Share

BAB 5

Hendrik dengan tersenyum menjelaskan:" Saya sudah wajib militer, sesudah selesai saya pingsan dan di waktu itulah saya sadar serta menolong kakek tua mantan kepala keluarga Nicken."

Keesokan harinya, Hendrik bersama Elisa pergi ke kantor setelah sarapan dengan naik angkutan umum.

"Hendrik, pakai pakaian ini, saya sudah siapin untuk suatu saat , kamu melamar kerja di kantor, maukan kamu memakainya?" Tanya Elisa lembut.

"Ya, taruh di lemari, setelah saya menyiapin sarapan pagi dan mau berangkat saya pakai pakaian itu." Kata Hendrik.

Sebelum berangkat, Hendrik mengganti pakaiannya, satu stel pakaian lengkap dengan jas warna hitam kesukaannya.

Elisa diam diam melihat suaminya dari pantulan kaca, betapa baru disadarinya , betapa tampannya suaminya, apalagi memakai stelan yang cocok dengan dia.

Selama dalam perjalanan naik angkutan umum, Elisa kadang kadang mencuri memandang Hendrik yang tampan.

Sesampai di depan kantor, mereka berjalan kaki menuju pintu kantor, sebelum mencapai pintu utama, mereka dihadang oleh mobil audi keluaran terbaru, lalu parkir di samping mereka, keluarlah sepasang pria dan wanita.

Pria seorang yang ganteng dan perlente, wanita cantik dan menawan.

Ternyata mereka adalah adik Elisa, Elisabet dengan pacarnya, Darren Lao.

Hendrik bermaksud langsung masuk dan mengajak Elisa naik, tapi.

"Hendrik." panggil Elisabet dengan lembut, menyebabkan Hendrik menggigil mendengarkannya.

Sesuai tata krama, mendengar di panggilnya namanya, Hendrik dan Elisa membalikan badan.

"Elisabet, ada apa kamu kemari? mengapa kamu memanggil Hendrik dengan nama? harusnya kakak ipar." Tegur Elisa marah.

"Siapa kakak iparku? tidak pantas menjadi kakak ipar yang biaya kehidupan ditanggung oleh istri, saya kemari mau menemani kakak Darren bertemu ayahnya untuk memperbincangkan bisnis." Jelas Elisabet.

"Baru sekarang saya bertemu dengan kakak ipar yang memalukan, apakah pakaian yang kamu pakai juga pemberian istrimu juga? dasar miskin, pecundang, sampah masyarakat, apakah kamu tidak bisa mencari pekerjaan?" Hina Darren dengan jijik.

Hendrik diam tidak menghiraukan mereka, hinaan itu sudah biasa diterimanya selama tiga tahun ini di rumah Elisa.

"Tidak, Hendrik kemari mau melamar pekerjaan juga." Bela Elisa dengan antusias.

"Ha ha ha , melamar pekerjaan apa? apakah dia selama ini sekolah? apa geralnya? jadi tukang sapu kali? Ya, hanya pekerjaan itu yang dia bisa, jadi tukang bersih bersih seperti di rumah." Ejek Elisabeth.

"Dia di rumah mencuci pakaian dalam kami sekeluarga lho, betapa pria yang hebatkan? Mau mencuci pakaian dalam wanita." Sindir Elisabet lagi sambil melihat Darren.

Tambah jijiklah Darren terhadap Hendrik, dikalangan pria ada rumor yang mengatakan pria pantang mencuci pakaian dalam wanita, termasuk istri, apalagi di waktu bulanan.

"Oh... Apakah tiap hari dia mencuci pakaian dalam kamu tanpa ada kosongnya." Tanya Darren dengan jijik nya.

"Ha  ha ha tentu saja tidak , di hari hari tertentu kami, kami mencucinya sendiri." Tawa Elisabet dengan riangnya melihat Darren merasa jijik melihat Hendrik.

Melihat Elisa menyembunyikan malunya dan Hendrik yang geram tapi tidak bisa berbuat apapun.

