Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 72. Rencana Licik Melissa

Share

Bab 72. Rencana Licik Melissa

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-02-18 20:00:54

“Aku senang sekali kamu tidak keberatan membawakan makanan untukku tiap hari.”

Nina merespon ucapan Bryan dengan penuh senyum. Tanpa basa basi lagi, Nina langsung membuka kotak bekal itu dan menyuapinya ke mulut Bryan seperti biasa.

“Kamu makin cantik saja,” puji Bryan.

Nina tertawa kecil. “Ini juga karena Tuan Bryan yang ngasih saya modal buat perawatan.”

Sepanjang menikmati bekal dari Nina, Bryan fokus memandangi wajah Nina yang semakin hari semakin cantik.

Nina juga sadar jika Bryan memperhatikannya dari tadi. Mendadak kedua pipinya merah bersemu karena menahan malu. Nina tidak bisa ditatap lama-lama seperti ini. Apalagi orang yang menatapnya adalah orang yang dia cintai.

“Jangan tatap saya seperti ini, Tuan. Saya malu.”

“Bagaimana bisa aku berhenti menatapmu yang cantiknya bagai bidadari. Bidadari langit yang rela turun ke bumi untuk mencari seorang pangeran.”

Waja

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 73. Kena Jebakan

    Sepanjang perjalanan, Bryan terus fokus menyetir. Matanya tidak pernah melihat ke arah yang lain, bahkan untuk melirik gadis yang sedang duduk di sebelahnya pun tidak, meskipun hanya sedetik. Di pikirannya, hanya ada Nina seorang. Bryan merasa bersalah karena harus membuat Nina menunggunya di hotel. Bryan pun berharap pertemuannya dengan sang investor itu tidak akan berlangsung lama, jadi Bryan akan bisa ke hotel dengan cepat dan membawa Nina dinner.Sesampainya di restoran tujuan, Bryan dan Melissa bergegas menuju meja yang sudah di reservasi. Melissa sengaja mereservasi meja tersebut menggunakan nama Mr. Saddam agar dirinya tidak dicurigai.Sudah sepuluh menit lamanya mereka menunggu, orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.“Aduh. Ini sudah sepuluh menit loh, Mel! Apa kamu serius kalau Mr. Saddam mau bertemu dengan saya sekarang?” tanya Bryan memastikan.“Serius kok, Pak.”“Lalu mana beliau? Kok sampe sekarang

    Last Updated : 2025-02-18
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 74. Masih Bertahan

    "Pak Bryan?" Melissa panik sendiri kala tubuh Bryan tumbang ke lantai.Sontak beberapa orang di sekitar menghampiri Bryan dan membantu Bryan untuk berdiri. Melissa hanya menyimak karena orang-orang itu menghalanginya.“Mas, gak apa-apa?” tanya seorang pemuda membantu Bryan bangkit. Pemuda itu memegangi lengan Bryan dengan kuat.“Saya baik-baik saja. Terima kasih ya,” sahut Bryan berusaha kuat.“Ya sudah, Mas. Kalau gitu hati-hati.” Pemuda itu pun melepaskan Bryan. Sementara Bryan kini berjalan dengan langkah yang berat. Tubuhnya masih oleng. Bryan melangkah sedikit demi sedikit seraya berpegangan pada apa saja yang bisa ia pegang.Melissa berlari kecil mengikuti Bryan yang hampir sampai di mobilnya.“Pak Bryan, apa Bapak baik-baik saja?” tanya Melissa. Kini mereka sejajar. Melissa hendak memapah tubuh Bryan, berniat membantunya. Namun langsung ditepis oleh pria itu.“Jangan sok bai

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 75. Kecewa

    Kini mereka telah sampai di hotel tujuan, Pak Jaka memapah tubuh Bryan dan membawanya ke kamar yang dimaksud.“Permisi,” ucap Pak Jaka sembari mengetuk pintu kamar tersebut.Tidak lama setelahnya, pintu itu pun terbuka. Nina terperanjat kaget saat melihat Pak Jaka sedang memapah Bryan yang tertidur. Namun lebih kaget lagi Pak Jaka yang mendapati sosok pemilik kamar itu adalah Nina.“Loh, kamu Neng?”“Pak Jaka?” Nina sedikit menunduk karena malu. Ia malu karena ketahuan oleh sopir pribadi Bryan. Nina takut apabila Pak Jaka berpikiran yang macam-macam kepadanya. Tapi Nina juga khawatir dengan kondisi Bryan saat ini. Nina mempersilakan Pak Jaka untuk masuk.Pak Jaka merebahkan Bryan ke atas ranjang. Pak Jaka lalu bertanya sebenarnya apa yang terjadi.“Kenapa kamu bisa di sini, Neng? Kamu open bo ya?” ucap sopir itu dengan entengnya.Nina menggeleng dengan cepat. “Bu-bukan seperti itu,

