Share

Pemuas Nafsu Liar Majikanku
Pemuas Nafsu Liar Majikanku
Author: CitraAurora

Diusir

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2025-03-26 14:36:34

“Ah… Terus Mas.”

Lenguhan terdengar ketika Alea hendak masuk ke dalam kamar. Buah tangan untuk sang suami jatuh begitu saja. Dengan tangan bergetar, dia membuka pintu.

Pagi itu, Alea berniat memberi kejutan untuk suaminya. Tapi ... siapa sangka kini justru Alea sendiri yang terkejut kala pemandangan polos suaminya yang terlihat menggagahi seorang wanita nampak jelas di depan mata.

Sontak tangisnya keluar, disusul dengan suara lantangnya.

“Apa yang kalian lakukan?!”

Detik itu juga, Rian, suaminya, buru-buru menarik tubuhnya. Pria itu terlihat terburu-buru mencari celana, sementara kekasihnya, Sheryl, menutup tubuhnya dengan selimut.

Usai memakai celana, Rian berjalan mendekati Alea dengan senyuman manisnya. “Sayang, kamu sudah pulang? Kenapa tidak menghubungi aku?” 

Mendengar kata sayang, seketika membuat Alea geram, sehingga dirinya tak kuasa melayangkan tamparan tepat di pipi sang Suami.

“Jelaskan semua ini!” Teriaknya yang diikuti tangisan keras.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, semua seperti yang kamu lihat." Jawab Rian santai.

Selama menikah dengan Alea, Rian tidak pernah sekalipun menyentuhnya karena penyakit yang Rian derita. Namun, kali ini, dia melihat sendiri suaminya dengan perkasa menggagahi perempuan lain di ranjang. Apa artinya selama ini dia dibohongi?

“Bukankah kamu sakit, Mas!? Bagaimana bisa berhubungan dengan wanita lain?!” Tatapan tajam Alea melesat ke sang suami.

“Menurutmu bagaimana?”

Ucapan Rian membuat Alea mengerutkan alis. “Apa maksud kamu?” Tanyanya bingung.

Rian justru membalasnya dengan tawa yang menggelegar, “Aku sehat, Alea! Sempurna! Tidak sakit sama sekali!”

Merasa dibohongi, Alea sangat marah dan kecewa. Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk menahan nafkah batin yang tak terpenuhi. Selama ini, hasrat yang terkadang mencuat harus dia tahan kuat-kuat. Tapi, hari ini semua kebusukan suami tercintanya terkuak, menyisakan sakit hati yang teramat sangat.

"Tega kamu Mas!" Tangisan Alea semakin keras, sejurus dengan sakit hatinya.

Pantas dulu Rian enggan ditangani dokter. Dia hanya mau melakukan pengobatan herbal saja, ternyata memang tidak sakit sama sekali.

Tangan Alea bersiap untuk menampar suaminya kembali, tapi dengan cepat, Rian menangkap tangannya.

“Jangan coba-coba memukulku, Alea! Memangnya kamu siapa?” Dengan keras, dia membuang tangan Alea. “Karena kamu sudah tahu, maka aku tidak perlu bersandiwara lagi.” sambungnya.

“Sandiwara?” tanya Alea, menautkan alisnya.

“Ya, aku menikah denganmu hanya karena harta! Penyakit itu hanya akal-akalanku saja agar aku tidak menyentuhmu!”

Tawa keras menggelegar dari mulut Rian, sementara Alea menangis kesakitan.

“Biadab kamu Mas!” Teriak Alea lantang.

Mendengar pengakuan dari suaminya sendiri, Alea sangat terkejut. Dia tak pernah menyangka, bahwa selama ini, ia memuja pria dengan kelakuan macam binatang.

Sakit hati dan marah, Alea mengusir Rian dan Sheryl. Detik itu juga, dia memutuskan akan menceraikan suaminya itu. "Pergi dari sini! aku ingin kita berpisah!"

“Kamu mengusirku?” Rian menyeringai menatap Alea.

Respon dari sang suami membuat Alea mengingatkan kembali jika semua yang Rian nikmati adalah fasilitas darinya. Alea juga menjelaskan pada Sheryl jika Rian adalah seorang yang tidak memiliki apa-apa.

"Kamu pikir dia kaya? dia hanya pria pengangguran yang aku angkat derajatnya!"

Namun, Alea bingung saat Sheryl tak memberikan respon. Wanita yang baru saja merusak rumah tangganya itu tidak terkejut sama sekali, dan justru tertawa puas. 

