Beranda / Romansa / Pendamping Sang Alpha / Bab 13: Acara Makan Malam

Share

Bab 13: Acara Makan Malam

Penulis: Theresa Oliver
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 15:01:03
Saat Lacey berjalan masuk, Julien sudah duduk di ujung meja panjang dan Scar duduk di arah diagonal dari sisi kanan pria itu. Kepala mereka berdekatan, jelas sekali sedang menikmati lelucon rahasia, dan Lacey bertanya-tanya apakah mereka sedang menertawakan dirinya. Julien mendongak dan sudut bibirnya turun seketika pria itu melihatnya.

Scar melirik ke arahnya, bibirnya membentuk senyuman meremehkan. "Apa yang dia lakukan di sini."

Seluruh pasang mata mendadak memandangnya.

"Lacey! Aku senang kau bisa bergabung dengan kami!" Julien segera menutup jarak di antara mereka, kemudian memandangi para anggota kawanan yang memenuhi ruangan, semuanya mengenakan pakaian terbaik mereka. Jelas sekali terlihat mereka sedang mengadakan acara makan malam dan tidak ada satu pun yang datang untuknya. "Semuanya, ini adalah tunangan baruku dan calon Ratu Alpha kalian, Putri Lacey Taregon."

Suara gemuruh penyambutan menggema di dalam ruangan, tetapi Lacey menyadari hanya sedikit yang bertatapan dengannya.

"Lacey, aku senang kau ada di sini. Mungkin kau bisa membantu menengahi perdebatan antara aku dan Scar." Julien membimbingnya ke salah satu kursi di meja pada sisi kirinya.

Lacey tersenyum "Oh? Tentang apa?" Dia meragukan apa yang dia katakan akan berpengaruh, tetapi dia hanya mengikuti arus saja.

Julien menarik kursi untuknya, memberinya kesempatan untuk melihat seluruh ruangan dengan jelas. Pria itu mendekat dan menarik napas dalam ketika dia duduk, menghirup aroma Lacey. "Kau terlihat luar biasa cantik malam ini." Kali ini, pria itu tidak mengurai rambut Lacey.

"Terima kasih," Lacey menjawab selagi pria itu mendorong masuk kursinya.

Di seberang meja, Scar terlihat jengkel.

"Jadi, perdebatannya tentang apa?" Lacey menyesap anggurnya dan perutnya bergemuruh keras karena sudah tidak makan apa pun selama dua hari.

"Tentang ..." Julien mengangkat gelas anggurnya. "Scar bilang bahwa para serigala rogue dari Kawanan Cakar Liar adalah salah satu prajurit paling ganas di dunia - "

Lacey merasa geli, tetapi dia berusaha menyembunyikannya dengan menyesap anggurnya untuk mengembalikan ketenangannya. "Silakan, lanjutkan."

"Tetapi menurutku, mereka itu hanya sekumpulan pengecut tanpa kepemimpinan, licik, dan liar," lanjut Julien. Kemudian, pria itu menatap matanya sambil mengangkat salah satu alisnya. "Karena sebelumnya kita sudah pernah bertarung bersama menghadapi mereka, aku ingin tahu pendapatmu."

Scar ikut menyesap anggurnya sambil menggeram tidak puas.

Dan Lacey sangat menyukai setiap detiknya. "Menurutku kau benar." Gumaman persetujuan terdengar di dalam ruangan. "Mereka itu binatang liar, tidak disiplin, dan tidak terlatih."

"Mereka adalah suatu kekuatan yang patut diperhitungkan!" Scar menenggak habis sisa minumannya, kemudian mengangkat gelasnya dan meminta pelayan yang berdiri di dekat dinding untuk mengisinya lagi.

Lacey mengangkat alis. "Benarkah? Kalau begitu, menurutmu bagaimana Julien dan aku bisa menghajar sembilan dari mereka, bahkan sebelum kami berdua terhubung oleh sumpah?"

"Itu bohong!" Scar berseru menarik perhatian semua orang dalam ruangan.

Lacey menggeleng dengan tenang. "Tidak, itu bukan kebohongan." Tidak bisa menahan diri, Lacey mengulurkan tangan untuk meremas tangan Julien dengan lembut, masih terus mengikuti permainannya. "Ya, 'kan, Julien?"

