Share

10.Peraturan Tidak Adil

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-12-19 11:11:24

Bima kembali berdiri di atas panggung. Kali ini dia akan melawan satu Pendekar dari Perguruan kelas bawah, yaitu Perguruan Kuda Putih.

Bima pernah mendengar nama Perguruan itu. Tapi dia tidak begitu paham jurus-jurus mereka. Ini yang membuat Bima merasa tertantang.

Pemuda bernama Jinggo itu berdiri dengan gagah. Dia adalah salah satu senior terkuat di Perguruan Kuda Putih.

"Aku sudah menyiapkan semuanya untuk bisa bertemu dengan salah satu perwakilan Julang Emas yang katanya jago-jago dalam pertarungan! Tapi sialnya Perguruan lemah itu sudah hancur terlebih dulu sebelum aku menginjak-injak nya! Aku akan jadikan kamu sebagai alat pelampiasan amarahku!" ucap Jinggo berapi-api.

Mata Bima berkilat marah. Kedua tinjunya terkepal erat.

"Beraninya menghina Perguruan ku... kamu akan tahu akibat dari ucapan mu..." ucap Bima perlahan.

Saat lonceng berbunyi, Bima langsung berinisiatif menyerang lebih dulu. Dia berlari cepat. Sangat cepat!

Jinggo menatapnya dengan terkejut. Dia segera saol
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    11.Weling Ireng & Jalak Saksono

    Bima menatap kedua pendekar yang sudah berdiri di depannya itu. Matanya yang jeli merasa ada sedikit kejanggalan. Waktu di babak penyisihan tadi dia tidak melihat dua orang tersebut di antara sembilan belas peserta yang lain. Bima mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres dengan peraturan kali ini. Dia yakin ada yang disembunyikan oleh penyelenggara sayembara. Tapi Bima tak gentar sedikit pun. Meski dia menyadari dua lawannya bukan pendekar lemah, di tambah jumlah yang tidak seimbang. Yaitu dua lawan satu. Ini adalah pertarungan yang sulit bagi Bima. "Jalak Sasono, jangan biarkan dia banyak bergerak. Lumpuhkan salah satu tangannya," ucap pendekar dari Perguruan Ular Hitam. "Aku paham Weling Ireng, pemuda ini sudah menunjukkan beberapa teknik miliknya, kita bisa dengan mudah memperhitungkan arah serangan dan gerakan jurusnya, jangan khawatir, gerakan lincahku akan menyulitkan pandangan matanya," ucap Jalak Sasono, Pendekar dari Perguruan Jalak Perak. Weling Ireng dari Perguruan Ula

    Last Updated : 2024-12-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    12.Hasil Latihan Keras

    Weling Ireng melesat dengan tangan kanannya yang sudah diisi tenaga dalam tinggi. Pukulan Sakti Raja Ular Menyemburkan Racun milik Weling Ireng sangat berbahaya. Jika sampai terkena meskipun itu hanya tersentuh saja, maka kulit orang tersebut akan melepuh seperti terbakar. Dan jika terkena langsung serangan itu, sudah di pastikan tubuhnya akan menjadi sesuatu yang mengerikan. Hanya dengan melihat saja Bimasena bisa merasakan aura bahaya dari serangan Weling Ireng kali ini. Tapi dia sudah mempersiapkan dirinya dengan pukulan tenaga dalam yang dia pelajari selama ini. Meski Bima hanya berada di tingkat Tubuh Besi, tetap saja tinjunya sangat berbahaya dan bukan main-main. Bima berkelit ke kanan saat tubuh Weling Ireng menerjang. Dalam keadaan melayang di udara Bima menggerakkan tangannya beberapa kali. Ini dia lakukan karena dia merasa ada sesuatu yang mengarah ke tubuhnya. Sesuatu itu adalah racun yang menyebar di udara. Racun itu tentu saja berasal dari tangan Weling Ireng. "Bahka

    Last Updated : 2024-12-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    13.Festival Lampion

