Beranda / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Mengenai Murong Yi

Share

Mengenai Murong Yi

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-21 20:53:50

Suasana mereda setelah Nyonya Tua meminta semua orang untuk bubar dan kembali pada tugas mereka masing-masing. Jian Huànyǐng dibawa kembali ke halaman tempatnya tinggal, yang terpencil di sudut kediaman yang cukup luas itu.

Dua orang pelayan Nyonya Tua mengantarkannya, lalu berkeliling melihat kondisi halaman itu. Wajah mereka terlihat kecewa melihat kondisi tempat tinggal yang tidak sepantasnya untuk seorang tuan muda.

"Dà Gōngzǐ, bagaimana selama ini Anda tinggal di halaman seperti ini?" Pelayan wanita bertanya dengan nada prihatin, suaranya bergetar halus menambah kesan kesedihan.

Jian Huànyǐng yang terduduk di teras hanya menggelengkan kepalanya. Ia menatap wanita itu dengan mata yang memelas. "Sungguh, saya pun tidak mengerti," gumamnya pelan, mengenang kehidupan Murong Yi yang penuh penderitaan.

"Mereka mencuri barang-barangku. Bahkan mengambil seruling milik niang," keluhnya sambil menahan tangis. Sesaat ia teringat akan apa yang dialami Murong Yi sebelum pemuda malang itu nekad merapal mantra memanggil rohnya.

"Ini sungguh keterlaluan! Tài Fū Rén hanya pergi berdoa ke kuil leluhur selama beberapa waktu dan keadaan manor menjadi kacau balau. A Shu, aku akan melapor pada Tài Fū Rén . Kau di sini saja menemani Dà Gōngzǐ," pelayan satunya berbicara dengan suara tinggi, penuh kemarahan.

Pelayan itu bergegas pergi tanpa menunggu jawaban rekannya. Sementara A Shu, pelayan tadi, membantu Murong Yi berdiri kemudian membawanya ke dalam kamar dan mendudukkannya di kursi dengan lembut.

"Shu Jiějie, aku melupakan banyak hal. Aku tidak ingat apapun," Jian Huànyǐng menatap wanita itu dengan tatapan memelas dan sikap canggung. Kedua tangannya saling meremas seperti ketakutan dan gelisah.

"Dà Gōngzǐ jangan khawatir, saya akan menceritakan semuanya. Tetapi izinkan saya untuk mengobati luka-luka di tubuh Anda," wanita itu tersenyum lembut, matanya penuh pengertian.

Jian Huànyǐng mengangguk dan membiarkan wanita itu membuka hanfunya, kemudian mengobati lukanya. A Shu pun dengan hati-hati membersihkan lukanya dengan air hangat yang baru saja diantarkan seorang pelayan. Selain air hangat, obat-obatan dan juga hanfu serta jubah baru dibawanya dari halaman Nyonya Tua.

"A Shu, kami akan membersihkan halaman ini dan mengatur beberapa keperluan Dà Gōngzǐ ," pamit pelayan yang lebih dewasa dari A Shu.

A Shu hanya menganggukkan kepalanya. Wanita itu kemudian menceritakan segala sesuatu tentang Murong Yi. Jian Huànyǐng mendengarkan dengan penuh perhatian, meski sesekali dia berteriak kesakitan saat lukanya diobati.

"Jadi selama beberapa tahun ini aku berada di Akademi Bìxiāo?" tanyanya dengan polos pada A Shu. Wanita itu menganggukkan kepalanya dan berkata, "Sejak Anda berusia sepuluh tahun. Baru dua atau tiga bulan yang lalu Anda kembali ke manor."

Jian Huànyǐng tersenyum masam dan menyahut, "Lebih tepatnya aku diusir bukan?" Jian Huànyǐng merasa kesal, karena Murong Yi sungguh berbanding terbalik dengan dirinya. Murong Yi benar-benar sampah.

Sedangkan Jian Huànyǐng, Tuan Muda Kelima Jian, dikenal sebagai pemuda berbakat di Kekaisaran Bìxiāo. Jika dia tidak meninggal dunia lima belas tahun lalu, maka saat ini dia mungkin dikenal sebagai kultivator terkuat bersama Tuan Muda Kedua Yue, Yue Tiānyin.

"Yunhua, bukankah tadi Nyonya Tua mengatakan tentang Yunhua? Apakah dia ibu Murong Yi?" gumamnya dalam hati teringat ucapan Nyonya Tua tadi.

"Jiějie, bagaimana dengan ibuku?" Jian Huànyǐng bertanya dengan hati-hati pada A Shu. Dia sama sekali tidak memiliki ingatan mengenai keluarga Murong di kehidupan sebelumnya.

Pelayan itu berhenti mengobatinya, terdengar desahan napasnya, pelan tetapi terkesan berat. Seakan-akan pertanyaan Jian Huànyǐng membuatnya sesak napas.

"Fū Rén sudah tiada ketika Anda berusia sepuluh tahun. Setelah beliau meninggal dunia, Lao Ye membawa Anda ke Akademi," jawabnya lirih.

