Hai..hai.. maaf baru ada mood update lagi. Aku beneran gak mood karena gak ada yg dukung cerita ini 😭Aku sedih karena gak ada yg ngasih ulasan bintang lima😓 Please... Hargai karya ini dengan kasih ulasan dan vote. Itu aja aku udh seneng kok! Makasih yg udah mau baca dan setia nunggu update'an cerita ini. Semoga rezeki kalian lancar... Aamiin.... Ayo komen! 🫣
☘️ Tujuh tahun yang lalu..Pernikahan Numa dan Ozkhan memang berdasarkan semacam pertukaran bisnis. Segala upaya dilakukan oleh perempuan itu agar bisa mendapatkan pria yang disukainya, dan tentunya dengan bantuan sang ayah. Setelah akhirnya berhasil mendapatkan apa yang dia mau, Numa pun merasa menjadi perempuan yang paling beruntung. Kendati dia tahu—bagaimana asal usul suaminya itu. Numa tak peduli, sekalipun Ozkhan hanya berstatus anak dari istri kedua. Satu tahun pernikahannya, Numa memang hamil, tetapi dia kehilangan janinnya di usia yang masih rentan. Janin tersebut seratus persen anak Ozkhan. Namun, akibat kecerobohannya, Numa keguguran dan tidak berani memberitahu Ozkhan. Pada saat sang suami dalam perjalanan bisnis, Numa pun diam-diam menggoda Keenan, hingga terjadilah malam panas diantara mereka, lalu menumbuhkan kembali benih di rahim perempuan itu.Numa pikir, masalah akan selesai sebab dia melahirkan Ghul dan bisa terus menjadi istri Ozkhan. Sayangnya, semua di luar d
"Cepat, apa yang ingin kamu bicarakan. Saya sedang tidak ada waktu," ucap Ozkhan sangat dingin terkesan cuek. Dia bahkan masih berdiri, memunggungi sang istri. Pemandangan kota lebih menarik di penglihatannya. Setelah beberapa saat yang lalu berhasil membuat Orhan pergi. Kini Ozkhan justru terjebak bersama Numa. Ck! Sikap Ozkhan yang terlampau cuek tentunya menyinggung perasaan Numa. Akan tetapi, itu tidak penting lagi saat ini. Dia memberanikan diri datang menemui suaminya untuk berdiskusi dari hati ke hati bukan untuk berdebat. Numa menarik napas panjang, lalu melangkah mendekati Ozkhan. "Ozkhan, bisakah kita bicara serius? Bukankah ada hal yang harus kita diskusikan?" Ozkhan tersenyum miring, memasukkan tangan kanannya ke saku celana, kemudian berkata, "Kamu benar, ada banyak sekali yang ingin aku bicarakan denganmu." Raut Numa pias, dan perasaannya makin tidak enak. "A-apa itu, Ozkhan? "Tadinya, aku sedang mencari waktu yang pas untuk membicarakan masalah kita. Aku juga seda
Siang ini Shanum berencana hendak mengunjungi sang ibu di panti jompo, setelah beberapa pekan tak bertemu, dan menahan rindu. Ozkhan memberinya izin dengan syarat; Elis dan Pedro ikut menemani. 'Kamu boleh pergi asal ada Pedro dan Elis.' Itu yang dikatakan Ozkhan semalam. Shanum tentu tidak dapat menolak perintah Ozkhan, yang katanya demi kebaikannya. 'Coba kalau dia juga bisa ikut.' Benak Shanum menyeru, berandai-andai jika Ozkhan bisa ikut menemaninya. "Shanum," panggil Elis, yang ingin tahu mengenai perkembangan hubungan Shanum dan Ozkhan. "Ya?" Arah pandang Shanum yang semula ke luar jendela mobil, beralih pada Elis. "Ada apa?" "Hmm ..." Elis nampak berpikir sejenak, lalu dia tersenyum. "Aku cuma ingin tau perkembangan hubunganmu dan Tuan Ozkhan. Beberapa hari ini aku kepikiran kamu." Setelah Shanum tinggal di apartemen baru yang dibeli Ozkhan, Elis jarang datang menemui. Dia datang jika Ozkhan menghubunginya, seperti sekarang ini. Mendengar Elis yang nampak mengkhawatirkan