"Bagaimana mau saya bantu untuk kamu mendapat pekerjaan bersih bersih toilet, sepertinya itu pekerjaan kamu yang cocok." Saran Darren mengejek sambil memandang jijik dan merendahkan.

"Pekerjaan apapun yang akan saya kerjakan bukan urusan kamu." kata Hendrik mengajak pergi Elisa.

"Hei, jangan pergi pecundang, Darren bicara dengan kamu." Bentak Elisabet.

Hendrik melewati pintu utama yang dijaga oleh satpam dan langsung naik ke lift.

"Hei, kalian para satpam, kenapa tidak menghentikan pecundang itu dengan istrinya." Bentak Elisabet dengan kerasnya.

Saat itu Bobby ada di samping pintu dan berkata :"Siapa kamu? berani memerintahkan kami dan menghina kami?, apakah mau kami usir dari sini?"

"Maaf, saya anak tuan Lou, yang bekerja disini sebagai Manager." Kata Darren menerangkan.

"Ohh, anak Manager lou, akan saya lihat berapa lama lagi ayahmu bekerja disini?" Ejek Bobby sambil meninggalkan mereka.

"Suruh mereka tunggu di lobby bawah saja sampai manager lou turun." Kata Bobby kepada satpam yang lain.

Hendrik menekan tombol lift teratas, lantai 33, untuk bertemu dengan Mei Ling dan John Wilson.

Pintu lift terbuka dan didepan pintu berdiri Mei Ling dan John Wilson.

"Silahkan ikut saya, nyonya Elisa, tinggalkan suami anda dengan John Wilson untuk membahas pekerjaannya." Kata Mei Ling sambil mengajak Elisa pergi.

Begitu Elisa pergi, John baru mengajak Hendrik masuk ke ruang pribadi Hendrik yang tertulis  C E O di depan pintunya.

"Saya sudah malas mengurus segala urusan yang mendatangkan kebosanan, kamu yang urus saja untuk sehari harinya, yang penting jika saya membutuhkan sesuatu dan akan melakukan sesuatu, kalian siap." Kata Hendrik yang sudah sadar dia adalah reinkarnasi Jendral.

"Oh, ya, apakah disini ada pekerja dari keluarga lou?, panggil dia menghadap" kata Hendrik lagi, dia akan merencanakan sesuatu yang indah untuk keluarga Amanda, sekarang adalah waktu untuk membalas dendam ke mereka.

Sambil tersenyum, Hendrik menunggu manager Lou itu.

" Ini, manager lou." Kata John.

"Berlutut kamu, menghadap pemilik perusahaan ini." Perintah John kepada manager Lou.

"NYalakan cctv seluruh ruangan cari mereka, anak dan pacar anakmu, ada dimana, manager lao? Dalam hitungan tiga puluh kamu harus menemukannya, jika tidak kamu akan saya suruh pukul dengan rotan." Perintah Hendrik dengan duduk santai.

"Suruh Bobby , sembunyikan mereka di ruangan yang tidak ada cctv." perintah Hendrik kepada JOhn.

John memerintahkan Bobby melakukan keinginan Hendrik.

Sambil menangis, manager Lou memohon ampun:" Ampunkan kesalahan kami, ayah dan anak,"

"Belum juga kamu cari anakmu, kenapa kamu yakin tidak akan ketemu mereka." Ejek Hendrik dengan ketus.

"Panggil Bobby kemari untuk melakukan hukuman. suruh dia membawa rotan yang sepanjang satu meter sebesar jari kelingking." Perintah Hendrik sambil menerangkan.

Mulai hari ini, Elisabet akan merasakan neraka yang di buat untuk saya, batin Hendrik.

Bobby datang membawa rotan yang di suruh.

"John, apakah sudah tiga puluh hitungan?" Tanya Hendrik.

"lakukanlah hukuman untuk manager lou sebanyak tiga puluh pukulan rotan itu dan tebalkan di tempat pukulan dengan bantal sehingga tidak terlihat lukanya, Bobby pukul sekencang kamu tapi jangan membuat dia meninggal."

