Home / Romansa / Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+ / 67. Selingkuh di Kamar Hotel

Share

67. Selingkuh di Kamar Hotel

last update Last Updated: 2025-06-26 09:39:06

Ia bisa merasakan wajahnya sedikit berkerut saat melihat siapa yang sedang berjalan menuju mobil itu. Alya, gadis yang baru beberapa waktu lalu masuk ke sekolah mereka, dan yang akhir-akhir ini banyak mencuri perhatian di kelas dengan sikap angkuh dan gaya pakaiannya yang teramat seksi, kini terlihat begitu berbeda.

Ayu sempat merasa kesal jika mengingat perilaku Alya yang sering kali menonjol di sekolah, entah dengan cara berpakaian atau dengan kelakuannya yang belakangan ini membuatnya sering terlibat perselisihan.

Awalnya Ayu berusaha mengabaikan kejadian itu. "Ah, mungkin hanya kebetulan," pikirnya, berusaha cuek.

"Lagipula, bukan urusan aku juga."

Ayu mencoba menenangkan dirinya, namun matanya tetap terpaku pada mobil dan sosok Alya yang mulai membuka pintu mobil tersebut. Mobil itu bukan mobil biasa, jauh lebih mewah dan elegan dari yang tadi dia lihat di SPBU. Ayu bisa melihat bahwa mobil itu sangat berbeda dengan kendaraan yang Alya tumpangi sebelumnya.

Ayu mengernyitkan dahi,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   74. Kamu Nggak Sendirian

    Di Ruang Rawat, ruang rawat itu hening, hanya terdengar suara detak jam yang menggema di dinding putih. Nada terbaring lemah di atas ranjang, wajahnya pucat dan mata tertutup rapat. Di kursi dekat ranjang, Daffa duduk dengan wajah cemas. Jemarinya menggenggam erat tangan Nada yang dingin, berharap sentuhannya bisa sedikit memberikan kehangatan.“Nada… kamu nggak sendirian,” bisiknya pelan, suaranya sarat dengan kepedulian.Waktu terasa berjalan lambat. Daffa tak tahu sudah berapa lama ia duduk di sana, menunggu gadis itu sadar. Ketika akhirnya Nada mengerjap pelan, membuka matanya yang sembab, Daffa langsung mendekat.“Nada?” panggilnya lembut.Nada diam beberapa saat, mencoba memahami di mana ia berada. Lalu seketika ia teringat sesuatu. “Nenek?” tanyanya, suaranya serak. Matanya bergerak cepat ke sekeliling ruangan, mencari sosok yang tak lagi ada. “Nenek di mana?”Daffa menarik napas dalam, lalu duduk di tepi ranjang. Ia meraih kedua bahu Nada, memandang matanya dengan lembut. “Nad

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   73. Jangan Pergi, Nek

    “Apa, Dok?”Nada tersentak dan langsung terdiam. Tubuhnya kini mendadak lemas, dan ia terjatuh terduduk di lantai. Tangannya memegangi kepalanya sambil menangis histeris.“Enggak! Kenapa harus nenek? Kenapa bukan aku saja?” isaknya, suaranya terdengar pilu di ruang tunggu yang sunyi itu.Daffa segera memegang kedua tangannya erat. Ia tarik gadis itu ke dalam pelukannya, kemudian didekapnya dengan erat. Matanya kini menatap Nada dengan penuh empati.“Nada, jangan bicara seperti itu. Nenek butuh kamu. Kamu harus kuat untuknya dan untuk dirimu sendiri.”Nada hanya menggeleng, air matanya semakin deras. “Aku nggak kuat, Daffa. Nenek satu-satunya keluargaku yang aku punya. Aku nggak tahu gimana hidup tanpa nenek …”Daffa menenangkan Nada dengan sabar, tangannya mengusap punggung gadis itu perlahan.“Kamu nggak sendiri, Nada. Aku di sini. Aku janji bakal selalu ada buat kamu.”Namun, suara isak tangis Nada masih terdengar pilu memenuhi ruangan tersebut.Beberapa waktu kemudian, seorang pera

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   72. Kondisi Nenek

    “Terima kasih untuk malam ini, Nada. Aku benar-benar puas dengan tubuh kamu. Dan juga, dengan susu kamu yang sangat segar ini,” ucap Daffa sambil meremas pelan payudara Nada, membuat gadis itu mendesah tertahan.“Daffa, jangan gitu ah. Ntar gimana kalau ada yang lihat?”“Nggak masalah. Mereka nggak akan berani berbuat apa-apa meskipun mereka melihat kita.” Daffa mengedipkan sebelah matanya dengan sangat menggoda.Setelah cukup lama berduaan dan melakukan pergumulan panasnya malam ini, Daffa dan Nada bersama-sama keluar dari lift setelah dari kamar Daffa. Wajah mereka tampak penuh kepuasan setelah melakukan percintaan panas yang membuat keduanya lemas berulang kali.Nada tampak tersenyum kecil sambil merapikan rambutnya yang berantakan. Ia mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya. Pipinya memerah, namun tatapan matanya tampak berbinar-binar. Dengan senyum lebar di wajahnya, Daffa mendekatkan dirinya, sedangkan matanya tak bisa lepas dari wajah cantik Nada.“Nada,” bisiknya lembut, sua

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   71. Kenapa Daffa Minta Jatah?

