Share

Part 2-Calon Tumbal

Obrolan absurd antara Wina dan Dirga di taman rupanya menarik perhatian Rizal, lelaki yang bekerja di rumah sakit tempat Dirga mengobati pasiennya. Awalnya ia masa bodoh dengan percakapan random tersebut. Tapi mendapati kejadian langka—Dirga meladeni orang asing—membuat Rizal akhirnya sengaja mencuri dengar percakapan mereka.

Melihat hal tersebut, Rizal seakan mendapat jawaban untuk melancarkan misinya.

Misi menghancurkan Dirga tanpa harus menggunakan tangan sendiri. Ya, Rizal akan memanfaatkan Wina untuk melaksanakan aksinya.

Sebenarnya sudah menjadi rahasia umum dikalangan dokter di Rumah Sakit Cipta Medika bahwa hubungan antara Dirga dan Rizal tidak pernah berjalan baik. Mereka selalu berkompetisi dalam segala hal, baik urusan pekerjaan hingga urusan pribadi. Tapi pihak Rumah Sakit tetap membiarkannya, karena bagaimanapun Dirga dan Rizal merupakan keluarga dari pemilik Rumah Sakit tersebut.

Mereka berdua memang seumuran, tapi Dirga kini sedang mengambil spesialisasi sedangkan Rizal baru akan memulai ambil spesialis setelah hampir 2 tahun masa intership-nya.

Dirga memang memulai kuliah kedokterannya 2 tahun lebih dulu daripada Rizal, sehingga tidak heran jika ia akan selesai lebih dulu. Sedangkan Rizal yang awalnya tidak memiliki minat terjun di dunia kedokteran terpaksa harus kuliah kedokteran setelah orangtuanya memaksa kuliah kedokteran agar tidak kalah dari Dirga yang notabene merupakan sepupunya.

Orangtuanya meminta Rizal untuk bisa melampaui Dirga, atau menghalangi mencapaian Dirga agar Rizal tidak tertinggal jauh. Karena selama ini kakeknya, Pak Hermanto, yang memiliki rumah sakit terbesar di Kota Bakpia itu selalu mengunggulkan Dirga daripada Rizal. Rasa sayang kakeknya yang begitu besar pada Dirga membuat orangtua Rizal berambisi untuk menjadikan Rizal seperti Dirga.

Selain orangnya yang sangat tertutup, Dirga yang selalu bersikap cuek membuat Rizal sulit mendekati apalagi menghancurkannya. Namun hari ini ia seakan menemukan celah setelah tadi melihat interaksi Dirga dan Wina.

Kenapa Rizal yakin ingin bekerjasama dengan Wina? Karena setelah Wina kabur dari Dirga, Rizal mengikutinya hingga ia menemukan fakta bahwa Wina bukanlah “anak SMP bolos” seperti yang dituduhkan Dirga.

Awalnya ia juga mengira hal yang sama—baginya Wina yang mungil—seperti Dirga. Namun kini pandangannya berbeda mana kala ia menguntit Wina di kantin rumah sakit. Sesaat setelah perdebatannya dengan Dirga, Wina bertemu dengan temannya di kantin rumah sakit.

Dari celotehannya bersama Edo—teman Wina—Rizal akhirnya tahu bahwa Wina adalah seorang mahasiswi semester akhir. Sedangkan alasan gadis minisize itu ada di rumah sakit karena ayahnya sedang dirawat akibat kecelakaan.

***

Dan disinilah Rizal, diam-diam meminta data pasien bangsal Melati, khususnya data tentang Ayah Wina. Ia membutuhkan informasi agar bisa mengajak Wina untuk bekerjasama mendekati Dirga.

Setelah berhasil merayu pihak administrasi, Rizal tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi. Ia segera menghampiri ruangan dimana Ayah Wina dirawat meski hari sudah malam. Tanpa melepas snelinya, Rizal menghampiri ruang rawat inap ayah Wina.

Namun saat ia menuju ke ruang inap kelas tiga itu, ia melihat si Gadis Minisize berjalan ke arahnya.

“Wina?” Tanpa basa-basi, Rizal langsung menghadang gadis mungil yang mengenakan hoodie oversize dengan celana jeans belel.

Merasa dipanggil, Winapun menoleh.

“Saya, Dok?” Tanyanya heran. Ia heran saja karena laki-laki berjas putih itu tahu namanya dan ia merasa tidak mengenalnya.

“Bisa bicara sebentar?” Ucap Rizal lirih namun tegas.

Suasana lorong Bangsal Melati malam itu memang sudah sepi.  Bahkan suara kecilpun bisa terdengar memenuhi lorong tersebut.

“Tentang ayah saya, Dok?” Sebenarnya Wina tak yakin. Karena dokter berwajah oriental itu bukanlah dokter yang menangani ayahnya.

Rizal diam sejenak, “emm...bukan sih.”

“Saya akan menanggung biaya rumah sakit ayah kamu,” lanjutnya membuat Wina sedikit tertarik dan penasaran.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status