Tidak lama lagi ulang tahun pernikahan Hendrik dan Elisa, selama tiga tahun mereka sama sama menderita, Hendrik selalu dianggap pecundang selama tiga tahun ini dan Elisa diam diam menyimpan malu karena keadaan Hendrik yang dianggap pecundang dan juga membelanya.
Jadi tahun ini setelah menyadari bahwa dia adalah orang yang terkaya di dunia manusia ini, boleh dong sombong sedikit, Hendrik bermaksud memberi sesutu barang berharga untuk Elisa,
Hendrik tahu Elisa tidak dapat memakai perhiasan sembarangan , itu dapat membuat dia alergi.
Jadi Hendrik bermaksud membuat perhiasan khusus untuknya dengan emas dua puluh empat karat seberat lima puluh gram dan liontin giok berbentuk hati dengan intan yang mengelilinginya.
Hendrik menyuruh Hans Wilson memesankannya dan dia minta sediakan juga restaurant paling mahal di hotel Hendrieta yaitu di penthouse , juga menginap di president suit selama tiga hari.
BAB 18"Ulang tahun pernikahan kita yang ke tiga sebentar lagi, mari kita rayakan sekalian merayakan kamu diangkat jadi orang satu satunya yang bekerja dengan Hendro N Company, mari sekali lagi kita rayakan bersama, saya akan menyiapkan segalanya , kamu tinggal sediakan waktu." Kata hendrik sambil tersenyum manis kepada Elisa.Elisa senang dan berkata:" Hayo, kita rayakan bersama di luar, selama ini kita rayakan di rumah, kita rayakan berdua saja ya, jangan undang orang lain.""Ya!" Hendrik mengangguk dan tertawa" anggap saja saya memberimu kejutan."Elisa merasakan kehangatan menyelimuti hatinya dan dia merasakan badannya bergetar karena rasa sayang yang berlimpah dari Hendrik." Ya, saya akan tunggu kejutanmu, dan saya tidak akan bertanya lagi lebih lanjut."Sambil berjalan Hendrik tersenyum mengingat pembicaraan mereka , antara Hendrik dan Elisa, kemarin dan sekarang dia sudah mempersiapkannya dan tinggal tunggu hari H nya.
Melihat Hans datang dengan seorang pemuda kumuh yang memakai pakaian seperti pengemis tapi memiliki aura yang begitu kuat, biarpun pemuda itu terlihat biasa biasa saja tapi auranya mengatakan dia adalah pemuda yang luar biasa."Tuan Hans, kenapa datang tidak memberitahukan kami, biar kami dapat menyediakan fasilitas yang memadai:" kata pemuda gagah itu.Praak sebuah tamparan menyentuh pipi pria itu," lihat , baik baik, begitukah sambutan sales kamu kepada orang yang mau membeli mobil tapi hanya memandang pakaiannya saja, jika begitu percuma Hendro N Company memodalkan showroom ini, apakah kalian sudah tidak mau bekerja sama dengan kami lagi dan akan kembali ke asal dunia kalian."Jika bukan Hans yang menamparnya, tentu yang menamparnya sudah meninggal sekarang, tapi begitu mendengar perkataan Hans, pemuda itu terkejut dan menanyai karyawannya:' Ada apa ini?'Tidak ada seorangpun karyawannya menyahut dan Hendrik menunjuk ke kedua sales sambil berkata
"Mari hari ini, kira ke rumah Elisabet, saya ingin melakukan sesuatu pada mereka." Kata Hendrik mengajak Hans dan small."Small. kamu mungkin akan digunakan oleh ayah dan ibu mertuaku, ikuti saja mau mereka, tapi jangan bocorin saya siapa, apapun yang mereka perintahkan , kamu turutin, seperti kamu tidak mengenai saya siapa dan jika mereka menghinaku, kamu jangan turut campur, mengerti kamu, small?" Tanya Hendrik ." Saya mengerti, Jendral." jawab Small."jangan panggil saya Jendral, cukup Tuan Hendrik saja, jika ditanya siapa yang biayain kamu , katakan perusahaan, nanti mobilnya kamu taruh di perusahaan saja. kalau kami butuh saya akan telfon kamu, Hans , tunjukan jalam ke rumah Elisabet." Kata hendrik.Mereka sampai ke rumah Elisabet, Amelia membukakan pintu,"Mana Darren?" tanya Hendrik."Ada di rumah utama, elisabet ada di toilet sedang membersihkan toilet, mau saya panggilkan."Tanya Amelia. satpam wanita yang dipakai untuk memant
Kehidupan rumah tangga Elisabet, setiap hari dirudung kemalangan.Sejak itu, Darren sudah tidak berani membela Elisabet lagi.Elisabet dijadikan pembantu untuk rumah tangga nya sendiri." Apa yang kamu masak hari ini, mengapa tidak enak, tidak ada rasanya." Bentak Darren.Darren marah tapi mereka harus menghabiskan makanan ini, jadi biarpun makanan nya tidak enak, Darren dan Elisabet harus menghabiskan nya.Setelah itu, Darren mengambil cambuk dan mencambuk lima kali di badan Elisabet.Untuk mengurus urusan rumah tangga, Elisabet masih bisa tapi untuk memasak masih jauh dari sempurna, jadi sedikit nya setiap hari Elisabet pasti mendapat sepuluh kali rotan .Setelah sebulan, Elisabet sudah tidak tahan dan dia pulang ke rumah orang tua nya, meminta ibu ayahnya membantu nya agar Darren mau menceraikan nyaElisabet pulang dan Hendrik yang membukakan pintu.Mereka baru selesai sarapan pagi dan Elisabet menangis me
