Share

7. Cepat Belajar

Author: Indy Shinta
last update Huling Na-update: 2023-05-12 03:53:19

"Nah, aku akan memberi training singkat padamu. Kuharap kamu cepat belajar, aku terlalu sibuk kalau harus mengajarimu lagi besok-besok.”

William meluangkan waktu di hari libur terakhirnya ini untuk memberikan training pada Jelita. Dia menjelaskan banyak hal terkait pekerjaan yang perlu dilakukan Jelita dirumahnya. Juga mengajari gadis itu cara memakai beragam peralatan rumah tangga.

'Canggih banget,' pikir Jelita takjub saat William mengajarinya cara menggunakan remote untuk menyalakan fungsi robot buat menyapu, memvakum, dan mengepel lantai.

"Oya. Kalau ini namanya diffuser, alat untuk aromaterapi. Ini gunanya bisa buat terapi pernapasan, peningkatan mood, relaksasi, pemurnian udara, dan banyak lagi, tergantung dari essential oil yang digunakan." William menjelaskan sambil menunjukkan stok essential oil yang dia miliki dan menerangkan masing-masing manfaatnya.

"Tolong dinyalakan saat aku pulang kerja, selama 30 menit atau sampai satu jam saja, biar aroma ruangan jadi nyaman dan bikin rileks." William kemudian menjelaskan cara pakai alat bernama diffuser itu.

William juga mengajari Jelita cara menggunakan seterika uap, lalu mengajaknya memasuki walk in closet yang membuat gadis itu terpana. Di dalam ruangan itu ada banyak sekali pakaian yang terlipat dan tergantung rapi dan juga berbagai aksesori penunjang penampilan, dengan berbagai merk mahal dan terkenal. Pria itupun menjelaskan bagaimana nanti Jelita mengatur semua pakaian yang sudah diseterikanya agar jangan salah masuk lemari dan membuat William bingung mencari-cari saat membutuhkan. Rupanya setiap lemari punya peruntukan tersendiri sesuai dengan jenis pakaian.

'Ini udah kayak toko saja.' Jelita membatin sambil berdecak kagum.

Jelita diajari juga cara memakai tabung pemadam kebakaran. "Perhatikan baik-baik." Pria itu mulai menjelaskan. "Pertama-tama, kamu tarik kunci pengaman atau segelnya. Lalu pegang bagian ujung selang dan arahkan ujung selang ke sumber api. Kemudian tekan tuas, dan kibaskan ujung selang pada sumber api secara perlahan sampai api padam," kata William sambil mempraktikkan di halaman belakang rumah yang cukup aman untuk melakukan latihan itu.

William kemudian menyuruh Jelita mencoba. "Terpenting jangan panik, tarik napas yang dalam agar kamu bisa tetap tenang dan fokus," katanya.

Jelita mengangguk dan melakukannya dengan serius.

"Bravo!"

William mengacungi jempol melihat Jelita mempraktikkannya dengan baik.

Tadinya Jelita pikir jadi pembantu itu gampang, karena pekerjaannya seperti aktivitas sehari-hari di rumah. Rupanya tak sesederhana yang dia bayangkan, ternyata banyak hal yang baru diketahuinya setelah di sini. Dia merasa bodoh. Ternyata mengurus rumah sebagus ini ada ilmunya dan butuh keterampilan tersendiri. Ada banyak macam alat rumah tangga yang serba canggih, bahkan cairan zat untuk kebersihannya saja ada bermacam-macam. Wawasannya tentang mengurus rumah jadi bertambah setelah training singkatnya dengan William selama 2 jam tadi. Jelita tak mengira majikannya itu bakal sesabar itu mengajarinya.

'Dia sebenarnya baik, hanya saja bakal marah kalau ada yang mengganggunya bekerja.' Jelita menyimpulkan dan akan mengingat hal itu baik-baik.

'Sayang sekali aku cuma sebulan saja kerja di sini.' Pikiran itu tiba-tiba menggelayutinya.

"Semoga majikan saya yang baru nanti bisa sama baiknya seperti Abang."

William mengerutkan kening dan memandangi Jelita. "Majikan yang baru?"

"Saya kan harus pindah kerja dari sini kalau Bik Yuni sudah balik nanti. Abang bilang mau merekomendasikan saya ke teman-teman Abang, kan?"

"Ya lihat-lihat dululah. Kamu layak apa nggak buat kurekomendasikan. Atau—" Tiba-tiba pria itu diam tak melanjutkan.

