Share

Kosala Sang Pendekar

“Lihatlah itu, Danu. Bukankah itu adalah dua patung naga yang terbuat dari kayu?” Permata menunjuk sebuah pintu yang di atasnya ada dua buah patung naga cokelat, yang hampir saja tidak terlihat karena keadaan benar-benar gelap, hanya ada penerangan dari lampu minyak tanah.

“Iya, sepertinya itu adalah rumah Kosala,” sahut Danu, senyum mengembang dari kedua bibirnya, metanya memandang lekat-lekat dua patung nada besar itu.

Dua patung naga itu terlihat indah sekali. Lekuk demi lekuk yang tercipta merupakan buah tangan yang sangat indah, hasil dari perpaduan jiwa dan hati yang berotak seni. Itu adalah sebuah karya yang terlihat biasa, namun di mata manusia yang mempunya jiwa seni, maka itu adalah dua patung naga yang mempunyai estetika tinggi. Danu mengaguminya, tapi Permata terlihat biasa-biasa saja. Di mata Danu, dua patung naga itu bagaikan makhluk hidup, mata naga itu mengatakan sesuatu kepada Danu tapi ia tidak bisa mengartikannya.

&ldqu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status