Ya, sungguh ironis, padahal kemarin Elisa dan Hendrik merayakan pesta ulang tahun pernikahannya yang ke tiga dengan sangat meriah dan Hendrik benar benar membuat Elisa sangat bahagia."Elisa, sudah siapkah kamu, saya jemput ya, pakai mobil kantor." Kata Hendrik."Ok, saya sudah siap dan sudah menunggu kamu di depan pintu nih." Jawab Elisa dengan mata yang berbinar karena sangat senang.Hendrik datang dengan mobil besar hitam mercy, Hendrik duduk di kursi penumpang dengan seorang supir yang membukakan pintu untuk Elisa."Hebat amat Tuan Hans memberi ijin untuk memakai mobil ini untuk kita berdua, mau kemana kita sekarang.?" Tanya Elisa yang sedang mengagumi mobil ini."Mulai sekarang mobil ini akan selalu mengantar dan menjemput kamu, juga untuk kebutuhan keluarga , untuk ayah dan ibu, itu kata John untuk memfasilitas diri kamu." Kata Hendrik." oh, benarkah? sungguh indah, sungguh baik tuan Hans." kata Elisa."Semua ini adalah milik t
"Hans, saya pernah berjanji kepada Darren dan Elisabet mau mengunjungi seseorang, hayo hari ini kita pergi menjemput mereka dan kita ajak mereka ke tempat Markus." ajak Hendrik ke Hans melalui Hand Phone.Mobil datang menjemput Hendrik di depan rumah Elisa. mereka ke rumah Elisabet.Bel berbunyi, Darren membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk, terlihatlah Elisabet sedang memakai baju pelayan sedang menyapu lantai."Hai, pelayan suguhkan minuman buatkan teh hangat beserta poci nya." Kata Darren kepada Elisabet.Elisabet menuju ke dapur dan rotan yang ada di meja mendera badan Elisabet sekali yang membuat Elisabet terdorong kedepan."Setiap saya perintah, kamu harus jawab, bukan langsung pergi, mengerti kamu." kata Darren sambil mengayunkan rotan itu kembali."Ya, Tuan Darren , saya mengerti." Kata Elisabet sambil menggigit bibirnya."Darren , ambilkan juga baju pelayan yang lengan pendek, sehingga jika kamu memukul lengannya a
"Simon Red, apa yang kamu lakukan di rumah mewah Nicken?, Mengapa ada orang yang datang marah marah ke rumah keluarga Red kita. katanya ketemu titisan Jendral, ahhh, kamu memang cari mati, sana , hadapi kemarahan kakek kamu." kata ayah Simon Red, Robert REd. "Berlutut, anak kurang ajar, saya menyuruh kamu kesana untuk bertemu titisan jendral, tapi kamu marah membuat kekacauan , bahkan kamu menyalahi titisan Jendral." kata kakeknya marah. "Siap siap terima hukuman kamu," kata kakeknya lagi. Charlie Red. "Kamu tahu semua harta kita adalah milik Jendral. kita hanya dititipin." "Silahkan, Nyonya Mei Ling menghukum cucu saya." kata Charlie Red pasrah. "Simon, apakah kamu sadar, kamu siapa, apakah pantas kamu mengganggu manusia,? Apakah jika kamu menikah dengan manusia , manusia itu bisa tahan dengan aura kamu," Kata Mei Ling lagi. "Siapa kamu? mengapa kamu tahu, saya siapa? " kata Simon Red marah dan berdiri dengan posisi menent
Darren dan Elisabet pulang dengan mobil kantor Hendro N Company, kebutuhan mereka ditanggung oleh perusahaan. HP Elisabet berdering, "Angkat, nyalakan speakernya taruh di sini." kata Darren sambil menunjuk tempat di tengah mereka, dan dia mengambil rotan ditaruh di atas paha Darren. "Ya, kakak , ada apa? Tanya Elisabet. "Elisabet, ayah ibu tanya kamu tidak apa apa kan?" suara Elisa terdengar dari seberang."kakak nyalakan speaker ya." "Hmmmm" Tersenyumlah Darren. Membayangkan Tuan Hendrik juga ikut mendengar pembicaraan ini. "Elisabet, kenapa kamu tidak jawab pertanyaan kakakmu." tanya Amanda. " Hei, pecundang, ngapain kamu disini, sana ke dapur siapin makan siang." "Ya, bu, saya ke dapur." kata Hendrik sambil tersenyum. "Aduh" jerit Elisabet pada saat Darren mendera kedua telapak tangannya yang di taruh di atas pahanya. Bersamaan dengan Nyonya Amanda memanggil Hendrik , "pecundang" "Ada apa Elisabet, kenap