Share

Bab 627

Author: Danira Widia
Begitu topik ini viral, kedua universitas itu langsung mengeluarkan pernyataan resmi, dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak pernah menerima Janice. Salah satu universitas yang paling mahal bahkan menuduh bahwa email penerimaan itu palsu.

Kesimpulan di internet pun tak terelakkan. Mereka mengatakan Janice telah memalsukan email penerimaannya demi pamer.

Melihat ribuan pesan hinaan, tangan Janice yang memegang ponsel gemetar hebat. Padahal, dia sudah memeriksa informasi dengan sangat hati-hati.

Dalam email dari universitas elite, bahkan ada detail tentang wawancara. Bagaimana mungkin itu palsu?

Tiba-tiba, Janice teringat bahwa ada satu orang lagi yang mengetahui detail wawancaranya, Jason.

Demi mencegahnya pergi ke luar negeri, Jason menyuruh pengawalnya menghancurkan tangannya.

Sekarang, Jason menghancurkan kariernya di dalam negeri. Dengan cara ini, Janice tak akan pernah bisa pergi ke mana pun. Semuanya hanyalah jebakan yang dirancang khusus untuknya.

Ponsel Janice terlepas dari
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nessa Ness
beneran gue jg ngakak hahaha....
goodnovel comment avatar
ByooteJambi LenLen
ngakak, kapan sih ini habis, gitu2 aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 628

    "Aku percaya kamu bukan pelakunya. Tapi dia? Bagaimana dia akan melewati hidupnya setelah ini? Bagaimana dia akan menghadapimu? Dan bagaimana dengan pilihanmu?""Kamu nggak perlu menjawab, aku sudah tahu pilihanmu." Arya berhenti sejenak, mengembuskan asap rokok ke udara, lalu mengucapkan sesuatu yang bahkan terdengar ironis bagi dirinya sendiri."Pilihanmu nggak salah." Ini demi kepentingan yang lebih besar. Masalah besar dikecilkan, masalah kecil dilenyapkan.Arya bisa mengerti. Kemudian, dia menambahkan, "Tapi, dia juga nggak salah."Jason tiba-tiba mengernyit, wajahnya yang biasanya tampan kini tampak agak menyedihkan di balik asap tipis.Dia menunduk, menatap bara rokok yang berkedip-kedip. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.Saat rokoknya hampir habis, Norman mengetuk pintu dan masuk. "Pak Jason, ada informasi."Jason mendongak, lalu berdiri. Tanpa ragu, dia mencengkeram puntung rokok yang masih menyala."Aku pergi dulu," ucap Jason. Dia langsung meninggalkan ru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 629

    Jason menatap Anwar dengan dingin. "Kamu nggak perlu terburu-buru."Anwar mengerutkan kening, belum sepenuhnya memahami maksud Jason. Tiba-tiba, ponsel Elaine berdering.Melihat nama asistennya di layar, dia langsung menyadari itu pasti urusan pekerjaan. Dia pun sedikit menjauh untuk menjawab panggilan."Bu Elaine, semua model pria itu sudah ditangkap. Beberapa wanita yang bersama mereka juga ikut tertangkap. Katanya mereka terlibat dalam pesta ilegal ....""Barusan ada seorang pengacara yang menemui para wanita itu. Entah kesepakatan apa yang mereka buat, tapi sekarang mereka semua mengaku kalau mereka diancam. Sepertinya para model itu nggak akan bisa diam lebih lama lagi.""Selain itu, seorang paparazi baru saja merilis videomu bersama Presdir Grup Karun saat memasuki hotel. Saat ini Keluarga Hartono sedang dalam perjalanan ke sini. Mereka ingin penjelasan darimu."Jelas bahwa semua ini ditargetkan langsung ke Elaine. Wajahnya seketika menjadi pucat. Dia lantas menoleh ke arah Jason

