Share

429. Part 17

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-06 01:01:28

"Pergilah ke belakang dan biarkan aku bicara dengan Pendekar Kera Sakti," kata sang Guru.

"Baik, Nyai Guru..." jawabnya patuh, lalu dengan langkah gontai ia pergi tinggalkan tempat pertemuan itu.

Baraka memandanginya dengan sedih pula. Lalu, Baraka mencoba berkata dengan hati-hati kepada Nyai Camar Langit.

"Apakah keputusan itu tidak terlalu kejam bagi gadis seberani dia, Nyai?"

Dengan suara pelan sang Nyai menjawab, "Hanya siasat untuk selamatkan nyawanya saja. Sebenarnya aku tak ingin keluarkan sangsi seperti itu kecuali kepada murid yang melakukan pelanggaran kelewat batas."

Baraka manggut-manggut. Setelah diam sejenak, Nyai Camar Langit mulai perdengarkan suaranya lagi dengan tenang, "Kalau boleh kutahu, apa yang membuatmu ingin mengambil alih persoalan ini, Baraka? Apakah... apakah karena kau punya maksud tertentu kepada muridku Belati Binal?"

Baraka sunggingkan senyum kalemnya. "Dalang Setan pernah menantangku bertarung, tepatnya di Ju

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1416. Part 3

    "Oh, kau mengecewakan hatiku jika selalu menolak, Baraka.""Kau tak perlu kecewa karena pada dasarnya kita memang bukan pasangan bercinta, Nyai. Kita hanya saling bertemu di perjalanan dan tidak harus melakukan perbuatan yang hina dan rendah di mata hati kita sendiri.""Aku inginkan dirimu, Baraka. Aku inginkan sekarang juga!" bisik Nyai Sapu Lanang dalam desah tipisnya. Tapi Baraka gelengkan kepala sambil tetap sunggingkan senyumnya."Jangan paksa aku, Nyai. Berbahaya bagi dirimu jika aku meronta!""Tak akan mungkin berbahaya!" kata sang nyai, lalu tiba-tiba dari pandangan mata sang nyai melesat sinar biru bening yang amat tipis dan menghunjam masuk ke mata Baraka.Claaap...! Baraka tak sempat menghindar karena jaraknya teramat dekat. Baraka hanya rasakan adanya kejutan yang menyentakkan kepala ke belakang dan matanya terpejam seketika. Ketika ia buka mata kembali, tiba-tiba jantungnya berdetak-detak karena memandang segalanya serba gelap. Tetapi

  • Pendekar Kera Sakti   1415. Part 2

    Tetapi Nyai Sapu Lanang bukan orang berotak udang yang bisa dibuat rempeyek. Nyai Sapu Lanang cukup cerdas dalam menyimpulkan sesuatu masalah, sehingga dengan tegas ia pun berkata, "Kau tak mungkin hanya anak desa biasa! Gerakan larimu kulihat begitu cepat. Itu sudah menandakan kau berilmu tinggi. Ketika kukirimkan jurus 'Gelombang Badai' kau bisa menghentikannya dengan kekuatan batinmu. Jelas lagi bahwa kau orang yang bukan sekadar anak desa biasa, Baraka!"Pendekar Kera Sakti tarik napas. Meninggalkannya tiga langkah. Di sana ia menggaruk-garuk pantatnya. Sikapnya seakan acuh tak acuh kepada Nyai Sapu Lanang, sehingga wanita itu membatin dalam hatinya, "Agaknya ia sukar ditundukkan dengan penampilanku ini. Tak biasanya seorang lelaki yang kudekati akan menjauh. Pasti akan mendekat. Tapi kali ini agaknya pemuda itu kebalikannya, justru aku yang mendekatinya dan merasa terjerat dalam khayalanku sendiri. Oh, kali ini agaknya kau harus berjuang lebih keras lagi untuk tundukkan

  • Pendekar Kera Sakti   1414. Racun Lanang Sepuh

    PENDEKAR KERA SAKTI gunakan ilmu 'Gerak Kilat Dewa Kayangan' yang mampu berlari cepat melebihi kecepatan kilatan petir dari langit. Kecepatan gerakannya itu membuat ia bagaikan bayangan keemasan melesat terhempas angin.Sekali gerakan cepat itu bisa ditangkap oleh pandangan mata seseorang dari kejauhan. Tentunya orang yang bisa melihat gerakan cepat itu adalah orang berilmu tinggi. Jika bukan orang berilmu tinggi tak mungkin bisa melihat wujud Pendekar Kera Sakti bergerak secepat itu.Claaap...!Seberkas sinar hijau melintas di depannya. Baraka hentikan gerakan larinya karena sinar hijau itu menghantam pohon dan pohon itu langsung tumbang menghadang jalan. Jelas orang yang keluarkan sinar hijau itu bukan bermaksud melukai Pendekar Kera Sakti melainkan hanya sekadar ingin menghentikan langkah sang pendekar semata. Segera pandangi keadaan sekeliling-nya. Luka di pundak telah lenyap. Kini ia siap hadapi bahaya sebesar apa pun dan tak ingin main-main lagi.

