Beranda / Pendekar / Pendekar Golok Naga Biru / Bab 7 Hari Pertandingan

Share

Bab 7 Hari Pertandingan

Penulis: Haryadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-02 11:22:04

Hari Pertandingan pun tiba. Dipa dan ketiga temannya berkumpul dilapangan tempat pertandingan akan diadakan.

Ditengah lapangan disediakan panggung persegi empat yang sudah disiapkan oleh para guru. Tampak di sebelah kanan panggung Tirtayasa dan keempat tetua lainnya. Hanjaya, Rangkuti, Wicaksana dan Lestari. Lestari khusus menangani murid putri saja.

"Hari ini kita akan memulai pertandingan antar barak, dari mulai tingkat dasar 1 dan 2, tingkat menengah 3 dan 4, dan tingkat tinggi 5. Pertandingan ini hanya untuk mengukur sampai dimana pemahaman mengenai jurus jurus dari perguruan kita. Dan lakukan semua dengan jujur tidak perlu ada kecurangan seyogyanya pertandingan ini adalah untuk mempererat rasa persaudaraan kita." Ucap Tirtayasa setelah berdiri.

Setelah Tirtayasa berbicara mengenai tujuan pertandingan dan nasihat kepada para murid dilanjutkan dengan Rangkuti menjelaskan tentang aturan pertandingan. Semua murid mendengarkan dengan seksama.

Dipa dan ketiga temannya mendapatkan urutan ke 4 sesuai pengundian yang dilakukan para guru.

"Untuk barak no 7 silahkan naik ke atas panggung." Kata pemimpin pertandingan seorang guru dari tingkat 1 dan 2 ,Suta.

Dipa, Denta, Dirga dan Sena menaiki tangga yang tidak terlalu tinggi. Setelah di atas panggung mereka memberi hormat kepada Tirtayasa dan para tetua.

Jurus demi jurus dasar dilakukan dengan sempurna yang menitikberatkan pada permainan jurus tangan kosong. Selama jurus dimainkan Dipa begitu semangat jurus mengalir begitu saja dikarenakan beberapa hari sebelum bertanding mereka sering berlatih dibelakang barak.

Satu hal yang tidak disadari oleh Dipa adalah semakin lama dia memainkan jurus, semakin banyak serabut sinar biru yang keluar dari tubuhnya.Hal ini tidak luput dari perhatian Tirtayasa dan ke empat tetua. Mereka saling memandang satu sama lain mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang istimewa ditubuh Dipa.

"Tidak aku kira tanda tanda nya akan muncul secepat ini." Batin Tirtayasa sambil mengelus dagu nya.

"Hanjaya setelah pertandingan ini selesai ajak para tetua lainnya untuk ke ruanganku, ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan." Suara Tiryayasa kepada Hanjaya dengan ilmu Rambat Suara.

"Baik Ketua." Jawab Hanjaya. Satu ilmu ini memang berguna untuk berkomunikasi jarak dekat tanpa harus mengeluarkan suara ketika berbicara.

Ketika Dipa dan yang lainnya turun dari panggung tepuk tangan yang riuh dari para murid yang menonton karena jurus yang dimainkan begitu kompak. Pertandingan dilanjutkan dengan murid dasar dari barak yang lain.

Pertandingan tingkat menengah tingkat 3 dan 4 lebih seru lagi. Pada tingkatan ini para murid akan saling adu jurus dan diperbolehkan untuk menggunakan tenaga dalam. Tentunya dengan peraturan yang ketat agar tidak melukai satu sama lain. Para guru dan tetua tidak hanya melihat kemampuan murid tingkat menengah ini dari sisi kanuragan saja tapi dari pengendalian emosi dan karakter dari setiap murid yang menonjol.

Sedangkan pertandingan akhir untuk para murid tingkat 5 tidak berhadapan satu sama lain tetapi adu ajian yang sudah diajarkan. objeknya adalah batu yang sudah disediakan. Kekuatan dari ajian yang dilakukan tergantung dari seberapa besar tenaga dalam yang dimiliki oleh setiap murid.  Semakin besar tenaga dalam yang dimiliki batu sebesar kambing bisa dihancurkan.

