Share

Tanpa Ampun

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-10-11 14:44:19

“Itu kayaknya Arkana deh, Nek. Bukan maling,” ucap Devan pelan. Dia yakin banget itu adalah Arakan, bukan maling seperti yang dicurigai sang nenek. Hanya saja pakaiannya memang serba hitam.

“Devaaan! Keluar kamu!” teriak seseorang dari luar pagar. Suaranya keras, parau, dan terdengar seperti orang mabuk. Tapi suara petugas keamanan di rumah Devan juga tak kalah keras.

Devan berjalan mendekati gerbang rumahnya. Sang nenek menyentuh tangan Devan.

“Dev, jangan keluar,” cegah sang nenek, suaranya mulai panik. Namanya orang tua pasti khawatir kalau Devan meladeni Arkana akan semakin kacau jadinya. Terlebih ini sudah waktunya mereka istirahat.

“Udah, nggak apa-apa, Nek. Devan cuma mau lihat aja. Nenek masuk ya,” pinta Devan sebelum melangkah menuju halaman depan. Tapi wanita berusia senja itu memilih tetap berdiri di teras rumahnya.

Begitu membuka pintu, Devan melihat dua petugas keamanan rumahnya sedang menahan Arkana yang berteriak-teriak tak jelas. Bau alkohol tercium jelas setiap kali
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Gugup

    Situasi kembali tenang dan si kembar kembali duduk diantara kedua orang tuanya, MC laki-laki itu kembali menyerahkan mikrofon pada Devan. “Sekarang kita dengarkan kembali ucapan selamat ulang tahun dari Pak Devan untuk El dan Nia,” ucap MC.Devan menatap kedua buah hatinya, “El, Nia.”“Yes, Dad,” keduanya kompak menoleh ke arah Devan sambil menjawab bersamaan. Gelak tawa dari tamu undangan kembali terdengar namun si kembar terlihat bingung, apa yang mereka tertawakan? “Happy Birthday ya, sayang. Semoga panjang umur, sehat selalu, jadi anak yang selalu penurut pada orang tua dan keluarga. Jadi anak baik dan selalu santun sama semua orang. Dan kurangi nakalnya.”Mendengar itu jari telunjuk kanan si kembar langsung bergerak ke kanan dan ke kiri, “kalau itu susah, Dad,” ucap El.“Ya benar. Agak susah kalau gak nakal,” Nia menimpali sambil keduanya tertawa bersama. Luna mencubit pipi keduanya dan langsung membuat mereka terdiam. “Terima kasih sudah hadir sebagai bukti betapa Daddy dan

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Doa Tulus untuk El dan Nia

    “Wow besar sekali kuenya,” El dan Nia terlihat kagum dan bahagia. Belum pernah Mereka melihat kue sebesar ini. Tapi ternyata sang Daddy dan sang Mommy memberi kejutan indah. Ulang tahun sebelumnya dari foto yang mereka lihat kue ulang tahunnya kecil bahkan satu berdua. Tapi sekarang mereka mendapat kue ulang tahun yang bahkan tingginya lebih tinggi dari sang Daddy.“Are you happy?” tanya Luna.“Yes, Mom. I’m Verry Verry happy,” jawab El.“Nia juga sangat Happy. Makasih, Mom, Dad.” Nia memeluk Luna disusul El, lalu beralih memeluk sang Daddy dan terakhir memeluk sang nenek buyut.Nia mendongak, “tadi Nia lihat nenek pergi gak bawa kado. Kalau nenek gak kasih kado maka nenek gak boleh ikut pesta.” Ancaman dari sang bidadari membuat Nyonya Wijaya tertawa terbahak-bahak.“Bahkan pesta ini nenek yang biayain,” jawabnya berbohong.“Tapi kado ya harus,” El menimpali. “Tenang saja kalian. Nenek udah siapin kado istimewa kok,” jawabnya.El dan Nia tersenyum lebar. Keduanya sudah tak sabar bua

