Share

95~

Author: Na_Vya
last update Last Updated: 2025-07-03 23:50:13

Perhatian Ozkhan teralihkan, dan segera menyudahi melihat ponselnya. Dia meletakkan benda pipih itu ke atas meja seraya memerhatikan Numa yang menyajikan teh untuknya lalu duduk di hadapannya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan padaku?" tanya Ozkhan, memulai obrolan lantaran tak ingin membuang waktu. Ozkhan ingin secepatnya pergi dari sini, lalu menemui Shanum.

Numa mengulas senyum tipis. "Aku sudah memikirkan tawaranmu," ucapnya.

Sepasang alis Ozkhan naik. "Benarkah? Lalu, apa keputusanmu?" Setengah tidak percaya sebenarnya, sebab perempuan di hadapannya ini bukanlah tipe orang yang mudah menyerah apalagi mengalah. Ozkhan hapal sekali dengan sifat Numa.

"Aku rasa, aku akan menerima tawaran darimu," kata Numa. Entah Ozkhan akan percaya padanya atau tidak. Yang jelas, dia ingin masalah ayahnya tidak menyeret namanya. Numa muak bila berurusan dengan hukum atau semacamnya.

Dari kata-kata Numa barusan, Ozkhan bisa menyimpulkan sesuatu. Pria itu tersenyum tipis, sambil menyorot sikap Numa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    99~

    "Selamat Tuan. Sekarang Anda sudah resmi menjadi pimpinan tetap di perusahaan ini," ucap salah satu dewan pemegang saham, yang sejak awal mendukung Ozkhan."Terimakasih." Ozkhan menatap satu persatu beberapa orang yang masih berada di ruang rapat. "Berkat dukungan kalian, saya bisa sampai ke posisi ini. Saya janji akan membuat perusahaan ini semakin maju dan berkembang."Semua para pendukung Ozkhan yang dulunya mendukung Tuan Baris menaruh harapan besar kepada pemimpin baru mereka.Satu persatu dari mereka meninggalkan ruang rapat tersebut, setelah Ozkhan lebih dulu pergi dari sana. Ozkhan kembali ke ruangannya dengan Emir yang mengikuti di belakang."Apa ada kabar dari Pedro?" tanya Ozkhan seraya meloloskan kancing jas, lalu duduk di kursinya."Belum, Tuan." Emir berdiri di depan meja atasannya. Pemuda itu tidak lupa memberikan ucapan selamat. "Selamat, Tuan. Anda berhasil menjadi pimpinan utama sekarang." Dia menunduk sekilas—sebagai simbol penghormatan."Terimakasih, Emir. Berkat k

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    98~

    Meski hatinya sedang merasa tidak tenang, Ozkhan tetap menghadiri rapat umum pemegang saham, yang sudah dijadwalkan siang ini. Rapat tersebut sangatlah penting bagi posisi pria itu. Dia sangat yakin jika hasilnya akan sesuai dengan prediksinya. Sudah sejak lama Ozkhan menantikan hari ini. Hari di mana dia menjadi pemimpin utama di perusahaan sang ayah. Kerja kerasnya akan terbayar. Balas dendamnya terhadap ayahnya itu akan terbalaskan. Tujuannya akan tercapai. Ozkhan berjanji akan membuat sang ayah membayar—apa yang selama ini diperbuat pada ibunya. Ozkhan pun akan membuat sang ibu mendapatkan posisinya. "Sekarang saatnya para dewan pemegang saham yang terhormat memberi suara. Anda sekalian dipersilakan mengisi kertas kosong yang sudah disediakan. Tulis 'setuju' atau 'tidak'. Tidak perlu mencantumkan nama." Emir memberi arahan kepada seluruh anggota dewan pemegang saham yang hadir di rapat tersebut. Suasana hening sejenak, masing-masing dari mereka lantas mulai menulis—apa yang me

