Share

8

Author: sidonsky
last update Last Updated: 2025-09-19 20:27:40

Jogja tidak pernah benar-benar tidur. Bahkan ketika malam turun dengan lengkung bulan yang pucat, riuh kota itu tetap menyala di sudut-sudutnya. Dan bagi tim produksi film, waktu bukan lagi soal pagi atau malam, semuanya menyatu dalam satu kata: sibuk.

Dan gedung tua peninggalan Belanda yang kini disewa tim produksi untuk rapat teknis itu nampak masih terang benderang. Di balik kesan klasiknya, bangunan yang berada di tengah kegelapan itu menjadi saksi keributan kecil yang tak terelakkan

Hari kedua mereka di kota ini berjalan tanpa jeda. Nora menulis catatan dengan cepat, membuat tangannya lelah, namun matanya tetap fokus pada setiap detail arahan yang berada disekitar. Semua kru duduk mengelilingi meja panjang, mendengarkan perdebatan tentang detail teknis tata cahaya, blocking pemain, hingga alur cerita yang harus disesuaikan dengan lokasi.

Sedangkan tugas Nora sebenarnya cukup sederhana, merangkum, menyusun ulang, memastikan semua catatan rapi. Tapi atmosfer yang tiba-tiba beralih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat CEO Dingin   8

    Jogja tidak pernah benar-benar tidur. Bahkan ketika malam turun dengan lengkung bulan yang pucat, riuh kota itu tetap menyala di sudut-sudutnya. Dan bagi tim produksi film, waktu bukan lagi soal pagi atau malam, semuanya menyatu dalam satu kata: sibuk.Dan gedung tua peninggalan Belanda yang kini disewa tim produksi untuk rapat teknis itu nampak masih terang benderang. Di balik kesan klasiknya, bangunan yang berada di tengah kegelapan itu menjadi saksi keributan kecil yang tak terelakkanHari kedua mereka di kota ini berjalan tanpa jeda. Nora menulis catatan dengan cepat, membuat tangannya lelah, namun matanya tetap fokus pada setiap detail arahan yang berada disekitar. Semua kru duduk mengelilingi meja panjang, mendengarkan perdebatan tentang detail teknis tata cahaya, blocking pemain, hingga alur cerita yang harus disesuaikan dengan lokasi. Sedangkan tugas Nora sebenarnya cukup sederhana, merangkum, menyusun ulang, memastikan semua catatan rapi. Tapi atmosfer yang tiba-tiba beralih

  • Pemuas Hasrat CEO Dingin   7

    Cahaya pagi menyelinap melalui tirai hotel, membangunkan Nora dengan perasaan aneh di dada. Aku tidur? Ia menatap langit-langit hotel Jogyakarta itu bingung. Terakhir kali Nora ingat, ia keluar dari kamar mandi dengan tubuh masih lembab dan pikiran kacau setelah... itu. Niatnya hanya rebahan sejenak setelah mengganti baju, tapi rupanya kelelahan membuatnya tertidur pulas.Dan kenyataan yang lebih mengejutkan: Dirga tidak ada di sampingnya. Nora menoleh ke kasur sebelah—sudah rapi, seperti tidak pernah disentuh. Mereka benar-benar tidur terpisah.Apakah semalam hanya mimpi?Nora bergegas mandi dan berganti pakaian. Ia memilih kemeja putih lengan panjang dan celana jeans, berharap penampilan yang wajar bisa menyembunyikan kekacauan dalam dirinya. Saat turun ke lobi hotel, detak jantungnya mempercepat. Di meja sarapan, Dirga sudah duduk bersama dua seniornya.Dengan langkah pelan, Nora mendekat. Bahkan ia menunduk sopan saat dua seniornya menyapa, mengucapkan selamat pagi. Sementara soso