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 630

    Rachel menatap Jason, tetapi tidak bisa menebak emosinya. Dia mengira Jason hanya marah, jadi mencoba meraih tangannya, tetapi Jason menghindar.Rachel terdiam, lalu tetap menarik ujung lengan bajunya. "Jason, Bibi Elaine selalu menemaniku seperti seorang ibu. Bagiku, dia adalah ibu keduaku. Aku benar-benar nggak bisa melihatnya dalam bahaya.""Jadi, kamu tahu apa yang sudah dia lakukan?" tanya Jason dengan dingin."Aku .... Barusan dia bilang padaku kalau dia memberi tahu Paman Anwar tentang rencana Janice untuk melanjutkan studi ke luar negeri."Suara Rachel semakin lirih dan kepalanya perlahan menunduk. Dia tahu betul bahwa Elaine bukan hanya melakukan itu.Tatapan Jason meredup, sinarnya dingin. "Lalu, gimana dia tahu Janice akan pergi ke luar negeri?"Rachel menggigit bibirnya erat, wajahnya pucat pasi. Dia tidak bisa menjawab.Jason sudah mengerti. Dia melepaskan tangan Rachel dan berdiri. "Pergilah dari sini." Suaranya dingin seperti mengusir Rachel.Rachel menatapnya dengan kag

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 631

    Melihat Janice yang baru saja bangun, Zion segera meminta maaf, "Maaf, Bu Janice."Janice menunduk dengan getir. Saat dia melihat opini publik di internet, dia sudah tahu bahwa ini akan menjadi akhirnya.Keluarga Luthan mungkin tidak peduli dengan status sosial, tetapi mereka sangat mementingkan karakter seseorang.Sekarang, dia dituduh memalsukan surat penerimaan demi ketenaran. Keluarga Luthan tidak akan bisa menerimanya.Janice menatap Landon dengan rasa bersalah. "Maaf, aku sudah merepotkanmu. Bagaimana kalau kita ...."Landon menggenggam tangannya erat. "Percayalah padaku.""Tapi ...." Janice tidak ingin membuatnya berada dalam posisi sulit."Aku akan mengurus semuanya. Ibumu pergi untuk membelikanmu makanan, dia akan segera kembali. Tunggu aku ya?" Landon menenangkannya."Hmm." Janice menatapnya pergi dengan ekspresi tenang.Tiba-tiba, ponselnya menampilkan trending topic terbaru, skandal tentang Elaine.Namun, saat dia hendak membaca, layar ponselnya berubah menjadi abu-abu. Ber

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 632

    Larut malam, di dalam mobil.Norman dan Arya menatap sosok yang berjalan di bawah cahaya lampu jalan, berharap bisa langsung menginjak gas dan pergi.Di luar mobil, Zion mengenakan jaket dan celana kulit, berdiri di bawah lampu neon. Postur tubuhnya yang seksi membuat para gadis di sepanjang jalan sibuk mengambil foto.Yang lebih parah, dia bahkan dengan percaya diri melambaikan tangan ke arah mereka.Wajah Norman langsung menjadi suram.Arya memijat keningnya. "Aku seharusnya nggak menyarankan untuk membawanya."Beberapa saat kemudian, Zion meletakkan tangannya di pintu mobil. Dia membungkuk, mengetuk jendela.Norman menurunkan kaca jendela dan bertanya dengan dingin, "Apa kamu nggak ngerti arti dari jangan menarik perhatian?"Zion menyeringai. "Ganteng, 'kan?"Ini adalah contoh orang yang asbun.Saat itu juga, Arya menunjuk ke depan. "Mereka keluar."Norman mengangkat pandangannya, melihat seorang pria yang dikelilingi wanita dan mengendarai mobil mewah. Tatapan Norman langsung dipen

