Share

602. Part 3

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 01:03:15

"Memegang untuk menyelamatkan kitab pusaka, itu baik. Tapi memegang untuk memilikinya, itu curang! Aku tahu kau ingin mempelajari semua jurus yang ada di dalam kitab itu untuk satu keperluan pribadimu, Selendang Maut. Karenanya, aku perlu mencegah niat burukmu itu!"

"Baraka!" seru Datuk Marah Gadai di sebelah sana.

"Kesabaranku sudah habis! Waktumu untuk hidup pun sudah habis! Sekarang tiba saatnya untuk mencabut nyawamu, Baraka! Hiaaat...."

Jari tangan Baraka membara hijau, lalu menyentil ke depan.

Tass...!

Pada waktu itu, Datuk Marah Gadai merasakan adanya satu sentakan halus di pinggangnya, tapi ia tidak pedulikan hal itu. Ia hentakkan kakinya dan melesat terbang dengan kedua tangan siap menghantam bersamaan. Kedua tangan itu berada di samping telinga dengan jari mengeras kaku dan memercik-mercikkan bunga api biru.

Baraka cepat sabetkan Suling Naga Krishna-nya ke depan sebelum tubuh Datuk Marah Gadai tiba di depannya.

Wuus

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1289. Part 8

    "Dia sudah datang menuju kemari!"Baraka masih diam ditempat. Sumbaruni tampak tegang, walaupun napasnya tetap teratur. Pandangan matanya tertuju pada arah datangnya si prajurit kelas rendah itu.Batu Sampang melangkah tegap dan cepat, menghampiri Baraka dibawah beringin kurung itu. Ia juga memberitahukan hal yang sama dengan maksud yang sama pula dengan pemberitahuan Kelana Cinta tadi. Bahkan ia menambahkan kata, "Apa yang harus kulakukan, Baraka?""Ambil seorang anak buahmu. Kau dan dia menjaga Ratu Galuh Puspanagari dan Purnama Laras. Aku akan menghadapinya. Jika aku hancur, cepat larikan Ratu dan Purnama Laras tanpa banyak berunding. Totok mereka lalu bawa lari lewat tempat yang aman jauh dari pandangan mata Raja Tumbal!""Baik, akan kulakukan!" kata Batu Sampang.Sebelum pergi, ia mendengar suara Baraka berkata, "Suruh yang lain berjaga-jaga. Nyai Paras Murai, Hantu Tari dan yang lainnya suruh berjaga-jaga. Jangan ada yang lakukan penyerangan

  • Pendekar Kera Sakti   1288. Part 7

    "Apakah kau mampu kalahkan Seruling Malaikatnya?!""Tergantung kesempatan yang kudapatkan pada saat berhadapan dengannya.""Tapi kau nyaris mati ketika melawan Nila Cendani, Ratu Tanpa Tapak itu. Apalagi melawan Raja Tumbal dengan Seruling Malaikatnya!"Sumbaruni diam sesaat, dia mengakui Kekalahannya saat melawan Ratu Tanpa Tapak. Ia juga mengakui bahwa Ratu Tanpa Tapak masih belum ada apa-apanya dibandingkan ilmu yang tersimpan pada diri Raja Tumbal. Namun sebisa mungkin Sumbaruni harus gagalkan niat Baraka yang ingin melawan Raja Tumbal."Apapun alasanmu, kusarankan gagalkan niatmu itu! Belum saatnya kau melawan Raja Tumbal dalam keadaan ia memiliki pusaka Seruling Malaikat. Seandainya ia tidak memiliki pusaka itu, mungkin aku tak mencemaskan dirimu, Baraka. Tapi aku tahu kekuatan dan keganasan pusaka tersebut. Suling Mustikamu tidak akan bisa diandalkan untuk mengalahkan kesaktian Seruling Malaikat.""Dari mana kau tahu?""Gurumu telah b

