Share

Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....
Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....
Author: Hare Ra

Bab 1. Pengkhianatan

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-05-18 23:32:32

“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.”

Arsila mengernyitkan keningnya kala nomor Rio, sang tunangan yang dijodohkan dengannya 6 bulan lalu, tidak dapat hubungi sejak tadi.

Belum lagi, sahabat Rio mengatakan jika pria itu menghilang tanpa pamit. Padahal, Rio seharusnya tidak pergi kemana-mana karena besok adalah hari pernikahan mereka.

Arsila menatap keluar jendela ada perasaan yang aneh yang menggantung di hatinya, meskipun dia sendiri bingung mendeskripsikannya.

Kembali gadis itu mencoba menghubungi nomor Rio sekali lagi. Sama. Suara operator. Lagi-lagi.

Haus, Arsila melangkah pelan di lorong rumah besar keluarga Jusman dan hendak menuju dapur. 

Namun anehnya, ketika melewati kamar adik tirinya yang masih kuliah, ada suara desahan terdengar dari sana.

“Auuh, Sayang….."

Deg!

Jantung Arsila berdetak kencang. Kali ini, desahan pria.

Meskipun belum lama bersama dengan Rio, tapi Arsila bisa mengenali suara calon suaminya itu.

“Ah, sayang… kamu nanti gak boleh seperti ini sama Arsila ya,” ujar Anila di sela-sela desahannya.

“Iya, Sayang. Ini kan semua demi kita.”

“Tapi, aku cemburu melihat kamu dengannya,” rengek sang adik tiri, "kenapa kamu gak nikahin aku aja sih?"

“Sayang, aku menikah dengan Arsila untuk menguasai hartanya. Bukankah papa tirimu itu mewariskan semua hartanya kepada Arsila? Jadi, aku harus menikah dengannya, menguasai hartanya dan menyingkirkannya. Barulah kita menikah,” jawab Rio.

Tubuh Arsila gemetar.

Pantas saja, Rio mendesaknya untuk segera menikah. Jika bukan karena tekanan keluarga dan harapan akan kisah cinta yang tumbuh setelah akad, Arsila tak akan menerimanya!

Tidak bisa lagi mendengar lebih banyak, Arsila membuka pintu tesebut. 

Braak!

“Kalian…!” teriaknya. Namun, dia idak mampu lagi melanjutkannya. Hatinya kini begitu sakit melihat pemandangan Rio dan Anila.

Kedua pengkhianat itu buru-buru menarik selimut dan memakai pakaian mereka.

Wajah keduanya pucat, tapi anehnya mata Anila tampak  penuh kemenangan?

“Arsila, ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku bisa jelaskan,” jawab Rio membela diri. Dia segera turun dari ranjang setelah mengenakan pakaiannya dan mendekati Arsila.

“Apa yang perlu kau jelaskan? Semuanya sudah jelas!” 

“Arsila, mohon dengarkan aku. Ini tidak seperti pikiranmu,” ucap Rio lagi berusaha meraih tangan Arsila, namun Arsila menepisnya dengan kasar.

Plak!

Arsila menampar Rio, membuat ekspresi pria itu langsung berubah merah padam. “Arsila, kau menamparku?” 

“Kenapa? Kau pantas mendapatkannya!” jawab Arsila.

Rio memegang wajahnya sambil tersenyum miring. “Ternyata seperti ini sifatmu. Kasar. Kau sangat berbeda dengan Anila.”

“Kau—“

“Ya! Aku dan Anila memang saling mencintai. Lalu kenapa?” potong Rio cepat.

Begitu juga dengan Anila yang tersenyum penuh kemenangan ke arah Arsila. Adik tiri yang selalu iri dengan Arsila, selalu berusaha memiliki apa yang Arsila miliki.

Padahal dia hanyalah anak tiri yang dibawa ibunya ketika menikah dengan Papa Arsila, sepuluh tahun lalu.

Namun, Arsila menahan diri. Tapi, lihatlah apa yang dilakukannya?

“Arsila, ada apa ini?” tanya suara wanita yang datang dengan tergesa-gesa mendengar keributan itu, ternyata itu adalah ibu tirinya, Mirna.

Arsila menoleh. “Rio dan Anila selingkuh,” jawabnya.

Mirna mengernyit. “Ah paling mereka hanya mengobrol, kau jangan asal menuduh,” ucapnya santai, tidak terkejut.

“Lihatlah, Ma. Mereka sedang berduaan.”

“Ya ampun Arsila, tidak selalu berduaan itu selingkuh. Mereka ini calon kakak dan adik ipar loh. Masa kau gak percaya,” jawab Mirna.

“Tanpa pakaian, apa itu wajar?” tanya Arsila sambil menggeleng pelan.