  • Pemuas Hasrat CEO Dingin   6

    Tubuh Nora seketika melemah. Pertanyaan Dirga menggema di telinganya, membuat darahnya berdesir cepat, seolah semua energinya terhisap habis. Jarak di antara mereka terlalu dekat, tatapan itu terlalu menusuk, dan suara beratnya terlalu memikat sekaligus menakutkan.Ini bahaya. Kedekatan ini semestinya hanya terjadi dalam naskah fiksi yang ia tulis. Atau memang ia sedang berkhayal? Atau Nora memang sudah gila?"Hm?" geming sosok yang wajahnya berada hanya satu jengkal dari hadapannya. Tatapannya tajam, alisnya terangkat, seakan menunggu jawaban Nora.Nora yang sudah terjepit di posisinya menelan ludah. Maniknya, tanpa sadar turun ke arah bibir Dirga yang sedikit mengilap, lalu bergeser lebih jauh—menyapu garis leher kokoh itu hingga berhenti pada tulang selangkanya yang tersingkap karena dua kancing teratas kemeja tidak ia rapatkan.Dirga menyadari ke mana arah matanya. Senyumnya melengkung samar, lebih dekat dari sebelumnya. Entah karna mungkin keduanya terlalu kelelahan sehingga Dirg

  • Pemuas Hasrat CEO Dingin   5

    Nora berhenti menggosok tangannya. Ingatannya kabur. Sebelum makan malam, setelah ia merapikan catatan, ia memang sedikit menulis lanjutan dalam draft novelnya. Mencoba mengingat-ngingat saat terakhir membuka laptopnya di rumah makan, ia yakin sudah menutup naskah pribadinya itu.Seketika muncul bayangan buruk, Dirga duduk di kursi, membuka laptopnya, lalu menemukan sesuatu yang seharusnya tak boleh orang lain lihat. Draft naskah pribadinya, dengan tokoh utama laki-laki yang.."Naskah di laptop tadi, udah aku close kan, ya?" Deg. Nora berhenti menggosok tangannya. Ingatannya kabur. Sebelum makan malam, setelah ia merapikan catatan, ia memang sedikit menulis lanjutan dalam draft novelnya. Mencoba mengingat-ngingat saat terakhir membuka laptopnya di rumah makan, ia yakin sudah menutup naskah pribadinya itu.Seketika muncul bayangan buruk, Dirga duduk di kursi, membuka laptopnya, lalu menemukan sesuatu yang seharusnya tak boleh orang lain lihat. Draft naskah pribadinya, dengan tokoh ut

  • Pemuas Hasrat CEO Dingin   4

    Malam benar-benar merambat cepat setelah seharian penuh mereka bersama kru dan sutradara. Sejak siang tadi, setelah pertemuan dengan sutradara, mereka masih harus mengikuti agenda padat bersama tim produksi.Nora mencatat setiap detail seperti suasana jalanan Jogjakarta, yang ramai dilintasi becak dan sepeda motor, bangunan tua dengan ukiran khas jawa yang masih terjaga, hingga aroma sate yang tercium saat mereka melewati deretan warung kaki lima.Ia lebih sering berada di belakang, berusaha mengikuti ritme mereka. Sesekali ia merasa kewalahan, karena memang belum terbiasa dengan hal ini. Begitu seterusnya hingga malam tanpa sadar menjelang.Seusai makan malam di restoran tradisional Yogyakarta, rombongan masih sempat singgah ke lokasi syuting alternatif. Bangunan tua berstruktur kolonial, untuk melihat suasana malam disana. Dari sini, perjalanan berlanjut ke alun-alun ramai, di mana sutradara ingin merekam suasana kehidupan kota malam hari sebagai bahan tambahan.Bagi Nora, semua itu

  • Pemuas Hasrat CEO Dingin   3

    Sejak pagi, suasana bandara sudah ramai. Tim IP Development berangkat dengan tiga orang—dua orang senior yang sudah terbiasa menangani project adaptasi, dan satu orang baru–dirinya sendiri. Ia masih belum sepenuhnya paham detail pekerjaannya, karena fokusnya terusik dengan pemikirannya yang ajaib sekali lebih memperhatikan garis otot daripada tugas yang diberikan. "Nora. Lo cuman perlu jadi bayangannya Pak Dirga, ya. Semua hal kecil yang mungkin terlewat, lo catet. Lokasi, properti, catatan sutradara, revisi penulis naskah. Anggap aja lo sekretaris lapangan." kata salah satu senior memberikan instruksi sebelum boarding.Nora mengangguk-angguk, meski dalam hati ia merasa itu bukan pekerjaan kecil sama sekali."Kita bakalan pisah ya, Ra. Lo sama Pak Dirga, kita ke bagian manajemen sutradara dan investor." jelas seniornya lagi."Sendiri..sama Pak Dirga?" Nora hampir terbata, tapi buru-buru menutup mulut. Nora sempat ragu karna boarding pass miliknya terasa berbeda dari milik senior-senio

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status