Home / Pendekar / Pendekar Pedang Darah / Langkah Kilat | Chen Xuan

Share

Langkah Kilat | Chen Xuan

Author: Wang Yuxiu
last update Last Updated: 2025-06-30 15:17:52

"Kesempatan." gumam Chen Xuan sambil menaiki arena. "Aku akan tunjukkan bahwa aku bukan hanya nama di daftar sepuluh besar."

Chen Xuan pun berjalan menaiki arena pertarungan. Di dalam arena, seorang pria tengah berdiri memegang pedangnya.

"Hm, ternyata ini ... seorang murid baru yang dijuluki sebagai Jenius muda Sekte Awan biru, menarik!" cetus orang itu dengan nadanya yang sangat sinis.

Dia adalah Shu Yan— 19 tahun, seorang murid Puncak Api yang sangat sombong.

"Chen Xuan, mohon bimbingan Senior!" ujar Chen Xuan sembari membungkuk memberi hormat.

Di langit, Tetua Duan Mu melayang di udara. Lalu ia pun berbicara, "Pertarungan di mulai!"

Segera setelah Tetua Duan Mu berkata seperti itu, Chen Xuan tanpa ragu mencabut pedangnya. Dia pun bergerak secepat kilat, cahaya biru berkelebat dari pergerakan Chen Xuan yang sangat cepat.

Bahkan semua orang pun sangat begitu terkejut akan kecepatan yang di miliki Chen Xuan.

"Langah petir!" gumam Pemimpin Sekte Awan Biru, Hua Jin. "Tidak aku sangka Zhu Ya mewariskan keterampilan langkah petirnya kepada bocah ini, menarik." ujar Hua Jin dengan membentuk segaris senyuman di bibirnya.

Di atas panggung, Zhu Ya berdiri dengan kedua tangan yang menyilang di dadanya. Dia terdiam, tetapi pandangannya menyaksikan pertarungan Chen Xuan dengan sangat seksama.

"Ternyata Tetua Zhu memiliki murid yang sangat berbakat." seru seorang wanita yang tengah duduk di kursi para Tetua.

Dia adalah Tetua Han Yue— 40 tahun, seorang Tetua Sekte Awan Biru yang memimpin Puncak Petir.

Segera Zhu Ya memalingkan pandangannya, mengarah kepada Tetua Han Yue. Zhu ya tertawa singkat.

"Terimakasih atas sanjungan Tetua Han. Tetapi, murid anda tak kalah hebatnya, bahkan dapat menempati peringkat dua dalam sepuluh murid terbaik Sekte Awan Biru," jawab Zhu Ya dengan raut wajah yang menunjukan rasa bangganya.

"Ah iya, Ling'er telah menjadi muridku sejak dia berusia delapan tahun, pemahamannya dalam seni bela diri cukup bagus, tetapi ada bagusnya juga, masa depan Sekte Awan Biru sepertinya akan sangat cerah." ucap Tetua Han Yue.

Di dalam arena pertarungan, Chen Xuan sangat mendominasi jalannya pertarungan. Menggunakan langkah petirnya, membuat Shu Yan sangat begitu kerepotan untuk mengatasi kecepatan Chen Xuan.

"Dasar bocah tengik, kau terlalu meremehkan aku!" Shu Yan berbicara dengan sangat kesal.

Lalu, Shu Yan pun naik ke langit, ia melayang di udara. Di depannya, pedangnya berputar seperti jarum jam, makin cepat dan semakin cepat berputar.

"Pedang Pemakan Api!" teriak Shu Yan meneriakkan nama jurusnya.

Di langit, satu pedang berubah menjadi sepuluh. Masing-masing pedang diselimuti kobaran api.

Di bawah, Chen Xuan tersenyum penuh semangat, lalu ia pun berkata. "Kemarilah, aku tidak takut!"

Sepuluh pedang melayang di langit. Shu Yan kemudian melesatkan serangannya. "Dasar tidak tahu diri, karna kau yang memaksa, maka matilah!" teriak Shu Yan dengan suara lantang.

Kedua mata Shu Yan terbuka lebar. Dia melotot menatap Chen Xuan dengan niat membunuh yang sangat kuat.

Arena pertarungan berguncang. Teknik Pedang Pemakan Api itu sangat kuat. Membuat permukaan lantai arena pertarungan pun berantakan. Lantai tembok naik ke langit, tetapi sepuluh pedang api turun dari atas menghujani Chen Xuan.

Duar! Duar! Duar!

Ledakan terjadi di arena pertarungan. Membuat arena pertarungan di penuhi asap yang membutakan semua pandangan. Asap itu membumbung tinggi ke langit. Tidak ada yang yakin apakah anak itu masih hidup. Bahkan sang Tetua pun menahan napas.

Di atas panggung, Zhu Ya yang tengah duduk pun sontak berdiri sangat terkejut.