  • Pendekar Kera Sakti   1413. Part 22

    "Siasatmu memang licik. Kau sengaja tidak keluarkan golok itu karena kau ingin mengelak dari tuduhanku! Kau pikir aku tak bisa meraba jalan pikiranmu, Maling Ganteng!"Mendengar sebutan 'maling ganteng', hati Sumbaruni dibakar oleh kecemburuan. Apalagi dilihatnya Menak Goyang tersenyum tipis dengan mata nakal memandangi Baraka. Bocah Sumbaruni makin diremas rasa cemburu, sehingga ia segera mengambil batu dan melemparkannya ke arah Menak Goyang.Wuusss...!Menak Goyang tetap diam dengan menggerak-gerakkan pinggulnya ke kanan-kiri. Lemparan batu itu segera dihadang dengan kibasan dua jarinya yang berkelebat keluarkan tenaga dalam tanpa sinar.Wuuut...! Praak...!Batu itu pecah sebelum mencapai tempatnya."Adikmu nakal sekali, Maling Tampanl Rupanya kau memang bekerja sama dengan adik kecilmu itu. Atau barangkali golok pusaka itu tersembunyi di balik tubuh adikmu itu?""Menak Goyang, percayalah padaku! Kami tidak mencuri pusaka itu. Tapi

  • Pendekar Kera Sakti   1412. Part 21

    "Mengapa kau ingin ke sana?"Bocah Sumbaruni tersenyum malu dan berblsik, "Aku mau pipis dulu."Baraka tertawa geli. Lalu segera membawa bocah itu ke balik pohon besar. Baraka memunggungi pohon itu ketika Sumbaruni menyelinap di balik pohon tersebut. Sekalipun wujudnya seperti bocah berusia tujuh tahun, tapi antara Sumbaruni dan Baraka sama-sama merasa malu jika buang air sembarangan."Kita mendaki lereng gunung ini!" kata Sumbaruni. "Sekarang aku mau jalan dulu. Tapi nanti kalau lelah kau harus menggendongnya lagi.""Tapi kalau kau nakal dan tanganmu jahil, aku tidak mau menggendongmu!" sambil Baraka melangkah menggandeng tangan bocah Sumbaruni.Wuuut...! Tiba-tiba ada angin cepat bergerak melintas di depan langkah mereka. Baraka hentikan langkah. Sumbaruni pun memandang sekeliling dengan mata kecilnya yang masih mempunyai ketajaman tersendiri."Ada seseorang yang melintas di depan kita," bisik Sumbaruni."Ya. Hati-hatilah. Jangan ja

  • Pendekar Kera Sakti   1411. Part 20

    Hari sudah malam, hujan makin menderu karena derasnya bertambah. Bocah Sumbaruni tak mau ditinggal Baraka keluar kamar. la minta ditunggui dengan sikap manjanya. la masih ingin berceloteh tentang perasaan hatinya kepada Baraka. Suara celotehnya agak keras sehingga Baraka mengingatkan."Ssst...! Jangan bicara keras-keras. Kurangi suaramu itu, biar tak mengganggu pendengaran Ki Sabarsumo dan istrinya.""Mereka akan merasa senang jika terganggu, karena mereka tak pernah diganggu oleh suara bocah sepertiku. Kau tahu, apa yang dilakukan Ki Sabarsumo kepada istrinya malam ini?""Tentunya mereka beristirahat karena sudah seharian bekerja melayani tamu.""Tidak. Mereka pasti bercengkerama, bermesraan dan saling menemukan kebahagiaan batinnya. Tapi aku... Aku sudah lama tak mendapatkan kebahagiaan batin karena tak pernah ada lelaki yang bisa membangkitkan gairahku. Sekalipun ada, tapi lelaki itu tak mau memuaskan hasrat kerinduanku terhadap sebentuk kebahagiaan ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status