Share

10. Mata predator

Perseteruan antara Ryu dan Jason semakin memanas. Jason selalu mencari gara-gara dan kesalahan pada Ryu. Pemuda itu seperti tidak terima telah dipermalukan saat berada di pesta Bella. Namun Ryu selalu menghindar darinya. Bukan karena dia takut pada Jason, tapi karena dia menghormati Agatha, Mami Jason yang telah begitu baik padanya. 

Saat makan siang di restoran itu, Agatha berulang kali meminta maaf padanya atas sikap buruk suami dan putranya. Wanita berkelas itu, bahkan tidak menyinggung sama sekali tentang tuntutan yang akan dilakukan oleh suaminya. Dia begitu lembut dan hangat pada Ryu.

Bahkan Ryu mulai menyayangi wanita itu

Kelas dua di semester satu.

Ryu mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, karena dia menyukai sains. Sedangkan Bella ambil kelas bahasa Inggris. Jason juga mengikuti Bella. Anak itu seperti tidak ingin jauh dari gadis berlesung pipit di pipi kiri itu. Dan sikap Jason itu semakin membuat Bella muak. Dia sering uring-uringan dan sembunyi dari Jason, yang membuat Ryu tertawa.

Wajah Bella yang selalu merona merah saat Ryu menggodanya, membuat pemuda itu semakin dalam menyukainya. Namun, dia tidak berani menyatakan perasaannya. Sekali lagi, karena perbedaan kasta di antara mereka, itu alasan Ryu.

Ryu yang sedang duduk santai di sebuah bangku kayu koridor, mendengar beberapa teriakan dari para gadis. Dia menoleh dan terlihat seorang murid baru di kelas satu berjalan dengan santai dan tak acuh oleh teriakan para siswi.

Pemuda itu berwajah tampan, rahang yang kuat  dengan tatapan mata yang dingin. Dia berjalan lewat di depan Ryu dengan sikapnya yang tak acuh. Ryu hanya memperhatikan hingga murid baru itu hilang di tikungan koridor.

"Siapa sih dia, bikin heboh para cewek aja." Ryu menoleh pada teman di sebelahnya.

"Dengar-dengar sih namanya Fidel. Dia anak bungsu Wicaksono, yang punya saham di sekolah ini juga," jawab Axel.

"Wicaksono? Orang pentingkah?"

"Hadeehh, Ryu. Kuper amat sih lu. Wicaksono yang konglomerat itu. Bahkan nih ya, keluarga Jason aja masih kalah dengan kekayaan Tuan Wicaksono. Makanya para cewek langsung ijo lihat Fidel." Axel mencebik tak suka, karena cewek yang ditaksirnya juga terlihat ikut terpesona pada murid baru itu.

"Tapi emang cakep kok dia. Jadi mereka, suka ga cuma hartanya aja menurut gue. Tampangnya menjanjikan juga," ujar Ryu yang langsung mendapat pukulan tak terima dari Axel.

"Gitu dibilang cakep. Buta mata lu!" Axel bersungut kemudian pergi meninggalkan Ryu yang tertawa terbahak-bahak.

Pesona murid baru yang bernama Fidel Wicaksono itu, tidak memudar hingga sebulan lamanya membuat para siswa laki-laki menjadi jengah, terutama Ryu. Bahkan Bella juga terang-terangan menyukai pemuda itu. 

Ryu cemburu. Bahkan Jason juga langsung membenci Fidel. Para kakak kelas mencoba menjadikan Fidel bulan-bulanan mereka. Namun, anak itu selalu bisa melawan tanpa kenal rasa takut. Dan Fidel, semakin terkenal seantero Pelita Jaya.

Tak terasa, satu tahun telah terlewati dan mereka semua naik tingkat ke kelas berikutnya. 

Siang ini, semua siswa Pelita Jaya dihebohkan oleh murid kelas satu yang sangat arogan dan semaunya sendiri. Namun siswa itu sangat populer karena selain tampan, juga cerdas. Dia juga tidak mengenal takut pada siapapun, meski dia murid baru dan kelas satu.

Terjadi pertarungan duel satu lawan satu di atas roof top sekolah. Ryu yang mendengar berita itu, merasa penasaran dan berusaha melihat pertarungan itu.