Jian Huànyǐng terdiam. "Ibuku berasal dari keluarga mana?" tanyanya lagi dengan hati-hati.

"Dà Gōngzǐ , Fū Rén merupakan putri dari keluarga Baili di Lanyin. Sayangnya, meski termasuk keluarga bangsawan kuno, mereka kini hanya tinggal nama saja," A Shu menjelaskan dengan hati-hati.

Sejenak Jian Huànyǐng terbawa kembali pada kenangan masa lalu. Keluarga Baili sepengetahuannya merupakan salah satu keluarga bangsawan di Lanyin. Salah satu usaha mereka adalah restoran yang terkenal dengan rasa autentik Lanyin yang lezat dan elegan.

Tanpa sadar, matanya berkaca-kaca dan rasa sakit menghinggapi dadanya sehingga hampir tak tertahankan. Dia memiliki cukup banyak kenangan di restoran itu bersama Yue Tiānyin dan juga cucu pemilik restoran yang tak lain adalah Yunhua, ibu kandung Murong Yi.

"Dà Gōngzǐ, seharusnya Anda kembali ke Lanyin. Sayangnya, Jiā Zhǔ Baili telah tiada," A Shu berucap pelan.

"Beliau sempat berpesan pada Dàoyì Zhēnjūn untuk menjadikan Anda sebagai muridnya. Sayangnya dia pergi berkelana dan belum kembali hingga kini, hingga Tuan Murong lebih memilih mengirimkan Anda ke Akademi," A Shu kembali menjelaskan.

"Dàoyì Zhēnjūn?" gumamnya lirih. A Shu menganggukkan kepalanya dan menyahut, "Yue Èr Gōngzǐ, Yue Tiānyin." Jian Huànyǐng kembali terkejut mendengarnya. "Ah, itu julukannya rupanya. Chenxi, bagaimana dirimu selama lima belas tahun ini? Apa kau masih mengingat diriku?" Jian Huànyǐng tersenyum dan memejamkan matanya, mencoba untuk menutupi degup jantungnya yang mulai tak beraturan.

Kini dia semakin menyadari posisi dan situasi dirinya. Setidaknya dia harus membuat sebuah rencana agar dapat bertahan hidup sekaligus membalaskan dendam Murong Yi. Setelah itu, dia akan pergi ke Sungai Ungu Gelap, seperti yang pernah dijanjikannya pada Yue Chenxi sebelum dia pergi ke Istana Langit Biru yang berakhir dengan kematiannya.

Noted :

*Jiā Zhǔ : Tuan Tua

* Yue Tiānyin : Melodi Surgawi

* Dàoyì Zhēnjūn : Penguasa Kebenaran Sejati

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penakluk Sihir Iblis    Janji di Bawah Lampion Kupu-kupu

    Tiānyin berjalan mendekati teras dengan langkah yang tegap dan berirama. Setiap gerakannya memancarkan keanggunan yang khas, sesuatu yang bahkan sulit ditiru oleh siapapun, bahkan oleh Héxié Zhìzūn atau Hòu Jūn yang telah lama mengamatinya. Ada ketenangan dalam langkahnya, seolah setiap jejak kaki telah diperhitungkan dengan matang."Aku kira kau akan membiarkanku kelaparan," keluh Huànyǐng dengan nada manja yang sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu."Ayo masuk!" Tiānyin tidak menanggapi kelahannya, namun nada suaranya terdengar lembut. Dia mengisyaratkan Huànyǐng untuk mengikutinya kembali ke dalam kamar."Yuè Èr Gēge, kau memang yang paling mengerti diriku..." Huànyǐng bersorak gembira ketika mereka masuk ke dalam kamar dan Tiānyin mulai membuka keranjang bambu di atas meja rendah.Satu persatu hidangan dikeluarkan dengan hati-hati. Sup kepiting asparagus yang masih mengepul hangat, daging asam manis

  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi di Bawah Cahaya Bintang

    Huànyǐng duduk bersila di hadapan meja rendah yang hanya dihiasi secawan teh yang telah lama tak mengepul. Uap hangat yang dulu membubung tipis kini telah sirna, meninggalkan cairan yang dingin dan pahit. Perutnya menggeliat lapar, mengingatkannya pada kenyataan bahwa sejak tadi sore dia belum menyantap apapun.Shengyuan tadi hanya berkata, "Dàoyì Zhenjun berkata tidak perlu menghidangkan makanan untuk Murong Gōngzǐ," setelah pemuda itu membantu mengatur pakaian gantinya. Kini dia sendirian di Shuǐyùn Tíng, kelaparan meski tubuhnya tak merasakan dingin berkat energi Heibing Hùfú yang masih mengalir dalam tubuh Murong Yi."Meow..." Yu Shi mengeong pelan dari sudut kamar, suaranya terdengar seperti bertanya."Ada apa?" Huànyǐng menoleh pada kucing spiritual berbulu putih itu dengan suara yang hampir berbisik.Yu Shi melompat dengan lincah ke pangkuannya, mata keemasan itu menatapnya dengan tatapan tajam yang khas kucing spiritual tingkat tinggi. "Hei bocah, kemana saja kau selama ini?"