"Tuan ..." Shanum menyambut Ozkhan dengan senyum seperti biasa.Sementara Ozkhan langsung memeluk Shanum dengan erat sambil berkata, "Saya merindukanmu, Shanum." Senyum Shanum makin lebar mendapat pelukan hangat serta kecupan bertubi-tubi di pelipis. Sikap Ozkhan memang sehangat ini semenjak pria itu serius dengan hubungannya ini. Setelah dirasa puas, Ozkhan lantas menuntun Shanum ke ruang tengah—tempat favoritnya. Di apartemen ini Ozkhan bisa lebih leluasa melakukan apa saja bersama Shanum tanpa siapa pun yang mengganggu. Dan seperti biasa, Shanum pun meminta Ozkhan untuk berbaring di bed sofa dengan posisi kepala pria itu di atas paha Shanum. Tanpa sungkan jemarinya memijat dengan lembut rambut atasannya itu. Sentuhan jemari Shanum memang sangat ajaib. Ozkhan merasa nyaman hingga dia bisa melupakan sejenak masalahnya. Sepasang maniknya terpejam, tetapi sekelebat bayangan masa lalu tiba-tiba muncul. Andaikan dia tahu jika Shanum adalah putri dari Kemal, pastinya Ozkhan tidak akan
"Aku serius dengan perkataanku. Aku ingin menceraikan Numa."Ozkhan mengulang perkataannya dengan tegas. Tak ada keraguan mau pun ketakutan dari sorot matanya, meski kini sang ayah tengah menatap penuh amarah. Ozkhan sudah memikirkan hal ini selama berhari-hari, tentunya dengan segala risiko yang harus dia tanggung di kemudian hari.Nyonya Jihan menghela pasrah sebab tak menyangka jika putranya sungguh-sungguh dengan ucapannya. Kini, dia sangat yakin jika Ozkhan memiliki perempuan lain. Kalau tidak, mana mungkin suami dari Numa itu tiba-tiba berkata demikian."Apa kamu sudah gila, Ozkhan, huh!" Tuan Baris tentu murka dengan keputusan Ozkhan yang dirasa tidak masuk akal sama sekali. "Kamu ingin menghancurkan nama baik keluarga ini, begitu?""Bukankah selama ini nama baik kita sudah rusak? Lantas, apa lagi yang bisa dibanggakan?" Senyum remeh Ozkhan tercetak samar di bibir. Apa pun yang dikatakan Tuan Baris, tak lagi berpengaruh bagi Ozkhan.Tekat lelaki itu sudah bulat. Keputusannya unt
"Kamu menghubungi ibu mertuamu?" tanya Keenan setelah Numa memberitahunya mengenai percakapannya semalam dengan Nyonya Jihan.Numa hanya mengangguk tenang seraya menyesap cangkir hot latte pesanannya. Pagi ini dia sengaja mengajak Keenan bertemu di tempat biasa. Sebuah kafe yang terletak agak jauh dari jangkauan orang-orang yang mengenalnya.Manik Keenan masih memerhatikan raut Numa, yang sejak datang tadi terlihat kuyu. Nampak begitu jelas jika perempuan yang dicintainya itu kurang tidur.Di satu sisi Keenan merasa kasihan dengan apa yang menimpa rumah tangga Numa. Namun, di sisi lain, dia pun tak menampik jika dia merasa senang dengan kabar mengenai Ozkhan yang memiliki perempuan simpanan.Bukankah itu berita bagus?Jika memang ternyata Ozkhan benar-benar memiliki perempuan lain, itu artinya ada kemungkinan Ozkhan akan menceraikan Numa. Lalu, Keenan akan mengambil kesempatan tersebut untuk merebut hati perempuan yang sudah lama dia cintai itu."Lalu, apa komentar ibunya Ozkhan, sete