Di dalam Hutan Kesunyian yang sangat kelam, bayangan pohon-pohon menjulang tinggi, merentangkan cabang-cabangnya seperti tangan-tangan yang berbisik. Setiap daun, setiap ranting, dan setiap akar memiliki suara sendiri, meskipun hanya terdengar oleh mereka yang memperhatikan dengan hati yang terbuka dan memiliki hati yang bersih.Roh-roh pohon bersembunyi di balik kulit kayu, mengawasi setiap langkah pendatang yang berani memasuki wilayah mereka. Mereka adalah penjaga setia, tak terlihat oleh mata manusia, tetapi selalu waspada terhadap ancaman dari luar. Ketika seseorang mencoba merusak hutan atau menebang pohon dengan niat jahat, roh-roh ini memancarkan energi yang mengguncang bumi, mengirimkan pesan kepada Phoenix Iblis yang berdiam di pusat hutan.Phoenix Iblis, makhluk yang terlahir dari api dan kegelapan, hidup di dalam Hutan Kesunyian. Sayapnya yang terbakar menghiasi langit, dan mata merahnya memancarkan kekejaman. Iblis ini tidak mengenal belas kasihan. Dia memburu siapa pun y
DUUUAAAR!Suara geledek disertai sambaran petir mengiringi langkah Shu Zhen di tengah hujan deras yang turun sebelum dia sempat memasuki Dusun Kuno.Malam sudah menjelang saat Shu Zhen keluar dari Hutan kesunyian. Perjalanan spiritual yang dialaminya ternyata menghabiskan banyak waktu baginya, walaupun dia hanya merasakan kalau perjalanannya sebentar saja."Aish! Basah kuyup jadinya! Semoga saja Dusun Kuno ini berpenghuni!" harap Shu Zhen.Shu Zhen merasakan hujan deras yang membasahi pakaiannya. Setiap tetes air menembus kain dan menyentuh kulitnya, membuatnya menggigil. Rambutnya yang basah menempel di wajahnya, dan matanya terpejam karena air hujan yang menusuk. Petir yang menyambar di langit, menerangi kegelapan malam dan mengguncangnya. Shu Zhen merasa sendirian dan kelelahan, mencari tempat berlindung yang tak kunjung ditemukan. Tubuhnya gemetar, dan dia berusaha menutupi dadanya dengan tangan untuk menghangatkan diri. Semua yang ada dalam pikirannya hanyalah keinginan untuk ber
"Aku ada di mana? Apa aku sedang bermimpi menyeramkan tadi?"Sekali lagi, Shu Zhen terbangun oleh terpaan kilau cahaya matahari pagi tapi dia sudah tidak berada di depan Hutan Kesunyian maupun di Dusun Kuno melainkan dia berada di atas pegunungan Kun Lun yang indah.Shu Zhen membaca tapal batas batu yang menunjukkan wilayah tempatnya berada. "Pegunungan Kun Lun? Kenapa aku bisa tiba-tiba berada di atas pegunungan ini? Aku harus secepatnya meninggalkan pegunungan Kun Lun ini ... jangan sampai anggota perguruan Kun Lun memergokiku di wilayah mereka."Masih teringat olehnya pengalaman mengerikan yang sebelumnya dialaminya. Baginya, semua terasa seperti mimpi dan tidak nyata. Namun, dia memiliki sepasang pedang artefak yang diperolehnya dari Dusun Kuno. "Berarti yang aku alami bukan mimpi? Hantu Dusun Kuno yang memindahkanku ke atas pegunungan Kun Lun ini?"Timbul berbagai pertanyaan tentang kejadian misterius yang dia alami ini tapi tetap saja Shu Zhen tidak menemukan jawabannya. Semua t
"Kita memang beruntung, Sute ... hahaha!" kata murid tertua Perguruan Kun Lun. Pandangannya sangat meremehkan Shu Zhen yang tidak kelihatan hebat penampilannya."Beruntung untuk mati?" sindir Pendekar Topeng Artefak."Tadinya aku pikir kalau Pendekar Topeng Artefak sangat hebat ... aku bahkan masih tidak percaya kalau kamu adalah Shian Kui yang menakutkan bagi Dunia Persilatan! Tidak ada aura menakutkan seperti yang diceritakan dari mulut ke mulut! Hanya Topeng Artefak yang menunjukkan kalau kamu adalah pendekar sesat yang sedang dicari seluruh perguruan bela diri!""Hufh! Sudah cukup penjelasannya? Apa kamu sudah siap untuk mati?" tanya Shu Zhen lagi.Sikap Shu Zhen yang tenang dalam menghadapi mereka bertiga membuat murid tertua Kun Lun Pay ini gusar, apalagi Pendekar Topeng Artefak ini terus menghinanya seakan dia tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk melawan Pendekar Topeng Artefak."Jangan sombong Kau, Pendekar Topeng Artefak! Kamu memang membela kebenaran sejak memakai topeng a