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 76. Berdua Bersamamu

    “Aku lupa kalau mobilku dibawa Pak Jaka.” Bryan lalu mengambil hp nya di saku celana. “Bentar ya. Aku telpon Pak Jaka dulu, bawain mobil ke sini.”“Jangan, Tuan. Kita jalan kaki aja yok?” ajak Nina menggebu-gebu. Sudah lama dirinya tidak berjalan kaki selama tinggal di kota Jakarta.“Jalan kaki?”Nina mengangguk pelan. “Iya. Lagian sekarang masih gelap. Matahari belum muncul. Suasana sejuk dan tenang kayak gini enaknya berjalan kaki saja sambil menikmati udara segar.”Bryan tampak berpikir.Nina langsung menggandeng tangan pria itu, berusaha meyakinkannya. “Anggap saja kita lagi olahraga pagi. Lagian kapan lagi kita bisa menghirup udara segar di Jakarta, kecuali jam segini. Kalau udah masuk pagi sampai sore, debu-debu polusi udah saling beterbangan di udara.”“Hm. Ya udah deh. Kita jalan saja.”*Pukul 04.30 subuh…Kota Jakarta tam

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 77. Menyatakan Cinta

    Nina langsung berhenti mencubit pipi Bryan. Ia mendadak malu karena ternyata diperhatikan oleh penjual tersebut. Mereka pun melanjutkan melahap makanannya hingga habis tak bersisa.“Kita balik ke hotel naik ojol aja ya. Aku gak sanggup lagi buat jalan,” pinta Bryan.“Iya, Tuan. Tuan naik ojol aja sana. Biar saya yang jalan.”“Loh, kok gitu? Ya udah deh. Kita jalan aja. Aku mau gak mau ninggalin kamu sendirian.”Perlahan-lahan mentari mulai terbit dari ufuk timur, menyinari bumi yang tadinya gelap gulita. Suasana dingin pagi yang mendamaikan. Berbagai suara dan bunyi juga mulai terdengar, memecah kesunyian menandakan aktivitas yang semalaman berhenti kini bergerak kembali.Langit yang gelap kini bertukar ke warna jingga kekuningan dan semakin lama semakin pudar di telan terikan mentari.Nina berjalan dengan langkah yang kecil seraya menikmati sunrise di pagi hari. Walaupun sudah ada beberapa kendaraan yang

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 78. You are Perfect!

    Malam ini Bryan ingin menepati janjinya, membawa Nina ke sebuah restoran mahal untuk makan malam. Sama seperti kemarin, sepulang dari kantor, Bryan mengajak Nina ke hotel yang sama. Namun baru saja masuk ke kamar hotel, terlihat sosok Nina yang sudah menunggunya di dalam.“Kamu udah nyampe dari tadi?” tanya Bryan seraya melonggarkan dasi miliknya.Nina menggeleng pelan. “Baru aja. Mungkin lima menit yang lalu.”“Ya udah deh. Kita siap-siap sekarang yuk. Takutnya makin macet di luar.” Bryan kemudian membuka kemeja kerjanya. “Kita mandi dulu baru jalan.”“M-mandi bareng?” tanya Nina gugup.“Yaa enggak dong. Aku dulu yang mandi baru kamu. Aku mandinya cepet cuman 5 menit selesai.”Nina menghela napas lega. Ia mengira tadinya Bryan ingin mengajaknya mandi bersama. Bryan pun masuk ke kamar mandi, sedangkan Nina pergi ke balkon kamar, menikmati pemandangan ibu kota di sore har

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 79. You're Only Mine!

