Terima Kasih untuk teman-teman pembaca yang sudah memberikan banyak Gems untuk Votenya. Semoga karya ini tetap bertahan dengan vote kalian...Maaf juga malam ini baru bisa upload satu bab.
Ki Nagaswera sangat senang mengetahui Candaka kembali lagi ke Lembah Naga. Dia sangat menyesal marah terhadap Candaka hanya karena masalah Jurus Tapak Naga yang pernah dipelajarinya. Tidak adil melibatkan pemuda ini yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah jurus ini.“Nak Candaka..Terima Kasih kamu mau mengunjungi lagi kakekmu ini”, sambut Ki Nagaswera“Kakek..Terima salam hormat dari Candaka”, kata pemuda ini sambil memberi hormat pada kakek ini“Tidak usah sungkan Nak Candaka..Kamu kan keluarga kakek juga jadi kapanpun kamu bisa main ke sini”, kata Ki Nagaswera sambil mempersilahkan Candaka duduk di bangku pohonnya.Banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan Candaka mengenai ayahnya dan juga menyampaikan pesan dari Ratu Belinde kepada Ki Nagaswera. Tapi dia ingin memastikan dahulu kalau Jayanti dan Kumalasari sudah masuk ke dalam pondok untuk beristirahat.“Begini kek..Ada yang mau aku tanyakan pada kakek, tapi kakek janji tidak marah ya”, tutur Candaka“Kalau bisa kakek jawab p
“Iya..Akulah yang menciptakan 8 Jurus Tapak Naga yang terkenal itu. Bagaskara dahulu adalah muridku yang kubina untuk mencari Kitab Naga, sama halnya dengan dirimu yang sekarang. Sayangnya ambisi pemuda ini sangat besar dan tidak sabar untuk mempelajari keseluruhan jurus Tapak Naga ini. Tanpa ragu dia mencuri Kitab Tapak Naga yang kakek tuangkan dalam buku agar bisa dipelajari generasi berikutnya”, jawab Ki Nagaswera “Itulah yang membuat kakek marah saat itu saat kamu memberitahukan sudah mempelajari 2 Jurus awal Tapak Naga ini. Ternyata Bagaskara menggunakan Jurus Tapak Naga ini untuk membuka Perguruan Tapak Naga di Desa Kabut Hitam. Teringat penghianatan dirinya membuat kakek sakit hati, padahal kakek menaruh harapan besar di dalam dirinya” “Maksud kakek sudah lengkap? Berarti Jurus Tapak Naga Tuan Bagaskara itu tidak sempurna ya, banyak kekurangannya?”, tanya Candaka “Betul sekali Nak Candaka..8 Jurus Tapak Naga sebelumnya tidak apa-apanya dibandingkan 10 Jurus Tapak Naga Sakti i
Candaka memutuskan pergi ke Distrik Pendekar untuk memperdalam 5 Jurus awal Tapak Naga sakti serta mempelajari Kitab Naga Merah agar bisa lebih berkonsentrasi. Untuk itu dia harus meminta ijin Kumalasari, karena saat mengajaknya ke Lembah Naga ini, Candaka hanya beralasan untuk mencari Ki Nagaswera untuk menanyakan beberapa hal. Tapi keadaan jadi berbeda saat Ki Nagaswera mengajarkan Jurus Tapak Naga Sakti padanya. Dia ingin mempelajari keseluruhan jurus ini, namun syarat dari kakeknya ini harus mendalami kelima jurus awal dahulu barulah akan diajarkan jurus sisanya. Gadis ini memaksakan tersenyum saat melihat Candaka memasuki pondok. “Kakak sudah latihannya? Tadi Mala lihat kakak lagi belajar jurus silat sama kakek Nagaswera”, katanya “Iya Mala..Itu yang mau kakak tanyakan padamu. Bagaimana kalau kita menetap dahulu sementara di Lembah Naga? Kakak mau latihan jurus-jurus yang kakak kuasai biar bisa lebih konsentrasi di Distrik Pendekar” “Tidak apa-apa kak..Mala bisa tinggal sementa
Kediaman Elder Wyvern terletak jauh di pusat kota Distrik Pendekar. Candaka tidak kesulitan menemukan kediaman pemimpin Distrik Pendekar ini karena sudah mendapatkan petunjuk dari penjaga portal dimensi sebelumnya.PAVILIUN LOTUS. Sedikit-sedikit Candaka bisa membaca tulisan di gerbang depan kediaman Elder Wyvern ini. Tampak beberapa penjaga kediaman ini langsung menghampirinya.“Ada keperluan apa Kisanak berada di Paviliun Tuan Elder ini?”, tanya penjaga ini ramah“Aku hendak bertemu Elder untuk meminta ijin berlatih di distrik ini. Kalau boleh aku hendak menemuinya sendiri”, kata Candaka sopan“Tunggu di sini! Aku akan memberitaukan Elder terlebih dahulu!”, perintah penjaga lainnya di kediaman ini.Setelah beberapa lama penjaga ini kembali lagi dan mempersilahkan Candaka masuk. “Elder sudah menunggumu di dalam”Candaka bergegas menuju kediaman Elder yang masih agak jauh dari gerbang yang dijaga penjaga kediaman ini tadi. Dari kejauhan dia melihat sosok berpakaian coklat yang seperti