"Aku tahu kok! Asal kamu tahu, saat kamu menikah dengannya, kami sudah menjalin kasih."

Perkataan Sheryl membuat Alea kembali terkejut, jadi semua memang sudah mereka rencanakan.

"Pergi kalian dari rumahku!" Teriak Alea frustasi.

Raut wajah Rian masih sama, tak ada rasa menyesal, apalagi khawatir ketika Alea mengusirnya. Sebaliknya, pria itu justru tertawa bahagia.

“Kamu yakin bisa mengusir kami, Alea?”

"Tentu saja! Apa kamu lupa? Ranjang tempat kamu bercinta dengan pelakor itu, rumah ini, semua ini adalah milikku, Rian!" Sahut Alea geram.

Tak lama, pria itu berjalan mengambil sebuah berkas dan melemparnya ke hadapan Alea.

“Lihat semua surat itu, siapa pemilik semua aset kamu sekarang.” Katanya dengan tersenyum licik.

Segera Alea mengecek surat-surat itu, dan alangkah terkejutnya dia saat tersadar, bahwa semua asetnya kini berubah kepemilikan menjadi atas nama Rian.

“Tidak….Tidak mungkin!”

Alea menggeleng, kemudian menatap Rian, “Surat ini palsu! Aku tidak merasa mengalihkan asetku padamu!” Alea membuang suratnya.

"Hahaha, biar aku bantu ingatkan. Waktu itu saat kamu sakit, aku meminta beberapa tanda tanganmu. Memangnya, kamu tak baca apa yang kamu tanda tangani, Alea?" tanya Rian kembali tertawa. 

Alea melongo, lalu tubuhnya terhuyung ke belakang. Waktu itu, suaminya memang pernah meminta tanda tangannya. Tapi yang ia ingat, suaminya sendiri yang bilang berkas yang ia tanda tangani adalah surat penebusan obat. Lagipula, saat itu Alea memang sangat sakit, sehingga untuk membaca isi surat pun, maniknya tak sanggup untuk bisa fokus. Tapi bisa-bisanya, sang suami memanfaatkan momen itu untuk mengelabuinya.

Reaksi Alea membuat Rian tertawa, sekeras apapun Alea menyangkal, semua aset sudah kini teralihkan menjadi milik Rian.

Sheryl turut mendekat dan masuk ke dalam debat Rian dan Alea.

“Sudahlah, Mas. Jangan bicara panjang lebar lagi sama wanita miskin ini. Usir saja dia, lalu kita lanjut lagi percintaan panas kita.”

Di depan Alea, Sherly meraba bidang datar Rian.

“Kalian yang seharusnya pergi bukan aku!” Alea tetap bersikukuh.

Geram, Rian segera menarik tangan Alea. Dengan tega, pria itu mendorong Alea dengan keras, dan mengusir wanita yang telah memberikan semua padanya, sementara Sheryl mengambil beberapa baju Alea dan melemparnya.

“Biadab kalian!” sambil menangis, Alea memunguti bajunya yang berserakan di lantai.

Seolah tak puas, Rian mengambil ATM di dalam dompet Alea sebelum melemparnya ke Alea.

Melihat itu, Alea seketika panik. Tanpa ATM yang berisi tabungannya itu, Alea benar-benar tak memiliki apapun. 

“Berikan ATM-ku, Rian, kumohon. Itu uang tabunganku, bukan uangmu!” Alea mencoba mengambil ATM-nya, namun Rian memberikannya pada Sheryl, dan kembali mendorong Alea menjauh.

“Isi dalam ATM ini juga jadi milikku, Alea.” Kata Rian sambil tertawa puas.

Mereka kemudian masuk ke dalam dan menutup pintu meninggalkan Alea di depan rumah yang bingung harus kemana.

“Kalian memang binatang!” Umpatan-umpatan Alea ucapkan.

Rian dan Sheryl hanya tertawa dari dalam rumah, tak ada rasa khawatir, apalagi iba sedikitpun padanya.

“Bajingan kamu, Rian!! Biarkan aku masuk!” Teriak Alea, berusaha untuk masuk ke dalam rumahnya.

Tapi sekeras apapun dia berusaha, tenaga Rian jauh lebih kuat, apalagi dibantu dengan Sheryl.

“Jangan buat keributan! Mulai malam ini, kamu bukan istriku lagi!”


