Beranda / Pendekar / Pendekar Golok Naga Biru / Bab 5 Perguruan Golok Khayangan

Share

Bab 5 Perguruan Golok Khayangan

Penulis: Haryadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-30 12:28:45

Setelah meninggalkan kediaman Empu Baryana. Tirtayasa dan Dipa Anggara melanjutkan perjalanan menuju Perguruan Golok Khayangan. Karena perjalanan mereka tidak terburu buru siang hari sesampainya di kaki Gunung Bukit Tunggul Tirtayasa mengajak Dipa menuju desa terdekat.

Dipa yang baru pertama kali keluar dari desa nya sedikit kikuk bertemu dengan orang orang yang ada di desa itu.

"Ayo Dipa kita makan di kedai makan itu." Kata Tirtayasa seraya menunjuk ke arah kedai makan yang ada di pinggir jalan desa itu.

"Baik kek." jawab Dipa sambil berjalan disamping Tirtayasa.

Ketika masuk dan mengambil tempat duduk di pojok warung, segera pelayan tua menghampiri Tirtayasa.

"Selamat datang di kedai sedehana kami Tuan. Mau pesan apa Tuan?" Sambut pelayan itu dengan ramah.

"Aku pesan 2 porsi ayam bakar 1 untukku dan  lagi untuk cucuku. Ada yang kamu mau pesan lagi Dipa?"

"Ti..Tidak kek,sudah lebih dari cukup." jawab Dipa dengan gugup, bagaimana pun ini kali pertama dia makan di kedai makan. Didesanya bahkan dia tidak diperbolehkan masuk ke kedai karena dianggap sial. Seringkali dia hanya makan buah buahan hutan hanya untuk menghilangkan lapar.

Tirtayasa cukup paham kondisi Dipa dari apa yang dia ceritakan di saat pertemuan pertama mereka.

Selama mereka makan, Tirtayasa merasakan getaran energi disekitar kedai makan itu. Agar tidak menimbulkan curiga dia tetap tenang menyantap makanan yang sudah dihidangkan dengan tidak menurunkan kewaspadaan.

Setelah selesai makan dan membayar makanan mereka berdua segera meninggalkan kedai makan itu. Tidak berapa lama 2 orang berdiri dan menuju arah Tirtayasa dan Dipa berjalan.

Sesampainya di ujung jalan desa.

"Dipa segera naik ke punggung kakek. Ayo cepat!!" perintah Tirtayasa kepada Dipa yang nampak kebingungan, namun dia tidak membantah langsung naik ke punggung Tirtayasa. Begitu Dipa naik ke punggungnya, Tirtayasa melesat dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sudah mencapai sempurna.

Kedua orang tadi yang mengikuti Tirtayasa dan Dipa kaget kehilangan buruan mereka. Segera mereka pun melesat dengan ilmu meringankan tubuh mengejar buruannya yang mungkin sudah jauh.

"Mereka tidak terkejar Kakang Jaya. Kurang ajar!!. kata salah satu dari kedua orang itu sambil menghentakan kakinya ke tanah untuk melampiaskan kekesalannya.

"Tenang saja Darto. Kalau mereka melewati desa selanjutnya pasti mereka akan bertemu dengan anggota kita yang lain." Jaya menimpali.

Sebenarnya bukan hal sulit untuk Tirtayasa menghadapi dua orang itu, namun saat ini dia sedang bersama Dipa dan apabila dia bertarung didalam wilayah desa tersebut maka akan menimbulkan banyak perhatian dari orang banyak.

"Siapa mereka Kakek?" Tanya Dipa yang baru saja turun dari punggungnya.

"Kakek tidak tahu Dipa. Tapi saat ini kakek tidak mau berurusan dengan segala macam hal yang menyakut pertarungan. Tujuan kakek agar kita cepat sampai di perguruan." Kata Tirtayasa.

Setelah mereka berjalan 3 hari dan beristirahat dimana saja, lebih sering nya di hutan hutan pinggir desa. Sampailah mereka di kaki bukit kepala naga dimana Perguruan Golok Khayangan berada.

