Share

Pemulung Konglomerat 2
Pemulung Konglomerat 2
Penulis: A_W

1: Pencarian

Pencarian di minggu ke 3 masih terus dilanjutkan. 20 unit Helikopter memantau di udara, sedangkan 20 unit kapal berlayar di lautan untuk terus mencari Angel, Samuel dan Draniela. Sampai suatu ketika,

“Mohon perhatiannya! Tampak dari atas, sepertinya di sekitar kapal unit 10 dan 12 telah di temukan sesuatu. Segera di periksa!” Kata Komandan dari tim penyelamat yang tengah memantau dari atas menggunakan Helikopter unit pertama.

Mendengar perintah dari komandan melalui radio, kapal unit 10 dan 12 langsung menghentikan pergerakan. Kemudian, tim penyelam yang ada di kapal unit 10 dan 12 langsung bergegas melompat ke laut untuk mengecek sekitar.

“Lapor komandan! Tim penyelam dari unit 10 berhasil menemukan sesuatu!” Kata seseorang yang memimpin kapal unit 10.

“Baik, saya akan turun kesana untuk mengeceknya.” Kata komandan membalas laporan dari pemimpin kapal unit 10 mengunakan Handy Talky.

Setelah itu, Helikopter unit pertama turun dan mendarat di kapal unit 10.

“Bagaimana?” Tanya komandan kepada pemimpin kapal unit 10.

“Lapor komandan! Sebuah topi Chef baru saja di temukan. Menurut laporan dari tuan Joe, salah seorang korban yang lompat ke laut, adalah seorang Chef. Bisa di pastikan, ini adalah topi miliknya komandan.” Kata pemimpin kapal unit 10.

“Baik, teruskan pencarian. Saya akan membawa topi ini untuk di serahkan ke tuan Joe. Terima kasih atas informasinya.” Kata komandan.

Setelah itu, komandan itu kembali ke dalam Helikopter dan kemudian terbang menuju pantai sembari membawa topi itu.

Kemudian, Tampak dari atas, sudah ramai wartawan yang berkumpul di sekitar Helikopter unit 5 yang sudah ada disana, dan juga sudah ada sekitar 10 tim dari kepolisian yang menghalangi para wartawan itu untuk tidak mendekati kawasan tersebut. Lalu, Helikopter unit pertama mendarat di belakang Helikopter unit 5. Sontak, para wartawan itu langsung menerobos para polisi yang sedang berjaga, dan berlari menghampiri Helikopter unit pertama yang baru saja mendarat.

“Halo pak, bagaimana situasi di tengah laut? Apakah sudah di temukan tanda-tanda?”

“Halo pak, bisakah anda menjelaskan sedikit tentang apa yang terjadi sebelum para korban jatuh ke laut?”

“Halo pak, berapa orang kira-kira yang menjadi korban? Apakah mereka semua selamat?”

Wartawan-wartawan itu langsung melontarkan pertanyaan demi pertanyaan kepada komandan dari tim penyelamat yang baru saja turun dari Helikopter unit pertama. Namun, komandan itu tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan dari wartawan-wartawan itu.

“Mohon maaf, saya tidak bisa berbicara banyak untuk saat ini. Kami juga masih terus berusaha untuk mencari para korban. Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka ya… Selamat siang.”

Setelah itu, komandan langsung meninggalkan para wartawan itu dan langsung menghampiri Joe dan yang lainnya.

“Permisi tuan Joe…”

Mendengar itu, Fanny dan Desya yang tampak terduduk lemas di pasir, langsung berdiri dan langsung menghampiri komandan yang baru saja tiba.

“Bagaimana pak? Apakah sudah ada tanda-tanda dari mereka?” Tanya Desya.

“Iya pak, bagaimana? Sudah ada tanda-tanda dari pacar saya?” Tanya Fanny meneruskan pertanyaan Desya.

“Jadi begini, tim dari kapal unit 10 berhasil menemukan sebuah topi ini di tengah laut. Topi ini mengambang disana dan dilihat dari bentuknya, sepertinya topi ini sudah sekitar 10 sampai 15 hari terombang-ambing di laut. Nah, kecil kemungkinan selamat untuk tuan Samuel, nona Angel dan nona Draniela.” Jawab komandan sembari menunjukkan topi yang tengah di dibawanya.

Mendengar itu, Fanny langsung drop. Wajahnya langsung pucat seketika. Desya langsung pingsan setelah mendengar jawaban dari komandan itu. Sontak, Jordi langsung membopong Desya dan langsung berlari membawa Desya ke posko kesehatan 2 yang ada di sekitaran pantai itu. 

