Hendrik dengan tersenyum menjelaskan:" Saya sudah wajib militer, sesudah selesai saya pingsan dan di waktu itulah saya sadar serta menolong kakek tua mantan kepala keluarga Nicken."
Keesokan harinya, Hendrik bersama Elisa pergi ke kantor setelah sarapan dengan naik angkutan umum.
"Hendrik, pakai pakaian ini, saya sudah siapin untuk suatu saat , kamu melamar kerja di kantor, maukan kamu memakainya?" Tanya Elisa lembut.
"Ya, taruh di lemari, setelah saya menyiapin sarapan pagi dan mau berangkat saya pakai pakaian itu." Kata Hendrik.
Sebelum berangkat, Hendrik mengganti pakaiannya, satu stel pakaian lengkap dengan jas warna hitam kesukaannya.
Elisa diam diam melihat suaminya dari pantulan kaca, betapa baru disadarinya , betapa tampannya suaminya, apalagi memakai stelan yang cocok dengan dia.
Selama dalam perjalanan naik angkutan umum, Elisa kadang kadang mencuri memandang Hendrik yang tampan.
Sesampai di depan kantor, mereka berjalan kaki menuju pintu kantor, sebelum mencapai pintu utama, mereka dihadang oleh mobil audi keluaran terbaru, lalu parkir di samping mereka, keluarlah sepasang pria dan wanita.
Pria seorang yang ganteng dan perlente, wanita cantik dan menawan.
Ternyata mereka adalah adik Elisa, Elisabet dengan pacarnya, Darren Lao.
Hendrik bermaksud langsung masuk dan mengajak Elisa naik, tapi.
"Hendrik." panggil Elisabet dengan lembut, menyebabkan Hendrik menggigil mendengarkannya.
Sesuai tata krama, mendengar di panggilnya namanya, Hendrik dan Elisa membalikan badan.
"Elisabet, ada apa kamu kemari? mengapa kamu memanggil Hendrik dengan nama? harusnya kakak ipar." Tegur Elisa marah.
"Siapa kakak iparku? tidak pantas menjadi kakak ipar yang biaya kehidupan ditanggung oleh istri, saya kemari mau menemani kakak Darren bertemu ayahnya untuk memperbincangkan bisnis." Jelas Elisabet.
"Baru sekarang saya bertemu dengan kakak ipar yang memalukan, apakah pakaian yang kamu pakai juga pemberian istrimu juga? dasar miskin, pecundang, sampah masyarakat, apakah kamu tidak bisa mencari pekerjaan?" Hina Darren dengan jijik.
Hendrik diam tidak menghiraukan mereka, hinaan itu sudah biasa diterimanya selama tiga tahun ini di rumah Elisa.
"Tidak, Hendrik kemari mau melamar pekerjaan juga." Bela Elisa dengan antusias.
"Ha ha ha , melamar pekerjaan apa? apakah dia selama ini sekolah? apa geralnya? jadi tukang sapu kali? Ya, hanya pekerjaan itu yang dia bisa, jadi tukang bersih bersih seperti di rumah." Ejek Elisabeth.
"Dia di rumah mencuci pakaian dalam kami sekeluarga lho, betapa pria yang hebatkan? Mau mencuci pakaian dalam wanita." Sindir Elisabet lagi sambil melihat Darren.
Tambah jijiklah Darren terhadap Hendrik, dikalangan pria ada rumor yang mengatakan pria pantang mencuci pakaian dalam wanita, termasuk istri, apalagi di waktu bulanan.
"Oh... Apakah tiap hari dia mencuci pakaian dalam kamu tanpa ada kosongnya." Tanya Darren dengan jijik nya.
"Ha ha ha tentu saja tidak , di hari hari tertentu kami, kami mencucinya sendiri." Tawa Elisabet dengan riangnya melihat Darren merasa jijik melihat Hendrik.
Melihat Elisa menyembunyikan malunya dan Hendrik yang geram tapi tidak bisa berbuat apapun.
"Bagaimana mau saya bantu untuk kamu mendapat pekerjaan bersih bersih toilet, sepertinya itu pekerjaan kamu yang cocok." Saran Darren mengejek sambil memandang jijik dan merendahkan.
