Share

Bab 30

Author: Danira Widia
Janice kembali ke kampus. Dia masuk ke asramanya. Tidak ada siapa pun di dalam. Sepertinya mereka pergi wawancara.

Janice membuka lacinya. Ketika melihat barang di dalam, matanya sontak menyipit. Janice hendak mengambilnya, tetapi tiba-tiba terdengar suara di belakang. "Janice."

Janice menurunkan tangannya dan berbalik. Malia langsung berlari ke hadapannya dan menampar wajah sendiri.

"Janice, aku minta maaf. Semua ini gara-gara aku tamak. Reporter bilang aku cuma menyampaikan beberapa patah kata pakai akunmu dan aku percaya. Kamu juga tahu ibuku membenciku karena aku menghamburkan uangnya untuk kuliah. Makanya, aku tertipu. Maafkan aku."

Malia menampar diri sendiri sambil meminta belas kasihan dari Janice. Janice pura-pura termangu supaya Malia tidak menghentikan tamparannya.

Malia kesal, tetapi tidak berani mengatakan apa pun. Setelah wajahnya merah, Janice baru menghentikannya. "Sudahlah, nggak ada gunanya minta maaf lagi sekarang."

Janice menunduk mengelus tangannya yang cedera. Mat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
paling Jason si pecundang dan pengecut
goodnovel comment avatar
Irma Indriani
moga aja yoshua sm janice menika...biar nyaho to si jaso tai
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1671

    "Kamu ...."Kedua perempuan itu tak berdaya, hanya bisa mengangguk setuju."Tapi kami juga perlu menyiapkan dulu. Kalau nggak ....""Jangan menipuku. Tanda tangan sekarang dan beri aku uangnya. Kalau nggak, aku akan langsung unggah rekaman ini ke internet. Kalau perlu, kita sama-sama hancur."Melihat teman-temannya membelanya, Louise berkata dengan lebih tegas dari sebelumnya. Kalau hari ini tidak mendapat uang itu, kedua orang itu pasti akan terus mencari cara untuk menunda.Janice dan yang lain menyeruput teh sore dengan santai, tak ada tanda-tanda ingin pergi. Kedua perempuan itu tak punya pilihan, hanya bisa pergi mengecek pembukuan.Akhirnya, dengan berat hati, mereka mentransfer uang pokok beserta bunga ke rekening Louise."Tunggu, tolong tanda tangan di perjanjian ini dulu."Ketika melihat itu, kedua perempuan itu langsung memperlihatkan wajah asli mereka."Hebat, Louise! Ternyata sudah menyiapkan perjanjian. Kamu memang sudah ingin keluar, 'kan?""Louise, berani-beraninya kamu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1670

    "Kalau memang mau keluar dari saham, kita juga harus menghitung jelas keuntungan selama ini," kata Louise."Keuntungan?" Salah satu dari mereka berkata dengan tak berdaya, "Louise, meskipun restoran ini kelihatannya ramai, awalnya kita menghabiskan banyak uang untuk promosi. Bukan cuma nggak dapat untung, malah rugi cukup banyak.""Begini saja, kamu sebelumnya keluarin berapa, kami akan hitung sesuai proporsi kerugian terakhir. Setelah dibagi, sisa uangnya kami kembalikan kepadamu.""Ya. Sebelum buka restoran kita juga sudah bilang begitu, 'kan?" Yang satunya ikut menimpali.Louise sebenarnya sudah tahu kedua orang ini ingin menyingkirkannya, hanya saja tak menyangka mereka sebegitu memalukan.Louise tidak mengerti soal keuangan, jadi keuangan selalu dikelola oleh salah satu dari mereka berdua. Sementara itu, dia hanya perlu mengurus beberapa hal kecil di restoran.Dulu, dia mengira pembagian tugas seperti itu bagus. Siapa sangka, sebenarnya itu hanya cara mereka berjaga-jaga terhadapn