    Bima pulang terlebih dahulu ke penginapan yang tak berapa jauh dari pusat perguruan Katak Merah. Dia masuk ke dalam kamarnya. Saat dia selesai mandi dan mengganti pakaiannya, pintunya ada yang mengetuk. Dengan masih memakai pakaian, Bima membuka pintu itu dan mengintip. "Siapa?" tanyanya. "Saya tuan muda, Lastri," ucap seorang gadis pelayan. Bima membuka pintunya. Saat itu dia tengah memakai pakaian atasnya. Namun karena belum selesai memakai bajunya, tubuh Bima sempat terlihat oleh mata gadis itu. Wajah si gadis langsung bersemu merah. Dia terpesona dengan otot yang sangat sempurna milik Bima. Tubuh yang kekar namun tidak terlalu besar. Perutnya menampakkan otot-otot indah yang membuat wanita mana pun akan tergoda. "Ada apa?" tanya Bima dingin. Lastri tergagap seketika karena tengah melamun dan menatap tubuh pemuda itu. "Eh.. ah.. anu, saya mau mengantarkan makanan tuan muda, hari ini tuan muda hanya sarapan pagi, siang belum makan, karena ini sudah mulai sore saya langsung s

    Last Updated : 2024-12-20
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    14.Kesatria Sejati

    Keesokan harinya Bimasena membuka matanya. Saat dia membuka mata, yang di lihat pertama adalah Kirana Dewi yang sedang memakai pakaian.Karena gadis itu belum mengenakan pakaiannya, Bima dengan jelas bisa melihat seluruh tubuh polos Kirana tanpa selembar benang pun. Wajah nya memanas. Dia membuang muka ke arah lain. "Kau, bagaimana kau bisa ada di kamarku?" tanya Bima tanpa menoleh kearah Kirana. Gadis itu terkejut. Dia tak menyangka Bima akan terbangun di saat dia sedang memakai pakaian. Buru-buru Kirana memakai pakaiannya. Wajahnya merah merona. "Maaf, aku menumpang mandi di kamar mu, pakaian ku penuh dengan darah dari luka di tubuhmu," ucap Kirana selesai memakai pakaian. Bima segera bangun meski sambil menahan nyeri. "Kamu yang menyelamatkanku semalam..." ucap Bima sambil menatap wajah gadis itu. Kirana tersenyum. "Salah, justru kamu yang sudah menyelamatkan diriku, kakang Bima. Jika bukan karena kamu yang melindungiku, sudah pasti aku yang mati di sana," kata Kirana dengan

    Last Updated : 2024-12-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    15.Pendekar Gimbal

    Bima berdiri dengan tegap di tengah arena. Para Ketua Perguruan Katak Merah menatap dengan geram. "Rencana mu gagal Ketua kedua?" tanya Ketua Perguruan. "Belum Ketua pertama, kita lihat saja, bisa berapa lama dia bertahan dalam keadaan terluka," ucap Ketua Kedua. "Baiklah, aku hanya bisa berharap rencana mu kali ini berhasil," ucap Ketua Perguruan. Di dalam tubuh Perguruan Katak Merah ada sepuluh Ketua. Ayah Kirana Dewi yang bernama Rekso Atmoko adalah Ketua Perguruan atau pemimpin dari semua Ketua yang ada di Perguruan tersebut. Sembilan Ketua masing-masing mempunyai tugas memimpin kesatuan mereka. Ketua Kedua adalah teman lama Rekso Atmoko. Dia bernama Ningrat Penjalu. Dua orang itu mempunyai keturunan. Rekso mempunyai anak gadis cantik bernama Kirana Dewi dan Ningrat mempunyai anak lelaki bernama Bayu Sakti. Dua muda mudi itu telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya sejak masih bocah. Namun seiring berjalannya usia, Kirana Dewi justru semakin tidak menyukai kelakuan Bayu kar

    Last Updated : 2024-12-21
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    16.Rahasia Dibalik Ketua 10

    Setelah kemenangan Bima di pertarungan melawan Aji dari Perguruan Kelelawar Darah, sisa peserta yang lain menjadi kecut. Pasalnya mereka tahu bahwa Aji adalah pendekar terkuat di antara para peserta selain Bima. Akhirnya mereka yang takut mati di tangan Bima mengangkat tangan tanda menyerah. Hal ini di luar dugaan sama sekali. Dan banyak para penonton yang kecewa karena mereka telah membeli tiket dengan beberapa biji tail perak. Untuk meredakan kekesalan penonton, Ketua Perguruan Rekso Atmoko mengutus salah satu ketua untuk menjadi penantang Bima di arena. Keputusan itu sempat di tentang oleh Kirana Dewi, namun ayahnya tetap mengijinkan Ketua ke Sepuluh turun ke arena. "Wongso, jangan mempermalukan perguruan," pesan Rekso Atmoko pada Ketua ke sepuluh. Lelaki paruh baya bernama Wongso itu memberi hormat. Dia segera turun ke arena pertarungan. Para penonton yang melihat Ketua Perguruan turun di arena cukup terkejut. "Saya datang ke sini untuk menantang anda, pendekar