"Pekerjaan apapun yang akan saya kerjakan bukan urusan kamu." kata Hendrik mengajak pergi Elisa.
"Hei, jangan pergi pecundang, Darren bicara dengan kamu." Bentak Elisabet.
Hendrik melewati pintu utama yang dijaga oleh satpam dan langsung naik ke lift.
"Hei, kalian para satpam, kenapa tidak menghentikan pecundang itu dengan istrinya." Bentak Elisabet dengan kerasnya.
Saat itu Bobby ada di samping pintu dan berkata :"Siapa kamu? berani memerintahkan kami dan menghina kami?, apakah mau kami usir dari sini?"
"Maaf, saya anak tuan Lou, yang bekerja disini sebagai Manager." Kata Darren menerangkan.
"Ohh, anak Manager lou, akan saya lihat berapa lama lagi ayahmu bekerja disini?" Ejek Bobby sambil meninggalkan mereka.
"Suruh mereka tunggu di lobby bawah saja sampai manager lou turun." Kata Bobby kepada satpam yang lain.
Hendrik menekan tombol lift teratas, lantai 33, untuk bertemu dengan Mei Ling dan John Wilson.
Pintu lift terbuka dan didepan pintu berdiri Mei Ling dan John Wilson.
"Silahkan ikut saya, nyonya Elisa, tinggalkan suami anda dengan John Wilson untuk membahas pekerjaannya." Kata Mei Ling sambil mengajak Elisa pergi.
Begitu Elisa pergi, John baru mengajak Hendrik masuk ke ruang pribadi Hendrik yang tertulis C E O di depan pintunya.
"Saya sudah malas mengurus segala urusan yang mendatangkan kebosanan, kamu yang urus saja untuk sehari harinya, yang penting jika saya membutuhkan sesuatu dan akan melakukan sesuatu, kalian siap." Kata Hendrik yang sudah sadar dia adalah reinkarnasi Jendral.
"Oh, ya, apakah disini ada pekerja dari keluarga lou?, panggil dia menghadap" kata Hendrik lagi, dia akan merencanakan sesuatu yang indah untuk keluarga Amanda, sekarang adalah waktu untuk membalas dendam ke mereka.
Sambil tersenyum, Hendrik menunggu manager Lou itu.
" Ini, manager lou." Kata John.
"Berlutut kamu, menghadap pemilik perusahaan ini." Perintah John kepada manager Lou.
"NYalakan cctv seluruh ruangan cari mereka, anak dan pacar anakmu, ada dimana, manager lao? Dalam hitungan tiga puluh kamu harus menemukannya, jika tidak kamu akan saya suruh pukul dengan rotan." Perintah Hendrik dengan duduk santai.
"Suruh Bobby , sembunyikan mereka di ruangan yang tidak ada cctv." perintah Hendrik kepada JOhn.
John memerintahkan Bobby melakukan keinginan Hendrik.
Sambil menangis, manager Lou memohon ampun:" Ampunkan kesalahan kami, ayah dan anak,"
"Belum juga kamu cari anakmu, kenapa kamu yakin tidak akan ketemu mereka." Ejek Hendrik dengan ketus.
"Panggil Bobby kemari untuk melakukan hukuman. suruh dia membawa rotan yang sepanjang satu meter sebesar jari kelingking." Perintah Hendrik sambil menerangkan.
Mulai hari ini, Elisabet akan merasakan neraka yang di buat untuk saya, batin Hendrik.
Bobby datang membawa rotan yang di suruh.
"John, apakah sudah tiga puluh hitungan?" Tanya Hendrik.
"lakukanlah hukuman untuk manager lou sebanyak tiga puluh pukulan rotan itu dan tebalkan di tempat pukulan dengan bantal sehingga tidak terlihat lukanya, Bobby pukul sekencang kamu tapi jangan membuat dia meninggal."
"John, Perintahkan anaknya di bawa kemari."
Darren dipaksa masuk ke ruangan yang melihat ayahnya sedang dipukul dan Hendrik duduk di bangku sedang melihat Darren.
