Share

Bab 16

"Baik, Pak. Rohim akan pulang," ucap Mas Rohim lalu berganti menatapku. "Rum, Mas pulang dulu, ya! Jaga diri baik-baik dan pikirkan semuanya dengan pikiran dingin!" ucapnya yang tak kupedulikan sama sekali.

Akhirnya lelaki itu pulang, yang pastinya tanpa membawaku.

Biarlah dia meminta waktu satu Minggu. Tapi sudah kupastikan, aku tak akan berubah pikiran.

"Bagaimana denganmu, Rum?" tanya Bapak saat Mas Rohim telah meninggalkan rumah ini.

"Pak! Ibu tetap nggak bakal ngizinin kalau Rumi balik sama tuh cecunguk! Emang Bapak ikhlas putri semata wayang kita di sakiti seperti itu?!" repet Ibu. Terlihat Bapak menghela napas panjang.

"Nggak ada orang tua yang mau anaknya disakitin, Buk," tutur Bapak dengan lembut.

Memang begitulah Bapakku, berbeda sekali dengan Ibu. Tapi aku salut dengan Bapak, selama ini masih setia mendampingi Ibu dan begitu menyayangi Ibu.

"Nah, makanya! Lalu kenapa Bapak masih bertanya sama Rumi? Bapak ingin Rumi balikan sama tuh laki?!" ucap Ibu dengan nada suara yang ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status