“Tapi, tidak menutup kemungkinan juga kalau tuan Samuel dan yang lainnya berhasil selamat. Sebab, kita tau kalau tuan Samuel itu berasal dari tim mata-mata dari kepolisian. Beliau juga ahli dalam berenang, fisik yang dimilikinya juga sangatlah bagus. Jadi, kita hanya perlu mendoa-kan yang terbaik untuk mereka. Kami selaku tim penyelamat juga masih terus berusaha untuk mencari mereka sampai ketemu.”

Mendengar itu, Fanny langsung merasa sedikit tenang dan menghela nafas legah untuk sesaat.

“Oke lah, untuk saat ini, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan. Saya akan kembali bergabung ke tim penyelamat yang ada di tengah laut, permisi…”

Setelah itu, komandan itu langsung kembali ke dalam Helikopter dan kemudian, Helikopter unit pertama terbang dan pergi menuju ke lokasi kapal unit 10 dan unit 12.

“Chel, Cass… Menurut kalian, Angel dan Samuel bisa selamat ga ya?” Tanya Fanny dengan nada bicara yang pelan.

“Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka ya Fan… Nah, lebih baik sekarang, kita makan dulu.” Kata Chelsea sembari mencoba menghibur Fanny.

“Iya Fan, kalau kamu ga makan-makan, nanti kamu sakit loh… Kalau kamu sakit, siapa dong, yang akan menyambut kepulangan Samuel? Ga mungkin aku kan, hahaha” Kata Cassey meneruskan perkataan Chelsea.

Fanny hanya diam saja sembari termenung dengan tatapan mata yang kosong dan bibirnya yang tampak sangat pucat.

Melihat itu, Joe langsung berjalan ke posko untuk membawakan beberapa makanan, dan kemudian, kembali ke tempat Fanny, Chelsea dan Cassey,

“Fanny… Nih, aku bawakan makanan. Enak loh Fan, ayo di makan dulu…” Kata Joe.

Namun, Fanny tetap saja duduk dan termenung menatap laut dengan tatapan kosong.

Lalu, Chelsea mengambil makanan yang dibawa oleh Joe dan kemudian, duduk di samping Fanny sembari berkata,

“Fan, ayo makan dong… Aku suapin nih ya, ayo buka mulutnya dulu…” Kata Chelsea sembari menyodorkan sesendok nasi kearah mulutnya Fanny.

Tapi, Fanny tetap saja tidak memperdulikan apapun yang ada di sekitarnya, dan hanya termenung saja. Lalu,

“Fan! Itu Samuel Fan!!!” Teriak Chelsea kepada Fanny sembari menunjuk kearah laut.

“Hah! Ma… Ammm… Gleek…”

“Nah, gitu dong… Enak kan?” Kata Chelsea yang baru saja menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya Fanny dengan sedikit berbohong.

Setelah itu, Fanny langsung mengambil sepiring nasi yang di pegang oleh Chelsea, dan kemudian memakannya dengan lahap sembari masih terus termenung memandangi laut.

Chelsea yang menoleh kearah Joe dan Cassey sembari tersenyum kecil kearah mereka. Joe dan Cassey saling bertatapan dan kemudian menganggukkan kepala mereka, setelah itu mendudukkan tubuh mereka sembari menikmati makan siang bersama di dekat Fanny.

“Om Joe… Menurut om, adik saya berada dimana ya? Dia kan tidak bisa berenang?” Tanya Almero yang baru saja keluar dari posko dan duduk disamping Joe.

“Almero… Tim penyelamat masih terus berusaha mencari adikmu, kak Angel dan om Samuel. Mereka akan terus mencari mereka sampai mereka di temukan. Jadi, kita yang berada disini hanya bisa mendoakan mereka, supaya mereka bisa di temukan secepatnya ya…” Jawab Joe kepada Almero dengan nada bicara yang lembut.

“Emm… Begitu ya om…”

“Iya Almero… Kamu tidak perlu khawatir ya… Adik perempuanmu pasti akan selamat kok, hehe” Kata Joe dengan santai sembari mencoba menghibur Almero, walaupun hatinya Joe tidak sesantai perkataannya.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Muhamda Gunawan
lanjutkan tunjukan siapa kamu sebenarnya
goodnovel comment avatar
Muhamda Gunawan
waduh lagi seru ceritaya .lanjutkan
goodnovel comment avatar
Algufron Ali
wah yg nulis ceritanya kabur nih kaya nya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status