"Hai, Darren, Apakah sekarang ayahmu dapat memberikan saya pekerjaan sebagai tukang pembersih toilet?" Tanya Hendrik dengan pongah.
"Kurang ajar kamu, berani menyuruh pemilik perusahaan menjadi pembersih toilet." sambil berkata John menampar pipi Darren bolak balik lima kali.
Setelah selesai menghukum manager lou yang bernama Derrick Lou,
"Pukulkan juga seperti itu kepada anaknya, kalian berdua ingat saya mau Darren menikah dengan Elisabet hari minggu ini, jadi dalam tiga hari bertepatan dengan ulang tahun Elisabet,supaya dia dapat mengingatnya dan akan menyesalkannya seumur hidup lakukan pesta semeriahnya, biaya pesta akan ditanggung perusahaan ."
"Tapi ada syaratnya, jika kalian berdua melanggarnya, kalian sekeluarga Lou, semua akan saya jadikan pengemis yang akan hidup selamanya ditumpukan sampah, yang akan saya buat,"
Manager Lou dan Darren diam sambil menahan sakit diseluruh badannya, tapi tidak terlihat oleh orang luar.
"Saya ingin, begitu keesokan hari setelah Elisabet menjadi istri Darren dan mantu kamu, dia harus belajar mengurus semua pekerjaan yang menyangkut urusan Darren dari masakan sampai membersihkan toilet, semua pekerjaan harus dia lakukan tanpa pembantu, mulai sekarang Darren harus makan masakan buatan Elisabet, jika Darren merasa tidak puas, kamu harus memukul Elisabet seperti yang tadi kamu alami, jika kamu tidak melakukannya, kamu akan di panggil kesini untuk menerima pukulan seperti tadi."
"Kamu sebagai mertua pun boleh memukulnya jika dia kurang ajar atau kamu tidak puas atas pelayanannya sebagai mantu."
"Terserah kalian, ingin menghukumnya seperti apa, tapi tidak boleh terlihat oleh keluarganya, selama dia ada tanda pukulan , dia tidak boleh bertemu dengan keluarganya dan juga tidak boleh diobati di rumah sakit kecuali oleh dokter keluarga Lou yang kamu kasih tahu, kalau membocorkan rahasia akan saya hukum membuntung tangan dan menjadi pengemis selamanya dengan lidah tidak utuh."
"Kemanapun Elisabet harus di kawal, jangan sampai dia kabur dan setiap dia keluar atau mau belanja apapun belikan dia barang yang mewah, setiap keluar dari rumah, dia boleh mewah, tapi setiap sampai diruangan Darren, Elisabet harus memakai pakaian pembantu, jadi kalau ada yang datang dan tanya siapa Elisabet, katakanlah dia pembantu Darren, dan jika ada yang mengenalnya, katakan dia sayang dengan bajunya jadi dia lebih senang memakai baju pembantu."
"Kalian mengertikah, saya tunggu kalian melakukannya, mudah mudahan tidak salah."
"Dan , ingat, jangan membocorkan identitas saya kepada siapapun, kalau tidak mau jadi pengemis yang lidahnya tidak utuh."
"Bobby, rotan belikan kepada Derrick Lou dan Darren, sekarang juga kamu mengajak Elisabet milih baju untuk jadi pengantin dan JoHn, kamu temanin Derrick ketempat mertua saya untuk melamar Elisabet, katakan juga biaya pernikahan di tanggung perusahaan, karena kinerja Derrick."
"Saya mau pulang.'