    Last Updated : 2024-12-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    17.Serangan Belati Beracun

    Bimasena menatap tajam ke arah serangan Wongso. Dia langsung bergerak cepat ke arah samping. Laku dengan pedangnya dia menangkis dua senjata berbentuk belati tersebut. Trang! Trang! Di kejap berikutnya Bima telah menyarungkan pedangnya kembali. Semua terkagum-kagum melihat aksi Bima menangkis serangan. Jika dua belati itu tidak di tangkis, sudah pasti akan mengenai penonton. "Hebat juga kau bisa melihat serangan yang sudah aku gabung dengan tenaga dalam, aku salut," ucap Wongso. Sekilas dia melihat pedang milik Bima tadi. Ada perasaan ingin memiliki senjata tersebut. "Kenapa kau masukkan kembali pedangmu? Seharusnya kau tetap mengeluarkan nya bukan? Serangan tadi bukanlah serangan satu-satunya. Aku masih mempunyai banyak belati," ucap Wongso. Benar saja di tangannya saat ini telah siap empat belati beracun. Bima tak menanggapi semua ocehan Wongso. Dia sangat waspada dengan belati dan serangan orang itu. Selain waspada untuk dirinya, dia takut senjata itu melukai or

    Last Updated : 2024-12-22
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    18.Cakar Hantu

    Merasa geram dengan tantangan Bimasena, Ningrat Penjalu alias Ketua Kedua meminta ijin pada Rekso Atmoko. "Aku akan berikan dia pelajaran yang setimpal," ucap Ningrat. "Bunuh saja, jangan biarkan dia hidup, aku yakin dia ingin mempermalukan perguruan ini," kata Rekso. Ningrat mengangguk. Lalu dia segera melompat ke udara. Tubuhnya sangat ringan sehingga dengan lincah dia melewati puluhan penonton. Bima menatapnya dengan tatapan tajam. Dia cukup kagum dengan ilmu meringankan tubuh Ketua Kedua tersebut. Ningrat mendarat di arena pertandingan dengan tanpa suara. Itu pertanda dia sudah mencapai tahap sempurna dalam ilmu meringankan tubuhnya. "Aku akui kamu adalah pendekar kelas bawah yang cukup berani karena ini pertama kalinya ada pendekar dari kelas Tubuh Besi menantang ku, aku tidak tahu harus berkata kamu hebat atau kamu tolol?" ucap Ningrat dengan wajahnya yang terlihat menyeramkan. Bima tersenyum. "Kau bisa menyebutku tolol atau apa, terserah. Aku sudah mengalahkan salah sat

    Last Updated : 2024-12-22

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    285.Pemburu Senyap

    Matahari mulai tenggelam. Cahaya emas yang bersinar dari ufuk barat perlahan mulai menghilang digantikan kegelapan malam. Suara lolongan anjing hutan pun mulai terdengar. Dari balik pohon besar yang ada di pinggir desa, berdiri beberapa sosok berpakaian hitam. Wajah mereka mengenakan topeng. "Kau yakin mereka adalah orang yang berhasil mengalahkan dua tim yang seharusnya menjemput ketua Anjani?" tanya satu sosok dengan topeng bergaris biru. Melihat yang lain semuanya memakai topeng bergaris merah, agaknya orang dengan topeng bergaris biru itu adalah ketua kelompok tersebut. "Benar tak salah lagi, pemuda dengan kekuatan es itu ada di rombongan tersebut. Hanya saja ciri-cirinya tidak begitu jelas," kata sosok lain. "Apakah kau yakin dia bukan murid Perguruan Harimau Perak?" tanya sosok bertopeng garis biru. "Pasti salah satu tetua mereka yang melakukan serangan kepada tim Nyai Anjani. Hanya saja tidak ada berita mengenai ciri-ciri khusus dari pendekar tersebut. Hanya dikatakan pe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    284.Masa Depan

    Bima memejamkan matanya. Dia pun mulai merasa tidak nyaman setelah mendengar cerita dari Ratu Azalea. "Jadi, selama ini kamu sudah tahu jika kita akan bersama... Kamu juga tahu kita akan menyerang kerajaan, kenapa dari awal kamu tidak melarang ku untuk pergi ke kerajaan?" tanya Bima. "Itu jelas tidak mungkin, kau sudah tahu, hukuman yang akan ku Terima jika aku melawan takdir. Seratus tahun. Aku tak mau dihukum seperti itu lagi. Aku hanya ingin bisa di samping dirimu selama mungkin, baik dalam keadaan senang maupun duka, aku tak akan peduli..." kata Ratu Azalea. Bima mengecup kening istrinya dengan lembut. "Apa yang akan terjadi di masa depan jika kamu ikut membantuku menghancurkan mereka?" tanya Bima. "Kakang akan kehilangan diriku, hanya itu yang aku tahu, kita akan berpisah...dan aku tidak tahu karena apa," jawab Ratu singkat namun membuat Bima seperti dihantam palu raksasa. "Bagaimana bisa aku akan kehilangan dirimu? Apakah tidak ada petunjuk apa yang membuat kita berpisah?"

