Share

Bab 15. Tidur Seranjang

Penulis: Kak Gojo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 20:00:04

Pukul 04.00 Subuh…

Nina terbangun saat alarm yang ia pasang berbunyi. Matanya enggan terbuka total dan tubuhnya terasa berat sekali untuk bergerak. Malam ini terasa berbeda dari malam sebelumnya. Karena ia beristirahat dengan nyaman di kamar milik Bryan. Saking nyamannya membuatnya berniat melanjutkan tidurnya.

Saat memejamkan matanya kembali, hp milik Nina kembali berdering.

‘Huh. Ini jam berapa sih. Kok rasanya cepat banget,’ gerutunya dalam hati.

Nina menoleh dan melihat tuan mudanya masih tertidur pulas di sampingnya sambil memeluk tubuhnya. Mereka berdua tidur di satu ranjang dalam balutan selimut yang sama. Nafas hangat yang menyapu lehernya memberikan hawa lain untuknya.

Nina memandangi Bryan lekat. Wajah tampan dengan rahang yang tegas. Cambang tipis yang ada di wajah Bryan membuat pria itu terlihat semakin manis. Juga bibir yang amat mempesona membuat Nina senyum-senyum sendirian di samping Bryan.

‘Dia kelih

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Evi Id
Nina yg nikmati bangun pagi disamping Bryan, gua yg salting...
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
aduh tuan bryan ini gimana si, namanya aja kuli gak kerja gak makan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 35. Aku, Orang Jahat?

    Tujuh hari berlalu, sikap Nina masih sama. Nina masih sering termenung dan lebih banyak berdiam diri. Hal ini membuat Bryan merasa sedih. Bahkan kadangkala saat Bryan berusaha menyentuh Nina, tangannya itu langsung ditepis begitu saja. Dan juga setiap malam, Nina selalu meminta Bryan agar tidur di kamar yang berbeda. Nina merasa takut dan gugup saat harus seranjang dengan seorang lelaki, meskipun lelaki itu adalah suaminya sendiri.Dan malam ini, pukul sebelas. Bryan sengaja masuk mengendap-endap ke dalam kamarnya sendiri. Bryan membuka pintu sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara. Bryan melihat bahwa istrinya itu sudah tertidur lelap di ranjangnya. Bryan tersenyum tipis. Ingin sekali rasanya ikut rebah di ranjang yang sama. Bryan bosan tidur sendirian. Dia ingin menghabiskan malamnya dengan tidur sambil memeluk tubuh sang istri erat-erat.“Semoga saja kamu tidak terbangun,” gumam Bryan pelan saat dirinya sudah merebahkan diri di samping istrinya. Bry

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 34. Aku Ingin Sendiri

    Berhubung hari ini Bryan tidak ada pertemuan penting dan juga tidak ada jadwal check up di rumah sakit, Bryan memutuskan untuk tetap stay di rumah, menemani sang istri yang kesepian.Akhirnya mereka sampai juga di kamar. Bryan langsung menyuruh Nina untuk beristirahat lagi. “Kamu tidurlah lagi. Kalau sudah saatnya makan siang, aku akan membangunkanmu.”Nina menggeleng pelan. Sepertinya dia enggan untuk beristirahat lagi, mengingat dirinya yang kemarin telah tertidur panjang.Bryan menatap wanitanya yang tampak lesu. Ditatapnya Nina yang kembali merenung.“Nina, kamu bosan? Kita ke taman saja yuk. Taman di samping rumah. Kita duduk-duduk di sana sembari minum teh. Siapa tau dengan begitu, pikiran kamu bisa tenang.”Nina hanya mengangguk. Mereka lalu berjalan berdampingan menuju taman di samping rumah. Dua orang pengawalnya pun ikut melangkah bersama mereka. Sementara dua lainnya berjaga di depan rumah. Dan satunya lagi berjaga di depan gerbang, bers