Di tepi arena, semua murid Puncak Bambu Hitam berteriak meneriakkan kata, "Adik!" mereka sangat terkejut dengan ledakan dari serangan Shu Yan yang sangat kuat.

"Xuan ....," kata Zhu Ya dengan begitu khawatir.

Kedua matanya terbelalak menyapu asap tebal yang menyelimuti arena pertarungan. Dia hendak bergerak untuk menyelamatkan muridnya, tetapi Pemimpin Sekte menahannya.

Pandangan Pemimpin Sekte mengarah kepada Zhu Ya, tetapi ia tidak berkata apa-apa. Hanya menggelengkan kepalanya dan segera memejamkan matanya. Seolah-olah Hua Jin mengetahui akan keadaan Chen Xuan.

Tiba-tiba, dari balik asap tebal itu Chen Xuan melompat tinggi ke langit dengan sekelebat cahaya biru yang sangat cepat.

"Senior Shu! Kau kalah!" Secepat kilat Chen Xuan telah berada tepat di depan Shu Yan. Iya tersenyum dingin menatap sang lawan.

Ujung pedang milik Chen Xuan telah berada tepat di bawah dagu. Bahkan ujung pedang yang tajam itu menempel pada leher Shu Yan.

Membuat tubuh Shu Yan bergetar, matanya melotot melihat pada pedang yang siap untuk mengoyak lehernya.

Semua penonton bersorak akan pertarungan yang sangat begitu mendebarkan. Di atas panggung, Zhu Ya menjatuhkan tubuhnya dan kembali duduk di kursinya. Namun, jelas tergambar raut wajahnya yang sangat senang dengan segaris senyuman di bibirnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Darah   Raja Tempur

    "Tetua Zhu, kenapa kau menyembunyikannya dariku!" ucap Hua Jin dengan sangat marah."Ranah ekstrim? Mohon maaf Ketua, aku juga tidak tahu sama sekali!" jawab Zhu Ya.Ledakan!Petir menyambar dengan sangat dahsyat, menghujani lapangan Halaman Dalam dengan guntur. Awan menjadi begitu gelap, membawakan suasana yang begitu mencekik.Awan kelabu membuat pusaran di langit. Pusaran besar, semakin kecil dan semakin kecil lagi. Gemuruh guntur menyayat hati, cahaya kilat menyala-nyala di balik awan kelabu."Ada apa ini?" ujar Luo Tian. Pandangannya terangkat tinggi menatap langit, kedua matanya terbuka lebar, perasaannya di penuhi rasa cemas.Tetua Puncak Teratai, Hao Xiong maju selangkah ke depan. "Petir ini ... ini seperti petaka guntur surgawi!" kata Tetua Hao Xiong dengan sangat serius. Kedua matanya menatap gemuruh guntur yang cahayanya menyala-nyala di balik awan kelabu."Petaka guntur surgawi! Ba— bagaimana mungkin!" ucap Tetua Han Yue dengan sangat begitu terkejut.Bahkan setelah petir

  • Pendekar Pedang Darah   Pertarungan

    'Pergilah, beri pelajaran bocah tak tahu diri itu!' kata Duan Mu kepada Luo Tian menggunakan teknik telepatinya.Luo Tian tersenyum, 'Baik Guru!' jawab Luo Tian. Kedua matanya menatap Chen Xuan dengan tajam.Namun, cahaya biru berkelebat di langit. Chen Xuan melesat menggunakan langkah kilatnya, ia pun seketika telah berada tepat di samping Luo Tian. Tetapi, di saat ia menghunuskan pedangnya kepada Luo Tian. Pergerakannya disadari oleh tetua Duan Mu.Dengan cepat Tetua Duan Mu pun menghentikan aksi Chen Xuan.Tring!Benturan dua bilah pedang yang begitu nyaring. Membuat semua orang begitu terkejut atas serangan tiba-tiba yang di lancarkan oleh Chen Xuan."Xuan, apa yang kau lakukan!" teriak Zhu Ya dari atas panggung. Sangat begitu kaget.Wajah Hua Yun seolah-olah terbangun, kedua matanya terbuka lebar, sangat terkejut. "Ada apa dengan Chen Xuan ... apakah dia ....!"Saat itu, Hua Yun telah menyadari perasaan Chen Xuan terhadapnya. Di mulai dari perubahan sikap Chen Xuan terhadap Hua Y