Elemental pertama berupa cahaya kilatan petir yang berbentuk jaring-jaring listrik, siap menjerat dan membelit tubuh Pendekar Topeng Artefak.Elemental kedua berupa pusaran angin tornado yang siap mengisap Pendekar Topeng Artefak masuk ke dalam pusaran angin energi ini dan meremukkan tubuhnya tanpa ampun.Elemental ketiga berupa bola dan lingkaran api yang melesat kencang bagaikan kecepatan semburan api untuk membakar habis tubuh Pendekar Topeng Artefak.Ketiga elemental ini bergerak sekaligus dari tiga arah yang berbeda menuju ke tubuh Pendekar Topeng Tengkorak.Entah di dalam tubuh Pendekar Topeng Tengkorak ini masih jiwa Shu Zhen atau tidak, tapi gerakannya sangat lincah untuk menghindari serangan dari tiga arah ini.Mata merah di Topeng Artefak mengeluarkan sinar merah berelemen api untuk menghancurkan bola aapi dan lingkaran api, sedangkan tangan kanan memukul Rantai Petir untuk menjerat balik jaring-jaring listrik yang berusaha menangkap dirinya.Tangan kiri mengibaskan energi a
HI-HI-HI ...!!!Suara tertawa dengan kekuatan khi-kang ini terdengar lagi dengan suara yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya."Tunjukkan dirimu!" seru Elemental Petir yang sudah kewalahan untuk memasang pelindung agar tubuhnya tidak meledak oleh kekuatan tenaga dalam dari suara yang sebenarnya sangat merdu ini."Tiga Tetua Perguruan Besar Kun Lun Pay mengeroyok pemuda yang hanya seorang diri? Sungguh tindakan yang sangat terpuji!" sindir sosok yang mengeluarkan suara khi-kang tingkat tinggi ini.Sosok bayangan merah langsung melesat melewati Tiga Tetua Elemental Petir Kun Lun ini menuju ke arah Pendekar Topeng Artefak."Kalian seharusnya malu mengeroyok pemuda yang tidak bersenjata! Kalau sampai diketahui oleh seluruh dunia persilatan, maka kalian akan mendapat malu!"Sosok yang melesat bagai bayangan merah ini kini berdiri di depan Shu Zhen dan berhadapan langsung dengan Tiga Elemental Kun Lun.Wajahnya tertutup kain merah dan hanya memperlihatkan mata birunya saja."Jangan ikut c
Bayangan merah langsung berkelabat dengan cepat seakan hendak menyerang Guo Xiang. Pangcu Go Bi Pay ini tidak berusaha sama sekali untuk menghindar dari serangan bayangan merah yang bergerak cepat ini.Sesampainya di depan Guo Xiang, bayangan merah ini berhenti dan bersujud memberi salam hrmat kepada Guo Xiang."Sumoi Huo-Tok-Kui memberi salam kepada Suci Lu-Shin-Kui!" katanya sambil kedua tangannya menghaturkan hormat."Hahaha ... bangunlah! Seharusnya aku yang memanggilmu suci, bukan sebaliknya!' ujar Guo Xiang.Bayangan merah yang ternyata Iblis Racun Api ini tersenyum kepada Guo Xiang, "Aku dan Ban-Tok-Kui tetap patuh kepada kakak tertua yang memimpin Hek-Sam-Kui sesuai amanat dari Master!" "Ada keperluan apa, sampai kamu berada di Rawa Kabut Hitam ini, sumoi?" tanya Guo Xiang.Ternyata, Guo Xiang adalah Dewi Iblis Hitam alias Lu-Shin-Kui yang menjadi pimpinan Hek-Sam-Kui.Iblis Racun Api malahan memandang Guo Xiang dengan wajah bingungnya. "Kenapa suci jauh-jauh dari Go Bi Pay
"Apa urusanmu dengan Kitab Iblis Neraka? Jangan berurusan dengan kitab itu, sangat berbahaya untukmu!" kata Setan Mabuk menjawab pertanyaan Guo Xiang."Tidak apa-apa! Aku hanya mendengar dari Subo kalau Locianpwe mampu untuk menghancurkan kitab iblis tersebut! Hanya penasaran saja, tidak lebih!" Guo Xiang berusaha bersikap tenang agar Zhui Kui tidak curiga."Bu Sam Nio mengatakan itu?" tanya Setan Mabuk."Bukan hanya Locianpwe tapi gabungan kekuatan dari Tiga Setan Dunia Persilatan yang mampu menghancurkan kitab yang tidak bisa hancur itu! Begitu kata Subo!" ucap Guo Xiang sambil lalu."Berarti gabungan tiga kekuatan ilmu bela diri ya? Bagaimana kalau kamu yang mempelajari ilmu bela diri dari kami dan mencobanya pada Kitab Iblis Neraka! Kami sudah mundur dari dunia persilatan, jadi tidak ingin ikut campur lagi dengan semua urusan dunia persilatan."HAH!Guo Xiang terkejut dengan saran yang dikatakan oleh Setan Mabuk."Apa aku mampu menampung ketiga ilmu bela diri kalian? Lagian, Locia