Share

Bab 6 Mulai Berlatih

Penulis: Haryadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-01 08:37:31

Setelah menjemput Dipa dari kediaaman Ketua Tritayasa. Hanjaya membawa Dipa ke barak untuk murid tingkat dasar.

"Nah, Dipa kau akan tinggal di barak nomor 7 dengan murid yang lain, 1 barak diisi oleh 4 orang. Untuk semua kebutuhan sehari harimu akan dipenuhi oleh perguruan." Ucap Hanjaya setelah sampai di depan barak.

Tampak ada 3 orang yang seumuran dengan Dipa sedang beristirahat di depan barak setelah mereka selesai latihan seharian. Sena, Dirga dan Denta segera berdiri dan menghampiri Hanjaya dan Dipa.

"Salam Guru Hanjaya." ucap mereka hampir bersamaan.

Kemudian Hanjaya memperkenalkan Dipa sebagai murid tingkat dasar seperti mereka.

"Besok pagi aku tunggu kalian dilapangan untuk latihan seperti biasa. Sena tolong jelaskan ke Dipa apa saja yang perlu disiapkan untuk latihan besok pagi." Kata Hanjaya.

"Baik Guru." Jawab Sena.

Setelah Hanjaya pergi Sena mengajak Dipa masuk ke dalam barak. Masih ada 1 tempat tidur dari bambu yang tersisa.

"Disini jangan sungkan Dipa. Kita sama sama belajar di perguruan ini. Asal kamu tahu Dipa setiap 6 bulan sekali ada pertandingan antar barak di tingkat murid dasar. Selain tanding kanuragan, tanding kepintaran pun diadakan." Kata Denta yang berbadan lebih besar dari ketiga temannya.

"Betul Dipa. Kita akan tetap di barak yang sama sampai nanti kita di tingkat tinggi." timpal Dirga.

Keesokan paginya pada saat sinar matahari baru remang remang. Keempat orang anak laki laki laki itu Dipa,Sena, Dirga dan Denta bergegas untuk menuju lapangan yang mana beberapa orang dari barak yang lain sudah berkumpul disana. Guru Hanjaya yang sudah berada dilapangan.

Latihan diawalin dengan berlari mengitari lapangan, setelah itu para murid dasar akan memulai gerakan dasar untuk memperkuat tenaga luar.

Ditingkat dasar ini para murid belum mempelajari tenaga dalam. baru ditingkat menegah lah pelajaran mengenai tenaga dalam diajarkan. Setelah latihan pertama selesai para murid membersihkan diri dan makan pagi dilanjutkan dengan pelajaran mengenai budi pekerti , baca tulis, dan filosofi kehidupan.

Dipa sangat tertarik apabila masuk ke pelajaran budi pekerti dan filosofi kehidupan. Hampir semua  apa yang disampaikan oleh para guru dihayati secara mendalam.

Selama sebulan memang latihan tidak berubah dari pagi sampai dengan sore hari akan menjalani hal yang sama.

Dibulan berikut nya barulah Hanjaya akan meningkatkan porsi latihan.

"Mulai besok untuk pelajaran budi pekerti akan dijalani 2 kali dalam sepekan. Kita akan lebih banyak latihan untuk meningkatkan kekuatan fisik." Ucap Hanjaya disambut dengan senyuman para muridnya yang memang sejak awal ingin berlatih olah kanuragan ketimbang belajar hal lain.

Sebelum matahari terbit.

"Ayo semua berkumpul. Sekarang kalian tidak perlu lari dilapangan. Lari menuruni bukit kepala naga kemudian naik lagi keatas bukit. Lakukan sebanyak 2 kali." Ucap Hanjaya dengan tegas.

Para murid yang awalnya bersemangat menepok jidatnya karena mereka tahu untuk naik ke atas bukit Kapala Naga saja cukup melelahkan.

Sejak Dipa menerima pancaran sinar dari batu langit pada berada dipunggung Tirtayasa DLAM perjalanannya ke Gunung Bukit Tunggul tempo hari. Kondisi fisik Dipa banyak berubah selain tidak cepat lelah, luka yang terdapat di tubuhnya pun lebih cepat sembuh.