  • Pendekar Pedang Darah   Dasar sampah

    "Omong kosong!" teriak Duan Mu dengan suaranya yang lantang, "Atas dasar apa dia menerima Pedang Dewa Petir, jika kau tidak menginginkan pedang itu, berikan saja kepada muridku, Luo Tian!" kata Duan Mu sangat kesal.Tetua Han Yue pun berbicara, "Ling'er, apakah kamu yakin?" tanya Tetua Han Yue. Ketika ia berbicara, ia sedikit memiringkan kepalanya, nampak bertanya dengan sangat serius.Suasana di tempat itu seketika menjadi kacau. Semua orang saling berbicara satu sama lain, merasa Xiao Ling'er terlalu melebih-lebihkan."Dia kalah dari senior Ling'er, bagaimana mungkin bocah itu memenuhi syarat untuk mendapatkan Pedang Dewa." kata seorang murid Sekte Awan Biru."Ya, kamu benar, bocah itu terlalu lemah untuk mendapatkan pedang dewa!"Namun, Xiao Ling'er kembali berkata, "Aku benar-benar telah membulatkan keinginanku, di dalam hidup ini aku hanya akan satu kali memilih seorang laki-laki, dan Chen Xuan adalah pilihanku." tegas Xiao Ling'er sembari mengibaskan gaun putihnya."Se— senior L

  • Pendekar Pedang Darah   Aku akan membunuhmu

    "Yun'er, Xuan, ayo kita berangkat!" ajak Zhu Ya.Dua hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari di mana penyerahan hadiah juara kompetisi Puncak Gunung, dan gelar sepuluh murid terbaik Sekte Awan Biru akan di laksanakan.Zhu Ya, sebagai tetua dari salah satu puncak Gunung tentu harus menghadiri upacara penyerahan hadiah dan gelar tersebut. Tetapi ia tidak berangkat sendirian, ia di temani oleh Chen Xuan dan juga Hua Yun. Zhu Ya pun membawa Chen Xuan dan juga Hua Yun terbang di udara.Halaman depan Sekte Awan Biru yang berada di Puncak Awan penuh sesak. Semua orang telah berkumpul di halaman. Di atas panggung, sembilan murid terbaik telah berkumpul, dan yang terakhir adalah Hua Yun, yang berhasil menjadi peringkat delapan murid terbaik tahun ini."Lihat, Senior Hua Yun sudah datang!" ucap salah satu murid Sekte Awan Biru. Menunjuk Hua Yun yang baru saja tiba dan mendarat di halaman depan Sekte Awan Biru, dengan penuh kharisma dan kecantikannya.Suasana yang sangat meriah, semua orang

  • Pendekar Pedang Darah   Hutan Bambu Hitam

    "Kau sudah bangun, Xuan!" kata Zhu Ya. Baru saja datang ke kamar tempat Chen Xuan berada.Kedatangannya membuat Chen Xuan, Chen Ling, dan juga Fan Hao mengangkat kepalanya. Kemudian mereka menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Zhu Ya."Guru!" kata Chen Xuan."Hm, baguslah kamu sudah bangun, tapi ...." kata Zhu Ya menggantung ucapannya. Ia segera memalingkan pandangannya kepada Fan Hao dan Juga Chen Ling."Apakah benar yang di katakan dua saudara kecil ini tentang Tetua Duan Mu?" tanya Zhu Ya sangat serius.Fan Hao dan juga Chen Ling pun kembali membungkuk, kemudian Fan Hao berkata, "Benar Tetua Zhu, aku memergoki tetua Duan Mu tengah berbicara dengan sosok misterius. Tetapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya mereka bicarakan, aku hanya mendengar samar tentang pembantaian Desa Embun Pagi." kata Fan Hao menjelaskan.'Hm, pada saat pertemuan semua tetua Puncak Gunung, Tetua Duan Mu memang tidak ikut dalam pertemuan tersebut, apakah dia benar-benar bersangkutan dengan tragedi Desa E

  • Pendekar Pedang Darah   Tiga bersaudara

    "Hua Yun!" ucap Chen Xuan. Ia begitu terkejut, tetapi nada bicaranya masih rendah dan lemah.Hua Yun menangis tersedu-sedu sembari memeluk Chen Xuan, "Syukurlah kamu telah sadarkan diri, adik." kata Hua Yun.Namun, Chen Xuan hanya bungkam dalam diam, bahkan membuang wajah ke samping. Di dalam hatinya, ia sangat merasa senang atas kehadiran Hua Yun, merasa senang karna Hua Yun masih memperdulikannya, perasaan itu masih melekat di dalam hatinya.Namun, ketika ia melihat Hua Yun, rasa sakit itu semakin menjadi-jadi, disaat ia mengingat ketika Hua Yun mengatakan bahwa Luo Tian adalah kekasihnya.Hua Yun melepaskan pelukannya, "Adik, kamu ... sejak kapan kamu berani memanggil aku seperti itu?!" tanya Hua Yun dengan kesal. Tatapannya tajam, kedua tangan menyilang di bawah dua puncak kembarnya yang menjulang tinggi."Ahh, tidak ... Aku ...." Chen Xuan menggantung ucapannya.Hua Yun segera memotong perkataan Chen Xuan, "Sepertinya ada yang salah denganmu, adik!" kata Hua Yun. Ia memegang kepa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status