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 633

    Setelah mendengar itu, ketiga orang itu bertatapan. Zion langsung memukul pria itu hingga jatuh pingsan.Arya memeriksa seluruh tubuh pria itu, memastikan tidak ada bukti yang tertinggal. Kemudian, dia berdiri dan berkata, "Kalian kembali dulu. Sisanya biar Landon dan Jason yang menentukan.""Hmm."....Dua hari kemudian.Janice duduk terpaku dengan wajah pucat pasi. Ponselnya masih menyala, menampilkan riwayat obrolannya dengan Amanda.Dia dipecat. Namun, itu adalah keputusannya sendiri.Masalah pemalsuan surat penerimaan terus dimanipulasi oleh pihak tertentu, memberi dampak buruk bagi studio.Janice dan Amanda sudah bisa menebak siapa yang menyebarkan video itu. Selain Fiona, tidak ada rekan kerja lain yang tahu penyebab cedera jarinya.Namun, jika Amanda mengungkapkan hal ini, itu berarti dia harus berhadapan langsung dengan keluarga Fiona.Janice memahami situasi sulit yang dihadapi Amanda, jadi dia mengundurkan diri lebih dulu dan meminta Amanda untuk merilis pernyataan resmi.Sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 634

    Landon meletakkan cangkir tehnya dan menatap Anwar. "Pak Anwar, orang-orang di internet suka menggembar-gemborkan sesuatu tanpa bukti yang jelas. Aku yakin kamu bukan tipe orang yang suka mengambil kesimpulan sepihak."Anwar seketika merasa malu. Dia tiba-tiba dinasihati oleh seseorang yang jauh lebih muda darinya.Dia lantas menoleh ke arah Jason, berharap dia akan berbicara demi menjaga kehormatan Keluarga Karim.Namun, Jason hanya menyesap tehnya dengan tenang, seolah-olah tidak melihat apa yang terjadi.Ekspresi Anwar menjadi suram, dia akhirnya memilih untuk diam.Sementara itu, Elaine tampak seperti tertusuk sesuatu. Dia benar-benar merasa tidak nyaman.Karena Janice, dia bukan hanya kehilangan alat penghasil uangnya, tetapi juga mendapat serangan balik dari beberapa nyonya kaya yang berkuasa. Akibatnya, tiga atau empat proyeknya hancur berantakan.Kerugiannya ini tidak bisa diabaikan begitu saja hanya dengan satu kalimat dari Landon.Elaine menggenggam cangkir tehnya, lalu berka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 635

    Dia berdiri di belakang Anwar dan berbisik pelan di telinganya, "Tuan, ada telepon dari rumah. Proyek yang kamu inginkan telah direbut oleh orang lain. Sepertinya pihak itu mengetahui setiap langkah yang kita ambil."Anggur di tangan Anwar tumpah, matanya menajam. "Nggak mungkin! Aku sudah menghabiskan begitu banyak usaha untuk mengamankan proyek itu. Siapa yang bisa tahu?""Itu ...." Kepala pelayan melirik ke arah Landon. "Tuan Landon."Anwar langsung menegakkan tubuhnya, menatap tajam ke arah Landon. Landon tampaknya telah menyadarinya lebih dulu. Dia mengangkat gelas anggurnya dan tersenyum santai.Dada Anwar terasa sesak. Dia tidak mengerti bagaimana Landon bisa mengetahui begitu banyak hal.Tiba-tiba, sebuah pemikiran terlintas di benaknya. Dia menoleh ke samping, menatap Jason. Jason duduk dengan tegak, auranya mendominasi seluruh ruangan.Dia sedikit memiringkan kepala dan berucap dengan suara rendah dan tegas, "Aku sudah bilang, jangan terburu-buru."Karena belum waktunya gilir

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 773

    Jason tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu."Saat Jason menerima Vega yang agak memberontak, Hady langsung tertegun saat menatap mereka. "Pantas saja aku merasa kamu begitu familier, kalian berdua ....""Keluarga pasien! Keluarga pasien!" teriak perawat."Aku segera ke sana," jawab Hady.Setelah Hady pergi, Vega mengangkat kepala dan menatap wajah Jason. Namun, dia tidak menangis ataupun marah.Meskipun anak itu ada di depan mata, Jason masih merasa semuanya tidak nyata. Dia memeluk Vega dengan lebih erat dan menarik Vega agar lebih dekat dengan hati-hati. Saat dia bisa mencium aroma khas tubuh Vega dan bahkan ada sedikit bau Janice yang samar-samar, dia baru berani yakin anak ini adalah Vega di mimpinya. Hanya saja, wajah anak ini lebih bulat daripada wajah Vega di mimpinya.Mulut Jason bergerak, seolah-olah ada banyak hal yang ingin ditanyanya. Namun, saat dia hendak membuka mulut, Vega yang berada dalam pelukannya bergerak beberapa kali dan menunjuk mesin penjual otomatis di loron

