Share

Tubuh Lemah

Diam diam Saga berada di luar asrama semalaman mencoba memperkuat tubuhnya, selain memutari asrama ratusan kali Saga juga melakukan semua yang diketahuinya untuk memperkuat tubuhnya yang saat ini sangat lemah.

Latihan semalaman menarik perhatian banyak murid walau Saga sudah berusaha tidak bersuara, semua murid tidak mengerti apa yang terjadi pada Saga kemarin hingga membuatnya berlatih sangat keras.

Teng.

Suara lonceng yang terdengar membuat semua murid bergegas keluar ke lapangan, Saga yang juga tidak tidur semalaman ikut pergi ke lapangan dan berdiri di barisan paling belakang.

"Kalian semua sudah satu tahun berada di sini, sudah saatnya melihat sejauh mana kalian meningkat dalam satu tahun ini," ucap Ketua Yuan.

Yang menatap sinis ke arah Saga yang tidak jauh darinya, Yang berpikir sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya, saatnya mempermalukan dan membuat semua murid tahu siapa yang lebih hebat saat ini.

"Kita akan melakukan pertandingan untuk menentukan siapa yang pantas naik ke tingkat kedua, yang menang akan diseleksi naik ke tingkat kedua dan yang kalah tetap berada di tingkat pertama dan bersiap menerima hukuman," sambung Ketua Yuan.

"Apa kalian sudah siap!" teriak Ketua Yuan.

"Siap Ketua," sahut semua murid serentak.

"Bagus, sebagai juri Ketua utama sendiri yang akan menentukan hasil akhirnya," sambung Ketua Yuan.

Semua murid mengambil gulungan kertas untuk menentukan siapa lawan bertarung masing-masing, selesai semua mengambil undian Yang merasa kesal lawannya bukan Saga jika saja lawannya Saga lengkap sudah keberuntungannya.

"Yang," panggil Lan.

"Kenapa hanya diam?" tanya Lan yang melihat Yang hanya diam menatap kertas undian di tangannya.

"Aku hanya kesal bukan dia lawanku," sahut Yang.

"Dia, Saga maksudmu?" tanya Lan lagi.

"Kalau bukan dia siapa lagi," Yang menggelengkan kepalanya.

"Kalian," panggil Wan yang baru kembali.

"Yang menjadi lawan Saga adalah Zam, dia yang terakhir ikut kompetisi mewakili murid tingkat pertama," ucap Wan.

"Hahahahah, ternyata keberuntungan masih berpihak padaku," sahut Yang tertawa sangat keras.

Teng.

Satu persatu maju ke arena dengan lawan masing-masing, Lan dan Wan yang mendapat nomor undian lebih dulu menunjukkan kekuatan maksimal yang mereka miliki hingga menang.

Berbeda dari Yang yang menunggu gilirannya untuk menunjukkan kekuatannya Saga malah malas sekali untuk bertarung, Saga malas bertarung bukan karena lemah tapi karena mereka semua bukan lawan yang sebanding dengannya.

Hanya lima gerakan Yang berhasil mengalahkan lawannya, masih di tengah arena Yang tersenyum ke arah Saga sambil membalikkan jempolnya ke bawah.

Teng.

Lonceng kembali dibunyikan oleh ketua, yang tersisa hanya Saga dan Zam keduanya langsung naik ke arena tanpa saling menyapa.

"Apa kalian berdua sudah siap," ucap Ketua Yuan.

"Tentu," Ketua sahut Zam.

Zam berbeda dari Yang dan bawahannya, zam terlihat tidak meremehkan lawannya sama sekali dan juga tidak ingin mendekatkan diri dengan Saga.

"Bagaimana denganmu Saga, kamu baru kembali kemarin," ucap Ketua Yuan.

"Jangan mengkhawatirkan ku, jika aku masih terluka sekalipun dia bukan lawanku," sahut Saga.

(Hahahahahaha.)

Semua murid yang ada di bawah arena tertawa mendengar perkataan Saga, mereka semua berpikir Zam bukan murid lemah Saga yang berkata sombong bersiaplah menerima kekalahan dengan malu.

Di pinggir arena Ketua utama perguruan matahari hanya diam menatap Saga, tidak tau kenapa dirinya seperti melihat ada yang berbeda dari anak itu.

"Baiklah kalau begitu pertandingan kita mulai," teriak Ketua Yuan.

"Menyerahlah baik-baik aku tidak mau menindas yang lemah," ucap Zam.