  • Pendekar Kera Sakti   1287. Part 6

    "Bodoh sekali dia!" geram Baraka. "Lalu apa yang dilakukannya?""Menyamar sebagai juru masak istana!"Pendekar Kera Sakti hembuskan napas, tertawa pendek sekali. "Yang lain bagaimana?""Tetap tak ada yang mau tinggalkan Ratu. Mereka juga menyamar sebagai pegawai istana, termasuk Nyai Paras Murai!"Kelana Cinta hanya diam saja, tapi mengikuti percakapan itu. Otaknya pun ikut berpikir mempertimbangkan beberapa kemungkinan yang melemahkan pihak Ratu. Sesaat kemudian Baraka berkata kepada Batu Sampang."Dari mana kau tahu aku berada disini?!""Seorang anak buahku menjagamu terus dikejauhan sana. Ia punya tanda khusus yang ku kenali. Jadi aku mudah mencarimu. Tapi kurasa itu tak penting, ada yang lebih penting lagi.""Tentang apa?!""Seorang wanita cantik hendak mengamuk didepan istana. Ia ingin bertemu denganmu!"Baraka dan Kelana Cinta terperanjat dan saling pandang. Lalu Baraka bertanya, "Siapa nama wanita itu?!""P

  • Pendekar Kera Sakti   1286. Part 5

    Bruuusss...!Raja Tumbal terpental dan berguling-guling tak jadi meniup seruling. Ki Parandito tak mau beri kesempatan kepada Raja Tumbal untuk meniup serulingnya.Claap...! Claapp...!Dua sinar menghujam didada Raja Tumbal Dua sinar lurus itu melesat dari ujung dua jari Ki Parandito yang disentakkan ke depan. Maksudnya dengan menghujani pukulan bersinar mera, Raja Tumbal akan kewalahan dan tak sempat meniup seruling. Setidaknya ia harus menghindar atau menangkis. Tapi rupanya sinar itu dibiarkan menghantam dadanya.Deb, deb...! sinar itu padam. Tidak timbulkan suara ledakan, tidak tampak menembus dada. Sedangkan tangan Raja Tumbal tetap memegang suling, menutup empat lubang nada dengan kedua tangannya itu."Rupanya ia juga kebal sinar tenaga dalam!" bisik Kelana Cinta."Ya. Selagi ia sempat menangkis atau menghindar. Ia akan melakukannya. Tapi jika ia tidak sempat lagi, sinar itu dibiarkan menghantam tubuhnya tanpa rasa takut celaka dan ked

  • Pendekar Kera Sakti   1285. Part 4

    "Ya, aku kenal!" Jawab Baraka sambil memandang tokoh tua berjubah merah.Rambutnya pendek, putih, tapi bagian tengahnya botak. Tokoh tua itu menggenggam tongkat yang ujungnya membentuk anak panah."Siapa orang itu?""Ki Parandito alias si Juru Bungkam," jawab Baraka sambil membayangkan masa pertemuan pertama dipantai dengan Ki Parandito yang waktu itu dampingi saudara seperguruannya yang bergelar Pawang Gempa."Rupanya dia punya dendam kepada Raja Tumbal!""Entahlah. Kita lihat saja apa sebenarnya yang ingin dilakukan olehnya.""Atau mungkin dia berniat mau bergabung dengan Raja Tumbal?" duga Kelana Cinta.Baraka diam sejenak lalu berkata, "Yang jelas kalau dia ingin bertarung dengan Raja Tumbal, aku khawatir kalau ia tumbang walau mungkin ia mengandalkan ilmu bungkamnya. Tapi apakah ilmu bungkamnya itu dapat membungkam suara seruling maut itu?"Ki Parandito semakin mendekat, dan Raja Tumbal tidak terhalang tubuh Landak Boreh,

  • Pendekar Kera Sakti   1284. Part 3

    "Celaka!" gumam Baraka tampak kian tegang. Tentu saja ia sangat tegang karena kini ia diliputi kebimbangan. Jika Ia pergi kearah timur, kelereng Gunung Mata Langit, ikut mengejar perempuan itu, maka keadaan Muara Singa sangat berbahaya. Bisa-bisa Raja Tumbal bertindak seenaknya sendiri, membantai kesana-kesini dengan Seruling Malaikatnya. Tapi jika hadapi Raja Tumbal tanpa Pedang Kayu Petir, kemungkinan mati ditangan Raja Tumbal sangat besar.Sekarang pun seandainya Pendekar Kera Sakti melesat kearah timur untuk temui perempuan si penemu pedang maha sakti itu, tak akan cukup waktu untuk kembali lagi ke Muara Singa. Secepatnya esok pagi ia baru tiba di Muara Singa, dan itu berarti Baraka harus sudah persiapkan diri untuk bentengi negeri tersebut.Repotnya lagi, Ratu Galuh Puspanagari ternyata menolak saran Baraka melalui Batu Sampang. Dengan tegas, wanita muda yang dulu dijuluki sebagai Tandu Terbang murid Pendeta Arak Merah dari Tibet, berkata didepan para pengawal dan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status