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 33. Pengawal untuk Nina

    Bryan kembali mengunjungi Nina saat anak-anaknya sudah berangkat. Bryan selalu setia menunggu Nina di depan ruangan ICU hingga malam tiba. Sedetik pun Bryan tidak pernah beranjak dari kursi yang didudukinya itu. Bryan duduk termenung sembari menghilangkan rasa penat yang ada. Tiba-tiba dokter keluar dari ruangan itu, membuat Bryan harus berdiri dan meninggalkan rasa penatnya di sana.“Bagaimana keadaan istri saya, Dok?” tanya Bryan, berharap ada kemajuan mengenai kondisi istrinya.“Detak jantung pasien sudah mulai stabil. Semoga semuanya baik-baik saja. Obat tidur yang pasien minum semoga tidak mempengaruhi jantungnya lagi.”Bryan menghela napas merasa lega. “Jadi istri saya sudah pulih sepenuhnya kan, Dok?” tanya Bryan memastikan.Dokter itu menggeleng pelan. “Belum, Pak. Seperti yang saya katakan sebelumnya, selama pasien belum sadarkan diri, serangan jantung bisa menyerang pasien kapan saja,” jelas dokter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 32. Berpisah Sementara

    Mendengar suara anaknya yang berbicara sembari terisak membuat Fredrinn tanpa lama mengiyakan permintaan itu. “Oke, oke. Papa terbang ke Jakarta sekarang.”Menggunakan super jet pribadinya, Fredrinn pun terbang dari Kuala Lumpur menuju Jakarta untuk menemui Bryan.Dalam kurun waktu yang singkat, Fredrinn pun tiba di rumahnya itu, rumah yang sudah diwariskan kepada anaknya sendiri.Dahi Fredrinn berkerut melihat semua pintu yang ada dan juga jendela semuanya tertutup rapat. “Apa yang telah terjadi di sini?” gumamnya bertanya-tanya.Tidak pakai lama, pintu utama pun terbuka. Tampak Bi Cholifah yang berdiri di ambang pintu, mempersilakan Fredrinn masuk.“Di mana Bryan?” tanya Fredrinn tanpa basa-basi.“Tuan Bryan sudah menunggu Bapak di ruang tengah,” jawab ART itu sopan.Fredrinn lalu melangkah dengan cepat menuju ruang tengah. Dia melihat Bryan yang tampak lesu di sofa dengan wajahnya yan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 31. "Mama di mana, Pa?"

    Setelah menekan tombol emergency berulang kali, satu orang dokter dan dua perawat berlari kecil memasuki ruangan tersebut.“Dok, tolong istri saya segera! Dia overdosis obat tidur,” jelas Bryan panik. Dia masih berusaha membangunkan Nina dengan mengguncang-guncang tubuh istrinya itu.“Silakan Bapak keluar dulu ya. Biar kami bisa melakukan pemeriksaan terhadap pasien,” suruh suster.“Tidak! Saya tetap di sini. Saya tidak akan ke mana-mana sebelum istri saya sadar!” tolak Bryan. Dia enggan melepaskan tubuh istrinya dari dekapannya.“Tolong kerjasamanya, Pak. Bapak menghambat kami dalam menangani pasien kalau begini.”Bryan pasrah dan akhirnya keluar dari ruangan. Bryan terlihat gusar menunggu di depan ruangan VVIP itu. Berjalan mondar-mandir tidak bisa tenang, berharap istrinya baik-baik saja. Jantungnya terasa ikut berdebar cemas. Sorot matanya terlihat sayu.Bryan kembali menyalahkan dirinya se

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 30. Nina Bunuh Diri?

    “Hey, Nina. Dengarkan aku. Aku bukan orang jahat. Aku Bryan Lawrence. Aku suamimu. Aku pria yang menikahimu. Jangan takut padaku. Aku tidak akan berbuat apa-apa. Aku tidak akan menyakitimu. Justru aku ingin melindungimu.”Kepala yang tadinya menunduk ketakukan kini mendongak. Nina memperhatikan Bryan dengan mata penuh kalbu. “S-suami? Melindungiku?”Bryan mengangguk. “Iya, benar. I’m your husband and I wanna protect you.”Seperti ada kelegaan saat mendengar kalimat lembut dari suaminya. Melihat wajah tampan itu berada di kamar bersamanya, membuatnya sedikit tenang. Beban hidup, guncangan, rasa trauma seakan menghilang saat Bryan mendekatinya dan memeluk tubuhnya yang tidak lagi suci, sudah dijamah banyak lelaki.“Jangan pernah tinggalkan aku sendirian lagi. Jangan pernah,” gumam Nina lirih.“I promise, sweetheart. I’ll never leave u again. Apa pun yang terjadi, aku akan berada di sis