“Kau itu selalu saja tidak suka kepada Anila. Kau juga bukan wanita suci, kan?” tanya Mirna. “Kau juga berselingkuh, Arsila. Kau sudah tidak perawan, jangan pikir aku tidak tahu.”

“Apa maksud mama?“

“Sudahlah, Arsila. Toh, besok kau juga menikah dengan Rio. Jangan dipermasalahkan hal yang kecil seperti ini,” potong Mirna dengan cepat.

Arsila menggeleng, dia menatap ke arah Anila dan Rio yang kini sudah mengenakan kembali pakaiannya seperti semula. “Tidak ada pernikahan besok! Pernikahan batal!”

“Arsila, kau tidak bisa membatalkan pernikahan kita!” bentak Rio.

“Kenapa? Kau takut jatuh miskin?” tanya Arsila mengejek.

“Pokoknya pernikahan tetap dilakukan, kau tidak bisa membatalkannya!” balas Rio.

Begitu juga dengan Mirna dan Anila, mereka tidak terima Arsila membatalkan pernikahan dengan Rio.

Karena itu bisa merusak rencana yang telah mereka susun selama ini.

“Arsila! Jangan gila. Pernikahan harus dilaksanakan besok. Undangan sudah disebar. Wartawan sudah bersiap, jangan mempersulit keadaan!” teriak Mirna dengan penuh emosi.

“Aku tidak peduli!”

“Kau…” Mirna tampak mengangkat tangannya ingin menampar, tapi diurungkannya begitu menyadari 

Hario Jusman, ayah kandung Arsila tampak di depan ruangan.

“Ada apa ini ribut-ribut?” tanyanya.

“Pa, lihatlah. Arsila ingin membatalkan pernikahannya besok,” jawab Mirna yang langsung mendekat ke arah sang suami.

“Batal? Ada apa?”

“Dia menuduh Rio dan Anila selingkuh, Pa. Padahal dia sendiri yang selingkuh sebenarnya!” ucap Mirna cepat.

“Bahkan sampai tidur dengan lelaki lain,” sambung Mirna setengah bergumam, tapi semua masih bisa mendengarnya.

Hario mengernyit, menatap Arsila yang sudah berlinang air mata.

“Arsila?” 

“Pa, aku tidak mau menikah dengan Rio,” jawab Arsila pilu.

Hario menggelengkan kepalanya, tidak terbayangkan kalau acara pernikahan ini batal, semua persiapan sudah seratus persen. Bagaimana reputasi keluarga Jusman kalau pernikahan ini batal?

“Arsila, sudah Mama katakan. Kamu jangan membuatnya menjadi sulit, kamu yang berselingkuh malah menuduh Rio dan Anila. Sebenarnya apa yang kamu inginkan?” tanya Mirna dengan suara lembut yang dibuat-buat.

Hario  tampak mengernyitkan keningnya, dia masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Tapi, matanya tetap menatap kearah Rio dan Anila, anak tirinya.

“Arsila, jelaskan pada papa,” ujar Hario, kali ini dia menatap Arsila.

“Pa, aku memergoki mereka sedang—“

“Maafkan saya atas keributan ini, Pa.” Arsila belum menyelesaikan kata-katanya, tapi Rio melangkah maju memotong pembicaraan Arsila sambil menatap Hario dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

“Arsila tidak ingin melanjutkan pernikahan kami, Pa. Karena, Arsila mencintai lelaki lain,” lanjutnya menunduk.

Sontak saja jawaban Rio itu membuat Arsila terkejut bukan main, dia tidak menyangka kalau lelaki itu sangatlah licik. Dan sekarang dia membalikkan fakta.

“Kau…” ucap Arsila sambil menggeleng.

“Arsila ingin menutupi fakta itu, Pa. Dia mencari kambing hitam dan menuduh Rio dan Anila berselingkuh. Dia melabrak Anila di tengah malam begini, padahal mereka tidak memiliki hubungan apa-apa,” sambung Mirna.

“Iya, seperti itu, Pa,” jawab Rio menunduk.

Anila dan Mirna tampak tersenyum penuh kemenangan.

“Pa, dia berbohong…” ujar Arsila lah, dadanya bergemuruh hingga tidak ada kata-kata yang bisa diteruskan.

Hario tampak kembali menatap Rio dan Anila bergantian, seolah sedang mencari siapa yang salah dan siapa yang benar.

Mirna kembali membuka suaranya.

“Mama punya video Arsila dengan lelaki lain, Pa. Mama sudah berusaha menutupinya, tapi sepertinya hubungan Arsila dengannya sudah terlalu jauh,” ujar Mirna menunjukkan ponselnya kepada Hario.