Pria itu mengangkat tangan Lacey ke dekat bibirnya, Scar pun melempar serbetnya ke meja dan berjalan keluar. "Ya, itu benar." Julien kemudian melepaskan tangan Lacey segera setelah Scar pergi, lalu menatap mata Lacey. "Bisakah kau ikut denganku?"

Hati Lacey mencelus. Meski dia baru saja memenangkan pertarungan tersebut, peperangan ini masih jauh dari kata usai. Seketika itu, dia menyadari bahwa Julien telah menggunakannya untuk menyingkirkan Scar untuk suatu alasan. Sekarang, pria ini akan menyingkirkannya pula. Namun, Lacey tersenyum dan berpura-pura tidak tahu apa-apa. "Oh, tentu saja." Kemudian dia mengedarkan pandangannya pada kawanan. "Senang bertemu kalian semua."

Mereka semua memberikan kata-kata penyambutan sekali lagi, lalu melanjutkan pesta mereka.

Julien menarik siku Lacey sambil berjalan keluar dari ruang makan. "Aku sudah minta kau untuk tetap tinggal di kamar hingga aku menemuimu," katanya, suaranya rendah selagi dia mengantarkan Lacey ke lantai atas.

"Tidak, kau bilang padaku untuk ikut makan malam dan datang tepat waktu," koreksi Lacey. "Kau memberitahu Gwen bahwa aku akan kembali dikurung sebagai hukuman karena tidak menghormati Scar. Namun, seperti biasa, kau tidak membawakanku makanan apa pun. Jadi, aku datang untuk makan malam." Dia berhenti dan menatap balik pria itu. "Aku belum makan apa pun selama dua hari dan aku lapar." Dia membiarkan pria itu membawanya kembali ke dalam kamarnya. Tepat di luar pintu, Lacey berkata. "Jika kau berniat untuk terus mengurungku di dalam kamar, setidaknya kau harus memberiku makan." Kemudian, dia berjalan masuk dan membanting pintu hingga tertutup, meninggalkan pria itu sendirian di lorong.

Di dalam kamar, Lacey berjalan mendekati jendela dan mengamati para manusia serigala di bawah sana. Beberapa dari mereka mendongak dan melambai. Yang lainnya mengalihkan pandangan dan berlari masuk ke hutan, bertransformasi saat mencapai garis pepohonan.

Besar keinginannya untuk dapat kembali berlarian bebas. Dia baru saja ditunangkan dan dia hanya bisa menghabiskan waktunya sendirian di dalam kamar saja tanpa alasan yang jelas. Saat itu, Lacey tahu dia harus kabur. Dia tidak mungkin terus menerus terkurung dalam kamar selamanya dalam pengawasan seorang pria gila.

Jadi, dia mengeluarkan tabletnya dan mulai menarik layar, mencoba mencari nomor Wyatt. Mungkin pria itu dan beberapa anggota kawanan Perak bisa datang untuk menyelamatkannya. Namun, ketika dia baru saja menemukan nomor pria itu dan hendak mengirim pesan padanya, pintu terbuka. Julien berjalan masuk sambil membawa sebuah nampan, dan dia sedang tersenyum.

Lacey terkejut, menyingkirkan tablet ke belakang punggungnya dan berusaha menyembunyikannya.

"Apa-apaan ini?" Pria itu meletakkan nampan di atas meja kecil bundar dan menarik benda itu dari tangan Lacey. Pria itu menunduk dan menyadari apa yang Lacey baru saja hendak lakukan, sementara bibirnya mulai merengut keji. "Kau sedang berusaha menghubungi pria lain agar datang menyelamatkanmu?" Dia berjalan ke jendela dan melempar benda itu keluar, membuatnya hancur berkeping-keping saat menghantam aspal di bawah sana ... sama seperti hati Lacey.

"Tidak!" Lacey terjatuh lemas dan terisak di dalam tangannya. Pria ini baru saja merampas satu-satunya harapan terakhir hidupnya. Dia menjatuhkan diri ke atas tempat tidur dan air mata mengalir deras di pipinya.