    Bryan menggeleng pelan. “Aku gak marah sama kamu, Nina.”“Terus?”“Aku marah sama diriku sendiri. Kamu benar! Gaunmu terlalu terbuka. Di lobi tadi banyak lelaki yang melirikmu. Aku cemburu. Kalau tau bakal begini, mendingan kamu ku suruh pake gamis aja. Biar gak ada laki-laki yang lirik-lirik ke kamu lagi.”Berbeda dengan Bryan yang menekuk wajahnya, Nina justru tersenyum lebar. Nina tidak menyangka Bryan bisa secemburu itu.Bryan lalu melepas jas hitamnya. “Pake ini! Tutupi dadamu! Yang lain gak boleh lihat badan seksimu! Cuman aku yang berhak melihatnya!”Nina pun mengenakan jas itu untuk menutupi badannya. Ia lalu berkata, “Sebenarnya Tuan Bryan juga belum berhak melihatnya. Karena kita belum punya status apa-apa.”“Makanya nanti aku mau lamar kamu. Nanti kamu harus menerimanya ya! Aku gak menerima penolakan soalnya!”Nina hanya mengangguk kecil seraya tersenyu

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 80. Syarat dari Nina

    “Tapi kamu mau kan nikah sama aku? Aku bakalan nungguin kamu sampai kamu siap kok.”Nina mengangguk pelan. “Iya, saya mau. Tapi ada syaratnya.”“Apa syaratnya?”“Tuan gak boleh nyentuh saya lagi sampai kita nikah.”Bryan sontak melepaskan genggamannya di jari Nina.Nina langsung tertawa kecil. “Kalau cuman megang tangan, boleh kok.”“Terus definisi gak boleh nyentuh itu seperti apa, Nina?”“Tuan gak boleh ngajak saya begituan lagi.”Bryan seketika paham. “Oh cuman itu saja? Gampang.”“Bukan itu aja. Tuan Bryan juga gak boleh ngeraba-raba saya, ngelus-ngelus, apalagi sampai ngeremas.”Bryan seketika menekuk wajahnya. Rasanya sangat sulit tidak melakukan itu pada Nina. “Kalau aku kepengen meluk kamu gimana dong? Masa meluk juga gak boleh?” protes Bryan.“Meluk boleh kok, tapi jangan ngelus-ngelus yang lain!”“Hm.”“Gandengan tangan boleh. Cium kepala atau kening boleh. Meluk juga boleh,” lanjut Nina.“Kalau ciuman bibir boleh, kan?” tanya Bryan berharap.“Itu juga gak boleh. Soalnya kal

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 26. Ancaman untuk Nina

    Bryan sedikit kecewa mendengar sang istri yang tidak ingin hamil lagi. Tapi Bryan mencoba memahami keadaan Nina. Lagi pula, mereka juga telah memiliki empat orang anak. Bryan rasa, itu sudah lebih dari cukup.“Oke, sayang. Aku paham kalau kamu gak mau hamil lagi. Tolong ambilkan kondomku di dalam laci.”Suasana kamar yang sebelumnya sunyi kini terdengar desahan dari keduanya. Selain itu, terdengar juga deru napas yang memburu dari pasangan suami istri yang sedang melakukan penyatuan.Nina segera merebahkan tubuhnya di samping Bryan kala dia sudah selesai melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Dia lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua.Bryan merengkuh tubuh istrinya yang dipenuhi keringat. Dia mengusap wajah istrinya yang banjir pelu dengan telapak tangannya yang lebar, lalu dia kecup kening sang istri dengan mesra.“Terima kasih, sayang. Kamu hebat sekali,” ucap Bryan sembari mempererat peluka

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 25. Masih Trauma

    Satu bulan kemudian...Setelah melakukan serangkaian proses terapi, kini kondisi Bryan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dia kini sudah jarang merasakan yang namanya sesak napas atau pun nyeri dada yang biasanya dia alami. Hal itu membuat Nina merasa bahagia.“Sudah ku bilang kan, Mas. Kamu pasti bisa sembuh. Apalagi kankermu belum terlalu parah. Kita tinggal rajin-rajin periksa ke rumah sakit saja dan berobat biar sel kankermu cepat musnah.”“Iya, sayang. Ini semua juga berkat kamu yang merawat aku tiap hari, mengatur pola makanku, mengingatkan aku untuk minum obat dan lain sebagainya. Kalau tidak ada kamu, mungkin penyakitku tambah parah.”Mereka baru saja selesai melakukan kontrol. Nina selalu setia mendampingi Bryan ke rumah sakit untuk berobat. Dan saat ini pasangan suami istri itu sedang duduk menunggu di taman rumah sakit sembari menunggu sopir menjemputnya.“Ayo, Mas. Kita pulang. Pak Jaka sudah sampai,&rdq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 24. Promise?

