Share

117~

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-23 21:54:59
"Benarkah Shanum setuju untuk dimintai keterangan?"

"Ya. Shanum sudah menyetujuinya. Dia bersedia menemui pengacara yang akan mengurus kasus ayahnya."

Siang ini Ozkhan sengaja menghubungi Hakkan untuk menanyakan perihal Shanum, yang semalam menjalani sesi terapi pertamanya. Namun, dia dibuat senang oleh apa yang disampaikan Hakkan mengenai kesediaan Shanum untuk dimintai keterangan.

"Baguslah kalau begitu. Nanti aku akan menyuruh Pedro untuk mengantarnya ke Firma hukum Malik." Raut Ozkhan nampak semringah. Pasalnya, sore ini dia juga hendak ke firma hukum Malik untuk mengurus dokumen pindah nama kepemilikan yayasan. Dengan begitu, dia bisa melihat Shanum secara diam-diam.

"Oke. Nanti aku akan menyampaikannya."

"Terima kasih."

"Sama-sama. Aku senang bisa membantumu dan Shanum."

"Kalau begitu aku sudahi dulu. Aku sudah ditunggu."

Ozkhan lantas menyudahi pembicaraan dengan Hakkan, sebab dia sedang ditunggu oleh seseorang. Pria itu kembali duduk di kursi putarnya, s
Na_Vya

Wah ..wah ... ternyata Malik bakal saingannya Ozkhan😄

| 4
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Na_Vya
update kak
goodnovel comment avatar
Na_Vya
update kak
goodnovel comment avatar
Suyatmi Amie
shanun dan ozkhan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    119~

    Nyatanya, Ozkhan tidak tenang di dalam ruangan lain yang ada di kantor Firma Hukum Malik. Pria berjas hitam itu terus berjalan mondar-mandir sambil sesekali mengecek arloji di pergelangan tangan. Waktu berjalan sangat lambat. Belum ada tiga puluh menit Shanum berada di ruangan Malik. Namun, Ozkhan tak berhenti kepikiran serta khawatir. Dia hanya takut kalau sampai Shanum kenapa-kenapa saat ditanya-tanya. Pedro yang duduk tenang hanya memerhatikan majikannya yang sedari tadi gelisah. Dia sempat heran dengan tingkah Ozkhan. Untuk apa tuannya ini memilih berada di sini. Padahal jelas-jelas dia bisa menggunakan kesempatan yang ada untuk bertemu dengan kekasih hatinya. "Apa mereka sudah selesai?" tanya Ozkhan sambil memandang ke arah pintu yang tertutup rapat. "Mungkin sebentar lagi, Tuan," sahut Pedro sekenanya, sebab dia sendiri tidak tahu—kapan Shanum akan selesai. Helaan napas Ozkhan terdengar panjang. Ditariknya perlahan lilitan dasi yang terasa mencekik. Dia butuh udar

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    118~

    'Shanum... Akhirnya aku bisa melihatmu lagi.' Malik hanya mampu mengucapkannya dalam hati. Memandang puas wajah cantik Shanum yang sama sekali tidak berubah. Namun, dia tentu dapat merasakan perbedaan di sorot mata perempuan yang siang ini mengenakan floral dress warna peach. Dia memang perempuan yang sama tapi belum tentu dia mengingatnya, pikir Malik. Pertemuannya dengan Shanum terbilang sangat singkat. Meski demikian meninggalkan kesan yang mendalam di hati pria berusia tiga puluh tiga tahun itu. Awal jumpa Malik sudah jatuh hati pada Shanum, yang dulu sempat menjadi salah satu murid bimbingan belajar kakak perempuannya. Dia masih mengingat waktu pertama kali sang kakak memperkenalkan Shanum padanya. Kebetulan, Shanum adalah murid yang sangat cerdas dan sangat rajin. Kira-kira usia Shanum masih sangat muda pada waktu itu. 'Apa dia masih mengingatku?' Malik berharap jika saat ini Shanum mengingatnya. 'Ah, tidak mungkin dia mengingatku. Kami pun hanya beberapa ka