    “Papa jahat banget! Aku nggak nyangka sosok panutanku selama ini malah sebrengsek itu.” Ayu berlari keluar dari hotel, masuk ke mobil di basement dengan wajah penuh air mata.Pak Agus yang melihatnya menangis segera membukakan pintu. “Non Ayu baik-baik saja?”“Enggak. Ayo pulang,” jawab Ayu singkat, menyeka air matanya.Mobil melaju meninggalkan hotel. Ayu terisak di kursi belakang, bayangan papanya bersama Alya terus menghantuinya. “Papa tega banget,” isaknya sambil menutup wajah.Pak Agus melirik ke kaca, khawatir. “Ingin saya percepat, Non?”Ayu mengangguk. “Iya, Pak. Aku mau cepat sampai rumah.”Beberapa menit kemudian, mereka tiba di rumah besar yang kini terasa sunyi. Ayu turun dengan langkah lemah, Pak Agus hanya bisa menatapnya penuh kasihan.Begitu membuka pintu, Sinta langsung menyambutnya. “Ayu, kamu kenapa? Kok baru pulang?”Ayu mencoba tersenyum, tapi air matanya masih mengalir. “Aku baik-baik saja, Ma.”“Kamu bohong. Ada apa sebenarnya?” desak Sinta.Ayu menarik napas pa

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   70. Terbongkar

    Hendra datang mendekati Daffa, bersama dengan Ira yang tampak menundukkan wajah di belakang Hendra. Ia juga sangat pucat, terlebih saat matanya bertemu dengan para pelayan di rumah Daffa.“Ada apa kau menelfon papa ke sini, Daffa?” tanya Hendra sambil menepuk bahu Daffa perlahan.“Ira, Wina, ke hadapanku sekarang!” perintah Daffa tanpa basa basi lagi.Dengan wajah pucat, Ira dan Wina saling pandang. Langkah mereka gemetar saat maju ke hadapan Daffa.“A … ada apa, Tuan Muda?” tanya mereka takut-takut.Daffa menatap keduanya secara bergantian. Nafasnya naik turun, teringat akan cerita Nada barusan. Tiba-tiba Daffa mengulurkan tangannya.“Berikan ponsel kalian!”“Apa?” Ira dan Wina refleks mengangkat wajah.“Tapi untuk apa, Tuan Muda?”“Cepat berikan!” bentak Daffa yang mulai tak sabar.“I … ini, Tuan,” kata Ira dengan suara gemetar. Tangan kirinya terulur dengan ragu, menyerahkan ponselnya. Wina mengikuti dengan gerakan yang sama, matanya tertunduk.Daffa mengambil kedua ponsel itu deng

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   69. Memberi Pelajaran Pada Pembantu Licik

    Nada khawatir jika dianggap merusak hubungan antara Daffa dan pembantunya, Wina yang selama ini sudah terjalin dengan baik.Daffa memicingkan kedua matanya. Ia melihat ada keraguan di wajah Nada. Perlahan disentuhnya tangan gadis itu, lalu digenggamnya dengan lembut.“Nada, kenapa kamu ragu begitu sih? Kalau ada apa-apa, bilang aja sama aku. Aku di sini untuk kamu. Aku akan selalu melindungi kamu, oke?” Daffa mengecup punggung tangan Nada, kemudian mengangkat wajahnya dan menatap lekat pada gadis itu.Hati Nada bergetar saat ditatap seperti itu. Ia merasa sangat tenang dan lebih baik. Itulah yang membuat dia merasa nyaman setiap kali bersama dengan Daffa. Perlahan Nada menganggukkan kepalanya.“Kamu ingat saat di rumah Tuan Hendra kemarin sore? Kita di kamar kamu, dan kamu lupa belum nutup pintu?” Nada bertanya dengan hati-hati.“Iya. Ada apa memangnya?” tanya Daffa dengan tenang.Nada pun kemudian menceritakan tentang pengalamannya saat pulang sekolah tadi. Dimana dia mendapati nenek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status