Share

651. Part 14

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 01:02:29

"Aku hanya ingin melihat, siapa orang yang menyerang Tapak Baja dari tempat persembunyiannya! Karena saat aku hendak membawamu pergi, Tapak Baja sedang terdesak oleh serangan berilmu tinggi," ucap Pendekar Kera Sakti.

“Tak perlu. Tak perlu, Baraka! Sebaiknya kita tinggalkan saja mereka dan cepat menuju Pulau Hitam. Guruku pasti sangat membutuhkan kamu dan menunggu-nunggu kedatangan kita!"

"Sebentar saja aku ke sana! Secepatnya aku kembali!"

"Aku takut kau jadi sasaran kemarahan Tapak Baja, Baraka!"

"Aku ada di persembunyian pertama. Tidak akan turun!"

Badai Kelabu merasa tak mungkin bisa mencegah kemauan Pendekar Kera Sakti yang sangat keras itu. Akhirnya ia hanya berpesan, "Hati-hati, Baraka! Tak perlu ikut turun seperti aku tadi!"

"Mudah-mudahan keadaannya begitu!" jawab Pendekar Kera Sakti, lalu segera keluar dari gua itu melalui tepian tebing karang.

Dengan gesit Baraka melompat dari batu ke batu, dan dalam waktu singkat ia

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1338. Part 13

    "Sumbaruni-kah yang melakukannya?""Ya," jawab Angin Betina pelan sekali.Baraka buru-buru mengerahkan hawa ‘Kristal Bening’-nya. Setelah itu, ia berkata, "Sudah kuingatkan, jangan hadapi Sumbaruni. Dia tak mudah ditumbangkan!"Sesaat kemudian Baraka berkata, "Aku akan ke pondoknya Resi Wulung Gading untuk meminjam Pedang Kayu Petir. Aku akan kalahkan Perawan Tanpa Tanding dengan pedang itu."Angin Betina gelengkan kepala. "Justru aku pergi dari sana mau kasih tahu kau, bahwa Resi pergi berziarah ke makam Nini Galih sambil membawa pedang itu.""Celaka!" gumam Baraka. "Aku tak tahu di mana makam Eyang Nini Galih!"-o0o-Mendengar cerita dari Angin Betina, Pendekar Kera Sakti menjadi cemaskan nasib Sumbaruni. Menurutnya, Sumbaruni sendiri terlalu berani jika menerima tantangan itu. Baraka yakin, Sumbaruni akan binasa jika melawan Perawan Tanpa Tanding."Aku harus temui Sumbaruni!" kata Baraka sebelum mereka bergegas p

  • Pendekar Kera Sakti   1337. Part 12

    "Perawan Tanpa Tanding...!" desahnya dalam hati yang menjadi tegang. Tapi Sumbaruni berusaha sembunyikan perasaan cemas dan ketegangannya dengan melangkah dekati Dara Cupanggeni, tinggalkan Angin Betina."Siapa kau?" sapa Sumbaruni berlagak tak mengenal pendatang baru itu."Aku murid Sunti Rahim. Namaku Dara Cupanggeni. Julukanku Perawan Tanpa Tanding! Mungkin baru sekarang kau melihatku, demikian juga aku melihatmu. Tapi aku cukup salut melihat kemenanganmu. Kau pasti orang hebat dan berilmu tinggi!"Sumbaruni tidak kasih jawaban apa-apa. Matanya menatap tak berkedip, mulutnya terkatup rapat, tapi batinnya berkecamuk sendiri. Akhirnya Perawan Tanpa Tanding perdengarkan suaranya lagi, "Siapa namamu, Sobat!""Pelangi Sutera!" jawab Sumbaruni sengaja menyembunyikan nama aslinya. Sebab nama aslinya itu tentunya dikenal pula oleh guru Perawan Tanpa Tanding. Sumbaruni menjaga keadaan agar jangan menjadi panas, karena ia belum siap hadapi Perawan Tanpa Tanding