Terlihat dalam latihan naik dan turun bukit Kepala Naga ini. Dipa belum terlihat lelah setelah 2 kali menaiki bukit.

Dipa yang pertama naik ke atas bukit untuk kedua kalinya disusul oleh seorang murid dari barak yang lain kemudian muncul Denta yang mempunyai badan cukup besar untuk anak berumur 10 tahun.

Dengan napas yang tersengal sengal Denta menghampiri Dipa yang sejak tadi sudah sampai.

"Bagai..bagaimana bisa kau sampai lebih dulu Dipa." Kata Denta sambil membungkuk dan meringis.

"Aku cukup berlari saja Denta." Jawab Dipa santai sambil nyengir.

Tapi sampai nya Dipa lebih dulu ke atas bukit tidak lepas dari perhatian Hanjaya. Dia melihat dengan  samar serabut sinar biru yang keluar dari tubuh Dipa.

"Siapa sebenarnya anak ini? Apakah karena keanehan ini Ketua Tirtayasa membawanya ke perguruan." Gumam Hanjaya.

Tidak sembarang orang bisa melihat sinar biru yang keluar dari tubuh Dipa. Hanya orang yang mempunyai tenaga dalam tinggi saja yang dapat melihat dan merasakannya.

Setelah cukup istirahat mereka melanjutkan dengan mempelajari jurus dasar. Menjelang sore hari mereka kembali di barak masing masing.

"Dari kelompok kita hanya kau dan Denta yang cukup bertahan Dipa." Kata Sena kepada Dipa yang sesampai nya di barak langsung terkapar dilantai.

"Apakah badan kalian sakit?" Sena berkata lagi.

"Besok nampaknya aku tidak akan sanggup lagi kawan. Hari ini sangat melelahkan" Dirga menyela.

"Besok pasti akan latihan lebih berat lagi. Mungkin porsi untuk naik turun bukit akan ditambah oleh Guru Hanjaya." Kata Dipa.

"Wah jangan berkata begitu Dipa. Kau tidak lihat kedua kakiku gemetar begini. Benar kata Dirga mungkin besok kita tak sanggup lagi." Kata Denta. Diselingi tawa dari keempat anak itu.

Perasaan Dipa merasa hangat. Sejak di perguruan Golok Khayangan dan mengenal ke tiga temannya itu  dia sangat bahagia. Tidak jarang hal hal konyol dilakukan ketiga temannya ketika bersama.

Keesokan harinya latihan pun di mulai sama dengan hari kemarin naik turun bukit sebanyak 2 kali. Namun hari ini setelah istirahat mereka dilanjutkan dengan belajar budi pekerti dan filosofi kehidupan.

Dipa merasa pemahaman mengenai pelajaran yang diberikan oleh gurunya dapat dengan mudah dipahami. Bahkan di setiap tanya jawab Dipa yang paling menonjol.

Perubahan ini tentu saja belum disadari oleh Dipa sendiri. Sinar biru pancaran dari batu langit yang terdapat dalam tubuh Dipa merubah susunan saraf dengan menyeluruh selain fisik, pemahaman akan sesuatu yang baru pun lebih cepat Dipa pahami.

Tidak terasa sudah 5 bulan Dipa dan ketiga temannya berlatih di perguruan. Tampak badan mereka lebih berisi karena latihan fisik yang dilakukan tiap hari.

"Bulan depan adalah pertandingan antar barak murid tingkat dasar. Kira kira siapa yang akan mewakili barak kita untuk tanding ilmu pengetahuan?" Tanya Sena kepada teman temannya ketika berjalan ke arah barak setelah selesai latihan.

"Dipaaa..". Tunjuk Denta dan Dirga secara bersamaan kepada Dipa. Disertai gelak tawa.

"Lah kenapa harus aku?" Tanya Dipa.

"Karena kau yang paling pintar , bodoh! Pletak!" Denta sambil menjitak kepala Dipa.

"Aduh!" Dipa mengaduh. Tapi tidak tampak dendam atau sakit hati. Tingkah konyol seperti itu memang kerap mereka lakukan.