"Jangan pernah berpikir untuk menghubungi seorang pria untuk menyelamatkanmu dariku! Aku akan membunuhnya!" Julien berseru saat mendengar isak tangis Lacey. Lacey mengabaikannya dan terus terisak di atas tempat tidur selagi Julien berjalan mondar-mandir seperti binatang dalam kandang. Kemudian, dia berhenti sejenak. "Dan jangan pernah berpikir untuk kabur! Kau adalah milikku!" Setelah itu, pria itu berjalan dengan langkah tegas menuju pintu, membantingnya hingga tertutup.

Sial sekali dia. Pasangannya tidak ingin dia pergi, tetapi pria itu pun tidak menginginkannya. Sambil terisak, Lacey bertanya-tanya bagaimana hal ini akan berakhir, memikirkan bahwa mungkin saja ini akan berakhir dengan kematiannya. Namun, dia lebih memilih mati daripada harus tunduk pada siapa pun ... termasuk pasangannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 100: Belahan Jiwa

    Setahun kemudian ...."Siap?" Ibu Lacey bertanya sambil tersenyum bangga ketika menatap mata Lacey. Setelah Perang Antar Kawanan, Lacey telah menawarkan ibunya untuk tinggal bersamanya, tetapi karena sekarang Camari benar-benar bebas melakukan apa pun yang dia inginkan, dia memutuskan untuk menjadi anggota Kawanan Bayangan, kawanan milik Arkin. Lacey bersyukur ibunya dan Arkin telah saling menemukan kembali ... setelah bertahun-tahun ini. Dan rasanya aneh. Thorn dan Camari selalu khawatir akan mati jika salah satu di antara mereka pergi, tetapi ketika berdiri di hadapannya sekarang, Camari tampak baik-baik saja. Lacey menebak itu karena Ikatan Pasangan di antara mereka telah memudar bertahun-tahun yang lalu. Ada begitu banyak hal yang telah terjadi di antara mereka sebelum Thorn wafat.Namun, Lacey menyingkirkan pikiran tersebut, bertekad untuk tidak membiarkan siapa pun mengacaukan hari ini. Lacey mengangguk. "Ya. Aku siap."Salah satu sudut bibir Camari menyunggingkan senyum. "

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 99: Para Pengawal Ratu Alpha

    Malamnya setelah para Alpha dan keluarganya telah meninggalkan kastel atau beristirahat untuk malam itu, Lacey mempersiapkan diri untuk membicarakan kematian Thorn dan Lynessa pada ibunya."Apa kau ingin aku ikut denganmu?" tanya Julien ketika mereka menuruni tangga. Lacey menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingin segera menyelesaikan ini."Julien menariknya hingga berhenti di landasan tangga menuju kamar mereka dan meletakkan kedua tangannya di bahu Lacey, menatap matanya. "Lacey, itu tidak dapat dihindari. Mereka menyerangmu. Ingat itu." Kemudian pria itu menghela napas panjang. "Kalau kau tidak melawan mereka, mereka akan membunuhmu. Itu adalah perlindungan diri."Lacey mengangguk. "Ya, aku tahu. Namun, itu tidak membuatnya menjadi lebih mudah."Julien mengangguk paham. "Beri tahu aku kalau kau membutuhkanku."Namun, Lacey menarik pria itu mendekat. "Julien, aku bangga padamu malam ini. Kau adalah Alpha Tertinggi yang luar biasa. Kau bukan hanya memikirkan kawananmu, tapi jug

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 98: Keluarga, Bagian 2

    Lacey menghela napas, berpikir. "Julien, aku akan jujur padamu."Pria itu mengelus tangannya dengan ibu jarinya. "Ya, silakan."Lacey mengangguk, lalu menatap matanya. "Roth sangat jahat padaku ketika kami tumbuh bersama. Bukan hanya dia, tapi juga seluruh saudaraku dari Thorn dan ibuku. Kau sudah tahu itu." Dia menggigit bibir bawahnya lalu melepaskannya. "Namun, menurutku satu tahun bukanlah permintaan yang besar untuk membuktikan kesetiaannya padamu, dan padaku." Dia meletakkan tangannya di atas tangan Julien, menggenggamnya. "Setahun adalah waktu yang cukup untuk membuktikan loyalitas dan kesetiaannya. Lalu setelah setahun, jika dia terbukti tidak pantas, kau bisa mencabut jabatan itu darinya." Lacey menepuk tangan Julien dan menatap matanya. "Beri dia kesempatan. Menurutku dia akan menjadi Alpha yang kuat dan setia, jika diberi kesempatan untuk melakukannya. Terutama karena sekarang Thorn telah tiada."Julien mengangguk dan mengecup tangannya juga. "Kau adalah wanita yang bi