"Jangan mengkhawatirkan itu, bagaimana jika aku beri kesempatan untukmu menyerang 2 kali. Jika kamu berhasil mengenai tubuh ku aku akan menyerah," sahut Saga sambil tersenyum.

"Itu sangat mudah," ucap Zam dengan sangat yakin.

Wheeeeeeeeeeeeesssss.

Serangan pertama dari Zam berhasil dihindari Saga, Semua murid tidak percaya apa yang mereka lihat, gerakan Zam yang terlihat sangat cepat bagaimana bisa dihindari oleh Saga si murid lemah.

"Tinggal satu lagi," ucap Saga.

Zam mengepalkan tangannya memasukkan seluruh energinya ke tangan, tidak mungkin serangan dengan kekuatan penuhnya berhasil dihindari oleh Saga lagi.

Baaaaaaaaaaaammmmmm.

Semua murid bahkan Ketua Yuan merasa sangat terkejut, Saga tidak menghindari serangan Zam dan malah menangkapnya, Ketua utama sampai berdiri menatap tanpa berkedip apa yang baru saja dilihatnya.

"Heeeeeeh, kesempatan mu sudah habis," ucap Saga kembali tersenyum.

Saga mengumpulkan kekuatannya di tangan kiri yang hanya ditaruhnya di belakang, tanpa banyak bicara Saga berlari ke arah Zam dan langsung melayangkan satu serangannya.

Bruuuuuuuuuuuuuuaaaaaak.

Zam terlempar keluar dari arena dan tidak sadarkan diri, semua murid kembali terkejud, sejak kapan Saga yang sangat lemah menjadi kuat sampai bisa mengalahkan Zam sang perwakilan tingkat pertama.

"Ketua aku sudah mengalahkannya, aku izin pergi," ucap Saga melompat turun arena.

"Tunggu," sahut Ketua Yuan.

"Biarkan dia pergi, kamu panggil orang untuk mengobati anak itu lalu ke ruangan ku, ada yang ingin aku tanyakan padamu," ucap Ketua utama yang ikut pergi meninggalkan tempatnya.

Karena pertandingan telah berakhir Ketua Yuan membubarkan semua murid untuk beristirahat, hampir semua murid berjalan pergi sambil membicarakan Saga yang berhasil mengalahkan Zam dengan satu pukulan.

Setelah mengantar Zam untuk di obati Ketua Yuan bergegas ke ruangan Ketua utama, baru saja membuka pintu Ketua Yusn di sambut tatapan Ketua utama yang seperti ingin meminta penjelasan.

"Murid mu itu yang berhasil mengalahkan Zam bukannya dia sangat lemah sebelumnya? Bagaimana bisa dia menjadi lebih kuat bahkan bisa mengalahkan perwakilan dari tingkat pertama?" ucap Ketua utama.

"Aku sendiri tidak mengerti Ketua, kemarin 3 murid yang pergi bersamanya mencari yang aku minta mengatakan dia sudah mati, tapi buktinya dia kembali hidup-hidup bahkan membawakan yang aku minta," sahut Ketua Yuan.

"Tidak hanya itu, aku mendengar dari para murid semalaman dia terus berlatih sendiri hingga pagi," sambung Ketua Yuan.

"Itu cukup aneh," ucap Ketua utama.

"Apa Ketua utama berpikir dia bukan orang yang sama?" tanya Ketua Yuan.

"Kalau menurutku memang seperti itu, tapi tidak mungkin dia seseorang yang menyamar karena aku bisa mencium tidak ada yang berbeda darinya," sahut Ketua utama.

"Lalu sekarang bagaimana Ketua?" tanya Ketua Yuan lagi.

"Kita biarkan saja dulu, untuk yang sudah menang jangan kamu seleksi dulu, kita tunggu beberapa hari lagi aku masih penasaran dengan anak itu," ucap Ketua utama.

"Baik Ketua," sahut Ketua Yuan menganggukkan kepalanya.

Di tempat lain Saga yang berjalan pergi meninggalkan perguruan langsung berjalan ke arah gunung untuk menyerap energi alam, hanya melakukan serangan sekali tubuhnya sudah terasa lemas dan ingin jatuh, jika seperti itu terus dirinya tidak akan bisa mengalami kemajuan dan malah mati untuk kedua kalinya.

Sampai di kaki gunung Saga segera duduk bersila untuk menyerap energi alam, karena energi alam yang berada di kaki gunung lebih pekat Saga memilih tempat itu untuk memulihkan diri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status