Sorak sorai dari pada murid ketika para kakak seperguruan mereka dapat menghancurkan batu dengan Ajian Tapak Naga. Beberapa murid tinggi yang berbakat tersenyum puas karena usahanya tidak sia sia sedangkan beberapa murid yang lain terlihat sedikit kecewa karena Ajian Tapak Naga yang mereka keluarkan tidak dapat menghancurkan batu. Padahal untuk membuat batu sampai retak saja adalah kemajuan yang cukup besar untuk murid sekelas mereka.

Menjelang sore hari semua pertandingan selesai. Hanjaya berdiri kemudian mengeluarkan pengumunan.

"Pertandingan hari ini sudah selesai selanjutnya penilaian mengenai hasil pertandingan ini akan diumumkan esok hari. Perguruan hanya akan mengumumkan 3 besar saja dari mulai tingkat dasar sampai tingkat tinggi. " Ucap Hanjaya.

"Untuk tiga besar yang terpilih bersiaplah karena di 6 bulan kedepan ada pertandingan antar perguruan di kotaraja dan kalian akan terpilih untuk mewakili perguruan. Sekarang bubar dan beristirahatlah di barak masing masing." Lanjut Hanjaya.

Murid murid pun membubarkan diri begitu juga dengan Dipa dan ketiga temannya. Tetapi tidak dengan para tetua segera mereka menuju ruangan Tirtayasa. Dalam ruangan itu duduk mereka berlima dalam meja bundar.

"Hanjaya, Rangkuti, Wicaksana dan Lestari, bagaimana menurut kalian hasil dari pertandingan hari ini?" Ucap Tirtayasa sambil menatap masing masing orang yang disebut dengan penuh wibawa.

"Pertandingan hari ini cukup memuaskan Ketua. Beberapa murid yang mempunyai bakat sudah terlihat termasuk murid putri di bawah Tetua Lestari.Hal ini tentu saja sesuai dengan harapan kita." Kata Wicaksana seraya diamini oleh Lestari.

"Tapi perhatian saya lebih pada saat murid tingkat dasar yang bertanding di awal. Apakah para tetua lain memperhatikan?". Kata Rangkuti.

"Tentu saja. Aku melihat ada yang berbeda dengan salah satu murid Tetua Hanjaya."Timpal Lestari.

"Dari awal Dipa masuk perguruan di bawa oleh Ketua Tirtayasa, aku merasakan ada hal yang istimewa dalam diri anak itu. Tapi entah apa aku juga belum mengerti. Sampai suatu saat aku melihat serabut sinar biru yang keluar dari tubuhnya setiap dia melakukan jurus yang dipelajari." Ucap Hanjaya.

"Betul aku pun merasakan getaran dari energi yang masih tipis dari anak itu yang belum pernah aku rasakan selama aku berada di perguruan Golok Khayangan ini, Tetua Hanjaya." Timpal Wicaksana.

"Tentu saja dia istimewa karena dia adalah anak yang terpilih." Kata Tirtayasa.

Keempat tetua menatap Tirtayasa dengan penuh penasaran.

"Dipa aku temukan pada saat aku dalam perjalanan menuju Gunung Bukit Tunggul menemui Baryana." Tirtayasa melanjutkan.

"Pada awalnya anak itu tidak memiliki keistimewaan apa apa bahkan sering kali mendapatkan perlakuan yang menyedihkan dari anak anak di desa tempat dia tinggal. Tapi kedaannya berubah pada saat dia berdekatan batu langit." Tirtayasa menjelaskan.

"Batu langit? " Tanya Hanjaya.

"Betul Hanjaya. Batu itu menyimpan energi yang sangat besar dah hanya bisa dikendalikan oleh orang yang berjodoh. Ditangan kita batu itu hanya akan seperti batu biasa saja." Kata Tirtayasa.

"Maksud Ketua, Dipa adalah orang yang berjodoh dengan dengan batu langit itu ?" Tanya Rangkuti. Tirtayasa mengangguk.