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    283.Firasat

    Bima terdiam setelah Ratu Azalea menjawab pertanyaan nya. "Untuk apa kamu melakukan itu Ratu?" tanya Bima. Ratu Azalea tersenyum. Dia membelai pipi suaminya dengan lembut. "Untuk menjagamu, Sinar Pengikat Jiwa ini juga aku pasangkan pada Tangan Darah. Sebelumnya mereka berdua adalah musuh, ketika kamu menjadikan mereka pengikut, mereka akan mengikuti mu karena kamu lebih kuat. Namun, tak ada yang namanya kesetiaan abadi. Kakang, ingat pemberontakan Lesmana kepadaku?" tanya Ratu Azalea. Bima mengangguk. "Dia adalah orang yang paling ku percaya dalam banyak hal setelah Pamannya. Tapi dengan mudah dia membuang kepercayaan itu, dan menusuk dari belakang setelah aku dalam keadaan lemah. Jika bukan karena pertolongan mu, mungkin aku sedang di permainkan olehnya," kata Ratu Azalea. Kini Bima paham apa tujuan istrinya menaruh Sinar Pengikat Jiwa kepada dua pengikut nya itu. Namun sebenarnya, tanpa Sinar Pengikat Jiwa sekalipun, Tangan Darah tak akan mampu berkhianat. Karena sekali Bima

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    282.Pengikut Baru

    "Kenapa... Kenapa kamu memilih aku sebagai pengikut mu?" tanya Subali. Bima melangkah mendekati Subali yang tengah di obati oleh Wulan. "Musuhku adalah kerajaan besar. Mereka mempunyai banyak Pendekar kelas atas, dan tidak sedikit dari mereka rata-rata adalah petarung ranah Tulang Dewa. Aku butuh kekuatan untuk menghancurkan mereka," jawab Bima. "Apakah ada dendam yang membuat mu ingin menghancurkan mereka?" tanya Subali. Bima mengangguk. "Dosa mereka sangat banyak, Dewa menutup mata. Itu artinya Iblis lah yang harus menjadi hakimnya, bukan begitu?" jawab Bima. Subali tidak tahu dendam apa yang Bima emban hingga menginginkan kehancuran pada kerajaan Angin. Tapi dia paham, dendam itu pasti sangat dalam dan menyakitkan. "Apakah hanya beberapa Pendekar ini cukup untuk melawan mereka? Aku mendengar kabar mereka mempunyai kekuatan yang dahsyat. Ada beberapa tetua kerajaan yang pernah melewati tempat ini, dan mereka berada di Ranah Cakrawala tahap Tengah." kata Subali. "Ranah Cakraw

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    281.Kesatria Sejati

    Panah petir itu melesat ke arah akar raksasa yang tengah berusaha masuk ke medan es. Dengan telak anak panah dengan aura petir kuning itu menghantam akar tersebut. Blaaarrrrr! Ledakan dahsyat terjadi. Akar tersebut hancur di beberapa bagian namun masih bertahan. Bahkan memulihkan diri dengan cepat. Bima menatap dengan penuh kekaguman. "Tidak menyerah sampai akhir ya," batinnya. Busur kembali di tarik. Kali ini dengan empat anak panah sekaligus. Itu memakan tenaga dalam yang cukup banyak. Anak panah pun kembali di lepaskan. Wuuuttt! Blaaarrrrr! Kembali terjadi ledakan di atas benteng pedang es tersebut. Kali ini ledakannya lebih besar. Akar tersebut pun hancur dan berjatuhan ke bawah dalam keadaan menjadi serpihan-serpihan es. Subali memuntahkan darah dari mulutnya. Dia jatuh berlutut dan muntah darah beberapa kali. Dia sudah mencapai batasnya. Akar raksasa yang dia keluarkan dari luar benteng pedang es tersebut memakan hampir seluruh tenaga dalamnya. Subali berharap itu adal

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status