  • Penakluk Sihir Iblis    Lampion Kenangan

    "Chénxī, turunkan aku ya," pinta Huànyǐng memelas, suaranya berubah menjadi lembut dan penuh harap. "Aku tidak akan berbuat macam-macam, janjinya.""Sebentar lagi kita sampai," sahut Tiānyin mengabaikan permintaan Huànyǐng, langkahnya tidak melambat sedikit pun."Shuǐyùn Tíng, masih jauh," sahut Huànyǐng dengan nada yang mulai putus asa.Tiānyin berhenti di tengah jalan yang diapit oleh pohon-pohon bambu yang bergoyang lembut tertiup angin sore. Lalu dengan perlahan menurunkan Huànyǐng.Huànyǐng tersenyum senang lalu meregangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah lama berada dalam posisi yang tidak nyaman. Dia menggerakkan leher dan bahunya untuk melemaskan otot-otot yang tegang."Chénxī, aku tinggal di Zǐténg Ju saja ya?" pintanya lagi dengan nada yang penuh harap.Tiānyin menggelengkan kepala dengan tegas, tatapannya dingin dan tidak bisa dibantah.

  • Penakluk Sihir Iblis    Tiānyin Bahagia

    Héxié Zhìzūn tersenyum menatap sang adik yang tak bergeming meski orang yang dipanggulnya terus memukuli punggungnya dengan gerakan yang tidak beraturan. Tiānyin berjalan dengan langkah yang mantap, tidak terpengaruh sedikit pun oleh protes keras dari pemuda yang dipanggulnnya."Sepertinya Tiānyin sedang merasa sangat bahagia," gumamnya pelan lalu menggelengkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda.Sementara itu Tiānyin membawa Huànyǐng masuk ke Kediaman Aroma Wisteria. Bangunan-bangunan bambu yang sederhana namun indah menjulang di antara pepohonan yang rimbun. Konstruksi bambu yang dianyam dengan rapi menampilkan keindahan arsitektur yang asri dan menyatu dengan alam.Mereka menaiki tangga batu yang menanjak, melewati jalan setapak berlapis batu yang dinaungi pohon wisteria. Cabang-cabang wisteria yang berbunga lebat membentuk lorong ungu yang memukau, kelopak-kelopak yang berguguran menari-nari di udara seperti hujan bunga.Aroma wisteria yang lembut berca

  • Penakluk Sihir Iblis    Keluhan di Pelukan Héxié Zhìzūn

    Huànyǐng menatap sosok berjubah biru langit itu dan tiba-tiba sebuah kerinduan menyeruak dalam hatinya yang membuatnya hampir tak sanggup menahan tangis. Héxié Zhìzūn, sahabat karib sang kakak, Jiàn Wéi, yang juga merupakan kakak Tiānyin dan sudah dianggap sebagai kakak olehnya."Héxié Zhìzūn," gumamnya pelan, suaranya bergetar menahan haru.Tiānyin mengangguk lalu mengajak Huànyǐng mendekat. Langkah mereka melambat, seolah enggan mengganggu ketenangan sore yang mulai turun."Xiōngzhǎng!" dengan sopan Tiānyin memberi hormat diikuti murid-muridnya yang mengekor di belakang.Héxié Zhìzūn tersenyum lembut, matanya yang bijaksana menatap ramah pemuda bertopeng jelek di sebelah Tiānyin. "Kau membawa tamu rupanya!" ucapnya dengan nada hangat yang khas.Tiba-tiba saja, tanpa bisa dicegah oleh Tiānyin, Huànyǐng menubruk Héxié Zhìzūn dengan gerakan yang tak terkendali. Tubuhnya yang masih lema

  • Penakluk Sihir Iblis    Kembali Ke Surga Tersembunyi Di Lanyin

    Perahu kayu kecil bergoyang perlahan saat menyentuh dermaga batu di tepi Sungai Ungu Gelap. Tiānyin segera berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Huànyǐng turun dari perahu. Langit sore mewarnai permukaan air dengan kilau keemasan yang memukau."Aku bisa berjalan sendiri, Chénxī," bisik Huànyǐng lirih, meski tangannya berpegangan erat di pinggang pria itu.Tiānyin tidak berkata apa-apa dan hanya memapahnya dengan hati-hati. Gerakan kakinya stabil, memastikan Huànyǐng tidak terjatuh saat melangkah di atas dermaga batu yang licin.Para yunior mengikuti mereka dengan patuh dan diam, meski ada banyak pertanyaan berkelebat di benak mereka. Hòu Jūn dan Shengyuan saling bertukar pandang, masih penasaran mengapa guru mereka begitu perhatian pada pemuda bertopeng jelek yang tampak aneh itu.Huànyǐng melirik mereka dan tersenyum kecil di balik topengnya. "Mereka sangat patuh, sama seperti dirimu dulu," ucapnya pelan sambil memandang kedua pemuda yang berjalan di belakang mereka.Tiāny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status