Hario menerima ponsel itu, tangannya mengepal saat melihat tayangan disana. Entah video seperti apa yang telah mereka siapkan.

Anila berpura-pura menangis. “Pa, mungkin karena aku hanyalah adik tirinya, jadi Kak Arsila sangat membenciku, sehingga dia tega menuduh aku berselingkuh dengan tunangannya… huhuhu…”

Arsila menggelengkan kepalanya melihat sandiwara mereka yang begitu mulus.

“Selama ini, Kak Arsila memang tidak pernah menyukaiku. Padahal aku tidak pernah menganggapnya orang lain, aku tulus menganggap dia kakakku,” sambung Anila sambil mengelap ingusnya.

“Pa…” panggil Arsila.

“Arsila, mengaku saja. Semua sudah seperti ini, yang penting Rio masih mau menikah denganmu. Lupakan lelaki itu, kalian lanjutkan pernikahan,” sambung Mirna.

“Iya, aku bersedia memaafkanmu. Kita lupakan saja kejadian malam ini, aku tulus mencintaimu, Arsila,” jawab Rio.

Arsila menggeleng, rasanya dia sangat muak mendengarnya. Kini, dia diserang oleh tiga orang. Semuanya memojokkannya, tidak ada yang membelanya. Bahkan ayahnya sendiri sepertinya tidak mempercayainya.

“Tidak…” jawab Arsila menggeleng.

“Pernikahan tidak bisa dibatalkan!” jawab Hario dengan wajah dingin.

“Tapi, Pa—”

“CUKUP, Arsila! Masih untung Rio mau menerimamu!” bentak Hario. Suaranya menggelegar, membuat semua orang terdiam, "Bukti ini sudah jelas. Jika kau masih tetap ingin membatalkan pernikahan ini. Mulai hari ini, kau bukan lagi bagian dari keluarga Jusman. Papa akan menghapus namamu dari ahli waris!”

“Pa…” panggil Arsila lagi.

“Silakan tinggalkan rumah ini sekarang!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 18. Hanya Penasaran

    "Untuk apa?" tanya Samuel dengan nada heran, mendengar permintaan Arsila yang tidak biasa.Arsila yang sedang berperang dengan pikirannya menoleh dengan sedikit terkejut. "Hah?" jawabnya, dia tampak salah tingkah."Permintaanmu tadi, apa tujuanmu ingin melihat gedung Jusman Group dan Nugraha Group?" tanya Samuel, kini lebih serius.Saking terkejutnya, Samuel bahkan menepikan mobilnya ke tepi jalan. Arsila yang mendengar pertanyaan itu hanya tersenyum ringan, meski dalam hatinya ada kekhawatiran yang menggelayut. Dia takut Samuel mencurigainya. Dan juga, disana nanti, apakah ia akan menemukan sebuah petunjuk? Atau malah semakin bingung dengan siapa dirinya yang sesungguhnya?"Aku hanya ingin tahu," jawab Arsila dengan suara pelan."Aku cuma penasaran aja, kan kita makan malam ini karena kemenangan kamu atas Jusman Group. Jadi, aku penasaran seperti apa perusahaanmu dan Jusman Group itu. Tidak perlu masuk kok, aku hanya ingin melihat gedungnya saja. Itupun kalau kamu tidak keberatan."

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 17. Tidak Cemburu

    "Kamu gak apa-apa?" tanya Arsila."Iya," jawab Samuel singkat, fokus pada kemudi dan jalan di depannya.Kembali keduanya terdiam.Suasana di dalam mobil begitu hening. Hanya suara mesin dan deru angin dari luar jendela yang terdengar samar. Lampu-lampu kota berkelip di kejauhan, menciptakan pemandangan malam yang seharusnya indah, tapi kini terasa asing bagi Arsila.Melihat lampu kota yang berkilauan, sedikitpun tidak ada petunjuk tentangnya. Tidak ada bayangan."Apa aku gak pernah keluar malam?" gumam Arsila dalam hatinya.Samuel yang duduk di sampingnya tiba-tiba membuka suara, menghancurkan keheningan yang sudah terlalu lama menggantung."Dia mantan kekasihku," ucap Samuel, datar, namun suaranya tetap menyimpan getaran yang tak bisa disembunyikan.Dia bingung, antara mau menjelaskan kepada Arsila atau tidak peduli. Toh, pernikahannya dengan Arsila hanyalah diatas kertas dan diatas ranjang, tanpa cinta. Tapi, entah mengapa dia merasa perlu menjelaskan. Karena hubungannya dan Arsila

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 16. Aku Tidak Butuh Penjelasan