  • Pendekar Kera Sakti   1336. Part 11

    Bluuhg...!Perut Sumbaruni menjadi sasaran kedua kaki bertenaga dalam itu. Tubuhnya pun melayang ke belakang namun cepat diatas dengan sentakkan kaki di atas batu. Sentakan kaki itu membuat tubuh Sumbaruni melenting di udara dan bersalto maju satu kali.Wuuuk...! Jleeg...!Sumbaruni mendarat dengan sigap. Kedua kakinya sedikit merenggang, napasnya tertarik panjang untuk atasi rasa mual akibat tendangan tadi. Sedangkan Angin Betina sudah sejak tadi siap mencabut pedang dengan mata angker memandangi lawannya.Sementara itu, Bongkok Sepuh membatin dari kejauhan, "Bocah liar itu punya gerakan cukup hebat. Cepat dan tepat! Sumbaruni bisa tumbang kalau dia meremehkan bocah liar itu."Sumbaruni pun juga membatin, "Agaknya aku tak boleh main-main dengannya. Ia bersungguh-sungguh ingin menuntut balas dan mencelakakan diriku. Benar-benar gadis bodoh! Aku harus memberi pelajaran padanya!"Pedang di punggung Sumbaruni sengaja tidak dicabut. Ia segera me

  • Pendekar Kera Sakti   1335. Part 10

    Apa yang dikhawatirkan Baraka sebenarnya memang telah terjadi. Pertarungan antara Sumbaruni dengan Angin Betina pada mulanya hanya sebatas luapan amarah tak terlalu membahayakan. Sumbaruni memaklumi kemarahan Angin Betina yang belum memahami maksud dan tujuannya dalam melumpuhkan Pendekar Kera Sakti.Pertemuan mereka terjadi setelah Sumbaruni dan Bongkok Sepuh merasa sama-sama kehilangan Baraka dan segera mencarinya bersama pula. Angin Betina kebingungan mencari jejak Sumbaruni. Namun dengan firasatnya akhirnya Sumbaruni ditemukan juga saat hendak menuruni lereng. Tempat sedikit tandus itulah yang dijadikan ajang pertarungan oleh Angin Betina.Serangan sinar putih perak dari Angin Betina menghantam Sumbaruni dari belakang. Tetapi Sumbaruni cepat tanggap akan datangnya bahaya, ia segera melenting ke udara dan bersalto satu kali, sehingga sinar putih perak itu lolos dari tubuhnya.Duaaar...!Sinar itu menghantam sebongkah batu besar di seberang sana. Batu t

  • Pendekar Kera Sakti   1334. Part 9

    "Kalau begitu semua tokoh tingkat tinggi tentunya mengetahui tentang penggunaan ilmu 'Bias Dewa' itu?""Kurasa begitu. Tapi setahuku ilmu tersebut tak bisa dipergunakan oleh Sunti Rahim, sebab dia sudah tidak perawan lagi.""Muridnya yang menggunakannya, Ki. Perawan Tanpa Tanding julukannya.""Pantas! Pasti dia masih gadis, masih perawan, dan... itu sangat berbahaya. Dia akan kalahkan siapa saja dengan ilmu 'Bias Dewa' itu, Baraka. Kau pun tak mungkin bisa tandingi ilmu 'Bias Dewa'. Jadi..., kurasa langkah yang diambil Sumbaruni memang benar, hanya caranya sedikit salah. Kusarankan juga, jangan hadapi murid Sunti Rahim itu, Baraka. Kau bisa ditumbangkannya!"Kemudian Baraka ceritakan masalahnya dengan Bongkok Sepuh sampai ia mencoba menghadapi Perawan Tanpa Tanding dan disambar oleh Sumbaruni, lalu disambar pula oleh Angin Betina. Ki Sonokeling menerawang memandangi dedaunan sambil berkata bagai orang menggumam, "Sebenarnya Setan Arak tak boleh begitu! Ur

  • Pendekar Kera Sakti   1333. Part 8

    Baraka yang tak punya daya dan tak punya akal lagi mencoba mengajak binatang itu untuk bicara, "Duduklah yang sopan. Jangan berdiri terus di situ. Tak ada jeleknya kau menghormati calon korbanmu sebelum kau menyantapnya."Eh, binatang itu benar-benar duduk. Kedua kaki belakangnya dilipat, merapat dengan tanah, kedua kaki depannya ditekuk sebatas persendian. Matanya melirik ke sana-sini dengan gerakan kepala yang lamban. Ekornya berkopat-kapit seakan siap menyabet lalat yang ingin mengganggunya. Dalam hati Baraka merasa heran melihat harimau loreng putih-hitam duduk sesuai perintahnya."Jangan-jangan dia mengerti bahasa manusia? Atau sengaja menikmati wujud calon mangsanya sepuas mungkin baru bertindak”Baraka semakin pasrah. Hanya ada satu harapan, yaitu mengajak bicara binatang itu, siapa tahu bisa dijinakkan dengan kata-kata. Maka, Baraka pun kembali melirik ke kiri."Hahh...!" mata Baraka kalau bisa mendelik pasti akan mendelik, karena harimau lo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status