Pembantu Kesayangan Tuan Muda

Pembantu Kesayangan Tuan Muda

By:  Indy Shinta  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
37 ratings
284Chapters
91.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dibalik sikapnya yang terkadang dingin, ternyata seorang William Subrata berhati hangat. Pria itu juga bahkan bersikap manis, membuat Jelita bahagia karena begitu diperhatikan dan disayangi. Akan tetapi, Jelita menyadari perbedaan kasta yang terbentang antar mereka kala William berniat menikahinya. Dia hanyalah pembantu, sedangkan pria itu majikannya. Apalagi William akan dijodohkan dengan perempuan dari kalangan pengusaha yang sederajat dengan keluarga Subrata. "Ini tak akan mudah bagi kita, Bang. Keluargamu bakal membenciku," ujar Jelita tahu diri, ia seperti duri dalam daging bagi keluarga Subrata. William tahu sekali apa yang dikatakan Jelita itu kebenaran, yang bahkan sudah terjadi di depan mata. Sanggupkah keduanya bertahan? Atau malah harus putus disaat sedang sayang-sayangnya?

View More
Pembantu Kesayangan Tuan Muda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
Selvy
Can’t stop read Bagus, agak berbobot krn byk ilmu menarik di dlm nya Alur menghanyutkan KEREN DEH POKOKNYA
2024-02-27 09:12:05
1
user avatar
Indy Shinta
Halo, teman-teman. Baca yuk novel terbaru author, judulnya: "Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku". Ditunggu :)
2023-12-01 19:25:00
1
user avatar
Lisa Roring
cerita yg sangat menarik, sampai beberapa kali dibca
2023-10-26 21:14:24
0
user avatar
Lisa Roring
sudah 2x.baca.....keren
2023-09-15 06:20:14
1
default avatar
Maya
Ceritanya bagus banget, selalu penasaran menunggu update babnya...
2023-09-12 07:01:39
2
user avatar
Gita Novianty
ini cerita terpanjang di novel ka indy, seru ceritanya bikin deg"an ada sedih nya juga terharu happy ending, semangat di cerita yg baru ya ka
2023-09-11 20:52:41
1
user avatar
nana
keren!! plot twis yg suka bikin susah nebakny. penokohan yg kuat dan detail
2023-09-11 16:53:26
2
user avatar
Sophia Setiawan
sedih udah tamat aja cerita nya... makasih byk kak Indy untuk karya2 yg sgt menghibur dan menginspirasi. semua karyamu "the Best" jadi makin cinta.. tetap sehat dan selalu semangat berkarya, mmuachh.. selalu menunggu karya2mu selanjutnya.
2023-09-11 16:03:55
1
user avatar
Risma Wati
sangat puas dengan alur ceritanya semoga thor bisa melahirkan cerita2 baru yg lebih menarik lagi.semangat thor...
2023-09-11 15:45:19
2
user avatar
Ulvie yana
kak author emg keren bgt klo bikin cerita ,berasa klo ini tuh real ...semangat kak
2023-09-11 15:30:22
1
user avatar
Habib Oppo
Novelnya bikin kecanduan sihhh..
2023-09-11 14:38:45
1
user avatar
Lisa Roring
Aouthor mantap... setiap bab punya kisah yg menarik shg selalu dinanti kelanjutannya
2023-09-11 14:09:56
1
user avatar
Gita Novianty
ceritanya makin seru kak indy emg keren
2023-09-04 15:19:10
1
user avatar
Sophia Setiawan
ceritanya makin seru... semangaat dan tetap sehat kak Author...
2023-08-15 18:34:36
2
default avatar
Maya
Suka dengan ceritanya yg bagus, tiap bab seru dan selalu penasaran menunggu updatenya.