    "Samuel..."Ulang suara itu memanggilnya. Suara yang paling tidak mau dia dengar.Langkah Samuel mendadak terhenti, seolah seluruh udara di sekitarnya mendadak hilang.Suara itu—ya, suara itu—kembali membekukan darahnya. Suara lembut yang dulu pernah menjadi musik di telinganya, sebelum akhirnya berubah menjadi pisau yang menancap dalam di dadanya. Suara yang pernah dia percayai, dia cintai... dan pada akhirnya paling dia benci.Bahkan membuatnya tidak percaya akan cinta dan wanita bertahun-tahun ini.Matanya menoleh pelan, seperti tubuhnya menolak namun hatinya memaksa. Dan benar saja, di sana, seorang wanita berjalan anggun penuh percaya diri, dengan langkah yang seakan dirancang untuk menyayat luka lama.Viola."Samuel..., akhirnya kita kembali bertemu," suara itu lagi. Kini lebih pelan, namun menohok. Seperti racun manis yang tahu betul titik lemahnya.Samuel meremas tangan Arsila lebih erat. Dia harus tetap sadar akan kenyataan hari ini, bukan masa lalu. Dia menghela nafas berat

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 15. Tidak Punya Malu

    "Kita makan di sini?" tanya Arsila ketika mereka berhenti di depan sebuah restoran Jepang yang elegan, berhiaskan lentera-lentera kayu dan jendela kaca buram yang memancarkan cahaya kuning temaram.Samuel hanya mengangguk dengan senyum tipis. "Iya."Langkah-langkah mereka menjejak pelan di atas batu koral kecil yang ditata rapi, diiringi suara air dari kolam koi di sisi kanan pintu masuk. Tapi, bagi Arsila, suara gemericik itu seolah menggema jauh ke masa silam—masa yang tidak bisa ia gapai, namun selalu terasa dekat.Lagi dan lagi. Entah kenapa, dia merasa tempat ini begitu familiar. Ada denyut yang aneh di dadanya, seolah dia pernah melewati momen penting di tempat ini. Tapi kapan? Dan dengan siapa?"Seandainya aku bisa bertanya pada seseorang…," pikirnya, menatap pelayan berseragam hitam yang membungkuk hormat menyambut mereka. Tapi ia segera menghapus pikirannya sendiri. "Tidak mungkin pelayan mengenal setiap pengunjung yang datang."Samuel menoleh sedikit, memperhatikan wajah is

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 14. Rival

    Malam semakin larut, mata Samuel juga mulai berat. Tapi, Arsila justru sedang memikirkan sesuatu.Sebuah nama yang membuat jantungnya terasa ingin berhenti. Nama yang seolah tidak asing baginya, tapi sialnya dia tidak tahu apa-apa. Hanya menyisakan rasa penasaran."Jusman itu nama apa? Orang? Kamu lagi berantem sama orang?" tanya Arsila hati-hati, memiringkan kepalanya dengan ekspresi penasaran.Dia berusaha setenang mungkin, tidak ingin Samuel curiga kalau dia merasa familiar dengan nama itu. Karena sedikit saja dia cerita tentang sesuatu ingatannya, Samuel akan marah dan kembali bersikap dingin.Samuel menggeleng, menikmati harum lembut dari rambut Arsila yang menguar, memberikan ketenangan. "Itu nama perusahaan. Rival abadinya perusahaanku. Popularitas kami selalu beriringan. Tapi, kemungkinan kali ini dia akan kalah dalam perebutan tender ini.""Oh," jawab Arsila pendek.Alis Samuel terangkat sedikit. "Kenapa?""Gapapa, aku hanya penasaran aja. Kirain kamu sedang ribut dengan oran

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 13. Sarapan Segar

    Pagi baru saja menyingsing ketika sinar matahari menembus celah gorden apartemen mewah milik Samuel. Di tengah ketenangan yang masih terasa hangat, suara tegas pria itu memecah keheningan pagi."Jangan terima tamu siapa pun!" ujar Samuel sambil menyampirkan jas kerjanya di pundak.Arsila yang tengah sibuk merapikan dasi suaminya menoleh dengan alis terangkat. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Aroma tubuh Samuel yang selalu segar dengan parfum maskulin yang khas menguar kuat, berpadu dengan aroma lembut tubuh Arsila sendiri yang tak kalah memikat."Hmmm.""Apa sekarang kau juga bisu?""Nggak.""Kalau gak ya jawab, jangan cuma hmm!""Termasuk Mommy dan Sassy? Kalau mereka datang suruh pulang lagi gitu?" tanya Arsila pelan, menyisipkan jari-jari halusnya ke simpul dasi, menyempurnakannya dengan hati-hati.Samuel menatapnya. Sorot mata pria itu tajam tapi menyimpan gairah yang tak disembunyikan. Keintiman seperti ini bukan hal baru bagi mereka—sejak sah menjadi suami istri tiga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status