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Haiiiii

    Isi ballroom hotel jadi gaduh dengan ketakjuban wajah kedua anak Devan dan Luna. Terlebih pada tetangganya yang sebagian percaya kalau kedua anak Devan dan Luna itu wajahnya tidak mirip dengan Luna ataupun Devan. Tapi sekarang fakta kembali menampar mereka. Kedua anak kembar ini sangat mirip dengan Luna bahkan mereka seperti kembar tiga jika El dan Nia tidak sedang tersenyum. Namun, jika senyum manis mereka mengembang di wajahnya maka terlihat jelas perpaduan wajah kedua orang tuanya ada pada si kembar. Kenapa kira-kira yang berani menuduh Luna tidak pernah melahirkan? Sementara sekarang video yang terlihat di depan mata mereka memperlihatkan Bagaimana Luna berjuang melahirkan anak-anaknya. Bahkan ada video beberapa detik memperlihatkan Devan hancur ketika istrinya berada di ruang ICU. Semua terdokumentasi dengan baik. Riuh tepuk tangan terus menggema di ruangan itu disusul dengan lampu kamera profesional para awak media membuat si kembar berulang kali memejamkan mata karena silau.

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Go Publik

    “Nah ini pengasuh dan orang kepercayaan keluarga Wijaya sudah memasuki ballroom, berarti yang kita nanti sebentar lagi akan hadir di tengah-tengah kita,” ucap salah satu MC saat suster Intan dan Bi Inem memasuki ruangan.MC tersebut sempat meeting bersama Luna beberapa kali di kediaman keluarga Wijaya. Jadi dia tahu betul kalau yang baru masuk ini adalah orang kepercayaan keluarga Wijaya dan pengasuh si kembar. Meski mereka meeting di kediaman keluarga Wijaya, mereka sama sekali tidak melihat wajah si kembar. Karena di tempat meeting tersebut tidak ada satupun foto El dan Nia yang dipasang tanpa penutup wajah. Pun di ruang tamu. Jadi dia sama penasarannya dengan yang lainnya.Banyak yang beranggapan kalau anak Luna dan Devan pasti cantik dan tampan. Karena kedua orang tuanya memiliki wajah yang sangat memikat. Tidak mungkin anak-anak itu terlahir dengan wajah yang buruk rupa. Sementara tamu yang berasal dari lingkungan perumahan tempat Devan tinggal mulai berbisik-bisik. Ada yang ya

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Ramah

    Pesta yang dipersiapkan Devan benar-benar megah dan terasa hidup sejak langkah pertama memasuki ballroom hotel bintang lima itu. Ruangan luas tersebut sudah berubah total menjadi dunia lain yang penuh imajinasi. Dekorasi bernuansa Taman Langit dan sentuhan princess mendominasi seluruh sudut ruangan. Langit-langit ballroom dihiasi instalasi awan putih lembut, lampu berkilau, serta rangkaian bunga pastel yang digantung berlapis-lapis. Cahaya lampu dibuat hangat, memantul lembut di lantai marmer mengilap, menciptakan kesan mewah tanpa terasa berlebihan. Setiap detail terlihat dipikirkan dengan matang, seolah pesta ini memang disiapkan untuk dikenang sepanjang masa.Para tamu undangan sudah mulai berdatangan sejak sore. Keluarga besar Wijaya hadir lebih dulu dan langsung mengambil peran sebagai tuan rumah. Nyonya Wijaya terlihat anggun dan berwibawa, menyambut setiap tamu dengan senyum hangat yang tak pernah lepas dari wajahnya. Usianya memang tak lagi muda, tetapi sikap dan caranya me

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Pujian

    Di sisi lain, Amel dan keluarga kecilnya pun tengah bersiap datang ke acara ulang tahun El dan Nia.Amel berdiri cukup lama di depan cermin besar di kamarnya. Gaun merah darah yang ia kenakan melekat sempurna di tubuhnya, super mini dan ketat, menonjolkan setiap lekuk yang dengan sengaja ingin ia perlihatkan. “Cantik sekali, Bu,” ucap pelayan yang membersihkan kamar Amel. Sang pelayan tahu majikannya ini gila pujian.“Makasih, mbak. Menurutmu aku pantas gak pakai pakaian ini?” tanya Amel masih menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sang pelayan menghentikan aktivitasnya lalu menjawab, “tentu saja sangat pantas, Bu. Saya saja sampai pangling melihatnya. Ibu seperti ABG,” pujinya lagi. Berharap dirinya dapat bonus atas pujian itu. Dan benar saja, Amel mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah yang ada foto pahlawan. “Ini untuk kamu, mbak,” ucapnya.“Terima kasih, Bu,” jawabnya. Dia bahagia punya Bos seperti Amel. Hanya dengan pujian saja dia bisa dapat duit lebih.Pelayan pun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status