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    97~

    Menghilangnya Shanum secara tiba-tiba membuat Ozkhan menggila. Apalagi, saat ponsel perempuan itu sama sekali tidak bisa dihubungi maupun dilacak. Ozkhan kesulitan untuk mencari keberadaan Shanum saat ini. Satu-satunya harapan Ozkhan hanyalah rekaman kamera cctv yang ada di gedung ini. Dengan adanya rekaman kamera cctv, Ozkhan bisa dengan mudah mengetahui kapan Shanum pergi meninggalkan tempat ini. Pria itu langsung menghubungi pemilik gedung untuk meminta izin melihat rekaman kamera cctv. Begitu mengantongi izin, Ozkhan memerintahkan Pedro dan Murad ke bagian kepala keamanan gedung. Sementara itu, Elis yang pertama kali mengetahui jika Shanum tidak berada di unitnya merasa sangat bersalah serta menyesal. Harusnya, semalam dia tidak pergi meninggalkan Shanum sendiri di sini. Harusnya dia lebih berhati-hati dan waspada. "Tuan, maafkan saya. Seharusnya saya tidak pergi meninggalkan Shanum sendiri di sini. Saya sungguh menyesal," kata Elis terdengar sangat menyesali kejadian

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    96~

    "I-ini ... Ini Ozkhan?" Tangan Shanum mendadak tremor, hawa panas seketika menerpa wajahnya yang pucat. Foto-foto yang dilihat adalah gambar pria, yang dia tunggu-tunggu kedatangannya. Itu bukan sebuah foto biasa. Foto-foto tersebut menunjukkan Ozkhan yang sedang tertidur pulas di ranjang, dengan selimut yang hanya menutupi sebatas perut. Yang lebih mengejutkan ada tangan seorang yang diyakini Shanum tangan seorang perempuan. Kuku-kuku jari tangan perempuan itu bercat merah, dan ada cincin kawin yang tersemat di jari manisnya. Dengan bibir bergetar, Shanum mengeja pesan yang sengaja ditulis si pengirim. [Apa yang kamu harapkan sebagai wanita simpanan Ozkhan, Shanum? Kamu bermimpi bisa menggantikan posisiku? Ozkhan mungkin mencintaimu, tapi ... apa kamu yakin kalau dia tidak ada hubungannya dengan kematian ayahmu? Pikirkan baik-baik, kata-kataku ini.] "Nyonya Numa ..." Bola mata Shanum memanas, ketika dia langsung menyadari jika pesan tersebut dari Numa. Shanum mengulang me

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    95~

    Perhatian Ozkhan teralihkan, dan segera menyudahi melihat ponselnya. Dia meletakkan benda pipih itu ke atas meja seraya memerhatikan Numa yang menyajikan teh untuknya lalu duduk di hadapannya. "Apa yang ingin kamu bicarakan padaku?" tanya Ozkhan, memulai obrolan lantaran tak ingin membuang waktu. Ozkhan ingin secepatnya pergi dari sini, lalu menemui Shanum. Numa mengulas senyum tipis. "Aku sudah memikirkan tawaranmu," ucapnya. Sepasang alis Ozkhan naik. "Benarkah? Lalu, apa keputusanmu?" Setengah tidak percaya sebenarnya, sebab perempuan di hadapannya ini bukanlah tipe orang yang mudah menyerah apalagi mengalah. Ozkhan hapal sekali dengan sifat Numa. "Aku rasa, aku akan menerima tawaran darimu," kata Numa. Entah Ozkhan akan percaya padanya atau tidak. Yang jelas, dia ingin masalah ayahnya tidak menyeret namanya. Numa muak bila berurusan dengan hukum atau semacamnya. Dari kata-kata Numa barusan, Ozkhan bisa menyimpulkan sesuatu. Pria itu tersenyum tipis, sambil menyorot sikap Numa

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    94~

    "Elis, kenapa kita ke sini?" Shanum menahan tangan Elis yang hendak membawanya masuk ke sebuah toko khusus menjual underwear wanita di dalam mall. Dia nampak ragu untuk melangkah masuk sebab tak pernah membeli di toko sebagus ini. Pasti di dalam sana barang-barang yang dijual bermerek semua. Elis menghela, mengumpulkan kesabaran sebab kepolosan Shanum. Apa wanita itu sungguh lupa dengan tujuannya datang ke tempat ini? "Menurut kamu?" Manik Elis memicing. "Belanja ...." "Ya, itu kamu tahu." "Tapi, maksudku kenapa di toko ini?" "Ya ... karena di sini yang paling bagus dan berkualitas bahannya." Memang sepenting itukah kualitas? Padahal 'kan hanya dipakai di dalam. Toh, tidak akan terlihat dari luar, pikir Shanum. "Kita ke tempat lain saja, ya?" kata Shanum, membuat Elis mengernyit tak paham. Sebelum Elis bertanya, Shanum buru-buru melanjutkan perkataannya, "Kita cari toko yang lain, gimana?" Sungguh, Elis bingung dengan kemauan Shanum. "Kenapa harus ke toko lain? K

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status