"John, Perintahkan anaknya di bawa kemari."

Darren dipaksa masuk ke ruangan yang melihat ayahnya sedang dipukul dan Hendrik duduk di bangku sedang melihat Darren.

"Hai, Darren, Apakah sekarang ayahmu dapat memberikan saya pekerjaan sebagai tukang pembersih toilet?" Tanya Hendrik dengan  pongah.

"Kurang ajar kamu, berani menyuruh pemilik perusahaan menjadi pembersih toilet." sambil berkata John menampar pipi Darren bolak balik lima kali.

Setelah selesai menghukum manager lou yang bernama Derrick Lou,

"Pukulkan juga seperti itu kepada anaknya, kalian berdua ingat saya mau Darren menikah dengan Elisabet hari minggu ini, jadi dalam tiga hari bertepatan dengan ulang tahun Elisabet,supaya dia dapat mengingatnya dan akan menyesalkannya seumur hidup lakukan pesta semeriahnya, biaya pesta akan ditanggung perusahaan ."

"Tapi ada syaratnya, jika kalian berdua melanggarnya, kalian sekeluarga Lou, semua akan saya jadikan pengemis yang akan hidup selamanya ditumpukan sampah, yang akan saya buat,"

Manager Lou dan Darren diam sambil menahan sakit diseluruh badannya, tapi tidak terlihat oleh orang luar.

"Saya ingin, begitu keesokan hari setelah Elisabet menjadi istri Darren dan mantu kamu, dia harus belajar mengurus semua pekerjaan yang menyangkut urusan Darren dari masakan sampai membersihkan toilet, semua pekerjaan harus dia lakukan tanpa pembantu, mulai sekarang Darren harus makan masakan buatan Elisabet, jika Darren merasa tidak puas, kamu harus memukul Elisabet seperti yang tadi kamu alami, jika kamu tidak melakukannya, kamu akan di panggil kesini untuk menerima pukulan seperti tadi."

"Kamu sebagai mertua pun boleh memukulnya jika dia kurang ajar atau kamu tidak puas atas pelayanannya sebagai mantu."

"Terserah kalian, ingin menghukumnya seperti apa, tapi tidak boleh terlihat oleh keluarganya, selama dia ada tanda pukulan , dia tidak boleh bertemu dengan keluarganya dan juga tidak boleh diobati di rumah sakit kecuali oleh dokter keluarga Lou yang kamu kasih tahu, kalau membocorkan rahasia akan saya hukum membuntung tangan dan menjadi pengemis selamanya dengan lidah tidak utuh."

"Kemanapun Elisabet harus di kawal, jangan sampai dia kabur dan setiap dia keluar atau mau belanja apapun belikan dia barang yang mewah, setiap keluar dari rumah, dia boleh mewah, tapi setiap sampai diruangan Darren, Elisabet harus memakai pakaian pembantu, jadi kalau ada yang datang dan tanya siapa Elisabet, katakanlah dia pembantu Darren, dan jika ada yang mengenalnya, katakan dia sayang dengan bajunya jadi dia lebih senang memakai baju pembantu."

"Kalian mengertikah, saya tunggu kalian melakukannya, mudah mudahan tidak salah."

"Dan , ingat, jangan membocorkan identitas saya kepada siapapun, kalau tidak mau jadi pengemis yang lidahnya tidak utuh."

"Bobby, rotan belikan kepada Derrick Lou dan Darren, sekarang juga kamu mengajak Elisabet milih baju untuk jadi pengantin dan JoHn, kamu temanin Derrick ketempat mertua saya untuk melamar Elisabet, katakan juga biaya pernikahan di tanggung perusahaan, karena kinerja Derrick."

"Saya mau pulang.'

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Gramyzys Onfrestyle Nurcahyadi
mantul cerita nya
goodnovel comment avatar
Agnotius Walder
murah hati juga ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status