2023-07-18 20:01:45
4
  • 1
  • 2
  • 3
284 Chapters
1. Korban yang Disalahkan
“Dasar, anak sialan! Sekarang kita jadi omongan orang sekampung gara-gara laporanmu ke polisi.” “Bikin malu keluarga saja!” “Puas kamu mencoreng muka keluargamu sendiri, hah?!” Jeritan amarah bersahut-sahutan di sekitar Jelita. Semua orang menuding-nuding dirinya sambil melotot dan memakinya. Bahkan di antaranya ada yang sambil menggebrak meja dan menendang kursi. Mereka semua paman dan bibi Jelita sendiri. “Kenapa kalian membelanya?” protes Jelita seraya terisak-isak kala ingatannya terlempar kembali pada hari kejadian. Malam itu dia sedang tidur saat bapaknya tiba-tiba memasuki kamar dan menindih tubuhnya, lalu menyelipkan tangannya ke dalam pakaian Jelita. Jelita menjerit kaget, tetapi mulutnya dibungkam dan pakaiannya dirobek. Jelita melawan, tetapi dia ditampar berkali-kali hingga nyaris pingsan, bahkan bibirnya sampai berdarah. Kemudian lelaki yang seumur hidup dipanggilnya bapak itu memulai aksi cabulnya saat mengira Jelita sudah pingsan. “Dia mau memperkosaku!” Jelita men
Read more
2. Terbang
Pertama kalinya Jelita melayani William di meja makan, lelaki itu tak banyak bicara dan tak suka diajak bicara. Jelita salah tingkah kalau dekat-dekat dengannya. Entah kenapa William kerap menatapnya dengan sorot mata mengusir. Seakan tubuhnya penuh kuman dan virus yang sangat menular.‘Beda banget dengan ibunya yang baik dan ramah. Mungkin dia menuruni sifat bapaknya,’ pikir Jelita cuma menerka-nerka, dia sendiri tak tahu seperti apa suami Nyonya Cindy sebab perempuan itu sudah lama sekali menjanda, dan tak ada satupun foto suaminya tampak terpajang di dinding rumahnya yang megah ini. Semua foto hanya menampilkan Nyonya Cindy beserta ketiga anaknya yang semua lelaki, William salah satunya.‘Apa aku bakal betah serumah dengan manusia kutub ini?’ batin Jelita sambil geleng-geleng kepala memikirkan sikap William kepadanya. Tapi dibanding tinggal di kampung ini dengan keluarga besar yang membencinya, lebih baik ikut William ke Jakarta dan menjadi asisten rumah tangganya.“Semua barang ya
Read more
3. Dia Bisa Tertawa
William terpaksa menggandeng tangan Jelita setibanya di bandara Soekarno-Hatta. Khawatir kalau-kalau gadis itu tertinggal jauh di belakangnya lalu hilang karena kebanyakan menoleh seperti orang linglung. Kalau sampai hilang, bakal lebih merepotkan dan bikin pusing saja. Dia tak boleh lupa kalau yang dia bawa ini gadis kampung yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di bandara sebesar ini. Dua jam kemudian, mobil yang membawa mereka sampai di sebuah komplek perumahan. Jelita tertegun memandangi rumah-rumah besar di sekelilingnya. Mulutnya nyaris menganga sepanjang waktu. Ini memang bukan jenis komplek perumahan biasa, komplek ini ditinggali golongan orang-orang menengah atas, bahkan ada juga politisi dan artis ternama ibukota. “Masuk,” perintah William karena sejak tadi Jelita diam mematung saja memandangi rumahnya. Meskipun rumah William tak semegah rumah Nyonya Cindy di kampung, tetapi rumah ini terlihat cantik dan estetik. “Wah. Rumahnya Bapak bagus banget.” Rumah William me
Read more
4. Gadis 19 Tahun