"Aku sengaja membawa ke perguruan ini agar Dipa tidak dimanfaatkan oleh golongan hitam di masa yang akan datang. Terlebih dengan komplotan Kuda Hitam yang sekarang telah banyak meresahkan." Kata Tirtayasa yang pada awalnya dia ingin merahasiakan tentang Dipa namun keadaan berbeda setelah ada perubahan dalam diri Dipa pada saat pertandingan hari ini.

"Aku harap kita bisa merahasiakan keberadaan Dipa untuk sementara waktu sampai dia siap. Aku akan mencoba mencari cara agar energi yang keluar dari tubuh anak itu bisa disamarkan. Apabila energinya tidak kita redam maka akan menarik perhatian dari golongan hitam." Ungkap Tirtayasa

"Baik Ketua." Jawab para Tetua bersamaan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 12 Pertandingan Di Kotaraja 3

    "Apakah kalian tahu siapa orang orang bertopeng naga itu kawan?tanya Sena sambil berlari kecil."Aku bahkan baru melihat mereka hari ini Sena."balas Dipa dari arah belakang."Ayo percepat lari kita mungkin kelompok kita sudah tertinggal jauh dari kelompok yang lain."Ucap Dirga."Tidak mungkin Dirga. Kita ini menempuh jalur sama dengan kelompok yang lain. Dari awal kita ini yang pertama berlari."Tidak sia sia kita selalu latihan tiap hari di belakang barak, badan kita ikut menjadi kuat juga." Kata Denta."Dan terlebih lagi formasi bertarung yang kita ciptakan bisa mengalahkan salah satu orang itu." Kata Dirga dengan bangga."Bukan..bukan karena formasi bertarung kita kawan. Tapi pukulan Dipa yang jauh lebih kuat dari kita. Kau lihat sekali pukul dia bisa mematahkan hidung lawan." Balas Sena."Sudahlah tidak perlu dibahas, kita harus sampai dilapangan tengah hari nanti." Ucap Dipa.Tepat tengah hari mereka sampai dilapangan. Setelah minum mereka melanjutkan ke arah puncak bukit dimana

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 11 Pertandingan Di Kotaraja 2

    Empat orang anak berumur sekitar 10 sampai 12 tahun membelah hutan dengan berlari lebih cepat dari biasanya. Terdorong oleh keinginan sampai di lapangan bukit tepat tengah hari nanti. Disusul dengan yang lainnya dengan lari yang terseok seok.Tiba tiba Dipa merasakan bahaya."beberapa orang sedang menuju ke hutan ini dengan cepat." batin Dipa. Secara tidak sengaja sinar biru tipis mulai merambat menutup seluruh tubuh Dipa Anggara.Betul saja yang dirasakan oleh Dipa. Munding Seta beserta kelompoknya sedang menuju hutan itu untuk melancarkan gerakannya nanti malam. Rencananya sedikit berubah karena Munding Seta merasa rencana yang disusun sudah bocor akibat ada penyusup yang dia rasakan tadi pagi.Melihat keempat anak itu dari kejauhan Munding Seta menyunggingkan senyuman."Wedeng, tangkap keempat anak itu jadikan mereka sebagai tukar dengan anak yang diinginkan ketua." Perintah Munding Seta."Siap Kang." Jawab Wedeng.Dia pun melesat mengejar Dipa dan yang lainnya. Larinya anak anak

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 10 Pertandingan Di Kotaraja

    Kembali ke perguruan Golok Khayangan.Keesokan harinya setelah pertandingan antar murid dilakukan. Pagi hari murid berkumpul di depan papan pengumuman untuk melihat hasil dari pertandingan.Dari murid tingkat tinggi Abimanyu, Abiyaksan dan Sugi memenangkan pertandingan ini. Untuk murid tingkat menengah Ratna,Sari dan Galih berhasil mencapai 3 orang terbaik.Untuk murid tingkat dasar dimana Dipa saat ini berada dipilih 3 barak terbaik. Barak yang mendapatkan 3 besar adalah barak no 3,4 dan 7. Dipa dan ketiga temannya Sena,Denta dan Dirga kegirangan setelah mareka masuk 3 besar hasil murid dasar.Para pemenang dikumpulkan di aula perguruan guna menentukan latihan apa saja yang harus mereka lakukan karena dalam 6 bulan mendatang akan datang pertandingan antara perguruan yang diadakan di kotaraja.Pertandingan ini dimaksudkan untuk mendorong setiap perguruan yang ada di wilayah Kerajaan Kerta Wijaya selalu menghasilkan murid murid terbaik yang nantinya dapat mengabdi untuk kerajaan.Tida