Dia naik ke atas bersama Axel. Di sana, sudah banyak siswa yang ingin menonton duel itu, termasuk Fidel dan para anak buahnya. Tidak berapa lama kemudian, datang si adik kelas yang banyak dibicarakan oleh semua siswa. 

Pemuda itu tampan dengan wajah yang agak mirip dengan Fidel. Namun, Ryu melihat ada kilat seorang pemangsa di matanya. Ryu terkesiap. Dia menyadari, pemuda yang bernama Faris ini bukan pemuda sembarangan.

Bryan, anak buah Fidel yang menantang Faris berduel, mulai menyerang, saat Faris belum siap, dan membuatnya jatuh terjengkang. Namun, pemuda itu segera bisa menguasai keadaan dengan menyerang balik pada Bryan.

Pertarungan duel di antara keduanya seimbang, karena sama-sama jago bela diri. Mereka saling menyerang dengan beringas dan seperti ingin saling membunuh. Sorak sorai para siswa membahana seantero tempat itu.

Terlihat Faris dan Bryan mulai kepayahan dengan luka di wajah dan tangan mereka. Darah segar mulai mengalir dari hidung dan bibir keduanya.

"Lu tahu siapa pemuda itu?" bisik lirih Axel. Ryu menggeleng.

"Dia Faris Wicaksono, adik angkat Fidel," ujar Axel dengan senyum aneh.

"Kenapa lu tersenyum aneh gitu?" Ryu menatap pada Axel heran.

"Karena rumor yang gue dengar, Faris ini putra kandung dari Tuan Radit Wicaksono dari istri yang lain. Itu sebab, Fidel sangat membencinya." 

Ryu terdiam. Kini dia paham, kenapa Fidel menjadi wasit duel antara sahabatnya--Bryan dan adik tirinya sendiri.

Kedua mata pemuda itu, sama-sama mata seorang predator. Ryu yakin, keduanya kelak akan menjadi seorang pembunuh yang haus darah.

"Stop! Cukup untuk hari ini." Fidel maju ke depan dan berdiri di samping Bryan.

"Tapi bos, dia belum mati," sahut Bryan tidak terima, dengan tubuh kepayahan dan darah keluar dari hidung dan bibirnya.

"Gue cuma ingin lihat, sejauh mana kemampuan dia, yang katanya juara 1 karate. Ternyata melawan lu aja, dia sudah kepayahan," ejek Fidel tertawa puas.

Fidel membisikkan sesuatu pada Faris yang dibalas dengan seringai dari bibirnya.

Kemudian Fidel dan geng-nya pergi dengan tertawa terbahak-bahak. Semua pun bubar. Terlihat Faris di papah oleh temannya yang berkacamata dengan rambut berdiri seperti sapu ijuk.

Sekolah terlihat sangat sepi. Bahkan satupun cleaning servis pun tidak terlihat sepanjang koridor.

"Lu lihat kan, betapa berkuasanya Fidel di sekolah ini. Bahkan dia bisa mengendalikan para guru. Dan tidak ada satupun yang berani membela Faris." Axel menggeleng pelan dan bergidik ngeri. 

Ngeri karena kuasa dan pengaruh Fidel sangat besar. Tidak ada lawan yang bisa menandingi pemuda itu.

Ryu hanya diam dan menyimak. Dia juga membenarkan apa yang dikatakan oleh temannya itu. Sampai di luar gedung, di tempat parkir mobil, Ryu melihat Faris yang dipapah oleh temannya menghampiri sebuah mobil. Dan sang sopir segera keluar menyongsong majikannya.

Ryu terkesiap saat melihat sopir Faris. Dia menatapnya dalam. Saat Faris sudah masuk ke dalam mobil, Ryu melihat dengan jelas, sang sopir saling menatap dengan Fidel yang sedang bersandar di mobilnya dengan puas. Mata mereka sama-sama berkilat. Mata seorang pemangsa. Antar Fidel dan Deri.

Deri … pemuda yang datang ke rumah bedeng Simon beberapa tahun yang lalu. Yang menawarkan pekerjaan besar pada Abangnya. Deri … yang ternyata adalah sopir dari Faris Wicaksono.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
liza sarah
seruuuu banget ceritanya. udh kelas2 film layar lebar ini.
goodnovel comment avatar
Yuliza Armeli AZam
makin banyak teka-teki nih Thor,tambah semangat baca nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status