Perguruan Golok Khayangan adalah perguruan yang cukup disegani di dunia persilatan tanah Pasundan. Selain perguruan yang banyak menghasilkan para pendekar yang cukup tangguh, ajaran yang diajarkan di perguruan ini tidak hanya kanuragan tapi termasuk budi pekerti. 

Hal inilah yang membuat banyak orang ingin belajar di Perguruan Golok Khayangan.

Sudah banyak murid murid yang sudah dinyatakan lulus dapat diterima sebagai prajurit pilihan kerajaan.

Dari kaki Bukit Kepala Naga menuju Gerbang memang cukup jauh dan menanjak. Calon murid yang ingin belajar harus melewati tangga yang sudah disusun dari batu.

"Salam Hormat Ketua Tirtayasa." Setelah mereka sampai di gerbang dan disapa oleh prajurit penjaga. Tirtayasa hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian dia bersama Dipa menuju ke balai utama.

Sepanjang perjalanan menuju balai utama. Orang yang berpapasan dengan Tirtayasa menunduk dan mengucapkan salam hormat, mata mereka tidak lepas dari Dipa setelah mereka berdua lewat.

Dipa bukan tidak sadar bahwa dia jadi perhatian semua orang, tapi dia tidak bisa berbuat banyak dan terus berjalan mengikuti Tirtayasa.

"Mang Sarman, tolong antarkan Dipa ke kediamanku dulu,  ada hal yang perlu aku bicarakan dengan para Tetua." Kata Tirtayasa kepada pembantu yang sudah mengabdi lama di Perguruan Golok Khayangan.

"Baik Tuan Tirta. Ayo Den Dipa mamang antar ke tempat Tuan Tirtayasa." Kata Mang Sarman kepada Dipa.

"Eh.Eh..panggil Dipa saja mang,tidak usah pakai embel embel den." Kata Dipa sambil nyengir karena agak jengah mendengar kata panggilan Raden.

Di balai utama Perguruan Golok Khayangan berkumpul para tetua dan para guru. Ketua Perguruan Tirtayasa mendengarkan laporan dari setiap orang. Banyak laporan mengenai sepak terjang dari komplotan Kuda Hitam yang sudah sangat meresahkan. Bahkan ada satu desa yang diluluh lantakan karena tidak mau membayar upeti kepada komplotan Kuda Hitam.

Pihak kerajaan sudah beberapa kali mencoba memburu mereka tapi tetap lolos. Tidak sedikit parajurit yang menjadi korban. Komplotan ini selain anggota yang mempunyai kanuragan yang cukup tinggi juga mempunyai mata mata  yang banyak. Sehingga pergerakan dari pihak ataupun dari para pendekar golongan putih sudah tercium sejak awal.

Belum jelas tujuan mereka mendirikan kelompok ini tapi keberadaananya cukup menyita perhatian dari semua pihak.

"Ketua Tirta, kita mendapatkan undangan pertemuan dari Perguruan Tinju Besi untuk membahas masalah Kuda Hitam di 3 purnama kedepan. Ada baiknya kita hadir di pertemuan itu." Salah satu tetua berkata yang bernama Rangkuti.

"Tentu saja Rangkuti. Kita harus ikut andil dalam masalah ini. Terlebih dalam perjalanan kemarin mereka beberapa kali menghadangku." Ucap Tirtayasa.

Kemudian Tirtayasa menceritakan dari mulai semedi nya di Gunung Guntur sampai pertemuan awalnya dengan Dipa dalam perjalanannya ke Gunung Bukit Tunggul. Sengaja dia tidak menceritakan mengenai batu langit. Dia bilang hanya menyambangi Empu Baryana.

"Mulai besok aku serahkan Dipa di bawah pelatihanmu Hanjaya." Ucap Tirtayasa kepada salah satu tetua. Sengaja Tirtayasa mengarahkan pelatihan Dipa dibawah  pelatihan Hanjaya. Karena pembawaan Hanjaya yang cukup tenang dan sedikit unggul dari tetua lainya dalam permainan  jurus golok.

"Baik Ketua Tirta." Kata Hanjaya sambil menganguk.

Hanjaya sendiri mempunyai latar belakang yang hampir sama dengan Dipa. Seorang anak yatim piatu dan dibawa oleh ketua perguruan terdahulu atau guru dari Tirtayasa.