Kala talak sudah terucap, tubuh Alea mulai melemas. Percuma jika ia terus menghabiskan tenaganya, pria itu tak pernah mencintainya, dan hanya menargetkan harta Alea.

Tak punya pilihan lain, Alea lalu pergi dari rumahnya.

Sepanjang jalan dia terus menangis, yang dia punya hanyalah beberapa puluh ribu uang di dalam tasnya. Lelah, Alea duduk di depan minimarket, sambil memainkan ponselnya.

Saat membuka aplikasi chat miliknya, tak sengaja Alea membaca story temannya, yang bertuliskan butuh ART urgent.

Dia terus menatap story itu. Lama Alea berpikir, agaknya pekerjaan ini yang cocok untuk dirinya saat ini. Mengingat dia tidak memiliki tempat tinggal.

“Memang lucu cara Tuhan mengatur takdir. Beberapa menit yang lalu, aku memiliki segalanya. Kini aku tak tahu harus apa, dan tiba-tiba, lowongan ART muncul begitu saja ..."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ade Virlita
awal kehidupan baru Alea mulai terlihat....
goodnovel comment avatar
Retno Anggiri Milagros Excellent
Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang ......
goodnovel comment avatar
Lano
Lelaki biadab si Rian
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Berakhir Dengan Bahagia

    Baru saja hendak naik ke atas terlihat Azalea dan grey turun. Aea yang kesel menatap anak dan menantunya. “Bagus! dari tadi ditunggu ngapain saja di kamar!” Sambil berkacak pinggang. Azalea dan Grey saling pandang, mereka menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Itu Ma, perut Kak Grey mules,” sahut Azalea berbohong. “Mules apa ngebet.” Masih dalam mode kesal. Adrian berjalan mendekati istrinya pria itu merangkul sang istri mencoba menenangkannya.“Sudahlah sayang ayo kita berangkat,” ujar pria itu. Netra Adrian juga menatap Azalea dan Grey mengkode anak serta menantunya untuk mengikutinya. “Ayo.”Singkat cerita mereka kini telah berada di pelabuhan mereka semua bersiap naik kapal yang telah bersandar dari kemarin. Kamar VVIP untuk keluarga besar Aiden. Sedangkan lainnya memakai kamar VIP dan kamar kelas satu. Suara kapal hendak berangkat berbunyi, jangkar mulai ditarik dan kapal perlahan berjalan. Sebenarnya Aiden dan sekeluarga ingin naik pesawat tapi mereka mengurungkannya

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Berlibur Ke Pulau Aiden

    Aiden terkejut mendengar ucapan sang istri, “Apa! kembar!” Tanyanya. “Iya tadi waktu di USG ada dua titik di perut Melati dan katanya itu janin yang kembar.” Jelas Aira dengan tersenyum. Terlihat sekali kalau wanita itu sangat bahagia. Dia berpesan pada Arya agar selalu memperhatikan istrinya karena hamil anak kembar tidaklah mudah. “Arya belilah hadiah yang banyak untuk istrimu.” Pinta Aiden kemudian mengelus rambut Melati. Alea yang mendengar itu juga turut berbahagia anak Arya adalah cucunya juga. “Mas kita akan memiliki cucu kembar.” kata Alea yang kemudian memeluk Adrian. “ Lihatlah mamamu Azalea, bagaimana kalau juga kamu juga memberikan kami cucu kembar.” Sindir Adrian sambil menatap Azalea dan Grey. Azalea menggeleng keras anak satu saja sudah membuatnya kewalahan apalagi anak kembar. “Azalea tak sanggup Pa, anak kembar itu benar-benar menguras tenaga.” Cicit Azalea dengan melemas. “Kan sekarang banyak baby sitter Azalea, ngapain harus bingung,” sahut Aiden. Semua te

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Hangatnya Keluarga

    Mereka semua menunggu kabar Arya dan Melati dengan cemas, terlebih Yesa yang tak sabar ingin mendengar kabar baik dari kakaknya. “Apa Om Aiden yakin kalau Kak Melati hamil?” Yesa menatap Aiden yang duduk tenang sambil menghisap rokok. “Yakin, kalau orang mual karena melihat makanan apalagi kalau bukan tanda kehamilan,” sahut pria paruh baya itu. Adrian juga turut menimpali dulu Alea maupun Azalea juga sama, mencium aroma makanan tertentu pasti langsung muntah-muntah. “Katanya kamu juga hamil, udah berapa minggu?” Azalea berbasa-basi kepada adik Arya.“Berjalan 12 minggu.” Jawab Yesa. Azalea tersenyum kemudian dia mengelus perutnya sendiri berharap ada kehidupan di dalam perutnya. “Apa kamu ingin hamil sayang?” tanya Grey ketika melihat tangan istrinya. “Pengen tapi aku tidak mau, aku ingin Arsen tumbuh besar dulu baru memikirkan adik untuknya.” Azalea takut kalau Arsen merasa iri dengan adiknya, lagipula dia juga masih belum tega membagi kasih sayang antara Arsen dan adiknya.

