidak tahu berasal atau apa itu. "Ale? Halo! Halo!" Alice semakin mengencangkan panggilannya. "Halo. Ale! Ale, kamu dengar suara aku?" Alice berlari ke luar dari ruang kerja. Wanita itu takut terjadi sesuatu kepada calon suaminya. Saat dalam perjalanan Alice terus berdoa agar tidak terjadi sesuatu kepada Alejandro. Begitu sampai ke kantor tempat sang kekasih bekerja, dia langsung minta izin kepada pihak resepsion
Bab 19 Selama ini Alejandro tidak tahu alasan kenapa ibunya sering memperlakukan dirinya jauh berbeda dengan Enzo. Sekarang dia tahu kalau wanita tua itu bukanlah ibu kandungnya, jadi wajar saja jika mendapatkan perlakuan seperti anak tiri. Dirinya selalu harus mengalah kepada Enzo. Selain itu dia juga dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga. Menuruti semua keinginan Hilda dan dilarang membantah, jika itu terjadi, maka hukuman akan dia terima sebagai konsekuensi. "Benarkah yang Anda ucapkan barusan?" tanya Alejandro masih tidak percaya. "Kalau kamu masih ragu, kita lakukan tes DNA," jawab George dengan tenang. Alice kini tahu kenapa Alejandro dan Enzo sangat berbeda baik dilihat dari fisik ataupun sifat. Wajah Enzo tampan dan ramah kepada orang lain, sedangkan Alejandro cenderung dingin, jadi aura ketampanan laki-laki ini tertutupi. Namun, sekarang dia banyak berubah setelah berpacaran dengan Alice, bahkan orang-orang yang kenal dengan dirinya menjadi terlihat lebih r
Bab 20 Jantung Enzo terasa berdetak kencang saat melihat senyum manis Alice dan kerlingan mata berbulu lentik itu mengarah kepadanya. Lalu, dia pun membalas senyuman itu. Namun, naas di waktu yang bersamaan Caroline melihat ke arahnya. Istri mana yang tidak marah saat suaminya jelalatan kepada perempuan lain di depan matanya. Begitu juga dengan wanita berbaju seksi ini yang langsung menginjak kaki Enzo di bawah kolong meja sangat keras sampai laki-laki itu memekik kesakitan. "Rasakan! Jika kamu berbuat lebih dari ini, maka aku pun akan melakukan hal yang lebih kejam lagi," ucap Caroline dengan mata melotot dan tersirat kemarahan. "Apa-apaan, kamu! Aku tidak suka kamu bersikap seperti itu kepadaku," pekik Enzo sambil mencengkram lengan istrinya. Caroline terkejut dan ada rasa ketakutan saat melihat pancaran matanya yang mengisaratkan kemarahan. Enzo bukanlah laki-laki temperamen yang suka bermain kekerasan kepada perempuan. Namun, kali ini wanita itu merasa kalau suaminya seakan i
Bab 23 Kesibukan Hilda dalam memikirkan bagaimana membuat pesta pernikahan Alejandro dan Alice bisa berlangsung dengan meriah, membuat Tamara lepas dari pengawasannya. Wanita itu mulai terlibat dengan orang-orang yang sering bersikap buruk. Dia setiap hari mendatangi club malam untuk bersenang-senang dengan temannya. "Hai, Tamara. Kenalkan, Robin teman aku semasa kuliah," kata Maria salah satu teman Tamara. Laki-laki itu tersenyum sambil mengulurkan tangan. Robin mempunyai tubuh yang tinggi dan tegap. Selain itu wajahnya juga lumayan tampan yang membuat jantung Tamara bertalu-talu, karena senyum menawan yang terukir dari wajah laki-laki itu. "Senang bisa bertemu denganmu," balas Tamara sambil menjabat tangan Robin, tentu saja dia juga membalas senyuman tadi. "Kamu sangat cantik, Tamara," puji Robin sambil terus memandang wajah wanita yang duduk di sampingnya. Mendapat pujian seperti itu membuat hati Tamara senang. Percakapan di antara mereka pun berjalan lancar dan mereka berjan