"Atau?" Jelita bertanya dengan raut penasaran. "Atau apa, Bang?" desaknya tanpa sadar karena William masih saja diam.

"Atau kamu pulang saja ke kampung, bekerja sama mamiku."

"Jangan, Bang!" Jelita menggeleng keras. "Saya nggak mau balik ke kampung. Tolong rekomendasikan saya ke teman-teman Abang saja ya? Saya mau kerja di Jakarta, nggak mau balik ke kampung."

William tertegun. Pertama kalinya dia mendengar suara gadis itu merengek.

"Bang ..., tolong ya, Bang?" Rengekan itu terdengar penuh harap.

'Matanya ... cantik.' William diam-diam mengagumi kejernihan sepasang bola mata Jelita yang sejak tadi menyorot penuh permohonan kepadanya.

"Aku lapar. Masak dulu sana yang enak, kalau nggak enak maka jawabanku juga nggak."

Jelita kini tersenyum. Matanya berbinar-binar. Harapannya terasa kembali membumbung tinggi. Memasak sesuatu yang enak bukanlah hal sulit baginya. Bukannya besar kepala, Jelita hanya merasa percaya diri saat diberi tantangan itu. "Mau dimasakin apa, Bang?" tanyanya antusias.

"Aku nggak suka dikasih pertanyaan itu, bikin aku ikut mikir aja, padahal kamu yang mau masak. Kamu pikir sendiri deh, yang penting rasanya enak."

"Siap, Bang.”

Jelita beranjak menuju dapur, meninggalkan William yang tertawa lirih memperhatikan tingkahnya yang imut.

'Apa begini rasanya punya adik perempuan?' pikir William, sebab Jelita membuatnya merasa ingin memanjakan dan melindunginya.

"Awwh ...!"

William kaget mendengar pekikan dari dapur, iapun lekas memburu Jelita ke sana. Dia terkaget-kaget melihat darah mengucur di tangan Jelita, ada pisau tergeletak di sebelahnya.

"Astaga, Lita!"

"Ma-maaf, Bang."

William kesal karena gadis itu terlihat takut mendengar bentakannya barusan. Padahal dia tak berniat membentak, tapi kekagetan membuat suaranya jadi meninggi.

"Maaf apanya sih? Mestinya pisau itu yang minta maaf sama kamu andai dia bisa ngomong!" William mengomel sambil menarik tangan Jelita ke wastafel dan membuka air kran yang lekas mengguyur tangan Jelita.

William melirik Jelita yang hanya memejamkan matanya menahan pedih, tanpa sedikitpun suara keluh sakit lolos dari bibirnya. Padahal rasanya pasti pedih, pisau dapurnya tak ada yang tak tajam.

"Kalau mau nangis nggak apa-apa, Ta. Jangan ditahan-tahan. Perih kan ini?"

Bibir Jelita justru melengkung membentuk senyum.

"Bisa-bisanya kamu malah senyum?" omel William.

William tiba-tiba teringat luka bakar di tubuh Jelita. 'Ini mungkin nggak ada apa-apanya dibanding pedihnya air panas yang pernah membuat kulitnya melepuh dulu. Makanya dia bisa setenang ini,' pikirnya iba.

"Tunggu sebentar," kata William sambil mematikan kran, kemudian dia berlari-lari kecil mengambil kotak P3K untuk mengobati dan memplester luka iris di tangan Jelita.

"Kamu nggak usah masak. Aku beli saja makanan online. Kamu mau dipesanin apa, hmm?"

"Abang saja yang mikirin deh, kan Abang yang mau pesan. Apa saja yang penting enak."

William tertawa sambil menjitak pelan kening Jelita. "Uh, kamu tuh ya!"

Jelita tercengang, tak menyangka sang majikan bakal bersikap sesantai ini kepadanya.

***

Indy Shinta

Halo, pembaca yang baik. Semoga kalian suka ceritanya ya. Silakan tinggalkan komentar atau klik vote sebagai dukungan untuk buku ini. Happy reading :)

| 4
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hadi Priswanto
bagus banget ceritanya
goodnovel comment avatar
Subaedah Sambara
lanjut aku sukaa
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   TAMAT