    “J-jangan marah ya, Mas. Aku beneran gak sengaja. Maaf, aku ceroboh,” lanjut Nina enggan menatap suaminya. Dia takut dan merasa bersalah karena telah merusak mobil baru milik Bryan yang kata Pak Jaka harganya tembus ratusan milliar.Bryan menghela napas pasrah. “Ya sudahlah, gak apa-apa. Lagian cuman penyok sedikit, kan? Untung saja kita gak mati.”Bryan kembali merebahkan tubuhnya di ranjang perawatan. “Terus anak-anak gimana kabarnya? Di mana mereka sekarang?”“Mereka masih sekolah, Mas. Ini masih jam sembilan pagi,” jawab Nina.Bryan termenung sejenak sembari menatap istrinya yang sedang duduk tepat di samping ranjangnya. “Nina… aku ingin jujur tentang semuanya.”Kini Nina memberanikan diri menatap sang suami. Tatapan mereka saling bertemu. Manik mata Bryan tampak berkaca-kaca.“Aku sudah tau semuanya, Mas. Aku tau dari dokter tentang penyakitmu ini.”&l

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 23. Terungkap

    “Mas, jawab aku! Kamu tuh sebenarnya ada apa? Jawab aku dengan jujur! Jangan diam aja kayak orang bisu gini!” desak Nina. “Kamu cuman akting ya, Mas? Biar aku merasa kasihan dan bisa memaafkan kamu dengan mudah? Begitu ya?”Nina pasrah melihat keterdiaman suaminya. Bryan masih saja enggan terbuka. “Kalau kamu masih tertutup begini, aku beneran akan pergi. Aku muak, Bryan! Urus saja hidupmu sendiri! Aku pun akan mengurus hidupku sendiri!”Nina kembali melangkah menjauhi suaminya. Dia benar-benar kecewa berat dan marah.“Nina, stop! Jangan pergi, Nina. Kembali, sayangku. Please. Jangan tinggalkan aku. Aku mohon. Aku tidak sanggup hidup tanpamu,” teriak Bryan kepada Nina yang semakin jauh.“Urus saja hidupmu sendiri, Bryan! Aku tidak peduli lagi denganmu!” balas Nina dengan teriak pula.Saat Nina hendak melanjutkan langkahnya, Bryan justru mendadak diam seperti patung. Bryan lalu memegangi da

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 22. "Ayo, Cerai!"

    Di sisi lain, Nina sedang meratapi nasibnya. Wanita itu berdiri di tepi jembatan flyover sembari termenung. Pandangannya kosong. Manik matanya memandangi kendaraan yang berlalu-lalang di bawah fly over tersebut.Nina kembali terisak mengingat kejadian yang dia lihat di kantor. “Ah sial. Aku menangis lagi. Kenapa air mata ini gak mau berhenti sih?” umpat Nina di sela-sela isakan tangisnya.Sudah beberapa jam Nina berdiam diri di fly over itu bagaikan orang gila. Nina sengaja tidak pulang ke rumah dan tidak mengaktifkan ponselnya agar Bryan merasa bersalah lalu mencari-carinya. Tetapi Nina merasa Bryan sudah tidak peduli lagi padanya. Buktinya, hari hampir malam, tetapi Bryan masih juga belum menemukannya di tempatnya sekarang ini.“Kenapa aku goblok banget ya nungguin dia? Dari tadi diam di sini terus. Kenapa dia belum muncul-muncul juga? Seluas apa sih kota Jakarta sampai dia gak bisa menemukan aku di sini? Atau jangan-jangan dia gak nyariin aku? Apa dia masih b

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 21. Nina Menghilang

    Bryan kemudian ikut berlari meninggalkan ruangan, hendak menyusul Nina.“Nina!! Tunggu aku!” teriak Bryan saat melihat istrinya sudah berada di anak tangga pada lantai bawah. “Nina! Jangan salah paham! Dengarkan penjelasanku dulu!”Bryan terus mengikuti langkah istrinya yang cepat itu sampai di lobi kantor.“Nina! Jangan lari dong. Aku gak sanggup ngejar kamu,” teriak Bryan lagi. Namun istrinya itu tetap menggerakkan kakinya keluar dari gedung. Sementara Bryan memilih untuk berhenti dan mengatur napasnya yang sudah tidak beraturan.“Oh My God! Kepalaku seperti diputar-putar. Rasanya mau pingsan,” keluh Bryan dengan napas yang terputus-putus.Salah satu karyawannya menghampirinya dan bertanya, “Pak Bryan baik-baik saja?”Bryan menggeleng. “Tidak. Saya tidak baik-baik saja. Tolong susul istri saya itu. Cegat dia. Jangan sampai dia pergi.”“Baik, Pak.”