"Selain tanding ilmu pengetahuan, kita hrs siap dengan tanding jurus dasar. Besok kita latihan di hutan kecil belakang barak kita agar jurus jurus kita semakin kokoh." Lanjut Sena.

"Setuju." Timpal yang lain.

Tanding jurus dasar ini hanya dilakukan dengan memperagakan kekompakan. 1 kelompok beranggotakan teman 1 barak. Masing masing barak beranggotakan 4 orang.

Di bawah Hanjaya ada 7 barak untuk murid dasar. Begitu juga dengan tetua lainnya. 7 barak murid dasar, 7 barak murid menengah dan 7 barak murid tinggi.

Tanding antar perorangan akan dilakukan di murid menengah dan murid tinggi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 12 Pertandingan Di Kotaraja 3

    "Apakah kalian tahu siapa orang orang bertopeng naga itu kawan?tanya Sena sambil berlari kecil."Aku bahkan baru melihat mereka hari ini Sena."balas Dipa dari arah belakang."Ayo percepat lari kita mungkin kelompok kita sudah tertinggal jauh dari kelompok yang lain."Ucap Dirga."Tidak mungkin Dirga. Kita ini menempuh jalur sama dengan kelompok yang lain. Dari awal kita ini yang pertama berlari."Tidak sia sia kita selalu latihan tiap hari di belakang barak, badan kita ikut menjadi kuat juga." Kata Denta."Dan terlebih lagi formasi bertarung yang kita ciptakan bisa mengalahkan salah satu orang itu." Kata Dirga dengan bangga."Bukan..bukan karena formasi bertarung kita kawan. Tapi pukulan Dipa yang jauh lebih kuat dari kita. Kau lihat sekali pukul dia bisa mematahkan hidung lawan." Balas Sena."Sudahlah tidak perlu dibahas, kita harus sampai dilapangan tengah hari nanti." Ucap Dipa.Tepat tengah hari mereka sampai dilapangan. Setelah minum mereka melanjutkan ke arah puncak bukit dimana

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 11 Pertandingan Di Kotaraja 2

    Empat orang anak berumur sekitar 10 sampai 12 tahun membelah hutan dengan berlari lebih cepat dari biasanya. Terdorong oleh keinginan sampai di lapangan bukit tepat tengah hari nanti. Disusul dengan yang lainnya dengan lari yang terseok seok.Tiba tiba Dipa merasakan bahaya."beberapa orang sedang menuju ke hutan ini dengan cepat." batin Dipa. Secara tidak sengaja sinar biru tipis mulai merambat menutup seluruh tubuh Dipa Anggara.Betul saja yang dirasakan oleh Dipa. Munding Seta beserta kelompoknya sedang menuju hutan itu untuk melancarkan gerakannya nanti malam. Rencananya sedikit berubah karena Munding Seta merasa rencana yang disusun sudah bocor akibat ada penyusup yang dia rasakan tadi pagi.Melihat keempat anak itu dari kejauhan Munding Seta menyunggingkan senyuman."Wedeng, tangkap keempat anak itu jadikan mereka sebagai tukar dengan anak yang diinginkan ketua." Perintah Munding Seta."Siap Kang." Jawab Wedeng.Dia pun melesat mengejar Dipa dan yang lainnya. Larinya anak anak

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 10 Pertandingan Di Kotaraja

    Kembali ke perguruan Golok Khayangan.Keesokan harinya setelah pertandingan antar murid dilakukan. Pagi hari murid berkumpul di depan papan pengumuman untuk melihat hasil dari pertandingan.Dari murid tingkat tinggi Abimanyu, Abiyaksan dan Sugi memenangkan pertandingan ini. Untuk murid tingkat menengah Ratna,Sari dan Galih berhasil mencapai 3 orang terbaik.Untuk murid tingkat dasar dimana Dipa saat ini berada dipilih 3 barak terbaik. Barak yang mendapatkan 3 besar adalah barak no 3,4 dan 7. Dipa dan ketiga temannya Sena,Denta dan Dirga kegirangan setelah mareka masuk 3 besar hasil murid dasar.Para pemenang dikumpulkan di aula perguruan guna menentukan latihan apa saja yang harus mereka lakukan karena dalam 6 bulan mendatang akan datang pertandingan antara perguruan yang diadakan di kotaraja.Pertandingan ini dimaksudkan untuk mendorong setiap perguruan yang ada di wilayah Kerajaan Kerta Wijaya selalu menghasilkan murid murid terbaik yang nantinya dapat mengabdi untuk kerajaan.Tida