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 97: Keluarga, Bagian 1

    "Terima kasih telah tinggal untuk berbicara denganku," kata Julien pada Roth, Arkin, Seth, dan Chris setelah Alpha-Alpha pergi. Lacey juga tetap tinggal. Sejak pertempuran itu, Julien selalu menyertakannya dalam semua keputusan kawanan, dan mereka telah memimpin Kawanan Bulan Panen bersama-sama sebagai tim. Mereka telah menjadi partner sejati, yang saling menghormati satu sama lain.Julien menghela napas dalam sambil mengambil tempat duduknya. "Aku tidak ingin Alpha-Alpha tahu, jadi aku memutuskan untuk melakukan ini secara pribadi." Kemudian dia menatap Roth. "Roth, aku tahu kau tidak membuat keputusan untuk berpihak pada para serigala rogue dan Rex melawan aku." Jelas sekali, Julien berusaha berprasangka baik kepadanya. "Thorn yang melakukan itu. Namun, kini kau punya kesempatan untuk melakukan hal yang benar."Roth mencondongkan tubuhnya, melipat tangannya di atas meja. "Dan bagaimana Anda ingin saya melakukannya?"Julien menghela napas, kemudian menatap matanya. "Kau harus

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 96: Majelis Para Alpha Kawanan

    Sekitar seminggu kemudian, setelah semuanya telah diatur, Julien mengadakan pertemuan majelis pertama bagi seluruh kawanan di area itu. Dan pertemuan itu mewajibkan seluruh Alpha hadir mengikutinya. Julien menyelenggarakannya di ruang makan kecil yang dihiasi lukisan-lukisan Julien. Meskipun ruang itu jauh lebih kecil daripada aula makan utama, ruangan itu akan cukup untuk pertemuan ini. Lacey telah memastikan bahwa menu makanannya telah disiapkan dengan layak untuk pertemuan itu dan seluruh kawanan diberi ruangan jika mereka memilih untuk menginap. Ketika Chris serta Seth berjalan masuk bersama Arkin, keduanya menjabat tangan Julien ketika pria itu dan Lacey menyambut para Alpha dan pemimpin kawanan di pintu."Julien, aku sangat senang kau melakukan ini," kata Arkin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kelompok yang berbeda-beda. "Sudah waktunya kita semua bekerja sama.""Tepat sekali," Julien menyetujui. "Aku benar-benar mengapresiasi kehadiranmu. Ada beberapa hal yan

  • Pendamping Sang Alpha   Bab 95: Dampak

    Lacey menunggu di dalam bangunan bersama seluruh anggota Kawanan Bulan Panen yang lain, semuanya kelelahan akibat pertempuran. "Siapa pun yang memerlukan penanganan medis, segera pergi ke klinik!" "Siap!" teriak seluruh kawanan bersamaan. Mantel-mantel disodorkan ketika mereka berjalan masuk, dalam wujud manusia mereka, juga sebotol air."Biar aku yang menanganinya." Misty berdiri di pintu dan mengecek lengan seorang manusia serigala yang sedang masuk. "Kau. Pergilah ke klinik." Kemudian dia berhenti pada tiga orang manusia serigala muda. "Kalian bertiga terlihat sangat lelah. Apa kalian terluka?""Tidak, Bu," jawab ketiganya kompak. Misty mengangguk. "Bagus. Kalau begitu naiklah ke atas untuk mandi dan beristirahat. Makanan akan segera disajikan di aula makan.""Ya, Bu." Kemudian ketiganya menaiki tangga.Misty menghabiskan waktunya mengarahkan yang lain alih-alih mengurus dirinya sendiri. "Julien!" Lacey berteriak ketika pria itu berjalan memasuki pintu. Dia berda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status