Perguruan Golok Khayangan mempunyai 4 tetua dan masing masing tetua membawahi 3 guru. Guru untuk pelatihan dasar ditujukan untuk murid yang baru saja bergabung sampai dengan tingkat 2, Guru untuk pelatihan menengah untuk murid yang berada ditingkat 3 dan 4 , dan Guru yang ketiga pelatihan lanjutan untuk murid yang berada di tingkat 5 sedangkan para murid yang sudah melewati tingkat 5 akan di gembleng oleh para tetua langsung.

Menjelang sore pertemuan itu pun selesai. Masing masing tetua dan guru dibawahnya kembali ke baraknya kecuali Hanjaya dia mengikuti Tirtayasa untuk menjemput Dipa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 12 Pertandingan Di Kotaraja 3

    "Apakah kalian tahu siapa orang orang bertopeng naga itu kawan?tanya Sena sambil berlari kecil."Aku bahkan baru melihat mereka hari ini Sena."balas Dipa dari arah belakang."Ayo percepat lari kita mungkin kelompok kita sudah tertinggal jauh dari kelompok yang lain."Ucap Dirga."Tidak mungkin Dirga. Kita ini menempuh jalur sama dengan kelompok yang lain. Dari awal kita ini yang pertama berlari."Tidak sia sia kita selalu latihan tiap hari di belakang barak, badan kita ikut menjadi kuat juga." Kata Denta."Dan terlebih lagi formasi bertarung yang kita ciptakan bisa mengalahkan salah satu orang itu." Kata Dirga dengan bangga."Bukan..bukan karena formasi bertarung kita kawan. Tapi pukulan Dipa yang jauh lebih kuat dari kita. Kau lihat sekali pukul dia bisa mematahkan hidung lawan." Balas Sena."Sudahlah tidak perlu dibahas, kita harus sampai dilapangan tengah hari nanti." Ucap Dipa.Tepat tengah hari mereka sampai dilapangan. Setelah minum mereka melanjutkan ke arah puncak bukit dimana

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 11 Pertandingan Di Kotaraja 2

    Empat orang anak berumur sekitar 10 sampai 12 tahun membelah hutan dengan berlari lebih cepat dari biasanya. Terdorong oleh keinginan sampai di lapangan bukit tepat tengah hari nanti. Disusul dengan yang lainnya dengan lari yang terseok seok.Tiba tiba Dipa merasakan bahaya."beberapa orang sedang menuju ke hutan ini dengan cepat." batin Dipa. Secara tidak sengaja sinar biru tipis mulai merambat menutup seluruh tubuh Dipa Anggara.Betul saja yang dirasakan oleh Dipa. Munding Seta beserta kelompoknya sedang menuju hutan itu untuk melancarkan gerakannya nanti malam. Rencananya sedikit berubah karena Munding Seta merasa rencana yang disusun sudah bocor akibat ada penyusup yang dia rasakan tadi pagi.Melihat keempat anak itu dari kejauhan Munding Seta menyunggingkan senyuman."Wedeng, tangkap keempat anak itu jadikan mereka sebagai tukar dengan anak yang diinginkan ketua." Perintah Munding Seta."Siap Kang." Jawab Wedeng.Dia pun melesat mengejar Dipa dan yang lainnya. Larinya anak anak

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 10 Pertandingan Di Kotaraja

    Kembali ke perguruan Golok Khayangan.Keesokan harinya setelah pertandingan antar murid dilakukan. Pagi hari murid berkumpul di depan papan pengumuman untuk melihat hasil dari pertandingan.Dari murid tingkat tinggi Abimanyu, Abiyaksan dan Sugi memenangkan pertandingan ini. Untuk murid tingkat menengah Ratna,Sari dan Galih berhasil mencapai 3 orang terbaik.Untuk murid tingkat dasar dimana Dipa saat ini berada dipilih 3 barak terbaik. Barak yang mendapatkan 3 besar adalah barak no 3,4 dan 7. Dipa dan ketiga temannya Sena,Denta dan Dirga kegirangan setelah mareka masuk 3 besar hasil murid dasar.Para pemenang dikumpulkan di aula perguruan guna menentukan latihan apa saja yang harus mereka lakukan karena dalam 6 bulan mendatang akan datang pertandingan antara perguruan yang diadakan di kotaraja.Pertandingan ini dimaksudkan untuk mendorong setiap perguruan yang ada di wilayah Kerajaan Kerta Wijaya selalu menghasilkan murid murid terbaik yang nantinya dapat mengabdi untuk kerajaan.Tida