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 9 Golok Naga Biru

    Setelah Mpu Baryana meninggalkan kediamannya. Menuruni Gunung Bukit Tunggul setapak demi setapak. Tujuan nya adalah lereng yang ada di sebelah selatan gunung itu. Terdapat goa tersembunyi ditengah dinding jurang yang sampai saat ini hanya Mpu Baryana lah yang mengetahuinya.Mpu Baryana berdiri di bibir jurang. Kemudian dengan ilmu meringankan tubuh menuruni dinding dan berhenti di cekungan seukuran kerbau yang terhalang oleh tanaman rambat. Sejenak Mpu Baryana membaca mantra untuk membuka dinding goa tersebut.Reettt!Dinding cekungan itu bergerak dan hawa panas keluar dari goa setelah pintu terbuka. Mpu Baryana melangkahkan kaki masuk kedalam goa dan pintu goa tertutup seperti sedia kala.Dalam kondisi goa yang gelap gulita Mpu Baryana menekan batu yang berada di dinding sebelah kanan. Dia membaca mantra lagi dan menekan batu dengan mengeluarkan tenaga dalam.Batu berwarna terang yang menempel di dinding dinding mulai mengeluarkan cahaya sehingga tampaklah jalan setapak mengarah ked

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 8 Batu Langit

    Kilas balik. Beberapa hari sebelum Tirtayasa bertemu dengan Dipa Anggara.Saat itu hujan lebat disertai dengan kilat petir menerpa Gunung Guntur. Nampak satu bayangan berkelebat dibawah guyuran hujan menembus hutan Gunung Guntur."Aku harus tiba di puncak Gunung Guntur tengah malam nanti sesuai pesan Eyang Guru dalam semediku. Semoga aku tidak terlambat."Batin orang itu yang tidak lain adalah Tirtayasa.7 hari sebelum berangkat ke Gunung Guntur dalam semedinya Tirtayasa kedatangan dari sesepuh perguruan Golok Khayangan, Indrasakti.Indrasakti yang sudah mundur dari dunia persilatan dan sedang bertapa disuatu tempat tersembunyi untuk mencapai moksa."Salam bakti dan hormat Eyang Guru." Kata Tirtayasa dalam alam semedinya ketika bertemu dengan Indrasakti."Bakti dan hormat mu aku terima Tirtayasa." Jawab Indrasakti penuh dengan wibawa."Maafkan aku menggangu semedimu, tadi malam dialam pertapaan aku mendapatkan penglihatan bahwa 7 hari dari sekarang akan ada sesuatu yang berharga jatuh

  • Pendekar Golok Naga Biru   Bab 7 Hari Pertandingan

    Hari Pertandingan pun tiba. Dipa dan ketiga temannya berkumpul dilapangan tempat pertandingan akan diadakan.Ditengah lapangan disediakan panggung persegi empat yang sudah disiapkan oleh para guru. Tampak di sebelah kanan panggung Tirtayasa dan keempat tetua lainnya. Hanjaya, Rangkuti, Wicaksana dan Lestari. Lestari khusus menangani murid putri saja."Hari ini kita akan memulai pertandingan antar barak, dari mulai tingkat dasar 1 dan 2, tingkat menengah 3 dan 4, dan tingkat tinggi 5. Pertandingan ini hanya untuk mengukur sampai dimana pemahaman mengenai jurus jurus dari perguruan kita. Dan lakukan semua dengan jujur tidak perlu ada kecurangan seyogyanya pertandingan ini adalah untuk mempererat rasa persaudaraan kita." Ucap Tirtayasa setelah berdiri.Setelah Tirtayasa berbicara mengenai tujuan pertandingan dan nasihat kepada para murid dilanjutkan dengan Rangkuti menjelaskan tentang aturan pertandingan. Semua murid mendengarkan dengan seksama.Dipa dan ketiga temannya mendapatkan uruta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status