Betapa senangnya Elisabet mendengar Darren ingin mengajaknya ke butik untuk membeli baju penganten, bukan menyewanya. "Tunjukan baju penganten yang termewah di butik ini yang tinggal dipakai pada upacara pesta pernikahan kami tiga hari lagi." Kata Darren dengan lantang di depan Elisabet. "Manajer butik, semua biaya akan di tanggung oleh perusahaan atas nama John Wilson." Kata Darren kepada manager. Mendengar nama John Wilson, manajer kaget dan cepat cepat melayani dengan teliti dan cepat. "Kami pastikan pada hari pernikahan , baju pengantin ini ada di badan pengantin." "Bagus" "Hayo kita pulang, beritahu ayah ibu mu , malam ini ayah saya akan datang melamar kamu untuk menikah dan tidak dapat cerai setelah menikah apapun yang terjadi." Kata Darren mengingatkan. Tapi sayang Elisabet tidak mendengarkan dengan jelas. Darren mengantar pulang Elisabet masuk ke rumah dibukakan pintu oleh Hendrik. "Minggir pecundang, ap
Camkan! Terngiang perkataan Hendrik di telinga nya bagaikan bom yang sewaktu waktu akan meledak. Siapakah Hendrik itu? Mengapa dia sekarang sangat berkuasa? dia bilang akan membalas dendam? apakah dia juga akan membalas dendam pada kedua kakak saya? Oh tidak, kalau pada kak Elisa tidak mungkin, Hendrik begitu sayang kakak, apakah pernikahan ini juga Hendrik yang rencana kan? Saya harus membatalkan pesta pernikahan ini? Sayang Markus datang terlambat, pesta pernikahan sudah mulai, akta perkawinan sudah di tanda tangani dengan tambahan syarat, tidak boleh bercerai sampai kapanpun selain kematian untuk kedua pihak. Amanda tertawa terbahak bahak dengan senang nya, itu artinya dia akan selalu mendapat mantu kaya. Begitu juga Elisabet, sangat senang sekali, itu artinya Darren akan selalu miliknya. Markus merinding begitu mendengar perjanjian nikah itu. Dia berjalan menghampiri meja orang tua dan melihat Hendrik hanya
Alex Setio. Bagaimana keadaan Alex di tempat pembuangan? Hari ini, Hendrik akan meninjau tempat pembuangan sampah yang besar di kotanya, yang telah di miliki oleh perusahaan Hendro n company. Sekarang tempat pembuangan ini di jaga ketat untuk menghukum manusia manusia yang pernah menghina Hendrik, salah satu nya, Alex. "Dimana Alex, hari ini tepat kebebasannya, saya mau lihat berubah jadi apa, pecundang itu?"kata Hendrik. Tempat pembuangan ini , begitu luas sehingga jika di taruh di ujung dekat tembok terakhir, mereka mau ke pintu depan harus melewati gundukan sampah yang bau busuk yang memiliki aroma khas sampah. Manusia yang tinggal disini sehari saja, bajunya akan berbau khas sampah, dicuci susah bersih, karena itu , jika keluar dari sini, harus ganti baju dan disiram dengan desinfektan dan disemprot cairan sabun berkali kali lalu disemprot dengan air bersih. Di tengah gundukan sampah itu ada bangunan tinggi berkaca yang ked
Elisabet.Bel berbunyi, Elisabet membukakan pintu dengan memakai baju mewah dan dia ada di rumah sendiri.Darren tinggal di paviliun sendiri bersama istri dan tanpa pelayan, di samping rumah utama.Melihat itu, Hendrik dengan marah menyuruh Hans menelpon Darren dan Derrick untuk datang ke paviliun Darren dan Elisabet di tarik masuk oleh Hans kedalam."Biarkan pintu dibuka, saya ingin melihat mereka datang, panggilkan Bobby suruh ajak anak buahnya lima satpam laki laki dan tiga satpam wanita." perintah Hendrik marah.Darren dan Derrick keluar dari rumah utama dengan ketakutan dan melihat pintu terbuka lebar, mereka secepatnya masuk ke dalam rumah, mendapati Elisabet mamakai baju mewah, tanpa berkata di pukulnya Elisabet, tapi tangannya di pegang oleh Hendrik."Kalian semua hari ini , harus membayar atas kejadian ini." Kata Hendrik dengan kejam nya.Bobby datang dengan anak buahnya."Lucuti baju mewahnya berikut pakaian dalamnya