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Melati Mual Lagi

    Beberapa orang bermasalah di kantor Laura sudah dipecat, Papa Yesa yang merupakan pendiri perusahaan turun tangan langsung yang dibantu oleh Arya. Setelah para tikus berdasi telah diusir, Papa Yesa membagi perusahaan itu. Beliau kembali menawarkan pada Arya untuk membantu sang adik tapi jawaban Arya tetap sama, dia tidak ingin meminta apapun dari papa kandungnya. Selama ini Yesa lah yang berjuang jadi biar Agam yang membantu istrinya.“Tapi Agam sibuk dengan restorannya Arya.” Ujar Sang Papa. “Tidak Pa, Arya yakin dia bisa membagi waktu.” Arya membujuk papanya. Menjadi konglomerat ternyata repot juga, banyak perusahaan yang harus dihandle tapi pewarisnya hanya sedikit. Mewarisi perusahaan Aiden saja Arya sudah repot apalagi harus mewarisi perusahaan Papa kandungnya. Malam itu Arya meminta semua untuk berkumpul, termasuk Agam dan Yesa. Ada yang ingin dibicarakan mengenai perusahaan. “Ada apa Kak?” Tanya Yesa. Arya menghitung beberapa perusahaan yang akan mereka warisi. Disin

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Terus Terang

    Sudah seperti ini Agam tidak bisa mengelak lagi. Netranya menatap Yesa dan papa mertuanya.Seolah tahu apa yang Agam pikirkan, Yesa mengangguk, memberi kode pria itu untuk memberitahukan siapa dia. “Sebenarnya Yesa adalah istriku,” ungkapnya. Semua orang yang berada di sana terkejut siapa sangka asisten yang mereka anggap tidak berkompeten adalah suami CEO-nya sendiri. Mereka saling tatap, ekspresi mereka menunjukkan rasa tak enak, bagaimana tidak orang yang sedari tadi mereka jelek-jelekan dan mereka anggap tidak berkompeten adalah orang dalam sendiri. Sebelum terlambat mereka berpura-pura tertawa dan bersikap baik. Mereka mengatakan kalau apa yang mereka ucapkan tidak bermaksud apa-apa. “Tidak bermaksud apa-apa gimana! Jelas tadi anda bilang dia tidak becus apa-apa.” Kekesalan Yesa merangkak naik. Padahal selama ini kinerjanya begitu baik,” Sambung Yesa. Melihat ekspresi orang-orang itu Agam pun tersenyum tipis kemudian duduk menghadap mereka semua. “Justru kalianlah yang t

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Cebongnya Tok Cer Juga

    “Apa Dok istri saya hamil?” Agam nampak tak percaya dengan apa yang Dokter katakan. “Iya, selamat Pak.” Dokter memberikan selamat atas kehamilan pasiennya. Netra Agam kini mengarah pada istrinya, dia sungguh tak percaya akan secepat ini menjadi seorang ayah. “Sayang aku akan menjadi ayah?” Agam menunjuk dirinya sendiri. Yesa mengangguk kemudian mereka berpelukan di depan dokter. Dalam pelukan Agam, Yesa menangis, Tuhan telah mempercayakan seorang anak padanya dan Agam. Melihat mereka, dokter turut terharu, terlebih ucapan Yesa yang begitu menyentuh. Kecupan demi kecupan mendarat di wajah Yesa, membuat Dokter dan suster saling pandang. “Maaf mengganggu, silahkan tebus obatnya.” Tak mungkin dokter menunggui orang yang tengah berbahagia bisa-bisa pasien lainnya kelamaan mengantri. Kini mereka telah berada di dalam mobil, karena takut terjadi apa dengan janinnya Agam menyetir dengan kecepatan yang sangat rendah. “Mas kapan sampainya?” Protes Yesa. “Aku tidak ingin terjadi apa-

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status