    Adam Ashford menikahi Laura dengan identitas barunya sebagai Keanu Royce. Hanya Laura dan Sam yang tahu bahwa Keanu Royce adalah Adam Ashford. Mereka menyimpan rahasia itu seumur hidup mereka. Demi melindungi rahasia itu, Laura memutuskan keluar dari lingkaran pertemanannya dengan para sosialita. Semakin sedikit teman yang mengenalnya, akan semakin aman bagi mereka. Laura tak mau terhubung dengan media sosial. Ia ingin hidupnya terlindungi dari mata publik dan jagat internet yang selalu penuh dengan gosip. Dia ingin melindungi sosok suaminya yang baru dari orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat. Tak ada yang boleh tahu bahwa Adam masih hidup dalam sosok Keanu Royce. Karena itulah dia hanya mendaftarkan pernikahan resminya dengan Keanu Royce, tanpa perayaan pesta. Lagipula setiap malam bersama Adam adalah pesta baginya, suaminya itu menyentuhnya dengan penuh cinta dan mempersembahkan kepuasan yang tak tertandingi. Mereka berdua hidup bahagia dalam kedamaian dan kebahagiaan mer

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   94. Wanita yang Sangat Kucintai

    Laura lega setelah bicara dengan Nicholas. Anak itu akhirnya melupakan permintaan hadiah ulang tahunnya berupa ‘daddy’. Sebagai gantinya, Laura mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman safari. Nick senang sekali menikmati pemandangan satwa liar dari dalam mobil. Ditambah Keanu yang menjelaskannya tentang banyak hal tentang satwa-satwa itu. Nicholas semakin terpukau akan pengetahuan Keanu yang luas tentang dunia hewan.Sementara Laura yang berada di kursi belakang tersenyum melihat antusiasme Nicholas dan kesabaran Keanu dalam memaparkan wawasan tentang dunia satwa kepada Nicholas. Dalam hati Laura mengakui bahwa Keanu memiliki jiwa kebapakan yang sangat dibutuhkan putranya. Bukan hanya Nicholas, Laura juga merasa membutuhkan Keanu. Sejak kedatangan pria itu dalam hidupnya, hari-harinya mulai terasa berbeda. Ada satu ruang kosong di hatinya yang pelan-pelan mulai diisi oleh Keanu. Namun di sisi lain, Laura masih belum siap untuk melengserkan Adam Ashford yang selama ini bertahta dalam h

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   93. Daddy

    Ulang tahun Nicholas yang kelima menjadi sebuah perayaan yang berkesan. Meskipun pesta tersebut hanya dihadiri oleh teman-teman sekolah Nicholas, Laura telah merancang segalanya dengan sempurna. Rumahnya yang mewah dan luas menyediakan latar belakang yang indah untuk perayaan ini, tetapi Laura dan Nicholas tetap menjalankannya dengan kerendahan hati.Tamunya tiba dengan senyum penuh kekaguman saat mereka memasuki rumah besar Laura. Mereka melihat sentuhan berkelas dalam setiap sudut rumah Laura yang luas dan mewah. Dan Laura telah mendekor sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun elegan. Souvenir yang disiapkan Laura untuk para tamu adalah barang-barang bermerk terkenal dan mahal, membuat semua orang terkesan, bahkan kado mereka untuk Nicholas saja tak semewah dan semahal ini. Tetapi mereka tahu, bahwa bagi Nicholas dan juga Laura, kehadiran mereka terasa lebih penting daripada kado apapun yang mereka bawa.Nicholas begitu bahagia, matanya berbinar-binar ketika ia menerima kado

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   92. Menarilah Bersamaku

    Sambil bergandengan tangan, Laura dan Adam memasuki night club eksklusif dengan sinar lampu berkilauan yang memantulkan warna-warni ke seluruh lantai dansa. Musik berdentum keras menggema di seluruh ruangan, dan orang-orang berdandan glamor berdansa di lantai. Laura merasakan sensasi kebebasan yang luar biasa begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam klub ini. Dia merasa begitu hidup, begitu bahagia, dan dia tak sabar untuk menari bebas seperti semasa mudanya dulu.Adam berdiri di sampingnya dengan sikap waspada yang tidak tergoyahkan. Dia berjanji untuk menjaga Laura malam ini, dan dia tak akan melupakan tugasnya. Laura tersenyum pada Adam dan menariknya ke tengah lantai dansa yang penuh dengan kerumunan.Segera setelah mereka tiba di lantai dansa, Laura mulai bergerak dengan bebas dan bersemangat. Laura mengekspresikan dirinya melalui gerakan tubuhnya yang meliuk indah mengikuti irama musik. Sementara itu, Adam berdiri di depannya dengan mata tajam yang memantau setiap gerakan di sek

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   91. She's My Lady

    “Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   90. Memasang Jarak

    Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status