"Ha ha ha, siapa kamu? Beraga menelfon Tuan Hans, ngaca dong, pria seperti itu, memakai baju butut, beli baju saja , tidak bisa, bisa bisanya kenal Tuan Hans, ngaca dong, ngga punya kaca ya, sini saya beliin." Kata satpam didepan pintu ter bahak bahak."Hai, Hery, kamu tertawain siapa?" tanya pegawai dari dalam keluar kedepan pintu, Amelia , nama sih indah, perawakan boleh juga, wajah cantik tapi kelakuannya di jamin minus."Nih, ada pecundang mencari Tuan Hans." Kata Hery lagi."Hai, satpam , kamu baru disini ya, tidak kenal Bobby?" tanya Hendrik lagi.Tanpa menjawab, satpam itu langsung menampar hendrik, yang dibiarkan oleh Hendrik, malah diberi senyum sinis olehh hendrik."MMM, mangsa baru lagi," batin Hendrik dengan senangnya.Ternyata terlahir sebagai oerang miskin mendadak kaya dan berkuasa, enak ya. bisa balas dendam semaunya. Boleh juga nih, kehidupan seperti ini diteruskan, tanpa ada yang tahu saya kaya, ingin lihat saya berapa bany
'Elisa, kita sekeluarga mendapat undangan ulang tahun Tuan Stefanus Nicken, si pecundang tidak usah ikut saja, suruh dia bersih bersih rumah." kata Amanda."Ibu, jika Hendrik tidak ikut, saya tidak pergi, kalian pergi berdua aja, sama Elisabet." kata Elisa."Tidak bisa, dia justru perlu kamu untuk mengundang Tuan Hans, dia mau ajukan lagi kerja sama untuk anaknya, Samuel Nicken.Hendrik cuma tersenyum mendengar percakapan mereka di dapur, yang sedang memasak untuk mereka sekeluarga, sejak tidak ada Markus dan Elisabet, pembullyan terhadap Hendrik berkurang.Jadi mereka sekarang agak damai di rumah dan rumah pun tidak terlalu berantakan, sehingga pekerjaan Hendrik di rumah pun agak berkurang.Akhirnya disepakati mereka berangkat dengan Elisabet dan atas saran "Darren" ,tentu saja dengan persetujuan Tuan Besar Hendrik. Mereka pergi dengan mobil yang muat untuk mereka berenam, Tentu saja mobil mewah dari perusahaan Hendro N Company.Dan s
Baru melangkahkan kakinya melewati pintu, Hendrik sudah dihadang oleh anaknya Stefanus Nicken, Samuel Nicken. "Hai, pengemis dari timbunan sampah, untuk apa kamu ikut masuk? Sana keluar, " katanya sambil menendang Hendrik. Sambil tersenyum, Hendrik berkata:" saya diijinkan masuk oleh ibu." "Siapa ibumu?, Tidak pantas kamu memanggil saya ibu, cuma supir Darren saja, kamu . Sudah macam macam. Sudah saya bilang, kamu jangan masuk, tapi maksa " kata Amanda marah. "Jika Hendrik tidak boleh masuk, saya tidak masuk, hayo Hendrik, kita pulang." Ajak Elisa. " Jangan begitu , Elisa. Ya, udah, pecundang ini boleh masuk tapi hanya berdiri di samping pintu, dia tidak boleh duduk di kursi untuk ikut makan. Dia tidak sebanding mencicipi makanan mahal ini." Kata Samuel lagi. "Bagaimana dengan saya, saya boleh duduk di sebelah Elisa, malam ini, Elisa akan bercerai dengan Hendrik dan akan menikah dengan saya setelah ayah saya datang da
Elisa diam saja dan bersama dengan Hendrik mengikuti Wilson bersaudara naik ke mobil dan yang mengantar mereka ke hotel Hendrieta suite room. Mereka tinggal beberapa hari di hotel dan ber senang senang merasakan pelayanan hotel mewah. Elisa pernah bertanya pada hendrik kenapa Wilson bersaudara baik terhadap hendrik. Dijawab oleh Hendrik, lebih baik menurut kemauan Wilson bersaudara daripada ditampar oleh mereka. Setelah beberpa hari di hotel mewah, Elisa tidak betah dan meminta pulang ke rumah orang tuanya. Dengan membawa oleh oleh masakan matang , Hendrik indian Elisa pulang ke rumah orang tuanya. Selama Elisa dan Hendrik tidak ada di rumah , sarapan pagi, makan siang