Jelita menuruni tangga dan mencari-cari letak dapur. Tadi William sempat berpesan padanya agar tak sungkan untuk mempelajari isi rumah ini tanpa perlu izin dulu darinya. Dan gadis itu ternganga begitu menemukan ruang dapur yang sungguh apik. Beberapa perlengkapan memasak tergantung rapi dan terlihat masih seperti baru. Entah jarang dipakai atau memang karena terawat baik. Tapi ia rasa yang kedua. Jelita haus dan mengambil minum dari dalam kulkas yang pintunya dipenuhi magnet souvenir dari berbagai kota dan negara. Lalu duduk di kursi konter yang tinggi dengan bantalan empuknya yang berwarna merah. Jelita mengangguk hormat melihat William juga memasuki dapur. “Bapak suka warna merah, ya?” Jelita berkata untuk mengurai kecanggungan, sambil mengedarkan pandang mengamati aneka perabot dan furniture dapur yang didominasi warna merah, kemudian menyodori William segelas air dingin. “Silakan, Pak."William menerima dan meneguknya sampai habis, lalu meletakkan gelas kosongnya di meja sambi
Read more
5. Dimarahi Majikan
Jelita merapikan peralatan makan dan mencuci piring, lalu membersihkan dapur. Sedangkan William keluar dari ruang makan dengan agak terburu-buru sambil menerima telepon. Kemudian pria itu berkutat di depan laptop dengan mimik tegang dan serius di sebuah meja. Jelita yang memperhatikannya membatin, ‘Dia sudah kembali menjadi William yang dingin dan kaku.’Dua jam kemudian, William memanggil. “Lita ..., tolong bikinin kopi.” Pria itu bicara tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar laptop yang menampilkan aneka grafik yang rumit.“Iya, Bang.” Jelita menyahut sambil mengelap tangannya yang basah sehabis mengepel area dapur dan ruang makan. Gadis itu membuka-buka rak mencari kopi dan menemukannya dalam dua wadah tabung kaca yang berbeda. Dia tak tahu kopi mana yang diinginkan William. Jelita pun menghampiri William dan bertanya ingin kopi yang mana, dengan menunjukkan keduanya.William menoleh dengan kening yang dipenuhi kerut, dan menghela napas yang kedengarannya tidak enak. “Ini,” kata
Read more
6. Terketuk Iba
William merenggangkan tubuhnya yang mulai terasa pegal setelah tak terasa sekian jam duduk di kursi dan bergelut dengan pekerjaan. Pria itu menutup laptop setelah hari menjelang malam. Dia merasa penat dan butuh kopi panas. Mulutnya hampir saja menyerukan nama Jelita, tapi kemudian dia teringat kejadian tak mengenakkan soal kopi tadi. "Kubikin sendiri saja," gumamnya sambil beranjak ke dapur. Saat menyalakan kompor, keningnya berkerut dan mengecek gas. Kemudian dia baru teringat jika sepertinya tadi Jelita sempat membahas soal gas habis ketika menyela urusannya. William pun memakai ketel listrik untuk mendidihkan air. "Padahal tadi dia bisa pakai ini kalau gas habis." Tapi kemudian pria itu termenung dan memikirkan beberapa hal. William menghela napas setelah menyadari sesuatu. Bagaimanapun Jelita asisten rumah tangganya yang baru dan benar-benar baru datang dari kampung. Gadis itu masih dalam proses adaptasi dengan rumah ini dan pekerjaan barunya, bahkan William lupa tidak memberita
Read more
7. Cepat Belajar
"Nah, aku akan memberi training singkat padamu. Kuharap kamu cepat belajar, aku terlalu sibuk kalau harus mengajarimu lagi besok-besok.” William meluangkan waktu di hari libur terakhirnya ini untuk memberikan training pada Jelita. Dia menjelaskan banyak hal terkait pekerjaan yang perlu dilakukan Jelita dirumahnya. Juga mengajari gadis itu cara memakai beragam peralatan rumah tangga. 'Canggih banget,' pikir Jelita takjub saat William mengajarinya cara menggunakan remote untuk menyalakan fungsi robot buat menyapu, memvakum, dan mengepel lantai. "Oya. Kalau ini namanya diffuser, alat untuk aromaterapi. Ini gunanya bisa buat terapi pernapasan, peningkatan mood, relaksasi, pemurnian udara, dan banyak lagi, tergantung dari essential oil yang digunakan." William menjelaskan sambil menunjukkan stok essential oil yang dia miliki dan menerangkan masing-masing manfaatnya. "Tolong dinyalakan saat aku pulang kerja, selama 30 menit atau sampai satu jam saja, biar aroma ruangan jadi nyaman dan bi