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 9 Golok Naga Biru

    Setelah Mpu Baryana meninggalkan kediamannya. Menuruni Gunung Bukit Tunggul setapak demi setapak. Tujuan nya adalah lereng yang ada di sebelah selatan gunung itu. Terdapat goa tersembunyi ditengah dinding jurang yang sampai saat ini hanya Mpu Baryana lah yang mengetahuinya.Mpu Baryana berdiri di bibir jurang. Kemudian dengan ilmu meringankan tubuh menuruni dinding dan berhenti di cekungan seukuran kerbau yang terhalang oleh tanaman rambat. Sejenak Mpu Baryana membaca mantra untuk membuka dinding goa tersebut.Reettt!Dinding cekungan itu bergerak dan hawa panas keluar dari goa setelah pintu terbuka. Mpu Baryana melangkahkan kaki masuk kedalam goa dan pintu goa tertutup seperti sedia kala.Dalam kondisi goa yang gelap gulita Mpu Baryana menekan batu yang berada di dinding sebelah kanan. Dia membaca mantra lagi dan menekan batu dengan mengeluarkan tenaga dalam.Batu berwarna terang yang menempel di dinding dinding mulai mengeluarkan cahaya sehingga tampaklah jalan setapak mengarah ked

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 8 Batu Langit

    Kilas balik. Beberapa hari sebelum Tirtayasa bertemu dengan Dipa Anggara.Saat itu hujan lebat disertai dengan kilat petir menerpa Gunung Guntur. Nampak satu bayangan berkelebat dibawah guyuran hujan menembus hutan Gunung Guntur."Aku harus tiba di puncak Gunung Guntur tengah malam nanti sesuai pesan Eyang Guru dalam semediku. Semoga aku tidak terlambat."Batin orang itu yang tidak lain adalah Tirtayasa.7 hari sebelum berangkat ke Gunung Guntur dalam semedinya Tirtayasa kedatangan dari sesepuh perguruan Golok Khayangan, Indrasakti.Indrasakti yang sudah mundur dari dunia persilatan dan sedang bertapa disuatu tempat tersembunyi untuk mencapai moksa."Salam bakti dan hormat Eyang Guru." Kata Tirtayasa dalam alam semedinya ketika bertemu dengan Indrasakti."Bakti dan hormat mu aku terima Tirtayasa." Jawab Indrasakti penuh dengan wibawa."Maafkan aku menggangu semedimu, tadi malam dialam pertapaan aku mendapatkan penglihatan bahwa 7 hari dari sekarang akan ada sesuatu yang berharga jatuh

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 7 Hari Pertandingan

    Hari Pertandingan pun tiba. Dipa dan ketiga temannya berkumpul dilapangan tempat pertandingan akan diadakan.Ditengah lapangan disediakan panggung persegi empat yang sudah disiapkan oleh para guru. Tampak di sebelah kanan panggung Tirtayasa dan keempat tetua lainnya. Hanjaya, Rangkuti, Wicaksana dan Lestari. Lestari khusus menangani murid putri saja."Hari ini kita akan memulai pertandingan antar barak, dari mulai tingkat dasar 1 dan 2, tingkat menengah 3 dan 4, dan tingkat tinggi 5. Pertandingan ini hanya untuk mengukur sampai dimana pemahaman mengenai jurus jurus dari perguruan kita. Dan lakukan semua dengan jujur tidak perlu ada kecurangan seyogyanya pertandingan ini adalah untuk mempererat rasa persaudaraan kita." Ucap Tirtayasa setelah berdiri.Setelah Tirtayasa berbicara mengenai tujuan pertandingan dan nasihat kepada para murid dilanjutkan dengan Rangkuti menjelaskan tentang aturan pertandingan. Semua murid mendengarkan dengan seksama.Dipa dan ketiga temannya mendapatkan uruta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status