Home / Rumah Tangga / Pemuas Hasrat Atasanku / Wanita Idaman sang CEO

Share

Wanita Idaman sang CEO

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-09-16 18:35:28

Devan melepaskan ciumannya saat keduanya sudah sama-sama kehabisan oksigen. Mereka saling menjauhkan wajah, sama-sama terengah. Suara napas mereka terdengar jelas di antara ruangan yang hening. Luna buru-buru meraup oksigen sebanyak mungkin, berusaha menenangkan diri. Tapi jantungnya masih menggila, berdetak seperti habis lari marathon. Sementara Devan menatapnya dengan sorot mata yang bikin perut Luna ikut bergejolak.

“Apa kamu menyukaiku?” tanya Devan tiba-tiba, suaranya berat penuh keyakinan.

“Huh?” Luna menganga kaget. Pertanyaan itu benar-benar nggak terduga. Saat Devan hendak mendekat lagi, Luna buru-buru menahan dada pria itu dengan telapak tangannya, mendorong halus supaya bibir pria itu nggak kembali menyambar. Dia butuh waktu beberapa detik untuk mengendalikan pikirannya. Tapi justru sikap itu bikin Devan makin gemas. Senyumnya nakal, tatapannya sulit ditebak, bercampuran antara godaan dan rasa ingin tahu yang nggak ada habisnya.

“Habisnya kamu diam-diam selalu curi pandang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Gak Tahan

    “Bukan begitu maksud saya, Pak Devan,” potong Arkana, dia tak ingin tiba-tiba Devan mengadu pada Tuan Baron.“Tapi, selama saya memimpin perusahaan Wijaya Group, belum pernah saya merevisi kontrak kerja sama yang sudah ditanda tangani, Pak Arka. Jadi saran saya, kalau misalnya Bapak sibuk dengan bisnis lain, sebaiknya bilang terus terang pada Tuan Baron untuk mencarikan pengganti. Karena sekali lagi, saya di sini mempekerjakan puluhan ribu orang. Dan tentu saja, seperti yang tadi saya bilang, proyek yang perusahaan kami tangani bukan hanya proyek kerja sama dengan Amora Group.” Devan bicara penuh penekanan, ia sama sekali tidak memberi ruang pada Arkana untuk tawar-menawar.Arkana terdiam. Mulutnya sempat terbuka, tapi tidak ada kata yang keluar. Tangannya yang sejak tadi menggenggam pulpen kini hanya dimainkan di atas meja. Dia jelas tersudut.“Pak, masa sih gak bisa direvisi? Kita kan proyeknya jangka panjang. Anda seharusnya bisa merubah sedikit saja untuk perjanjian yang sudah d

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Ternyata Cantik

    Orang-orang sudah menempati kursi masing-masing di ruang rapat. Berkas dan laptop terbuka di depan mereka, semua terlihat siap untuk mulai. Kursi di ujung meja sebelah kanan masih kosong, kursi itu memang disiapkan untuk Devan. Di sampingnya, Luna sudah duduk sejak tadi.Tepat di seberangnya, Arkana duduk bersama Briella. Arkana hanya menatap lurus ke depan, sementara Briella tampak lebih santai, sesekali merapikan rambutnya. Dua orang dari tim Arkana juga sudah siap, mereka menyalakan laptop dan membuka file yang akan dipresentasikan.Luna mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia memastikan semua perlengkapan rapat sudah lengkap. Ia melirik sebentar ke kursi kosong di sebelahnya, lalu kembali menatap berkas di depannya. Tidak ada yang membuka pembicaraan lebih dulu. Semua hanya menunggu tanpa komentar.“Pak Devan ikut rapak tidak, Bu?” Tanya salah satu tim dari Wijaya Group.“Beliau baru saja tiba, Pak. Harusnya sih tidak ikut karena pasti sangat lelah setelah perjalanan panjang, tapi