“Tuan Muda mau mandi dahulu? Biar kami persiapkan air dan baju gantinya. Kalau berkenan kami juga bisa memandikan Tuan Muda”, tanya salah satu pelayan wanita ketika mereka sudah sampai ke tempat peristirahatan CandakaKamar Candaka sangat luas dan bersih. Tersedia tempat tidur besar yang bisa membuatnya beristirahat. Anehnya dia juga melihat 2 tempat tidur yang berukuran lebih kecil di dekat tempat tidur besar. Kamar untuk mandi juga sangat bersih dengan aneka sabun pembersih yang wangi membuat Candaka sangat nyaman.“Tuan Muda..Kalau Tuan Muda berkenan, kami bisa menemani Tuan Muda dan memandikan Tuan Muda. Tidak perlu sungkan karena ini juga perintah langsung dari Elder Wyvern”, tanya salah satu pelayan ini.Candaka seperti merasa berada kembali di Desa 9 Naga saat menginap di kediaman Ratu Belinde. “Tidak apa-apa..Aku bisa sendiri. Kalian tolong sediakan air panas dan baju gantiku saja ya”, kata Candaka menolak dengan halus. Sejak kejadian dengan Gayatri, dia sudah berjanji tidak a
Candaka tertidur lelap dengan nyamannya tempat tidur yang disediakan Elder untuknya. Dia menolak permintaan Mei Yin dan Yu Ling menemaninya tidur bersama di tempat tidur besar, tapi dia membiarkan kedua gadis pelayan ini tidur di tempat tidur kecil di dekatnya. Saat terbangun paginya sudah tersedia teh hangat beserta makanan di samping tempat tidurnya. Kedua gadis pelayan tampak duduk di atas tempat tidur besarnya sambil tersenyum padanya. “Tuan Muda nyenyak sekali tidurnya. Mimpiin kita ya?”, kata Mei Yin Candaka tidak mempedulikan mereka karena memang perutnya sudah lapar dari semalam. Dia lupa minta makan malam dan langsung tertidur karena lelahnya. Pemuda ini makan dengan lahapnya sambil mendengar suara tawa dua gadis pelayan ini yang merasa lucu dengan caranya menikmati makanan. “Kalian di sini saja ya..Aku mau menemui Elder Wyvern”, kata Candaka setelah dia berpakaian rapi bersiap menerima pelajaran ilmu pedang Elder. ***** Elder Wyvern sudah menunggunya di halaman depan Kola
Jayanti merasa hancur hatinya saat mendengar kisah mengenai orang tuanya. Seharusnya dia tidak usah bersedih karena kakeknya sudah menceritakan kalau memang dia ditinggalkan sendirian saat bayi di tengah Hutan Eksotik. Jadi bukan cerita baru lagi kalau dia mendengar orang tuanya tidak pernah peduli padanya dan menelantarkannya.Tapi hati seorang gadis tidak bisa dipungkiri masih merasakan kepedihan ditinggalkan orang tuanya di tengah hutan sendirian. Gadis ini terus berlari sambil menangis. Dia tidak peduli lagi dengan keadaan sekitarnya. Jayanti tidak berhenti berlari hingga dia tidak mengetahui kalau telah melanggar batas Hutan Eksotik yang pernah diperingatkan kakeknya Ki Nagaswera.Hutan Eksotik bagian utara memang merupakan daerah terlarang untuk dimasuki Naga. Ki Nagaswera sudah beberapa kali memperingatkan Jayanti agar tidak melanggar tapal batas Hutan Eksotik ini. Jalan menuju Kota Naga dari Hutan Eksotik tidak melalui sisi utara Hutan Eksotik yang terlarang ini melainkan memut
“Aku tidak kenal dirimu! Lagian buat apa aku mesti kenal sama kamu!”, kata Jayanti ketusTadinya dia mengira akan bertemu sosok yang mengerikan. Ternyata hanya perempuan cantik yang mempermainkannya. Hal ini membuatnya makin marah dan menumpahkan semua kekesalannya terhadap wanita ini“Aku Linda Draconta. Naga paling sakti yang pernah ada di dunia Naga", katanya memperkenalkan dirinya dengan harapan Jayanti akan takut mendengar namanya.Ternyata nama Linda Draconta tidak menimbulkan reaksi apapun dari diri Jayanti. “Aku tidak peduli kamu siapa..Aku hanya ingin kembali ke tempatku sekarang”, kata Jayanti yang tidak menyukai wanita ini.Seandainya Jayanti mengetahui pasti dengan siapa dia berhadapan, mungkin dia akan takut karena Linda adalah naga yang paling sakti yang pernah ada. Umurnya bahkan sudah jutaan tahun karena Linda adalah keturunan langsung dari Naga pertama Draconta yang berasal dari Negeri Naga yang jauh dari Bumi Karimun ini. Linda bersaudara dengan Draken yang menciptaka