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 20. Ketahuan Selingkuh?

    “Tidak. Kamu ini jangan asal menuduh.”Nina merebahkan tubuhnya di ranjang mengikuti Bryan yang lebih dulu rebah di sana. Nina menoleh ke suaminya yang tidur dengan posisi membelakanginya. “Mas, kamu langsung mau tidur ya? Kamu gak mau minta jatah dulu?” tawar Nina.“Iya, sayang. Aku mau langsung tidur,” jawab Bryan tanpa berbalik badan.Tubuh Nina makin menempel ke tubuh Bryan. Nina sengaja ingin memancing gairah suaminya. Nina lalu memeluk erat Bryan kemudian berkata dengan manja. “Kok gitu, Mas? Biasanya kan kamu gak bisa tidur kalau gak dilayani dulu. Ayo, Mas. Kita habiskan malam ini dengan bercinta menggunakan seribu macam gaya.”Bryan menjauhkan tangan Nina yang melingkar di perutnya. “Lain kali saja ya, sayang. Aku benar-benar lelah malam ini. Aku mau tidur sekarang.”“Mas, ayo dong. Kita main! Aku kebelet, Mas. Pengen dicolokin sama kamu,” ucap Nina berusaha menggoda i

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 19. Masih Tertutup

    Sudah lima hari Nina bedrest di rumah sakit akibat pendarahan yang dialaminya, hingga menyebabkan janinnya gugur di dalam kandungan. Kini saatnya Nina kembali pulang ke rumah setelah memeriksa kondisinya. Dengan senyum yang merekah, Nina merapikan pakaiannya dan menunggu suaminya yang sedang mengurus administrasi rumah sakit.Bryan tersenyum sumringah melihat istrinya yang sudah siap dan tampak segar saat dia masuk ke dalam ruang rawat inap. Bryan lalu mencium bibir ranum Nina yang semakin hari terlihat semakin menggoda.“Sudah siap pulang ke rumah?” tanya Bryan sambil mengarahkan lengan kanannya untuk dirangkul istrinya.“Sudah dong, Mas. Aku sudah siap dari tadi. Ayo kita pulang sekarang, Mas. Aku sudah gak sabar mau ketemu dengan anak-anak,” sahut Nina. Dengan cepat dia melingkarkan tangannya di lengan kanan suaminya. Namun, Nina melepaskan lagi tangannya yang sudah melingkar manis di lengan Bryan, kala pria itu tiba-tiba menghentikan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 18. Bryan 'Misterius'

    “Sudah beribu kali aku katakan padamu. Aku cinta sama kamu.”Nina merasa sedikit lega mendengar jawaban Bryan. Meskipun belum bisa dipastikan benar atau tidaknya.Di saat Bryan tengah memeluk tubuh istrinya, tiba-tiba pintu kamar ruang rawat inap itu terbuka. Aliyah dan Rozak beserta keempat anaknya berjalan memasuki ruangan.“Mama!” seru anak-anaknya secara bersamaan.Nina sontak melepaskan diri dari pelukan suaminya dan merentangkan kedua tangan, menyambut keempat anaknya.“Nana, Yaya, Lala, Jojo, sini sayang!” ucap Nina dengan tatapan penuh kerinduan.Walaupun keempat anaknya itu setiap hari mengunjunginya di rumah sakit, tapi tetap saja Nina merasa rindu pada anak-anaknya.Bryan membawa keempat anaknya ke atas ranjang perawatan dan menempatkan mereka di sisi Nina, kiri dan kanan.“Mama kapan pulangnya? Yaya kangen sama Mama,” ucap Cattleya ketika berada dalam pelukan ibunya. Dia menatap ibunya dengan tatapan penuh kerinduan.“Iya, Lala juga kangen sama Mama. Pengen Mama cepat-cepa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status