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 29. "Jangan Lakukan Ini"

    Alex berjongkok, mengarahkan miliknya ke mulut wanita yang saat ini terbaring lemah tak berdaya. Tentu saja Nina memberikan perlawanan ketika mulutnya dipaksa untuk mengulum benda itu.“Buka mulutnya!” Alex memberi perintah kepada salah satu anak buahnya.Dan akhirnya, berhasil juga Alex memasukkan asetnya ke dalam mulut Nina. Sesekali Nina harus tersedak saat benda itu memenuhi rongga mulutnya. Sungguh, Alex merasakan sensasi luar biasa ketika kepala Nina yang dituntun oleh tangannya maju mundur dengan teratur sampai-sampai mengabaikan Nina yang kewalahan di bawah sana.“Ouhh, yeaah, baby. Gilaa… kulumanmu luar biasa. Pantas saja Bryan betah,” puji Alex sembari mengerang kenikmatan.Alex pun memberi perintah lagi kepada anak buahnya untuk melucuti pakaian Nina secara paksa.“J-jangan! Jangan lakukan ini!” pinta Nina memelas dengan penuh air mata.Alex memaksa Nina agar membuka kakinya lebar-lebar.

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 28. Tolong!

    Alex kembali menjalankan mobil itu dengan laju. Tak lupa juga Alex mengaktifkan fitur door lock sehingga Nina tidak bisa membuka pintu selama perjalanan.Hati Nina was-was saat ini. Rasa gugup dan takut menyertainya. Apalagi Alex membawanya keluar jauh dari pusat kota. Namun, Nina tidak tinggal diam. Nina mengambil ponselnya dari dalam tas, hendak menghubungi suaminya, namun panggilan itu tidak diangkat.[Mas, please. Jawab telponku!][Tolong aku, Mas. Aku dibawa kabur sama temanmu. Dia mengaku namanya adalah Alex][Aku sharelock lokasiku sekarang. Tolong cari aku di area sini, Mas. Sumpah, aku tidak tau sekarang berada di jalan apa]“Kau menghubungi suamimu?”Suara Alex membuat Nina terkesiap. Tangannya mendadak tremor sehingga menjatuhkan ponselnya ke bawah kabin, tepatnya di bawah kursi pengemudi. Nina hendak menunduk untuk mengambil ponselnya yang terjatuh. Namun apa yang didapatnya setelah kembali mendongak membuatnya terkej

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 27. "Tebus Kesalahan Suamimu!"

    Siang ini Nina kembali mengunjungi kantor Bryan untuk membawakan makan siang sekaligus mengingatkan Bryan untuk meminum obatnya. Tugas yang biasa dilakukan oleh Devika, dokter yang juga merangkap sebagai sekretaris itu kini berpindah tangan ke Nina. Nina tidak rela jika Bryan lebih diperhatikan oleh Devika, meskipun dia adalah seorang dokter. Sebagai seorang istri, Nina tidak mau kalah. Makanya hampir setiap hari saat suaminya pergi bekerja, Nina selalu menyempatkan diri untuk membawakan Bryan makan siang dan juga buah-buahan sebagai pelengkap.“Kamu langsung pulang saja ya. Soalnya sebentar lagi akan ada tamu yang datang,” imbuh Bryan kepada Nina yang baru saja datang membawakan makanan untuknya.“Bukannya ini jam istirahat makan siang, Mas? Kok kamu mau menerima tamu jam segini?” tanya Nina kemudian dengan santainya duduk di sofa sembari membuka kotak bekal itu. “Sini, Mas. Biar aku suapin.”“Aku makannya nanti saja. Kamu pulanglah. Soalnya tamuku sudah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status