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1669

    Arya tercengang. "Terus, kenapa waktu itu kamu nggak bilang terus terang?""Kalian berdua juga ada di sana, 'kan? Tapi kalian nggak lihat? Kalian masih sempat bilang kalau tiga perempuan buka toko itu nggak mudah dan kalian akan bantu kenalin lebih banyak pelanggan."Arya dan Norman tak bisa berkata apa-apa. Memang itu perkataan mereka berdua.Janice tersenyum. "Rensia, jangan godain mereka lagi. Mana mungkin mereka bisa lihat?"Termasuk dirinya sendiri juga tidak melihat tanda-tandanya.Rensia cemberut. "Tapi lingkungan restoran ini memang jadi keunggulan, mengandalkan popularitas saja sudah bisa dapat banyak uang. Kedua perempuan itu pasti juga menendang Louise karena ini."Arya merentangkan kedua tangan. "Jadi?"Norman menganalisis, "Itu berarti restoran ini masih punya kemampuan menghasilkan uang, tapi kalau nggak bisa menangkap peluang untuk berubah, ya nggak akan bertahan lama. Mundur sekarang juga masuk kategori sudah untung."Janice mengangguk. "Louise juga menyadari itu dan di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1668

    Sebelumnya, Louise selalu berinteraksi dengan anak-anak, sehingga pikirannya memang polos. Dia sangat bersemangat mengejar karier, tetapi hasilnya malah dikhianati oleh teman-temannya.Setelah suasana hati Louise agak tenang, Janice baru menatap Louise dan berkata, "Kamu pikir teman-temanmu ini semuanya nggak berguna ya?"Mendengar perkataan itu, Louise tahu masalah ini bisa diselesaikan. "Janice, terima kasih. Aku pasti akan membalas kebaikan kalian.""Kita semua teman baik, nggak perlu sungkan. Ayo, kita pergi bayar dulu. Nanti aku bantu kamu panggil orang," kata Janice.Mendengar soal memanggil orang, Louise tertegun sejenak.Tak lama kemudian, muncul dua mobil di pintu masuk mal.Melihat orang yang keluar, Louise terharu sampai hampir menangis. "Norman, Dokter Arya, Nona Rensia. Huhuhu ...."Louise berlari mendekat dan ingin memeluk orang-orang itu, tetapi dia berhenti begitu sampai di depan Norman dan berpikir tidak boleh. Dia mencoba mengarahkan tangannya ke Arya, tetapi kembali

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1667

    Louise diam-diam tersenyum. "Tenang saja, pasti ada begitu banyak model sampai kamu nggak sempat memilih semuanya."Setelah membayar, keduanya menuju lantai tiga. Dekorasi toko itu bernuansa merah muda yang terkesan misterius, tetapi tetap ceria. Begitu masuk, memang banyak sekali pilihan yang memikat mata.Louise segera memilih beberapa pakaian untuk dicoba Janice.Saat melihat gaun tidur yang dipegangnya, Janice merasa agak malu. "Bukannya bilang nggak berlebihan? Yang ini malah seperti nggak pakai apa-apa.""Ini yang namanya keindahan samar-samar. Nggak tembus pandang, hanya agak transparan sedikit. Bagus juga untuk foto-foto," jelas Louise."Masih mau foto-foto lagi?" gumam Janice yang tidak tahu harus tertawa atau menangis."Coba dulu, aku yakin dengan bentuk tubuhmu," kata Louise sambil mendorong Janice masuk ke ruang ganti.Janice menghela napas, lalu mulai mencoba pakaian. Dua pakaian yang pertama memang terlalu terbuka untuknya, sehingga dia langsung melepaskannya begitu dipak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1666

    Anggota keluarga?Janice merenungkan kata itu sejenak, lalu menoleh ke arah Jason. Dia menunjuk ke dirinya dan Jason, lalu bertanya, "Kita? Kerabat?"Jason mengernyitkan alisnya. "Termasuk juga, tunangan juga termasuk anggota keluarga.""Siapa yang tunangan sama kamu?" gumam Janice dengan pipi memerah."Yang pria belum menikah, yang wanita juga. Jadi, kenapa nggak termasuk?" kata Jason dengan pelan.Janice langsung menghapus bayangan suram sebelumnya di benaknya dan tersenyum. "Mana ada yang menjelaskannya seperti kamu ini."Jason menarik tangan Janice, lalu berkata dengan nada muram, "Kali ini kita berlibur ke vila di pegunungan, kamu sekalian bisa melepaskan penat.""Tapi, apa ada orang yang akan bicara macam-macam?" tanya Janice yang agak khawatir."Kamu ini anggota keluargaku, sekaligus anggota keluarga Kak Zachary juga. Dia harus menemani istri dan anaknya, jadi wajar saja kalau tempat itu diberikan padamu," kata Jason yang membuat kekhawatiran Janice hilang.Janice menganggukkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status