Azalea tersenyum dendam memang membuat orang salah jalan, semua dipertaruhkan hanya untuk kepuasan sesaat. Seandainya enzim merupakan dendamnya mungkin hari ini ia tak pernah merasakan dinginnya penjara, dia juga tak harus memakai baju orange dan tak harus menyandang gelar napi. Tapi ya sudahlah itulah jalan yang harus Kenzi jalani saat ini. Sesampainya di rumah, Azalea pergi ke kamar dia langsung memeluk suaminya. Rasa sesalnya masih bersemayam di hati, ingatan sang suami dihajar habis-habisan terus menari di kepalanya hingga menumbuhkan rasa cinta yang tak mau berhenti. “Maafkan aku Kak.” Cicit Azalea. Grey tersenyum, entah berapa kali istrinya meminta maaf. “Meminta maaf lagi akan aku hukum.” Ancamnya sambil mengeratkan pelukan. “Tak masalah karena hukumannya pasti enak.” Seloroh wanita itu. Grey tertantang, dia kemudian membawa sang istri ke atas ranjang. “Baiklah akan aku beri hukuman yang mampu membuat kamu mendesah hebat sayang.” Grey tersenyum licik. ######Setelah
Setelah melakukan pencarian besar-besaran akhirnya Kenzi ditemukan, pria itu berada di luar negeri bersembunyi di villa mewahnya. Karena sudah terkepung dia tak bisa berlari lagi. “Sial!” Umpatnya. Kenzi pasrah jika nyawanya akan segera terlepas dari tubuhnya. Aiden yang mendapatkan kabar kalau Kenzi tertangkap sangat senang dia ingin membalaskan dendam sang anak. Dia ingin menghajar Kenzi habis-habisan kemudian menusuknya. “Ada apa pa?” tanya Grey melihat sang Papa tersenyum sendiri. “Kenzi sudah ditemukan.” Jawabnya. “Papa akan membalaskan dendam kalian bapak akan melakukan apa yang telah dilakukan terhadap kalian.” Aiden mengungkapkan niatnya kepada Kenzi. Namun Azalea melarang mertuanya untuk melakukan hal itu. Kenzi balas dendam seperti ini juga ada alasannya, meskipun sikapnya tidak dibenarkan tapi dia juga tersiksa selama ini. Buktinya dia sampai menunggu beberapa tahun agar bisa balas dendam. Azalea bertanya tentang mertua Kenzi yang telah dikhianati Aiden waktu itu.
Semua berteriak, sementara Grey yang tak berdaya hanya bisa pasrah. Dihajar habis-habisan membuat dirinya kehilangan tenaga. “Kak awas!” Azalea berteriak. Wanita itu sekuat tenaga melepaskan tali yang mengikatnya, tapi tali itu terlalu kuat hingga dia sekuat tenaga bangkit membawa kursinya. Azalea berlari dan menghalangi tubuh suaminya, alhasil dia yang ditusuk oleh Kenzi. Menusuk Azalea membuat Kenzi terkejut, ingatan istrinya yang kesakitan dulu mencuat. “Azalea.” Dia menangkap tubuh wanita itu, sedangkan Grey sekuat tenaga mencoba bangkit. “Brengsek kamu Kenzi!” Sisa tenaganya digunakan untuk melayangkan pukulan ke wajah Kenzi. Pria itu ambruk, Aiden dan lainnya berontak dan menghajar anak buah Kenzi. Kalah dengan mereka, asisten Kenzi segera mengajak Kenzi kabur, sebelum Aiden dan lainnya membunuh atasannya itu. Helikopter darurat yang disiapkan kini siap sedia. Aiden, Adrian dan Arya segera membawa Azalea dan Grey ke rumah sakit semantara anak buahnya diminta untuk meng
Ketika masuk ke dalam, mereka mendapati Azalea yang duduk di kursi dengan posisi diikat tali, hal ini membuat mereka semua geram dan murka. “Sayang.” Teriak Grey. Grey maju ke depan ingin menyelamatkan istrinya namun anak buah Kenzi segera menahannya. “Mau ke mana Grey?” Kenzi muncul dari dalam. Dia mendekati Azalea yang ditutup mulutnya. “Lepaskan Azalea!” teriaknya dengan keras. “Slow bro, jangan buru-buru. Ada syarat yang harus kamu penuhi jika ingin wanitamu ini dibebaskan.” Katanya. “Apa syaratnya!” ke-4 orang itu paduan suara karena begitu mengkhawatirkan Azalea. Kenzi bertepuk tangan, ternyata keempat orang itu begitu menyayangi Azalea tapi tidak semudah itu untuk melepaskan. Netra Kenzi kini tertuju pada Aiden, dialah dalang dibalik semua kesakitan yang dia rasakan. Istrinya malam itu harus meregang nyawa karena penyakitnya. “Masih ingat dengan orang ini?” tanyanya. “Siapa orang itu?” Tentu Aiden sudah lupa dengan wajah mertua Kenzi. Mendengar ucapan itu, Kenzie t
Kring… Ponsel Azalea berdering, melihat nama pemanggilnya Kenzi tersenyum. Inilah yang dia tunggu-tunggu. “Sayang kenapa belum pulang?” kalimat itu yang keluar dari mulut Grey ketika panggilannya diterima. Namun bukan suara sang istri yang dengar melainkan suara Kenzi. ‘Azalea bersamaku, beberapa hari ini kamu melarangnya untuk menemuiku jadi sekarang kami akan menghabiskan waktu bersama.” Kata Kenzi yang membuat Grey mengepalkan tangannya. “Di mana istriku!” tanya Grey dengan keras. “Sudah kubilang dia bersamaku,” jawab Kenzi lalu memutus panggilan teleponnya. Tujuan Kenzi ingin membuat Grey marah, ada rasa kesal tersendiri selain dendamnya. Grey berusaha menghubungi ponsel Azalea lagi namun nomornya sudah tidak aktif.“Kenzi! Awas kamu!” Grey frustasi sendiri, Grey sangat gusar. Dia bingung harus mencari Azalea di mana sedangkan ponsel sang istri malah tidak aktif. Besok harinya Grey pergi ke kantor Azalea, dia menemui Reyhan yang merupakan asisten suami istri. Dia berta
Hubungan Azalea dan Grey sudah membaik, mereka terlihat sangat romantis, hari itu mereka pamit pada Alea dan Adrian untuk menginap di rumah Aiden. “Salam buat Papa dan Mama kalian ya.” Pinta Alea. “Baik Ma.” Sahut Azalea. Melihat sang anak datang, Aiden dan Aira sangat senang. Aira meminta pelayan untuk memasak masakan kesukaan mereka. “Mama kamu gimana kabarnya Azalea?” Aiden menanyakan kabar sang adik, pria paruh baya itu begitu rindu dengan adiknya. “Mama baik Pa,” jawab Azalea. Rencananya besok sepulang kerja dia akan mampir ke rumah Adrian untuk mengunjungi sang adik. “Syukurlah Grey akhirnya kalian balikan.” Kata Arya saat Grey menyusulnya di balkon. “Iya kak, mungkin kami terlalu kekanak-kanakkan dalam menyingkapi masalah kami, hal yang seharusnya cepat selesai malah berlarut-larut.” Grey meluapkan masalahnya. Pikirannya terlalu jauh, dan memang benar kata Aiden waktu itu. “Lain kali dalam menyikapi masalah lebih dewasa lagi.” Pesan Arya sambil tersenyum. Di sisi la