Read more
8. Bersimpati
Sudah genap sebulan Jelita menjadi asisten rumah tangga William. Jelita mulai bertanya-tanya apakah William sudah mendapatkan calon majikan baru buatnya. Tapi Jelita tak berani membuka percakapan untuk membahasnya karena William terlihat sangat sibuk. William berangkat ke kantor pagi-pagi dan pulang setelah larut malam. Bahkan sampai begadang di depan laptop, sambil berkutat dengan tumpukan kertas di meja kerjanya. Jelita tak berani mengusiknya kalau sudah begitu. Jelita akhirnya pilih sabar menunggu, William pasti akan memberitahunya sendiri cepat atau lambat. Dan pagi ini, Jelita melihat William sudah berpenampilan rapi untuk berangkat kerja. Pria itu baru saja memasuki ruang makan, menuju meja di mana Jelita sedang menyajikan sarapan berupa roti panggang, alpukat, dan telur rebus. "Avocado toast?" William menoleh kepada Jelita sambil menarik sebuah kursi untuk didudukinya. Jelita menuangkan air minum ke gelas William seraya berkata, "Proses pembuatannya tanpa penggorengan sehingg
Read more
9. Teman Bicara
Jelita bekerja rajin dan disiplin. Dia tak suka menunda-nunda pekerjaaan sekecil apapun. Rumah William jadi tampak lebih bersih dan rapi sejak Jelita menjadi pembantu di rumah itu. Jelita juga punya selera yang baik tentang makanan, sehingga William nyaris tak pernah melewatkan makanan apapun yang dimasak olehnya. Hal itu membuat Nyonya Cindy jadi tenang karena putera bungsu kesayangannya itu tak pernah melewatkan waktu sarapan. William punya riwayat sakit lambung, karena itulah Nyonya Cindy selalu menyarankan pembantu yang pintar masak buat William agar makanan buat puteranya itu terurus baik. Jelita pun memang bertekad ingin menunjukkan kepada William bahwa dia memang layak dipekerjakan bukan hanya atas dasar iba semata. Agar jika nanti William harus memilih antara dirinya atau Bik Yuni, maka pria itu akan memilih dirinya karena dia memang layak dipilih karena kemampuannya bekerja yang baik daripada Bik Yuni. Karena Jelita gesit, maka pekerjaannya jadi lebih cepat selesai. Itu mem
Read more
10. Kucing Nakal
PT Prima Jaya Propertindo, Tbk merupakan sebuah perusahaan developer besar. William sedang dipersiapkan untuk menduduki jabatan CEO dari perusahaan developer milik keluarga Subrata itu. Kelak dialah yang akan mengemban tanggung jawab terbesar di perusahaan. Dia bakal memegang hampir semua area manajerial perusahaan, dan berperan menjembatani seluruh elemen perusahaan dengan para karyawannya. Juga bertanggung jawab membuat semua keputusan terkait perusahaan. Tak heran jika sejak sekarang dia sudah mulai digembleng dan diawasi ketat oleh dewan komisaris dan para eksekutif di perusahaan itu. Membuatnya berkubang dengan kesibukan sepanjang waktu. William saat ini ditempa di bagian legal dan perencanaan. Dia bertanggung jawab memantau tim yang merencanakan suatu kawasan perumahan secara umum yang dilengkapi fasilitas penunjang. Bersama tim ahli, dia turut menganalisa kebutuhan perusahaan tentang lokasi, dan juga lingkungan di sekitar bangunan, kemudian berdiskusi dengan tim arsitek tentang
Read more
DMCA.com Protection Status