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 772

    Saat pria itu hendak memakaikan kalung itu pada istrinya, Jason tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Kalung ini dari mana?"Nada bicara Jason yang dingin membuat pria itu terkejut dan menjawab, "Dari ... Vega Jewelry. Bosnya adalah orang dari desa kami. Dia menjual perhiasan, sangat hebat."Wanita yang baru saja melewati kontraksinya pun meninju suaminya. "Apanya yang penjual perhiasan? Ini namanya desainer perhiasan.""Ya, aku memang mudah lupa," kata pria itu.Jason menatap desain pita yang pita yang istimewa itu. Dari lekukan hingga ukiran yang kecil-kecil di atasnya, semuanya itu adalah gaya khas Janice. Tenggorokannya terasa kering dan bertanya dengan suara serak, "Siapa?""Ja .... Ah! Sakit sekali!" teriak wanita itu tiba-tiba sebelum selesai menjawab pertanyaan Jason, lalu mencengkeram suaminya dan Jason dengan erat.Begitu pintu lift terbuka, kebetulan ada seorang perawat yang melihat kejadian itu dan segera memanggil orang untuk membantu. Saat dokter bertanya te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 771

    Nama yang tertera di sepatu itu adalah Vega.Saat itu, seorang guru yang sedang menjaga ketertiban di lokasi itu segera berlari mendekat. "Mama Vega, Vega nggak ada di sini. Anak-anak yang terluka parah sudah segera dibawa ke rumah sakit kota.""Terluka parah?" tanya Janice dengan suara bergetar.Guru itu menggigit bibirnya, lalu berkata, "Kepala sekolah sudah pergi ke sana, kamu juga segera pergi ke sana saja."Janice baru saja hendak berbalik, tetapi tubuhnya langsung ambruk.Arya segera memapah Janice. "Aku antar kamu ke rumah sakit."Janice hanya bisa menahan air matanya dan menganggukkan kepala. Setelah berlari ke rumah sakit dan diberi petunjuk oleh perawat, dia pun menemukan lantai tempat para korban kecelakaan TK dirawat. Di tengah kerumunan, dia langsung menemukan gurunya Vega. "Guru, mana Vega? Dia baik-baik saja, 'kan?""Vega baik-baik saja. Saat aku membawanya untuk menghindar, aku terpaksa membawanya bersamaku ke rumah sakit karena aku harus buru-buru mengantar para korban

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 770

    Begitu mendengar terjadi kecelakaan di TK, Janice tanpa ragu langsung berlari keluar. Arya dan Louise segera mengikuti dari belakang."Kenapa bisa terjadi kecelakaan mobil di TK?" tanya Arya."TK ini dibangun di lereng. Saat bus pariwisata turun dari bukit, sopirnya juga nggak tahu kenapa nggak menginjak rem dan langsung menerobos masuk ke TK. Saat itu banyak anak-anak yang sedang bermain .... Aduh, tunggu aku!" jelas Louise.Hanya mendengar penjelasan singkat dari Louise, naluri menyelamatkan sebagai seorang dokter membuat Arya langsung tahu kecelakaan ini sangat parah.Saat ini, sebuah bus besar terjepit di tembok TK. Bagian depan bus sudah menerobos masuk ke lapangan bermain sepenuhnya, sedangkan bagian belakangnya tergantung. Banyak orang di sekitar yang sedang membantu dan banyak anak yang diangkut keluar dengan menangis terisak-isak.Janice segera berlari mendekat dan menarik seorang anak yang sedang memegang lengannya. Anak itu adalah teman sekelas Vega. "Mana Vega?"Anak itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status