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 9 Golok Naga Biru

    Setelah Mpu Baryana meninggalkan kediamannya. Menuruni Gunung Bukit Tunggul setapak demi setapak. Tujuan nya adalah lereng yang ada di sebelah selatan gunung itu. Terdapat goa tersembunyi ditengah dinding jurang yang sampai saat ini hanya Mpu Baryana lah yang mengetahuinya.Mpu Baryana berdiri di bibir jurang. Kemudian dengan ilmu meringankan tubuh menuruni dinding dan berhenti di cekungan seukuran kerbau yang terhalang oleh tanaman rambat. Sejenak Mpu Baryana membaca mantra untuk membuka dinding goa tersebut.Reettt!Dinding cekungan itu bergerak dan hawa panas keluar dari goa setelah pintu terbuka. Mpu Baryana melangkahkan kaki masuk kedalam goa dan pintu goa tertutup seperti sedia kala.Dalam kondisi goa yang gelap gulita Mpu Baryana menekan batu yang berada di dinding sebelah kanan. Dia membaca mantra lagi dan menekan batu dengan mengeluarkan tenaga dalam.Batu berwarna terang yang menempel di dinding dinding mulai mengeluarkan cahaya sehingga tampaklah jalan setapak mengarah ked

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 8 Batu Langit

    Kilas balik. Beberapa hari sebelum Tirtayasa bertemu dengan Dipa Anggara.Saat itu hujan lebat disertai dengan kilat petir menerpa Gunung Guntur. Nampak satu bayangan berkelebat dibawah guyuran hujan menembus hutan Gunung Guntur."Aku harus tiba di puncak Gunung Guntur tengah malam nanti sesuai pesan Eyang Guru dalam semediku. Semoga aku tidak terlambat."Batin orang itu yang tidak lain adalah Tirtayasa.7 hari sebelum berangkat ke Gunung Guntur dalam semedinya Tirtayasa kedatangan dari sesepuh perguruan Golok Khayangan, Indrasakti.Indrasakti yang sudah mundur dari dunia persilatan dan sedang bertapa disuatu tempat tersembunyi untuk mencapai moksa."Salam bakti dan hormat Eyang Guru." Kata Tirtayasa dalam alam semedinya ketika bertemu dengan Indrasakti."Bakti dan hormat mu aku terima Tirtayasa." Jawab Indrasakti penuh dengan wibawa."Maafkan aku menggangu semedimu, tadi malam dialam pertapaan aku mendapatkan penglihatan bahwa 7 hari dari sekarang akan ada sesuatu yang berharga jatuh

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 7 Hari Pertandingan

    Hari Pertandingan pun tiba. Dipa dan ketiga temannya berkumpul dilapangan tempat pertandingan akan diadakan.Ditengah lapangan disediakan panggung persegi empat yang sudah disiapkan oleh para guru. Tampak di sebelah kanan panggung Tirtayasa dan keempat tetua lainnya. Hanjaya, Rangkuti, Wicaksana dan Lestari. Lestari khusus menangani murid putri saja."Hari ini kita akan memulai pertandingan antar barak, dari mulai tingkat dasar 1 dan 2, tingkat menengah 3 dan 4, dan tingkat tinggi 5. Pertandingan ini hanya untuk mengukur sampai dimana pemahaman mengenai jurus jurus dari perguruan kita. Dan lakukan semua dengan jujur tidak perlu ada kecurangan seyogyanya pertandingan ini adalah untuk mempererat rasa persaudaraan kita." Ucap Tirtayasa setelah berdiri.Setelah Tirtayasa berbicara mengenai tujuan pertandingan dan nasihat kepada para murid dilanjutkan dengan Rangkuti menjelaskan tentang aturan pertandingan. Semua murid mendengarkan dengan seksama.Dipa dan ketiga temannya mendapatkan uruta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status