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    117~

    "Benarkah Shanum setuju untuk dimintai keterangan?" "Ya. Shanum sudah menyetujuinya. Dia bersedia menemui pengacara yang akan mengurus kasus ayahnya." Siang ini Ozkhan sengaja menghubungi Hakkan untuk menanyakan perihal Shanum, yang semalam menjalani sesi terapi pertamanya. Namun, dia dibuat senang oleh apa yang disampaikan Hakkan mengenai kesediaan Shanum untuk dimintai keterangan. "Baguslah kalau begitu. Nanti aku akan menyuruh Pedro untuk mengantarnya ke Firma hukum Malik." Raut Ozkhan nampak semringah. Pasalnya, sore ini dia juga hendak ke firma hukum Malik untuk mengurus dokumen pindah nama kepemilikan yayasan. Dengan begitu, dia bisa melihat Shanum secara diam-diam. "Oke. Nanti aku akan menyampaikannya." "Terima kasih." "Sama-sama. Aku senang bisa membantumu dan Shanum." "Kalau begitu aku sudahi dulu. Aku sudah ditunggu." Ozkhan lantas menyudahi pembicaraan dengan Hakkan, sebab dia sedang ditunggu oleh seseorang. Pria itu kembali duduk di kursi putarnya, s

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    116~

    Tak hanya Baris yang terkejut. Jihan pun turut terkejut atas keinginan yang diungkapkan Ozkhan barusan. Selama ini keberadaannya tidak pernah diketahui siapa pun. Selain orang-orang yang berada di rumah dan keluarga besannya. Status Jihan sebagai istri kedua bukanlah hal yang patut dibanggakan. Dia tak keberatan jika hanya menjadi bayangan. Tak apa. Sebab, itulah konsekuensi yang harus dia terima atas kesalahan yang pernah dilakukannya bertahun-tahun lalu. Tak hanya itu. Jihan pun harus rela namanya tidak tercantum di kartu keluarga sang suami. Dia bahkan tak memiliki hak atas putranya sendiri selama bertahun-tahun. Statusnya memang jelas—istri kedua. Namun, Jihan tak memegang wewenang sedikit pun. Sang suamilah yang selama ini mengendalikan hidup Jihan. Seketika Jihan mengingat Aika. Istri pertama Baris sekaligus wanita berhati malaikat, yang mau menerimanya di rumah ini dengan tangan terbuka. "Nikahi dia, Baris. Saat ini Jihan sedang mengandung anakmu. Apa kamu tega membiarkan d

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    115~

    "A-apa?"Hal yang baru saja didengar dari mulut putranya, makin menambah keterkejutan nyonya Jihan. Ditambah dengan keseriusan yang terpancar dari sepasang mata tajam Ozkhan, yang selama ini terlihat dingin.Jadi perempuan ini yang sudah membuat rumah tangga putranya berantakan?"Apa yang baru saja kamu katakan, Ozkhan? Perempuan ini adalah perempuan yang kamu cintai, begitu?" Sorot mata nyonya Jihan memancarkan kekecewaan terhadap pengakuan Ozkhan. Namun, dia sama sekali tidak bisa marah dengan putranya itu.Ozkhan mengangguk mantap. "Ya. Aku mencintainya, Bu."Dilihatnya kembali foto Shanum yang ada di tangan. Nyonya Jihan akui jika Shanum sangatlah cantik, dan sepertinya memiliki kepribadian yang sangat baik. Hanya melihat fotonya saja, Nyonya Jihan bisa merasakan ketulusan dari sorot mata gadis itu."Shanum sempat hilang ingatan akibat kecelakaan yang dialaminya dua tahun lalu," kata Ozkhan lagi sambil memandangi foto Shanum. "Ibu ingat, waktu aku terlambat datang di pesta ulang ta

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    114~

    "Apa maksudmu?""Intinya dia memaksa meminta pulang," jelas Hakkan, lalu menghela panjang. Dia melipat tangan di dada sambil memerhatikan perubahan raut Ozkhan, yang makin murung. "Kamu jangan khawatir. Dia sudah lebih tenang dari sebelumnya. Perdarahannya masih bisa diatasi. Hanya saja, dia tetap kukuh ingin dipulangkan.""Bagaimana menurutmu?" Ozkhan tentu harus bertanya pada yang lebih ahli dalam hal semacam ini. Inginnya, dia melarang Shanum dipulangkan supaya dia bisa leluasa memantau kondisi wanita itu.Namun, jika Shanum tetap kukuh meminta dipulangkan, Ozkhan pun tak bisa mencegah. Sebisa mungkin dia akan meminimalisir kebencian perempuan itu agar tidak semakin bertambah.Hakkan menggaruk dagu sekilas seraya berpikir, "Aku sebagai dokter menyarankan dia dirawat beberapa hari lagi di sini. Sampai kondisinya benar-benar pulih. Lagipula, kondisi mentalnya belum benar-benar stabil. Aku menyarankan agar dia dibawa ke psikolog.""Psikolog?""Ya. Dia bisa menjalani terapi profesional

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status