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Terpesona

    “Tapi kasihan banget wanita itu, pak. Pasti sedih banget karena takut neneknya kambuh penyakitnya.”Luna sudah mendengar cerita tentang wanita itu, tapi Luna belum tahu kalau orang yang dibilang mengidap penyakit kronis justru terlihat baik-baik saja. Bahkan bisa bicara dengan sangat lantang.“Menurutmu, kalau ada orang yang mengidap sakit keras kira-kira bisa berteriak gak kalau ngomong?”Pertanyaan Devan membuat Luna terdiam sesaat, namun akhirnya dia menggeleng.“Orang yang mengidap penyakit mematikan seperti tumor otak dan lain-lain, pastinya di rumah sakit.” Menurut Luna sih seperti itu. Bayangannya Devan pergi ke rumah sakit bersama perempuan itu lalu menikah di sana, Luna pikir yang terjadi dengan Devan sampai tidak menghubunginya seperti yang ada di film-film atau kisah dalam novel online yang sering dia baca. Pihak pria tak bisa berbuat apa-apa karena diminta langsung menikah di depan ranjang pasien seseorang yang paling berpengaruh dari pihak perempuan. Namun kenyataannya ti

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Rindu Berat

    “Paaaaaaaaak.” Devan tak peduli dengan ucapan Luna.Dia terlalu merindukan wanita yang paling ia cintai ini. Sementara Luna berpikir, selama Devan tak menghubunginya, pria ini pasti sudah jadian dengan wanita yang dijodohkan itu. Tak ada satupun pesan dari Luna yang dibalas oleh Devan. Meski hanya sekedar tanya soal kabar, tetap gak dibalas. Sekarang pria itu seperti sedang kesurupan. Yang dia mau melepas rindu dengan Luna.Bibirnya terus mencium apapun yang tersentuh. Tangannya terus meremas dada Luna. Matanya terpejam, pakaiannya sudah kusut. Bahkan dia tak sadar tubuh mungil Luna terhimpit oleh tubuh kekar pria itu. Tapi Luna tak menolaknya. Sebab melihat Devan kembali saja sudah sangat membuat hatinya lega.Tidak. Tidak. Devan kembali dan menyentuhnya. Bohong banget kalau Luna tak merindukan sentuhan pria tampan sejuta pesona ini. Meskipun Devan seperti orang yang punya dua kepribadian, tapi Luna menyukai Devan versi bucin dan mesum.“Oooooh, berat banget mikul beban rindu sama

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Ciuman Panas Pelepas Rindu

    “Tapi yang ini harganya cukup mahal, Tuan,” ucap penjaga butik perhiasan itu sambil menunjuk etalase.“Tidak masalah. Asal bagus, dan saya suka dia memakainya, akan saya bayar,” jawab Devan tanpa keraguan sama sekali. Matanya tak lepas dari perhiasan yang berkilau. Ia lalu melirik satu set perhiasan blue safir yang menarik perhatiannya. “Ini namanya Blue Sapphire, kan?” tanyanya.“Iya, benar Tuan. Kalau Anda mau lihat, saya ambilkan dulu,” balas pegawai butik itu sambil mengambil kunci kecil dari saku seragamnya.“Ya, saya mau melihatnya juga. Tapi yang ini sudah pasti saya beli,” ucap Devan sambil menunjuk pada satu set berlian berukuran kecil. Ia sengaja memilih yang bisa dipakai Luna sehari-hari, bukan hanya untuk acara besar.“Baik, Tuan.” Pegawai itu segera membungkuk sedikit, lalu bergegas membuka etalase tempat perhiasan Blue Sapphire itu dipajang. Dengan hati-hati, ia mengeluarkan kotak beludru biru tua yang berisi satu set perhiasan mewah. Ia meletakkannya di atas nampan keci

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Kado untuk Luna

    “Kamu ini gimana sih? Harusnya kamu bisa menahan Devan dong untuk tidak pergi. Kalau kayak gini, di mana kita cari uang untuk membayar utangnya?” teriak wanita berusia senja itu sambil menatap penuh amarah ke arah cucu, anak dan menantunya. Suaranya serak karena terlalu sering meninggikan kalimat yang ia ucapkan, bahkan amarahnya tidak berkurang sedikit pun. Tangannya gemetar, menunjuk ke arah mereka dengan marah.Di sisi lain, wanita yang hampir dijodohkan dengan Devan itu hanya bisa menunduk lesu. Tidak ada kata-kata yang sanggup ia keluarkan untuk membela diri. Hatinya terasa diremas tangan tak kasat mata. Antara rasa malu, kecewa, sekaligus marah karena semua kesalahan kini ditumpahkan padanya. Dirinya harus menanggung amarah dari sang nenek akibat penolakan Devan. Suara sang nenek kembali melengking sambil menatap ke arah.“Kamu lagi! Harusnya kamu itu lebih agresif buat ngejar dia, bukan malah pacaran sama laki-laki miskin itu. Sekarang siapa yang akan melunasi hutang keluarga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status